Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Bayi
Anak
Remaja
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Dewasa Lansia
Bumil
Neonatus
Deskripsi : anak perempuan, usia 3 tahun, sesak napas, diawali batuk pilek, rekuren, riwayat alergi pada keluarga +, asma bronkiale serangan
derajat sedang, episodik jarang.
Tujuan : Mengetahui diagnosis dan tatalaksana asma pada anak
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset
Cara membahas : Diskusi
Presentasi dan diskusi
Data pasien :
Nama : An. M
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Kasus
Audit
Email
Pos
Nomor Registrasi : 462991
Hasil Pembelajaran :
1. Asma merupakan wheezing dan/atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut : timbul secara episodik dan/atau kronik (berlangsung lebih
dari dan/atau tiga atau lebih episode dalam waktu tiga bulan berturut-turut), cenderung pada malam atau dini hari (nokturnal), musiman,
adanyay faktor pencetus di antaranya aktivitas fisik, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, serta adanya
riwayat asma atau atopi lain pada pasien atau keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan.
2. Sehubungan dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil, khususnya anak di bawah usia 3 tahun, respons baik terhadap obat
bronkodilator dan steroid sistemik (5 hari) dan dengan peningkiran penyakit lain, diagnosis asma menjadi lebih definitif. Untuk anak yang
sudah besar (>6 tahun), pemeriksaan faal paru sebaiknya dilakukan.
3. Uji fungsi paru yang sederhana dengan peak flow meter atau yang lebih lengkap dengan spirometer selain untuk mendukung diagnosis, juga
untuk mengetahui keberhasilan tatalaksana asma. Uji provokasi bronkus dengan histamine, metakolin, latihan (exercise), udara kering dan
dingin, atau dengan NaCl hipertonis, sangat menunjang diagnosis.
4. Menurut pengalaman di lapangan, sering terjadi overdiagnosis TB dan underdiagnosis asma, karena pada pasien anak dengan batuk kronik
berulang kali seringkali yang pertama kali dipikirkan adalah TB, bukan asma.
5. Berdasarkan alur diagnosis asma anak, setiap anak ang menunjukkan gejala batuk dan/atau wheezing, maka diagnosis akhirnya dapat berupa
asma, asma dengan penyakit lain, atau bukan asma.
6. IDAI membagi asma menjadi 3 derajat penyakit yaitu asma episodik jarang, asma episodik sering, dan asma persisten.
7. Penilaian beratnya derajat serangan asma menentukan tatalaksana yang akan diterapkan. Global Initiative for Asthma (GINA) membagi
derajat serangan asma berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, dan pemeriksaan laboratorium ; yaitu serangan derajat ringan,
sedang, berat, dan ancaman henti napas.
8. Komponen penting lainnya dalam menatalaksana asma, ialah identifikasi faktor risiko serta mengurangi paparan terhadap faktor risiko
tersebut.