Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun oleh
LIA AYU WULANDARI
LISA KARTIKA SARI
201310230311367
201310230311389
AGE FERITANIA
201310230311400
201310230311420
Penyusun
A. Pendahuluan
Penulis memilih terapi realitas William Glasser sebagai bahan
pembahasan dalam makalah ini karena beberapa alasan.Pertama, sebagai tugas
mata kuliah teori dan teknik intervensi individu.Kedua, terapi realitas telah
B. Pembahasan
1. Sejarah perkembangan Reality Counseling
William Glasser adalah psikiater yang mengembangkan konseling
realita (Reality Therapy) pada 1950an. Pengembangan konseling realitas
ini merasa tidak puas dengan praktik psikatri yang ada dan dia
mempertanyakan dasar-dasar keyakinan terapi yang berorientasi pada
Freudian, karena hasilnya tidak memuaskan (Colvin, 1980).
Galsser tertarik pada studi psikologi kemudian beliau mengambil
program studi klinis pada Westren Reserve University, dan membutuhkan
waktu untuk meraih gelar Ph.D. akhirnya Glasser menekuni profesinya
dengan menetapkan dirinya sebagai psikiater.
Pada tahun 1969 glasser berhenti bekerja pada ventura dan mulai
saat itu beliau mendirikan Instute For reality Therapy di Brentwood,
selanjutnya menyelenggarakan educator training centre yang bertujuan
meneliti
dan
mengembangkan
program-program
unutk
mencegah
istilah
yang
dikemukakan
Glasser
yaitu
identitas
bertanggungjawab
dan
memahami
serta
menghadapi
dan
model
serta
keseluruhan
individual
yang
7. Fungsi Konselor
1. Melibatkan diri dengan konseli dan membuat konseli menerima
kenyataan.
2. Konselor tidak membuat pertimbangan nilai dan putusan-putusan
konseli.
3. Konselor diharapkan memberikan pujian apabila para konseli
bertindak dengan cara yang bertanggung jawab dan menunjukkan
ketidak kesetujuan apabila konseli tidak bertindak demikian.
4. Kenselor berperan sebagai seorang guru dengan hubungannya dengan
konseli. Ia harus mengajari konseli bahwa tujuan konseling realita
tidak diarahkan kepada kebahagiaan, karena kebahagiaan dapat
diciptakan sendiri.
5. Konselor memiliki batasan-batasan yang terapuetik dan batasanbatasan yang ditempatkan oleh kehidupan pada seseorang.
8. Peran Koseli
Konseli memusatkan pada tingkah laku dalam proses konseling.
Konseli diharapkan memusatkan pada tingkah laku mereka sebagai
konseli
bahwa
kepuasan
dan
kebahagiannya
ketika
konseli
gagal
melaksanakan
rencana
dan
antara
konselor
dan
konseli.
Konselor
cukup
C. Sumber Rujukan
Latipun.2008. Psikologi Konseling edisi ketiga. Malang: UMM Press
Nelson Richard, Jones. 2011. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi
Edisi Keempat. Yogyakatra : Pustaka Pelajar
Corey Gerald. 2013. Teori dan Parktek Konseling & Psikoterapi. Bandung
: PT. Refika Aditama