Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KALA I
A. ANALISA DATA
NO
.
1.
DATA
ETIOLOGI
DS:
Agen cedara biologis
Klien mengatakan nyeri kenceng-kenceng semakin sering (kontraksi uterus,
dilatasi serviks)
dan kuat, perut terasa mules.
pengkajian nyeri:
P : dilatasi serviks dan peregangan jaringan
Q: seperti diremas-remas dan mules
R: Perut bagian bawah
S: 8
T: hilang timbul
DO:
G 1P 0 A0, UK 40+6 minggu,
TFU : 25 cm, pembukaan : 4 cm, His teratur dan kuat 3 x
40 selama 10 menit
TTV:
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/m
RR : 20 x/m
S : 36,70C
Adanya lendir bercampur darah
Klien tampak melakukan relaksasi nafas dalam saat nyeri
dirasakan
Ibu tampak cemas, tegang, terlihat kesakitan, gelisah,
menarik nafas dalam saat merasakan kontraksi dan nyeri
Suami klien tampak menggosok punggung klien saat klien
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri Akut
merasakan nyeri
Klien dalam posisi miring
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis : kontraksi uterus, dilatasi serviks
C. INTERVENSI
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)
KEPERAWATAN
Nyeri
akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada
berhubungan
dengan kala I 1x7 jam diharapkan nyeri berkurang
agen cedera biologis dengan kriteria hasil:
1. Skala nyeri berkurang (nyeri berkurang
(kontraksi
uterus,
dari skala 7-9 menjadi 7)
dilatasi serviks)
2. Klien mampu mengontrol nyeri dengan
manajemen nyeri: relaksasi napas dalam
dan massase punggung
3. Klien menunjukkan kenyamanan setelah
nyeri berkurang
4. TTV dalam batas normal:
TD : 110/60 120-80 mmHg
N : 60-100 x/m
RR : 16-24 x/m
S : 36,5-37,5 C
D. IMPLEMENTASI
INTERVENSI (NIC)
1. Kaji nyeri secara komprehensif
2. Monitor reaksi verbal dan nonverbal
3. Pertahankan
tehnik
nonfarmakologis
yaitu
teknik
relaksasi napas dalam
untuk
mengontrol nyeri
4. pertahankan posisi miring kiri
5. Monitor keadaan umum, dan vital
sign
N
O
1
HARI/TG
L
Kamis , 25
Agustus
2016
DIAGNOSA
KEPEAWATAN
Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
cedera biologis
(kontraksi uterus,
dilatasi serviks
JAM
08.4
0
08.4
5
IMPLEMENTASI
RESPON KLIEN
1. Melakukan pengkajian S:
nyeri secara
Klien mengatakan nyeri tidak
komprehensif
tertahankan saat kencengkenceng
pengkajian nyeri:
P:
proses
persalinan,
dilatasi serviks, kontraksi
uterus
Q: seperti diremas-remas
dan mules
R: pada pinggang dan
bawah perut
S: 7-8
T: hilang timbul
2. Memonitor reaksi
verbal dan nonverbal
O:
TTV
TD : 110/68 mmHg
N : 85x/m
RR : 24 x/m
S : 36,80C
Klien tanpak meringis dan
merintih
kesakitan
saat
terjadinya kontraksi
Klien tanpak menarik nafas
pada saat merasakan kontraksi
PARAF
dan nyeri
S: -
08.5
5
3. Mempertahankan
tehnik
nonfarmakologis yaitu
teknik relaksasi napas
dalam untuk
mengontrol nyeri
O:
wajah meringis menahan
sakit, klien sesekali teriak dan
menangis
bila
kencengkenceng
klien tampak
mampu
mengontrol
nyeri
yang
dirasakan dengan nafas dalam
S: -
4. Mempertahankan
posisi miring kiri
O:
klien dalam posisi miring
09.0
5
S:5. Memonitor KU dan
vital sign
09.3
0
O:
KU: baik, composmentis
TTV
TD : 115/60 mmHg
N : 91 x/m
RR : 22 x/m
: 36,5 0C
E. EVALUASI
N
O
1
HARI/TG
L
Kamis,
25 Agustus
2016
Jam : 09.40
DIAGNOSA
KEP.
Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
cedera biologis
(kontraksi uterus,
dilatasi serviks)
PARAF
A:
Nyeri akut teratasi sebagian
P:
Observasi Keadaan umum dan vital sign
Mempertahankan tehnik nonfarmakologis yaitu teknik relaksasi
napas dalam untuk mengontrol nyeri
Mempertahankan posisi miring kiri
2. KALA II
A. ANALISA DATA
NO
1
DATA
DS:
Klien mengatakan adanya dorongan ingin meneran,
perutnya kenceng ingin meneran dan ingin BAB
Pengkajian nyeri:
P: kontraksi uterus, peregangan jaringan, dilatasi
seriks, kompresi saraf, tekanan mekanik
Q: seperti ingin mengedan dan BAB
R: pada vulva dan perut bagian bawah
S: 7-8
T: terus menerus
DO:
ETIOLOGI
Faktor persalinan
(peregangan jaringan,
dilatasi serviks,
kontraksi uterus,
kompresi saraf,
tekanan mekanik)
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri akut
PARAF
DS:
Faktor proses
ibu mengatakan perutnya kenceng ingin meneran persalinan
dan ingin BAB
DO:
G 1P0A0 UK 40+6 minggu
TFU : 25 cm, Pembukaan 10 cm, His kuat teratur 6 x
30 selama 10 menit
DJJ: 149 x/m
Kepala janin sudah tampak di vulva
Perineum menonjol, portio tidak teraba, kepala janin
tampak divulva, presentasi kepala
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan faktor persalinan; peregangan jaringan, dilatasi serviks, kontraksi uterus, kompresi saraf, tekanan
mekanik
2) Resiko cedera pada janin berhubungan dengan faktor proses persalinan
C. INTERVENSI
N
O
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan
faktor persalinan; peregangan
jaringan,
dilatasi
serviks,
kontraksi uterus, kompresi saraf,
tekanan mekanik
INTERVENSI (NIC)
1. Kaji nyeri secara komprehensif
2. Monitor reaksi verbal dan nonverbal
3. Berikan dukungan dan informasi
berhubungan dengan kemajuan
persalinan
4. Anjurkan klien atau pasangan untuk
mengatur upaya mengedan dengan
spontan dan mendorong selama
kontraksi
5. Pertahankan posisi litotomi untuk
mengedan, dan anjurkan beristrahat
diantara kontraksi
D. IMPLEMENTASI
N
O
1
HARI/TG
L
Kamis,
25 Agustus
2016
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut
berhubungan
dengan faktor
persalinan;
peregangan
jaringan, dilatasi
serviks, kontraksi
uterus, kompresi
JAM
IMPLEMENTASI
09.30
1. Mengkaji
nyeri
komprehensif
RESPON KLIEN
secara S:
klien
mengatakan
nyeri
tidak
tertahankan dan ingin
mengedan
pengkajian nyeri:
P : peregangan
jaringan, tekanan
PARAF
saraf, tekanan
mekanik
09.35
mekanik, kompresi
saraf,
proses
persalinan
Q: seperti ingin
mengedan
dan
BAB
R: pada vulva dan
bagian
bawah
perut
S: 7-8
T: terus menerus
O:
2. Memonitor reaksi verbal dan
nonverbal
09.40
klien
terlihat
menahan nyeri, klien
tampak
mengedan,
klien tampak tegang
Klien
tampak
sebentar
meneran
karena
mengeluh
kelelahan
terlihat
informasi
tentang
kemajuan kepala janin
dan
proses
pengeluaran bayi
09.47
10.10
Kamis,
25 Agustus
2016
10.05
S:O:
Hidup,
jumlah
tunggal,
presentasi
kepala
DJJ:149 x/m
10.10
2. Mengkaji
persalinan
kemajuan S: O:
kepala janin tampak
maju dengan usaha
mengedan dari klien
10.15
3. Memonitor lingkungan yang S:aman dan nyaman
O:
lingkungan persalinan
bersih dan aman,
bidan menggunakan
alat medis DTT
10. 15
4. Melakukan
kontraksi
DJJ
diantara S: O:
DJJ : 149 x/m,
dilakukan
DJJ
diantara kontraksi
10.20
S:5. Memonitor keadaan ibu dan
bayi
selama
proses
O:
persalinan
ibu
tampak
lemas,
10.20
O:
vulva
licin
melebar
10.25
dan
S:O:
bidan
melakukan
episiotomy
mediolateral
untuk
membuka jalan lahir
10.27
8. Mengobservasi
infeksi
tanda-tanda
S: O:
cairan
amniotic
tampak
tidak
berwarna dan tidak
berbau
10.30
S:-
10. 35
keluarnya bayi
O:
Apsgar skor 1 menit:
9
10. Mempertahankan
aseptic
tindakan
S:O:
bayi
dtempatkan
lingkunganyang
bersih,
dan
diguanakan
alat
medis DTT
E. EVALUASI
N
O
1
HARI/TGL/JA
M
Kamis,
25 Agustus 2016
jam: 10.33
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut
berhubungan
dengan faktor
persalinan;
peregangan
jaringan, dilatasi
serviks, kontraksi
uterus, kompresi
saraf, tekanan
mekanik
PARA
F
Kamis,
25 Agustus 2016
jam: 10.33
P:
Pertahankan lingkungan aman dan nyaman,
monitor apsgar score 5 menit
lakukan IMD
3. KALA III
A. ANALISA DATA
N
O
1
DATA
DS: DO:
ETIOLOGI
Perdarahan
pervagina
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervagina
MASALAH
KEPERAWATAN
Resiko kekurangan
volume cairan
PARAF
C. INTERVENSI
N
O
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko kekurangan volume
cairan berhubungan
dengan perdarahan
pervagina
INTERVENSI (NIC)
Setelah
dilakukan
tindakan
asuhan
keperawatan selama kala III , 1x10 menit
dengan tujuan volume cairan seimbang, dengan
Kriteria Hasil:
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Fluid balance : kebutuhan volume cairan
seimbang
3. Turgor kulit elastis
4. Membrane mukosa lembab
5. Vital sign dalam rentang normal
TD 110/60 120-80 mmHg
Nadi 60-100 x/m
RR 16-24 x/m
S 36-37,5 C
D. IMPLEMENTASI
N
O
1
HARI/TG
L
Kamis , 25
Agustus
2016
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan perdarahan
JAM
10.30
IMPLEMENTASI
RESPON KLIEN
PARAF
pervagina
10.30
2. Memberikan
oksitosin
injeksi
O:
injeksi oksitosin diberikan
1A/IM
S: -
10.33
3. Fasilitasi IMD
O:
dilakukan IMD
10.33
10.35
dibawah pusat
10.37
S:6. Memonitor
perdarahan
jumlah O:
keluar
perdarahan
pervagina 200 cc
10.40
S:-
10.41
7. Memberikan
injeksi O:
Diberikan
methylergometrine 1 amp /
IM
methylergometrine 1 amp /
IM
S:-
10.45
8. Memonitor
membrane O:
mukosa dan turgor kulit
mukosa bibir lembab,
turgor kulit elastis
S:9. Memonitor input dan output
O:
Input RL 20 tpm 300cc, teh
HARI/TGL/JA
M
kamis, 25
Agustus 2016
Jam : 10.50
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko kekurangan volume
cairan berhubungan dengan
perdarahan pervagina
PARAF
P:
4. KALA IV
A. ANALISA DATA
N
O
1
DATA
DS:
klien mengatakan nyeri pada area vulva
pengkajian nyeri:
P: hecting luka episiotomy
Q: seperti tertusuk-tusuk dan perih
R: perineum dan vulva
S: 8
T:terus menerus
DO:
Klien terlihat merintih kesakitan
Dilakukan hecting luka episiotomy
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
ETIOLOGI
Agen cedera
biologis
MASALAH
KEPERAWATAN
Nyeri akut
PARAF
RR : 20 x/m
S : 36,5 c
Nilai APGAR : 9
BB Bayi : 2940 gram
PB :48 cm
LLA : 11cm
LK: 32 cm
LD: 32 cm
DS:DO:
Proses persalinan kala IV
Perdarahan pervagina 200 cc
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,5 c
Mukosa bibir pucat, klien terlihat lemas
Luka episiotomy sepanjang 3 cm
Dilakukan hecting luka episiotomi
Dilakukan kuret pada dalam uterus
DS:
kklien mengatakan letih habis melahirkan
Resiko infeksi
Proses persalinan
Keletihan
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis:luka episiotomy
b. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir dan prosedur invasif
c. Keletihan berhubungan dengan situsional: proses persalinan
C. INTERVENSI
N
O
1
DIAGNOSA
TUJUAN DAN KRITERIAN HASIL
KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan kala
dengan agen cedera IV 1x2 jam diharapkan nyeri berkurang dengan
biologis
(luka kriteria hasil:
1. Skala nyeri berkurang (nyeri berkurang
episiotomy)
dari skala 8 menjadi 8)
2. Klien mampu mengontrol nyeri dengan
manajemen nyeri: relaksasi napas
INTERVENSI
1.
2.
3.
4.
5.
Resiko infeksi
berhubungan dengan
trauma jalan lahir (luka
episiotomy)
D. IMPLEMENTASI
N
O
1
HARI/TG
L
Kamis,
25 Agustus
2016
DIAGNOSA
JAM
KEPERAWATAN
Nyeri
akut 10.50
berhubungan
dengan agen cedera
biologis:luka
episiotomy
10.50
IMPLEMENTASI
RESPON KLIEN
10.55
3. Mengobservasi
perineum
luka
O:
Luka episiotomy 3 cm,
Dilakukan jahitan dengan
catgut
S:-
PARAF
11.05
4. Memimpin
ibu
melakukan nafas dalam
O:
ibu terlihat rileks dengan
tehnik nafas dalam saat
nyeri dirasakan
S:5. Menganjurkan
suami/keluarga
menemani klien
untuk O:
11.07
6. Mengobservasi
tanda vital
tanda-
11.30
Kamis,
25 Agustus
2016
Resiko
infeksi 10.55
berhubungan
dengan
trauma
jalan lahir (luka
episiotomy)
11.08
1. Mempertahankan
S:lingkungan tempat tidur
O:
bersih
Membersihkan
sisa-sisa
darah di perlak dengan
waslap dengan cairan
clorin
sudah
mampu
dengan pasien
mendemonstrasikan
mencuci tangan
11. 10
cara
S:3. Menggunakan
sarung
O:
tangan dalam melakukan
bidan
menggunakan
tindakan
sarung tangan steril dalam
melakukan tindakan
11.10
S:-
11.15
4. Mempertahankan tehnik O:
luka dijahit dengan catgut
aseptic dalam melakukan
steril dan alat medis DTT
tindakan
membersihkan bekas/sisa
darah dan mengganti
underpet
sebelum
melakukan jahitan
mengganti sarung tangan
baru yg steril
S:5. Melakukan
monitor
tanda dan gejala infeksi
Kamis,
Keletihan b.d
10.50
O:
25 Agustus
2016
situasional : proses
melahirkan
mobilisasi
S:O:
klien mengatakan masih
lemas dan nyeri bila
miring kiri dan miring
kanan
11.00
S:3. Membatasi pengunjung
O:
ibu dan
menemani
bergantian
suami klien
klien secara
11.35
S:
4. Mengajarkan
mobilisasi/ambulasi
O:
klien kooperatif
11.40
S: -
11.45
5. Memberikan
asupan
makanan sumber energy
yang adekuat
O:
porsi makan dihabiskan
S: O:
6. Mendorong
untuk
istirahat yang cukup
E. EVALUASI
NO
.
1
HARI/TGL/JA
M
Kamis,
25 Agustus 2016
Jam : 11.50
DIAGNOSA
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)
KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan S:
pengkajian nyeri:
dengan agen cedera
P: luka episiotomy
biologis
(luka
Q: seperti tertusuk-tusuk
episiotomy)
R:pada perineum dan vulva
S: 7
PARAF
O:
Klien tampak rileks dan sesekali wajah
terlihat meringis dan merintih
Dilakukan hecting dengan cat gut
Luka episiotomy sepanjang 3 cm
Suami klien mensuport klien
Perawat memimpin teknik napas dalam saat
nyeri
Infuse RL 20 tpm
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m
RR : 20 x/m
S : 36 C
A:
Nyeri akut teratasi sebagian
P:
monitor KU, VS
pertahankan posisi nyaman
anjurkan keluarga/suami selalu menemani
pasien
2
kamis,
25 Agustus 2016
jam 11.50
Resiko
infeksi S:berhubungan
dengan O:
Ku: baik, composmentis
trauma jalan lahir (luka
TTV
episiotomy)
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m
RR : 20 x/m
S : 36 C
Lingkungan tempat tidur bersih
Keluarga kooperatif mendemonstarsikan
mencuci tangan sebelum dan sudah kontak
dengan pasien seperti yang telah di ajarkan
Tindakan medis menggunakan tehnik yang
aseptic
A:
Masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P:
Pertahankan lingkungan yang bersih
Batasi pengunjung
Pertahankan tehnik aseptic dalam melakukan
tindakan
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor TTV dan KU
3
Kamis,
25 Agustus 2016
jam: 11.50
N : 80x/m
RR : 20 x/m
S : 36 C
Klien terlihat mampu mobilisasi miring kiri
dan kanan dan duduk namun masih pelanpelan
A:
masalah keletihan teratasi sebagian
P: