Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EH DENGAN

PENYAKIT ASMA BRONCHIAL


DI RUANG IGD MEDIK RSUP SANGLAH
PADA TANGGAL 12 DESEMBER 2016

OLEH :
PUTU DIVA PIONITA DEWI
P07120213008
TINGKAT 4 SEMESTER VII

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
D IV REGULER
2016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EH DENGAN


PENYAKIT ASMA BRONCHIAL
DI RUANG IGD MEDIK RSUP SANGLAH
PADA TANGGAL 12 DESEMBER 2016
Identitas Pasien
Nama

: Tn. EH

Umur

: 32 Tahun, 1 Bulan, 19 Hari

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Wiraswasta

Agama

: Islam

Tanggal Masuk RS

: 12 Desember 2016

Alasan Masuk

: Sesak nafas, lemas.

Diagnosa Medis

: Asma

Initial Survey
A (alertness)

:+

V (verbal)

:-

P (pain)

:-

U (unrespons)

:-

Survey Primer dan Resusitasi


A. AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan Jalan Nafas
Tingkat Kesadaran
: CM
Pernafasan
: Pernafasan cuping hidup (+), Orthopneu
Upaya Bernafas
:+
Benda asing di jalan Nafas : Secret (+)
Bunyi Nafas
: Wheezing
Hembusan Nafas
:+
2. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

B. BREATHING
1. Fungsi Pernafasan
Jenis Pernafasan
Frekwensi Pernafasan

: Snoring (-), Gurgling (-), Stridor (+)


: Respirasi 34 x/menit, SPO2 = 86 %

Retraksi Otot Bantu Nafas : + (sternocleidomastoidius dan intercosta)


Kelainan Dingding Thoraks : Simetris, perlukaan (-), jejas (-), trauma (-)
Bunyi Nafas
: Whezing
Hembusan Nafas
:+
2. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Nafas
C. CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
Tingkat Kesadaran
: CM
Perdarahan (internal/eksternal): Tidak ada perdarahan
Nadi Radial/carotis
: Teraba
Akral Perifer
: Hangat
Kapilari Refill
: <2 detik
Pulse
: 114x/menit
Blood Preasure
: 130/80 mmHg
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan.
3. Intervensi / Implementasi
4. Evaluasi
D. DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis
GCS
: E4 V5 M6
Reflex Fisiologis
:+
Reflex Patologis
:Kekuatan Otot
: 444 444
444 444
Kesan : Bisa bergerak dengan sedikit kelemahan melawan
tahanan dari pemeriksa
2. Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
4. Evaluasi
Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan menderita asma kurang lebih sudah 5 tahun yang


lalu. Pasien memiliki riwayat merokok sejak masih muda. Pasien
mengatakan asmanya akan kambuh jika cuaca dingin. Alergi (+)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
:
Pasien mengatakan sekarang sesak nafas yang dideritanya lebih sering
dialami pada pagi hari dan saat cuaca dingin. Pasien datang ke rumah

sakit diantar oleh anaknya pukul 08.53 WITA dilakuan pengkajian di


TRIAGE IGD dengan keluhan sesak nafas memberat,batuk, lemas. Di
TRIAGE (Fast track) pasien kemudian di pasang kanul O2 4ltr per
menit dan

dilakukan pemasangan infuse RL 20tpm dengan Drip

Aminophiline 1 amp.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang sama dari
keluarganya.
2. Riwayat dan Mekanisme Trauma
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala: Bentuk kepala normachepalic dan simetris, tidak terdapat lesi
atau kelainan pada tulang kepala, ubun-ubun menutup, rambut
berwarna putih.
Kulit Kepala: Bersih
Mata: Mata lengkap dan simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat
edema pada palpebra, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor dengan diameter 2-3 mm dan miosis saat terkena cahaya.
Kornea jernih dan refleks kornea baik.
Telinga: Bentuk telinga sama besar atau simetris kanan dan kiri, tidak
ada kelainan bentuk, ukuran sedang atau normal, pada lubang telinga
tidak terdapat perdarahan atau pengeluaran cairan. Pada ketajaman
pendengaran kurang baik.
Hidung: Pada hidung tidak ditemukan adanya kelainan, tulang hidung
simetris kanan dan kiri, posisi septum nasi tegak di tengah, mukosa
hidung lembab, tidak ditemukan adanya sumbatan, tidak terdapat
epistaksis serta ada pernafasan cuping hidung.
Mulut dan Gigi: Pada pemeriksaan bibir, mukosa bibir lembab, tidak
ada sariawan, mulut berbau. Keadaan gusi dan gigi kurang bersih,
lidah kotor dan pada orofaring tidak terdapat peradangan dan
pembesaran tonsil.
Wajah: Struktur wajah simetris dan lengkap, warna kulit sawo matang
tidak ikterik dan sianosis.
b. Leher: Pada leher posisi trakhea berada di tengah, simetris dan tidak
ada penyimpangan. Tiroid tidak ada pembesaran. Vena jugularis tidak
mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis teraba 114 X/menit.
Pasien menggunakan otot bantu pernafasan.

c. Dada/thoraks
1) Paru-paru
a) Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk,
tidak terdapat jejas, terdapat penggunaan alat bantu pernafasan
yaitu otot sternocleidomastoidius dan intercosta. Irama
pernafasan dengan frekuensi 34 x/menit tachpneu.
b) Palpasi: Getaran suara atau vokal fremitus sama kiri dan kanan
c) Perkusi: Sonor
d) Auskultasi: Terdapat suara nafas wheezing
2) Jantung
a) Inspeksi: Ictus cordis tidak nampak
b) Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 5 linea media clavicularis
sinistra
c) Auskultasi : bunyi jantung S1/S2 tegak, murmur (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi: Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan, tidak
tampak adanya trauma, tidak terlihat adanya bendungan
pembuluh darah vena pada abdomen
b) Palpasi: Nyeri tekan tidak ada, benjolan atau massa tidak ada,

4)
5)
6)
7)

tanda ascites tidak ada


c) Perkusi: Suara abdomen tympani
d) Auskultasi: Terdengar bising usus 8 x/menit
Pelvis
a) Inspeksi: Tidak terlihat benjolan
b) Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Perineum dan Rektum: Tidak dikaji
Genetalia: Tidak terpasang kateter
Ekstermitas
a) Status Sirkulasi: Nadi radialis teraba 114 x/menit, CRT <2
detik, akral hangat
b) Keadaan Injury: tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah

(kaki kanan dan kiri).


8) Neurologis
a) Fungsi Sensorik: baik
b) Fungsi Motorik: fleksi menarik
4. Hasil Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Hematologi Tanggal 12 Desember 2016
JENIS PEMERIKSAAN
ELEKTROLIT
pCO2
pO2
Natrium
Kalium

KET

HASIL

SATUAN

H
H
L
L

45.6
103.00
135
3.24

mmHg
mmHg
mmol/l
mmol/l

NILAI RUJUKAN
35.00 45.00
80.00 100.00
136 - 145
3.50 5.10

Klorida

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
WBC
Trombosit
Eritrosit
NEU%
LIM%
MONO%
EOS%
BASO%
NE#
MCV
MCH
MCHC
RDW
KIMIA KLINIK
Glukosa
SGOT
SGPT

94

mmol/l

16.58
48.44
14.35
310.
5.76
80.05
12.40
5.74
1.29
0.53
11.49
83.74
28.66
34.22
11.39

gr/dL
%
10^3/uL
10^3/uL
10^6/uL
%
%
%
%
%
10^6/uL
fL
Pg
g/dL
%

109
24.4
30.80

mg/dL
U/L
U/L

96 - 108

13.5 17.5
41.0 53.0
4.1 11.0
150 440
4.5 5.9
47.0 80.0
13.0 40.0
2.0 11.0
0.0 5.0
0.0 2.0
2.50 7.50
80.00 100.0
26 34
31 36
11.6 14.8
70- 140
11.00-33.00
11.00-50.00

5. Hasil Pemeriksaan Diagnostik


- EKG
Kesan ( Analysis Result ) Normal EKG, Sinus Rythm, Moderate
Right Axis Deviation
6. Terapi Dokter
a. IVFD RL + Drip Aminopiline 1 amp. 20 tpm Rute IV
b. IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Rute IV
c. Nebulizer combivent 1 Amp 15 menit 2x tiap 1jam
d. Kolaborasi pemberian O2 (nasal kanul) 4 lpm
e. Aminopilin Rute IV amp
f. Methylprednisolone Rute IV 62,5mg
g. Ranitidin Rute IV 1 amp
h. Ambroxol Rute IO 3x1
i. Paracetamol Rute IO 3x1
ANALISIS DATA
Data Fokus
Data Subyektif :
Pasien mengatakan sesak

Analisis
Faktor pencetus serangan
asma

nafas memberat sejak tadi


pagi disertai batuk

Inflamasi

Masalah
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas

Data Obyektif :
Adanya suara nafas

Sputum kental di
saluran nafas

tambahan (wheezing),
Pasien Tampak gelisah,

Batuk

batuk tidak efektif


Ketidakefektifan bersihan
Data Subyektif :
Pasien mengatakan

jalan napas
Faktor pencetus serangan

Ketidakefektifan pola nafas

asma

sesaknya memberat
Perubahan Anatomis
Data Obyektif :

Parenkim Paru

Adanya suara nafas


tambahan (wheezing),

Perbesaran Alveoli

dengan respirasi 34x/menit,


gelisah, adanya pernafasan

Hipertiroid Kelenjar Mukosa

cuping hidung, SPO2 =


86%, dan penggunaan otot

Penyempitan Saluran Udara

bantu pernafasan
Ekspansi Paru Menurun
Suplay O2 tidak Adekuat
Hipoksia
Sesak

Data Subyektif :

Ketidakefektifan Pola Nafas


Faktor bawaan

P:
Pasien mengatakan nyeri
ketika asmanya kambuh.
Q:

Sistem imunologis
IgE menyerang sel-sel mast,
maka terjadi reaksi antigen-

Nyeri Akut

Pasien mengatakan nyerinya

antibody

seperti ditusuk-tusuk.
R:
Pasien mengatakan nyerinya
terjadi pada ulu hati.
S:
Pasien mengatakan skala
nyerinya 4 dari 0-10

Terjadi proses pelepasan


produk-produk sel mast
Mempengaruhi otot polos dan
kelenjar jalan nafas
Bronkospasme
Kontraksi otot dada

T:
Pasien mengatakan nyeri
saat bernafas.

Nyeri Akut

Data Obyektif :
Pasien memegang bagian
tubuh yang nyeri, pasien
nampak gelisah, Pasien
nampak meringis,
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan faktor
lingkungan perokok, obstruksi jalan nafas mukus berlebih ditandai dengan
batuk yang tidak efektif, perubahan frekuensi nafas, dan suara nafas
tambahan.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai
dengan dispnea, fase ekspirasi memanjang, ortopnea, penggunaan otot
bantu nafas, pernafasan cuping hidung dan pola nafas abnormal.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan
P : Pasien mengatakan nyeri ketika asmanya kambuh.
Q : Pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk.
R : Pasien mengatakan nyerinya terjadi pada ulu hati.
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 4 dari 0-10
T : Pasien mengatakan nyeri saat bernafas.
PERENCANAAN
N

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria


Hasil

Intervensi
(NIC)

0
1

Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Batasan Karakteristik :
Batuk yang tidak
efektif
Dispnea
Gelisah
Kesulitan
verbalisasi
Mata terbuka lebar
Ortopnea
Penurunan
bunyi
nafas
Perubahan
frekuensi nafas
Perubahan
pola
nafas
Sianosis
Sputum
dalam
jumlah
yang
berlebihan
Suara
nafas
tambahan
Tidak ada batuk
Faktor yang
berhubungan :
Lingkungan :
Perokok
Perokok pasif
Terpajan asap
Obstruksi jalan nafas :
Adanya jalan nafas
buatan
Benda asing dalam
jalan nafas
Eksudat
dalam
alveoli
Hiperplasia
pada
dinding bronkus
Mukus berlebih
Penyakit
paru
obstruksi kronis

(NOC)
Setelah dilakukan
Airway Management
Buka jalan nafas
tindakan keperawatan ..x..
menggunakan head
jam diharapkan mampu
tilt chin lift atau jaw
mempertahankan
thrust bila perlu
kebersihan jalan nafas

Posisikan pasien
dengan kriteria :
untuk
NOC :
memaksimalkan
Respiratory status :
ventilasi
Airway Patency
Identifikasi pasien
Respirasi dalam
perlunya
batas normal
pemasangan alat
Irama pernafasan
jalan nafas buatan
teratur
(NPA, OPA, ETT,
Kedalaman
Ventilator)
pernafasan normal
Lakukan fisioterpi
Tidak ada
dada jika perlu
akumulasi sputum

Bersihkan secret
Batuk
dengan suction bila
berkurang/hilang
diperlukan
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Kolaborasi
pemberian oksigen
Kolaborasi
pemberian
obat
bronkodilator
Monitor RR dan
status
oksigenasi
(frekuensi, irama,
kedalaman
dan
usaha
dalam
bernapas)
Anjurkan
pasien
untuk batuk efektif
Berikan nebulizer
jika diperlukan
Asthma Management
Tentukan
batas
dasar
respirasi
sebagai pembanding

Sekresi
yang
tertahan
Spasme jalan nafas
Fisiologis :
Asma
Disfungsi
neuromuskular
Infeksi
Jalan nafas alergik

Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan


tindakan keperawatan ..x..
Batasan Karakteristik :
jam diharapkan pola nafas
Bradipnea
pasien teratur dengan
Dispnea
kriteria :
Fase
ekspirasi NOC :
memanjang
Respiratory status :
Ortopnea
Ventilation
Penggunaan
otot
Respirasi dalam
bantu pernafasan
batas
normal
Penggunaan posisi
(dewasa:
16tiga titik
20x/menit)
Peningkatan
Irama pernafasan
diameter anteriorteratur

Kedalaman
posterior
pernafasan normal
Penurunan
Suara perkusi
kapasitas vital
dada normal
Penurunan tekanan
(sonor)
ekspirasi

Retraksi otot dada


Penurunan tekanan
Tidak terdapat
inspirasi
orthopnea
Penurunan ventilasi
Taktil fremitus
semenit
normal antara
Pernafasan bibir
dada kiri dan dada
Pernafasan cuping
kanan
hidung
Ekspansi dada
Pernafasan ekskursi
simetris
dada
Tidak terdapat
Pola
nafas
akumulasi sputum
abnormal
(mis.,

Bandingkan status
sebelum dan selama
dirawat di rumah
sakit
untuk
mengetahui
perubahan
status
pernapasan
Monitor tanda dan
gejala asma
Monitor frekuensi,
irama, kedalaman
dan usaha dalam
bernapas
NIC
Oxygen Therapy
Bersihkan
mulut,
hidung dan secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Siapkan peralatan
oksigenasi
Monitor
aliran
oksigen
Monitor
respirasi
dan status O2
Pertahankan posisi
pasien
Monitor
volume
aliran oksigen dan
jenis canul yang
digunakan.
Monitor keefektifan
terapi oksigen yang
telah diberikan
Observasi adanya
tanda
tanda
hipoventilasi
Monitor
tingkat
kecemasan pasien
yang kemungkinan
diberikan terapi O2

irama,
frekuensi,
kedalaman)
Takipnea

Tidak terdapat
penggunaan otot
bantu napas

Faktor yang
berhubungan
Ansietas
Cedera
medulaspinalis
Deformitas dinding
dada
Deformitas tulang
Disfungsi
neuromuskular
Gangguan
muskuluskeletal
Gangguan
Neurologis
(misalnya
:
elektroenselopalogr
am(EEG) positif,
trauma
kepala,
gangguan kejang)
Hiperventilasi
Imaturitas
neurologis
Keletihan
Keletihan
otot
pernafasan
Nyeri
Obesitas
Posisi tubuh yang
menghambat
ekspansi paru
Sindrom
hipoventilasi
Nyeri Akut
Setelah dilakukan asuhan Analgesic Administration
Batasan Karakteristik

keperawatan

selama

Bukti nyeri dengan ...x.. jam diharapkan


menggunakan
standar

nyeri berkurang dengan


daftar kriteria hasil :

periksa nyeri untuk NOC:

Tentukan

lokasi,

karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri

sebelum

pemberian obat

pasien yang tidak Pain Level


dapat

Cek riwayat alergi

Melaporkan

mengungkapkannya
(mis.,

Neonatal

Infant Pain Scale,


Pain

Assesment

Checklist for Senior


with

Limited

Ability

to

Communicate)
Diaphoresis
Dilatasi pupil
Ekspresi
wajah
nyeri (mis., mata
kurang

bercahaya,

tampak

kacau,

gerakan

mata

gejala

terhadap obat
nyeri

Pilih analgesik yang

berkurang
Melaporkan lama

tepat atau kombinasi

nyeri berkurang
Tidak
tampak
ekspresi

wajah

kesakitan
Tidak gelisah
Respirasi dalam
batas
(dewasa:
kali/menit)

normal
16-20

dari analgesik lebih


dari

satu

jika

diperlukan
Tentukan analgesik
yang

diberikan

(narkotik,

non-

narkotik,

atau

NSAID)
berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
Tentukan

rute

pemberian analgesik

berpencar atau tetap

dan

pada

mendapat hasil yang

satu

focus,

meringis)
Focus menyempit
(mis.,

persepsi

waktu,
berfikir,

proses
interaksi

dengan orang dan


lingkungan)
Focus pada
sendiri
Keluhan

diri

dosis

untuk

maksimal
Pilih

rute

IV

dibandingkan

rute

IM untuk pemberian
analgesik

secara

teratur

melalui

injeksi

jika

diperlukan
tentang

Evaluasi efektivitas

intensitas

pemberian analgesik

menggunakan

setelah

standar skala nyeri

injeksi. Selain itu

(mis., skala Wong-

observasi

Baker

samping pemberian

FACES,

dilakukan
efek

skala analog visual,

analgesik

skala

depresi pernapasan,

penilaian

numerik)
Keluhan

mual muntah, mulut


tentang

karakteristik

nyeri

dengan

Pain Questionnaire,
Pain

Inventory)
Laporan
tentang
perilaku
nyeri/perubahan
aktivitas

(mis.,

anggota

keluarga,

pemberi asuhan)
Mengekspresikan
perilaku

dan

konstipasi.
sebelum

isntrumen

nyeri (mis., McGill


Brief

kering

Monitor vital sign

menggunakan
standar

seperti

(mis.,

gelisah, merengek,
menangis, waspada)
Perilaku distraksi
Perubahan
pada
parameter fisiologis
(mis.,

tekanan

darah,

frekuensi

jantung,

frekuensi

pernafasan, saturasi
oksigen,

dan

endtidal

karbon

dioksida (CO2))
Perubahan
posisi
untuk menghindari

dan

sesudah pemberian
analgesik
kali

pertama

nyerii
Perubahan

selera

makan
Putus asa
Sikap melindungi
area nyeri
Sikap

tubuh

melindungi
Faktor

yang

berhubungan :
Agens

cedera

biologis

(mis.,

infeksi,

iskemia,

neoplasma)
Agens cedera fisik
(mis.,

abses,

amputasi,
bakar,

luka
terpotong,

mengangkat berat,
prosedur

bedah,

trauma,

olahraga

berlebihan)
Agens
cedera
kimiawi (mis., luka
bakar,

kapsaisin,

metilen

klorida,

agens mustard)

PELAKSANAAN
No
1

Tgl/ Jam
Senin, 12

Implementasi
1. Memposisikan

Respon
S:

Desember

pasien

untuk Pasien mengatakan

2016

memaksimalkan

merasa lebih nyaman

Pukul 08.53

ventilasi

dengan posisi yang telah

Wita

(semifowler)

diberikan.

Paraf

2. Mengobservasi suara O:
nafas, dan mencatat Pasien kooperatif,
adanya

suara adanya suara nafas

tambahan
tambahan (wheezing)
3. Memonitor respirasi
dengan adanya
dan status O2 pasien
pernafasan cuping
4. Mempertahankan
hidung serta adanya
posisi pasien
5. Memonitor vital sign retraksi otot dada.
sebelum pemberian Respirasi : 34x/menit
terapi
6. Melakukan
pengkajian

SPO2 : 86%
TD: 130/80 mmHg
nyeri

secara komprehensif

S : 36 OC
N : 114 x/menit
P : Pasien mengatakan
nyeri ketika asmanya
kambuh.
Q : Pasien mengatakan
nyerinya seperti ditusuktusuk.
R : Pasien mengatakan
nyerinya terjadi pada ulu
hati.
S : Pasien mengatakan
skala nyerinya 4 dari 010
T : Pasien mengatakan
nyeri saat bernafas.

Pukul 09.00

1. Mengkolaborasikan

S:

Wita

pemberian nebulizer
2. Mengkolaborasikan

Pasien mengatakan

pemberian

terapi

oksigen
3. Memonitor
keefektifan

nyaman dengan
pemberian oksigen serta
masih merasa sesak.

aliran

O:

oksigen

Pemberian O2
Menggunakan nasal
kanul sebanyak 4 lpm
Pemberian Nebulizer

Pukul 09.15
Wita

Combivent 15 menit.
1. Delegatif pemberian S:
IVFD RL + Drip Aminopiline 1 Amp. O:
20 Tpm

Infus sudah terpasang


obat masuk dan tidak ada

alergi
Pukul 09.30 1. Memonitor vital sign S:
Wita

sesudah

pemberian Pasien mengatakan

terapi
2. Mengevaluasi
afektivitas

masih merasa sesak ,


masih terasa berat jika
terapi,

bernafas.

tanda dan gejala.


O:
3. Memonitor respirasi
TD: 130/80 mmHg
pasien.
S : 36 OC
N : 110x/menit
RR: 30x/menit
Pasien masih nampak
5

Pukul 09.40
Wita

gelisah.
1. Delegatif pemberian S :
Ranitidin Rute IV 1 Amp.
Aminopiline

O:
Rute

Nebulizer combivent

IV Amp.
dilakukan selama
Ambroxol Rute IO 1
15menit.
tab
Nebulizer combivent Pasien mau meminum
15menit untuk yang obat serta kooperatif
ke-2

Tidak ada alergi

Pukul 10.00

1. Melakukan

S:

Wita

fisioterapi dada
2. Menganjurkan

Pasien mengatakan

pasien untuk batuk


efektif

dahak mau keluar


sedikit, masih merasa
sesak serta merasa ada
dahak ditenggorokan.
O:
Pasien kooperatif dan
mau melakukan apa
yang dianjurkan perawat.
Terdapat sedikit secret

Pukul 11.30
Wita

yang keluar.
1. Monitor Vital sign S :
dan respirasi setelah pemberian terapi
O:
2. Mengkaji
nyeri
P : Pasien mengatakan
secara komprehensif
nyeri ketika asmanya
setelah
diberikan
kambuh.
tindakan
Q : Pasien mengatakan
nyerinya seperti ditusuktusuk.
R : Pasien mengatakan
nyerinya terjadi pada ulu
hati dan sudah
berkurang.
S : Pasien mengatakan
skala nyerinya 2 dari 010
T : Pasien mengatakan
nyeri saat bernafas sudah
berkurang.
TD: 130/80 mmHg
S : 36,5 OC
N : 100x/menit

RR: 28x/menit
Pasien masih nampak
8

Pukul 11.00

gelisah.
1. Delegatif pemberian S :
IVFD NaCl 0,9 % Pasien mengatakan mau
20 tpm
2. Mengobservasi
suara

nafas,

mencatat

untuk di rawat inap


O:
dan

Cairan sudah masuk dan

adanya

tidak ada riwayat alergi.


suara tambahan
Adanya suara nafas
3. Kolaborasi anjuran
tambahan (wheezing)
dokter untuk rawat
dengan adanya
inap.
pernafasan cuping
hidung serta adanya
retraksi otot dada.
EVALUASI
No

Tgl/Jam

Catatan Perkembangan

Dx.
1

Senin, 12

S:

Desember

Pasien mengatakan masih batuk namun dahak sudah

2016

mau keluar sedikit.

Pukul 11.00

O:

Wita

Secret yang keluar hanya sedikit, dan pasien masih


terlihat batuk, menggunakan otot bantu nafas.
A:
Tujuan tercapai sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
(Pasien dipindahkan keruang IGD Medik RSUP
Sanglah)

Senin, 12

S:

Paraf

Desember

Pasien mengatakan sesak masih namun tidak terlalu

2016

berat setelah diberikan O2

Pukul 11.00

O:

Wita

Pasien masih nampak lemas, terpasang O2 kanul,


menggunakan otot bantu nafas, dan pernafasan cuping
hidung,
TD: 130/80 mmHg
S : 36,5 OC
N : 100x/menit
RR: 28x/menit
A:
Tujuan tercapai sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
(Pasien dipindahkan keruang IGD Medik RSUP

Senin, 12

Sanglah)
S:

Desember

Pasien mengatakan nyeri berkurang

2016

O:

Pukul 11.00

Hasil pengkajian P,Q,R,S,T :

Wita

P : Pasien mengatakan nyeri ketika asmanya kambuh.


Q : Pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk.
R : Pasien mengatakan nyerinya terjadi pada ulu hati
dan sudah berkurang.
S : Pasien mengatakan skala nyerinya 2 dari 0-10
T : Pasien mengatakan nyeri saat bernafas sudah
berkurang.
A:
Tujuan tercapai sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
(Pasien dipindahkan keruang IGD Medik RSUP
Sanglah)

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui

Tabanan, 11 desember 2016

Clinical Instructure

Mahasiswa

(Putu Diva Pionita Dewi)

NIP.

NIM.P07120213008

Mengetahui
Clinical Teacher

)
NIP.

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui

Tabanan, 12 Desember 2016

Clinical Instructure

Mahasiswa

(Putu Diva Pionita Dewi)

NIP.

NIM.P07120213008

Mengetahui
Clinical Teacher

)
NIP.

Vous aimerez peut-être aussi