Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Gagal ginjal atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolism dan keseimbangan cairan serta elektrolit yang menyebabkan uremia yaitu, retensi
cairan dan natrium serta sampah nitrogen lain dalam darah.
Di negara maju, penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi. Di Indonesia GGK
menjadi penyumbang terbesar untuk kematian, sehingga penyakit GGK pada 1997 berada
pada posisi kedelapan. Data baru dari US NCHS 2007 menunjukkan, penyakit ginjal masih
menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab kematian terbanyak. Faktor penyulit lainnya
di Indonesia bagi pasien ginjal, terutama GGK adalah terbatasnya dokter spesialis ginjal.
Sampai saat ini, jumlah ahli ginjal di Indonesia tidak lebih dari 80 orang. Itupun sebagian
besar hanya terdapat dikota kota besar yang memiliki fakultas kedokteran.
Maka tidaklah heran jika dalam pengobatan kerap faktor penyulit GGK terabaikan.
Melihat situasi yang terbatas itu, tiada lain yang kita harus lakukan kecuali menjaga
kesehatan ginjal. Jadi, alangkah lebih baiknya kita jangan sampai sakit ginjal. Mari memulai
pola hidup sehat. Diantaranya berlatih fisik secara rutin, berhenti merokok, periksa kadar
kolesterol, jagalah berat badan, periksa fisik tiap tahun, makan dengan komposisi berimbang,
turunkan tekanan darah, serta kurangi makan garam. Pertahankan kadar gula darah yang
normal bila menderita diabetes, hindari memakan obat anti nyeri nonsteroid, makan protein
dengan jumlah sedang, mengurangi minum jamu jamuan dan menghindari minuman
beralkohol.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Chronic
Kidney Disease?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.4.
Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan bahan referensi
1.4.2. Bagi intitusi dapat dijadikan sebagai bukti fisik
1.4.3. Meningkatkan kualitas pemberian askep pada pasien
1.4.4. Bagi masyarakat umum dapat menambah pengetahuan baru.
BAB II
Chronic Kidney Disease | 2
(insidius)
dimana
kemampuan
tubuh
gagal
dalam
Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering
terhadap proporsi GGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan
glomerulonefritis menjadi yang ketiga dengan 17%. Infeksi nefritis
tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau nefropati refluks) dan penyakit
ginjal polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak sering terjadi
yakni uropati obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %.
(US Renal System, 2000 dalam Price & Wilson, 2006). Penyebab gagal
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000
menunjukkan
glomerulonefritis
menjadi
etiologi
dengan
prosentase
Patofisiologis
Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan
klirens kreatinin. Akibat dari penurunan GFR, maka klirens kreatinin akan menurun, kreatinin
akan meningkat, dan nitrogen urea darah (BUN) juga akan meningkat.
air dan natrium yang semakin memperburuk status uremik. Dengan semakin
berkembangnya penyakit renal, terjadi asidosis metabolik seiring dengan ketidakmampuan ginjal
mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat ketidak
mampuan tubulus ginjal untuk menyekresi amonia (NH 3-) dan mengabsorbsi natrium bikarbonat
(HCO3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik lain juga terjadi.
Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi
perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI. Eritropoetin merupakan suatu
substansi normal yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk memproduksi
sel darah merah. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi
disertai keletihan, angina dan napas sesak.
Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika
salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi
peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar
Chronic Kidney Disease | 4
kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak
berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun
menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang. Selain itu, metabolit aktif vit. D (1,25dehidrokolekalsiferol)
yang
secara
normal
dibuat
diginjal
menurun
seiring
dengan
Manisfestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan
sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada
bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien dan kondisi yang
mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai
berikut :
a Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi
sistem
renin-angiotensin-aldosteron),
(kaki,tangan,sakrum),
edema
periorbital,
pitting
Friction
rub
edema
perikardial,
konstipasi
dan
diare,
pendarahan
saluran
gastrointestinal
e Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku
Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
f
2.5.
Komplikasi
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami beberapa
komplikasi. Komplikasi dari CKD menurut Smeltzer dan Bare (2001) serta Suwitra (2006)
antara lain adalah :
1 Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan masukan diit
2
berlebih.
Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk sampah
4
5
aldosteron.
Anemia akibat penurunan eritropoitin.
Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum
yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan kadar alumunium
6
7
8
9
2.6.
natrium
Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
2. Darah
Magnesium; Meningkat
Kalsium ; menurun
Protein (albumin) : menurun
2.7.
Penatalaksanaan
Tujuan utama
penatalaksanaan
pasien
GGK
adalah
untuk
nonprotein
yang
adekuat
untuk
mencegah
atau
mengurangi
katabolisme)
2 Mengurangi manifestasi ekstra renal seperti pruritus , neurologik,
perubahan hematologi, penyakit kardiovaskuler;
3 Meningkatkan kimiawi tubuh melalui dialisis, obat-obatan dan diet;
4 Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga
(Black & Hawks, 2005)
Penatalaksanaan
konservatif
dihentikan
bila
pasien
sudah
memerlukan dialisi tetap atau transplantasi. Pada tahap ini biasanya GFR
sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis juga diiperlukan bila :
Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Overload cairan (edema paru)
Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
Efusi perikardial
Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang
memburuk.
2.8.
Pencegaha
n
1. Kurangi makanan yang manis jika sudah terdeteksi menderita DM agar tidak berakhir
pada GGK.
2. Ubah gaya hidup dengan berolahraga 30 menit/hari.
2.9.
WOC
-
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CHRONIC KIDNEY DISEASE
3.1.
Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien dan penanggung
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, alamat terdekat, nomor telepon, nomor register,
tanggal MRS.
Chronic Kidney Disease | 9
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
2) Keluhan utama saat pengkajian
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit sebelumnya
5) Riwayat penyakit keluarga
c. Pola Kebiasaan (14 Kebutuhan Virginia Henderson)
- Bernafas
Ditemukan nafas kausmaull, nafas bau aseton, batuk dengan/tanpa sputum
-
kental
Makan dan minum
Mual, nafsu makan menurun, muntah
Eliminasi
Kaji penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, warna
urine kuning tua
Gerak dan aktivitas
Kelelahan, penurunan rentang gerak
Istirahat dan tidur
Sedikit terganggu karena klien mengeluh pusing/sakit kepala
Kebersihan diri
Dibantu keluarga karena klien lemah
Pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh klien biasanya sedikit meningkat karena pengaruh kecemasan
dan hipertensi
Rasa nyaman
Hipertensi, nadi lemah, pucat, pitting edema pada kaki, pembentukan
kesehatan
Data social
Kaji hubungan klien dengan keluarga, tim kesehatan dan lingkungan sekitar,
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Urin
Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkanoleh
pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan
mereabsorbsi natrium
Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
2) Darah
BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap
akhir
Chronic Kidney Disease | 11
gr/dl
SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
GDA:asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
Natrium serum : rendah
Kalium: meningkat
Magnesium; Meningkat
Kalsium ; menurun
Protein (albumin) : menurun
3) Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg
4) Pelogram retrograd: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5) Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6) Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan pengangkatan tumor selektif
7) Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular, masa.
8) EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
2. Data Fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan pada klien. Data fokus mencakup data subjektif yang didapat saat
melakukan wawancara dan observasi.
3. Analisa Data
Proses mencari secara sistematis dan mengatur catatan wawancara, catatan lapangan,
rider lain yang dihimpun untuk mengiring pengertian. Analisa data dilakukan agar data
yang telah diperoleh akan lebih bermakna.
4. Rumuan Masalah Keperawatan
Rumusan masalah keperawatan merupakan masalah yang muncul dari hubungan
antara DS dan DO yang diperoleh.
5. Analisa Masalah
Analisa masalah keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berfikir dan penalaran yang dilatarbelakangi ilmu pengetahuan, pengalaman dan
pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data diperlukan kemampuan
Chronic Kidney Disease | 12
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien dalam analisa masalah kesehatan yang terlibat. Dalam analisa
masalah keperawatan terdiri dari tiga unsur yaitu P (Problem), E (Etiologi), S
(Symptom), proses terjadi dan akibat bila tidak ditanggulangi. Proses terjadi
merupakan proses bagaimana E bisa menyebabkan P yang ditandai dengan S.
3.2.
1.
2.
3.
4.
5.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Integritas Kulit
Kelebihan Volume Cairan
Intoleransi Aktivitas
Gangguan Pertukaran Gas
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3.3.
Perencanaan
a. Diagnosa 1 : Gangguan Integritas Kulit
Tujuan : gangguan intregitas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Kerusakan pada lapisan kulit ( dermis) teratasi
Kerusakan pada permukaan kulit (epidermis) teratasi
Invasi struk tubuh
INTERVENSI
Kaji gatal, kemerahan pada kulit pada
titik tekanan
Jaga teknik aseptic pada seluruh teknik
keperawatan
Ajari klien untuk menekan are yang
gatal
Kolaborasi pemberian obat antibiotik
prediposisi
Menurunkan kecenderungan gatal
Menahan dingin sel, membentuk
RASIONAL
Gata merupakan hasil dari kekeringan
kulit, tekanan konstan pada kulit
microorganisme
b. Diagnosa 2 : Kelebihan Volume Cairan
Tujuan : kelebihan cairan dapat dikurangi
Kriteria hasil :
Tidak terjadi ansietas
Tidak terjadi dyspnea
Tidak mengalami kegelisahan
Chronic Kidney Disease | 13
INTERVENSI
Kaji status cairan
Batasi intake cairan
Jelaskan mengenai pembatakan intake
RASIONAL
Status cairan dapat dikaji
Keseimbangan air dalan komponen
INTERVENSI
Kaji tingkat aktivitas dan toleransi, pola
RASIONAL
Merupakan data dasar terhadap
kemampuan beraktivitas.
Tekanan daran menurun dengan
keadaan bedrest
Kaji tanda-tanda vital
Ajari kliren untuk merencanakan
modifikasi aktivitas
Kolaborasi pemberian obat parrous
sulpat
menghindari kelelahan
Bertugas untuk memelihara eripoesis
normal
INTERVENSI
Kaji status pernafasan, perhatikan
RASIONAL
Takipnea menandakan distress
3-4 jam.
Hisap hidung dan orofaring dengan
kehidupan
Memberikan pemantauan noninvasive
menerima ventilasiterkontrol
Stress dingin meningkatkan konsumsi
oksigen bayi, dapat meningkatkan
asidosis. Dan selanjutnya kerusakan
produksi surfaktan.
INTERVENSI
Monitor mual dan muntah
Kaji intake nutrisi
Berikan nutrisi pariental sesuai
kebutuhan
Timbang BB setiap hari
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan nutrisi yangdibutuhkan
pasien
RASIONAL
Untuk mengetahui intake dan out[ut
nutrisi pasien
Untuk mengetahui takaran nutrisi yang
pas dans esuai dengan kebutuhan
pasien
Agar asupan nutrisi pasien tetap
adekuat
Untuk mengetahui apakah nutrisi
pasien terpenuhi
Memberikan takaran yang pas kepada
pasien
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Gagal ginjal kronis merupakan suatu sindrom klinis yang bersifat menahun, progresif dan
irreversible yang disebabkan oleh penurunan filtrasi glomerulus kurang dari 50ml/menit yang
akan mengakibatkan terjadinya uremia.
Di Indonesia GGK menjadi penyumbang terbesar untuk kematian, sehingga penyakit
GGK pada 1997 berada pada posisi kedelapan. Data baru dari US NCHS 2007 menunjukkan,
penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab kematian terbanyak.
Faktor penyulit lainnya di Indonesia bagi pasien ginjal, terutama GGK adalah terbatasnya dokter
spesialis ginjal. Sampai saat ini, jumlah ahli ginjal di Indonesia tidak lebih dari 80 orang.
Jadi, alangkah lebih baiknya kita jangan sampai sakit ginjal. Mari memulai pola hidup
sehat. Diantaranya berlatih fisik secara rutin, berhenti merokok, periksa kadar kolesterol, jagalah
berat badan, periksa fisik setiap tahun, makan dengan komposisi berimbang, turunkan tekanan
darah, serta kurangi makan garam. Pertahankan kadar gula darah yang normal bila menderita
diabetes, hindari memakan obat anti nyeri nonsteroid, makanprotein dengan jumlah sednag,
mengurangi minum jamu-jamuan dan menghindari minuman beralkohol.