Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
METODE EKSTRAKSI
Pada ekstraksi minyak nilam menggunakan 4 metode ekstraksi, yaitu
metode Randall, metode uap air (evaporasi), metode dehdidrodistilasi dan metode
DIC. Bahan yang digunakan dalam ekstraksi adalah daun nilam yang sudah
dikeringkan dari perkebunan masyarakta Aceh Barat dengan kada air 10% dengan
menggunakan pelarut kloroform, heksan dan aquades. Sedangkan, alat yang
digunakan yaitu mesin Randall type VELP solvent extraction SER 48/3, mesin
destilasi uap ESL/1000 produksi PIGNAT, mesin ekstraksi uap air dengan tipe
clevenger dengan evaporasi buchi type R-114, dan mesin DIC (dtente instantane
controle) tipe HTV (high temperature vapor), spatula, dan timbangan.
A. Metode Randall dengan menggunakan ekstraksi pelarut
Metode Randall ini menggunakan mesin VELP, type SER 48/3. Dengan
cara memasukkan daun nilam sebanyak 3,5 gr kedalam kantong selulosa no 22
yang sudah di potong-potong, kemudian diekstrak dengan menggunakan pelarut
kloroform dan heksan sebanyak 80 ml selama waktu yang ditentukan
pada penelitian kinetik dengan waktu (menit): 30, 60, 90, 120, 150, 180, 240, 360,
480. Kemudian, setelah diekstrak semua sampel di masukkan kedalam vial dan
dilakukan
analisis
dengan
menggunakan
analisis
gas
kromatografi
metode
Randall menghasilkan minyak atsiri dan bercampur menjadi satu dengan pelarut
(klorofom atau heksan)
Gambar 1. Perbandingan larutan kloroform dan heksan untuk minyak nilam pada
ekstraksi minimal 2 jam dan maksimal 6 jam, semakin tinggi
piktogram maka akan semakin banyak jumlah minyak atsiri yang
dihasilkan melalui satuan (Mcounts).
Ekstraksi dengan menggunakan metode Randall menghasilkan minyak
atsiri dan bercampur menjadi satu dengan pelarut (klorofom atau heksan) sehingga
metode ini digolongkan kedalam metode klasik. Dari hasil pengamatan
dan penelitian dengan menggunakan GC-MS pada grafik, menunjukkan bahwa
kloroform lebih efektif dibandingkan dengan heksandikarenakan piktogram
yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan heksan.Senyawa yang dipilih
dalam ekstraksi grafik ini adalahPatchouli alkohol (C15H26O).
B. Ekstraksi menggunakan uap air (evaporasi)
Metode evaporasi menggunakan 2 liter air yang dipanaskan kemudian
dimasukkan 50 gram daun nilam. Bahan baku dan air tidak menyatu namun uap
air akan bercampur dan menghasilkan komposisi minyak atsiri, waktu ekstraksi
yang digunakan adalah 1, 3, 5, dan 7 jam, semua sampel dipisahkan dengan
menggunakan kloroform dan heksan yang bertujuan menghilangkan air didalam
minyak atsiri dan di simpan di dalam vial untuk di analisa komposisi dengan
menggunakan gas kromatografi (GC MS).
Ekstraksi dengan distilasi uap merupakan metode ekstraksi pada industri
parfum. Pada percobaan ini dilakukan uji kinetik ekstraksi selama 7 jam. Dalam
percobaan ini, minyak atsiri nilam yang dihasilkan pada titik optimum 3%.
Jumlah total minyak yang diekstraksi akan meningkat seiring dengan waktu,
namun peningkatan ini lama kelamaan akan menjadi lemah,ekstraksi awal 0,35 g
untuk jam pertama, kemudian 0,3 g setelah 3 jam, 0,28 g setelah 5 jam dan 0,22 g
pada saat 7 jam ekstraksi.Total minyak atsiri dari minyak nilam (Patchouli oil)
dihasilkan sebesar 1,174 gr (gambar 2) dengan kelembaban bahan baku 10,74%
dan rendemen 2,63% berat kering.
T
abel 1. Hasil ekstraksi dengan menggunakan DIC
E. Microwave-Assisted Hydrodistillation (MAHD)
MAHD dikembangkan untuk ekstraksi esensial oil dari tanaman nilam.
Energi microwave, dengan frekuensi 2,45 GHz yang memiliki efek signifikan
pada laju beragai proses di kimia industri dan makanan. Proses pemanasan yang
cepat merupakan keuntungan microwave. Bahkan, ketika microwave diradiasi
dengan biomaterial akan dapat memaksa cairan berdifusi keluar sel.
Tanaman nilam dari perkebunan Jatim, daun dipisahkan dari batang dan
dipotong dengan ukuran sekitar 2 cm. Kemudian daun dikeringkasn pada sushu
kamar selama beberapa hari. Setelah pengeringan, kadar kelembapan pada daun
18,5-22,5% dan menggunakan air destilasi sebagai solven ekstraksi. Berikut ini
metode ekstraksi dengan MAHD, yaitu operasikan generator mokrowave pada
280, 420, 560 dan 700 Watt. Seratus gram daun nilam diletakkan dalam glass
chamber yang berisi 1500 ml air destilasi. Glass chamber adalah setup dalam
kavitas
oven
mikrowave
yang
dihubungkan
dengan
kondensor
untuk
mengumpulkan esensial oil yang diekstrak. Setiap percobaan dimulai dengan suhu
800C. Selama proses, suhu air diukur dengan thermocouple. Data sistem akuisisi
mencatat perubahan suhu selama ekstraksi. Kemudian, esensial oil yang diperoleh
dipisahkan dari kondensat lelu ditimbang dan didimpan dalam vial tertutup untuk
analisa lebih lanjut.
nilai
optimum
masing-masing
adalah
metode
Randall
BAB IV
METODE ANALISIS DAN KONTROL KUALITAS
Daerah penghasil minyak atsiri di Indonesia umu mnya di dominasi dari
daerah Jawa Timur, Sumatera dan Sulawesi sedangkan produksi dari Kalimantan
masih sangat sedikit. Dan mutunya pun kebanyakan masih di bawah standar yang
ada. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat me
mpengaruhi mutu dari minyak yang dihasilkan seperti misalnya pemilihan bibit
yang tepat, teknik budidaya, pemanenan, penanganan pasca panen serta pada saat
pengolahan minyak atsiri. Sedangkan analisa mutu meliputi : warna, berat jenis,
indeks bias, dan kelarutan, dimana hasil yang diperoleh dari percobaan ini akan
dibandingkan dengan SNI.
A. Warna
Dengan memperhatikan warna minyak yang diperoleh setelah dijernihkan
terlebih dahulu dengan menggunakan MgCl sehingga sisa air yang masih terdapat
pada minyak dapat dipisahkan. Untuk SNI warna minyak nilam kuningkecoklatan kemerahan. Jadi, untuk hasil minyak nilam yang diperoleh masih
dalam rentang SNI baik yang dicincang (pengecilan ukuran) berwarna kuning
maupun tidak dicincang berwarna coklat kemerahan. Semakin coklat minyak
nilam yang diperoleh mengindikasikan kandungan PA minyak nilam tersebut
semakin rendah.
B. Indeks bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam
udara dengan kecepatan cahaya didalam minyak nilam pada suhu tertentu. Indeks
bias minyak nilam berhubungan erat dengan komponen berantai panjang seperti
sesquiterpen atau komponen bergugus oksigen dalam minyak nilam. Sama halnya
dengan bobot jenis, dimana komponen penyusun minyak nilam dapat
mempengaruhi nilai indeks biasnya. Semakin banyak komponen berantai panjang
Bilangan ester untuk minyak nilam tanpa dicincang adalah 10 yang artinya
sama dengan nilai bilangan ester berdasarkan SNI yang ma ksima l adalah 10.
Sedangkan untuk minyak nila m dari Dicincang memiliki bilangan ester 8,25 yang
artinya mutu minyak tersebut masih baik.
G. Kandungan logam
Warna gelap pada minyak nilam disebabkan karena kandungan logam
tinggi yang terjadi selama proses penyulingan yang menggunakan ketel yang
terbuat dari logam besi, seperti drum atau plat besi, oleh karena itu keberadaannya
dalam minyak harus dikurangi dengan pemurnian secara kompleksometri. Bahwa
dengan penurunan kadar logam, terjadi perubahan warna minyak yang sangat
signifikan yaitu dari coklat tua menjadi kuning jernih, itu menandakan terjadinya
peningkatan nilai transmisi (kejernihan). Peningkatan transmisi tersebut seiring
dengan penurunan kadar logam Fe dalam sampel minyak nilam yaitu dari 384
ppm sebelum pemurnian menjadi 19,60 ppm untuk pengkelat EDTA, menjadi 36
ppm untuk pengkelat asam sitrat dan menjadi 42 ppm untuk pengkelat asam
tertarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EDTA menghasilkan minyak
dengan kandungan Fe paling rendah, kemudian disusul berturut-turut oleh asam
sitrat dan asam tartarat. Hal ini bias terjadi karena EDTA mempunyai kemampuan
yang lebih besar dalam mengikat Fe dibanding asam sitrat maupun asam tartarat,
hal ini disebabkan pada EDTA terdapat 6 pasang elektron bebas yang berasal dari
gugus C=O dan atom N. Asam sitrat hanya memiliki 3 pasang elektron bebas,
sementara asam tartarat hanya mempunyai 2 pasang elektron bebas. Di samping
itu, semakin tinggi konsentrasi pengkelat dan semakin lama pengadukan, dapat
menurunkan kandungan logam Fe di dalam minyak nilam. Kandungan Fe
terendah yang dapat dicapai pada minyak nilam adalah 19,60 ppm dihasilkan oleh
kombinasi perlakuan EDTA konsentrasi 1,50% dengan lama pengadukan 120
menit.
Kandungan komponen utama didalam minyak menentukan mutu minyak
tersebut. Standar Nasional Indonesia menentukan kandungan patchouli alkohol
dalam minyak nilam minimal 30,0%. Patchouli alkohol dalam minyak nilam
sangat dipengaruhi oleh bahan pengkelat, konsentrasi pengkelat, lama waktu
pengadukan maupun. Kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam hasil
pemurnian berkisar antara 30,16% -32,16%. Untuk parameter lain seperti indek
bias dan bilangan ester tidak menunjukkan peningkatan signifikan terhadap mutu
ninyak nilam.
DAPUS
Hamidi N. Extraction of Essential Oils From Patchouli Plant Using Advanced
Techniques of Microwave-Assisted Hydrodistillation.
ARPN Journal of