Vous êtes sur la page 1sur 7

Pembangunan

Internasional

Pelabuhan

Perikanan

bertara

Design
Pelabuhan
Perikanan
Sebagai
Solusi
Pengembangan Infrastruktur guna mendukung Makassar
sebagai poros maritime indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau
sebanyak 17.504 buah dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer persegi.
Selain itu, Indonesia memiliki wilayah laut seluas dua pertiga dari total luas
teritorialnya, yakni sebesar 5,8 juta kilometer persegi yang terdiri dari wilayah
teritorial sebesar 3,2 juta kilometer persegi dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) 2,7 juta kilometer persegi. Posisi Indonesia yang strategis, terletak
antar benua yang menghubungkan negara-negara dengan ekonomi maju. Dengan
cakupan yang demikian besar dan luas tersebut, potensi sektor maritim dipastikan
mampu memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi kelangsungan
pembangunan nasional kini dan ke depan. Faktor-faktor ini menjadi penyebab
Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Makassar merupakan kota terbesar di kawasan Indonesia Timur dan terletak
di pesisir barat daya pulau sulawesi yang berbatasan langsung dengan Selat
Makassar di sebelah barat. Makassar memiliki titik strategis yang bisa memberikan
peluang besar untuk memfasilitasi Indonesia menjadi pusat Industri perikanan dan
pariwisata. Tantangan sekaligus peluang yang dihadapi berupa kurangnya fasilitas
penyimpanan hasil laut serta tataniaga yang buruk khusus wilayah Makassar dan
sekitarnya. Salah satu wilayah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang
besar adalah selat makassar yang masuk dalam Wilayah Pengelolahan Perikanan
(WPP). Penetapan WPP ini berdasarkan pada peraturan menteri perikanan dan
kelautan nomer 18.tahun 2014.
Pulau Lae-lae merupakan salah satu pulau di wilayah provinsi sulawesi
selatan yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Potensi ini memiliki
banyak kendala seperti keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia
nelayan. Maka, untuk menangani permasalah dalam keterbatasan infrastruktur
tersebut dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang berkala. Infrastruktur yang
kami maksud adalah Pembangunan Pelelangan Ikan yang di dukung oleh sektor
Pariwisata.
Pelelangan Ikan yang kami maksud pelelangan ikan yang dapat
mempertahankan mutu ikan secara maksimum tanpa mengabaikan sanitasi di
tempat pelelangan tersebut. Sanitasi yang baik merupakan penunjang kinerja dan
operasional pelabuhan. STBMP merupakan pendekatan yang akan kami gunakan
agar pengembangan Pelabuhan Perikanan tidak menganggu kondisi perairan sekitar

dengan adanya permasalahan diatas maka


mengangkat sebuah karya tulis dengan judul

kami

Salah satu pembangunan wilayah pesisir adalah pembangunan pelabuhan


perikanan.Keberadaan
dari
pelabuhan
sangat
dibutuhkan
dalam
memperlancar kegiatan-kegiatan perikananterutama perikanan tangkap.
Kegiatan-kegiatan perikanan tersebut meliputi pendaratan kapal,tempat
pelelangan ikan, penanganan hasil tangkap dan lain sebagainya. Tujuan
dari pembangunan pelabuhan perikanan antara lain dapat meningkatkan tar
af hidup nelayan,mendorong perluasan kesempatan kerja, mendorong
pengembangan ekonomi daerah/wilayahsekitar, meningkatkan pendapatan
daerah dan bisa mengoptimalkan pengelolaan sumberdayaikan

Potensi sektor maritim yang sangat besar tersebut belum secara optimal
ditransformasikan sebagai sumber kemajuan dan kemakmuran rakyat. Hal ini dapat
diindikasikan dari rendahnya kontribusi ekonomi sektor tersebut terhadap Produk

Domestik Bruto selama ini. Kontribusi ekonomi yang berasal dari pemanfaatan
potensi sumber kelautan dari sektor perikanan (tahun 2013) baru mencapai angka
kurang dari 4 persen PDB nasional. Kontribusi ekonomi maritim di sektor
pertambangan juga dicatat masih relatif rendah. Belum lagi bicara kontribusi
ekonomi yang berasal dari potensi pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi
maritim, energi, pariwisata bahari, pelayaran, angkutan laut, jasa perdagangan,
industri maritim, pembangunan maritim (konstruksi dan rekayasa), benda berharga
dan warisan budaya, jasa lingkungan, konservasi hingga biodiversitasnya.

Oleh karena itu, diperlukan kerja keras untuk mengoptimalkan sumberdaya maritim
secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan untuk menunjang
pembangunan nasional yang mandiri, maju, adil dan makmur. Apalagi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 3
(2015-2019) telah bertekad
memantapkan
pembangunan
secara
menyeluruh
dengan
menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan IPTEK.

Komitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia tersebut perlu


didukung oleh pemajuan iptek melalui kegiatan riset. Untuk itu, Dewan Riset
Nasional, sebagai lembaga non struktural yang bertugas merumuskan arah,
prioritas utama dan kerangka kebijakan pembangunan iptek berusaha menghimpun
berbagai pemikiran tentang iptek untuk pembangunan sektor kemaritiman,
sehingga komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim
dunia dapat diwujudkan. Upaya tersebut dilakukan melalui Dialog Nasional yang
melibatkan berbagai kalangan ilmuwan, akademisi, bisnis, pengambil kebijakan dan
masyarakat .

Untuk itu, Dewan Riset Nasional telah menyelenggarakan Dialog Nasional dengan
tema : KONTRIBUSI STRATEGIS IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN POROS MARITIM DUNIA
pada hari Rabu, 10 Desember 2014 di Ruang Komisi 2 & 3, Lantai 3 Gedung BPPT II,
Jakarta dengan tujuan :

1.
Menghimpun pendapat dan masukan untuk Agenda Riset Nasional 2015-2019,
khususnya dalam bidang industri pangan, energi, transportasi, TIK, hankam,
kesehatan dan obat, material maju dan sosial humaniora yang berbasis
kemaritiman,

2] Menghimpun pendapat dan masukan tentang strategi meningkatkan kontribusi


iptek dalam mendukung pembangunan kemaritiman melalui penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan hasil riset dan untuk kemandirian dan daya saing
industri maritim nasional

Workhshopdibuka oleh Pejabat Ketua DRN, Ir. Betti Alisjahbana dan dihadiri oleh
kurang lebih 129 peserta terdiri dari Anggota DRN, Kementerian Ristek & Dikti,
Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, Badan Litbang Lembaga/Kementerian,
Dewan Riset Daerah Provinsi & Kabupaten/Kota, Bappeda Pemda, BPPT, BMKG,
Universitas, PINDAD dan para peneliti lembaga terkait.

Dengan menampilkan dua Keynote Speech pada Dialog Nasional ini adalah 1] Dr.
Ir.Indroyono Susilo, Menteri Koordinator Kemaritiman, 2] Prof Dr. Mohammad Nasir,
Menteri Riset, Teknologi dan Dikti, diwakili oleh Staf Ahli Menristekdikti Bidang
Hankam, Dr. Teguh Rahardjo, yang dilanjutkan presentasi Sessi I dengan
dimoderatori oleh Dr. Bambang Setiadi, M.Sc, serta menampilkan 3 narasumber
yaitu :

1]
Prof Dr. Ir. Djauhar Manfaat, Anggota DRN Komtek Transportasi / Guru Besar ITS
dengan tema : Kontribusi Iptek Transportasi Laut dalam Mewujudkan Proros Maritim
Dunia;

2]
Prof Dr. Muhammad Dimyati, Deputi Pendayagunaan Iptek Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Kemudian sessi II dimoderatori oleh Dr. Iding Chaidir, M.Sc. dengan menampilkan 3
narasumber yaitu :

1]
Dr. Ridwan Djamaluddin/Deputi TPSA BPPT dengan tema : Dukungan Iptek
Untuk Eksplorasi dan Eksploitasi Sumberdaya Maritim;

2]
Rizaldi Indra Janu, SE., MBA/Badan Keamanan Laut dengan tema :
Pengembangan Sistem Diteksi Peringatan Dini-Over The Horizon Untuk Pertahanan
dan Keamanan Maritim.

Kesimpulan sementara Dialog Nasional dengan tema : Kontribusi Strategis Iptek


Untuk Mewujudkan Poros Maritim Dunia adalah sebagai berikut :

Indonesia dikarunia potensi maritime (transportasi laut, kapal, pelabuhan,


lingkungan), dan kelautan ( sumber daya laut) yang maha besar, yang selama ini
belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat.

Poros maritime yang digagas oleh pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kala dinilai
sebagai tepat sebagai visi, citacita, doktrin dari sebuah bangsa besar untuk menuju
Indonesia yang maju dan sejahtera, harus dapat ditindaklanjuti dalam sebuah
platform dan program yang kongkrit, efisien dan berkelanjutan.

Dalam mengelola Negara kepulauan, Negara harus berani hadir dan


mengedepankan ke-Indonesiaannya melalui teknologi dan industri yang dihasilkan
oleh anak bangsa sendiri, bukan(selalu) membeli barang dan teknologi yang
berorientasi murah harganya dari luar negeri.

Untuk mewujudkan pembangunan poros maritime diperlukan waktu yang tidak


sebentar, untuk itu Indonesia perlu memulainya dengan mengerahkan seluruh
sumberdaya, termasuk bekerjasama berbagai pihak. Dalam konteks ini, Iptek dapat
memberikan kontribusi strategis paling tidak dalam bidang pengembangan ekonomi
maritim, penguatan konektifitas maritime nasional, pemberantasan illegal fishing,
serta penguatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional.

Pelabuhan Perikanan Lae-Lae memiliki peranan strategis dalam pengembangan


perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat kegiatan perikanan laut Provinsi
Sulawesi Selatan, penghubung antara nelayan dengan pengguna-pengguna hasil
tangkapan serta tempat berinteraksinya berbagai kepentingan masyarakat pantai.
Pembangunan fasilitas yang tersedia di Pelabuhan Perikanan Lae-Lae seperti
dermaga dan kedalaman kolam pelabuhan yang belum sesuai diduga dapat
menjadi penghambat kelancaran operasional PPN Karangantu. Strategi
pengembangan diperlukan agar PPN Karangantu memiliki arah yang jelas dalam
mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi pengembangan yang tepat akan

mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap berbagai aktivitas yang ada
di dalam lingkungan PPN Karangantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kapasitas dan ketersediaan fasilitas di PPN Karangantu, tata kelola fasilitas di PPN
Karangantu dan merumuskan strategi pengembangan PPN Karangantu. Analisis
yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan PPN Karangantu
menggunakan pendekatan SWOT. Kapasitas dan ketersediaan fasilitas serta tata
kelola fasilitas di PPN Karangantu dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat beberapa fasilitas yang kapasitasnya belum
memenuhi, Slipways, kapasitas pabrik es dan kapasitas SPDN, sehingga perlu
pengembangan terhadap fasilitas tersebut. Rancangan pengembangan ditinjau dari
kapasitas dan ketersediaan fasilitas adalah peningkatan kapasitas fasilitas dan
ditinjau dari tata kelola fasilitas adalah peningkatan kualitas serta kuantitas SDM.
Strategi pengembangan PPN Karangantu berada pada kuadran III, alternatif strategi
yang dapat ditempuh meliputi pengembangan dan penambahan fasilitas, perluasan
lahan pelabuhan dan peningkatan sistem informasi.

Abstrak: Pengembangan Pelabuhan Perikanan dalam Rencana Penyerapan Tenaga


Kerja Masyarakat Pesisir (Studi pada Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong Kabupaten Lamongan). Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
memilki peranan strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir
Brondong dan sekitarnya, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisa pengembangan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dalam rencana penyerapan tenaga kerja
masyarakat pesisir serta untuk mengetahui faktor pendukung dan
pengahambatnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong meliputi dua jenis pengembangan yaitu pengembangan fisik dan
pengembangan nonfisik. Di Area pengembangan selain didukung dengan fasilitas
fasilitas yang memadai juga akan dibangun unitunit usaha maupun dalam bentuk
industri. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan beroperasinya industri, maka
akan ada penyerapan tenaga kerja didalamnya. Namun agar pengembangan
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong tidak menganggu kondisi perairan
sekitar, maka wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Vous aimerez peut-être aussi