Vous êtes sur la page 1sur 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang digunakan secara
luas pada praktek klinis sehari-hari. Rentang referensi hematologi yang sesuai
sangatlah diperlukan untuk diagnosis klinis dan untuk menentukan terapi.
Rentang referensi hematologi yang umumnya digunakan sekarang ini adalah
berdasarkan rentang referensi yang berasal dari populasi orang Kaukasia
misalnya yang terdapat pada buku teks hematologi Wintrobe (Kueviakoe et
al., 2011) (Bain, 2002) (Lewis, 2001) (Perkins, 2013). Rentang referensi juga
dapat dibuat berdasarkan penelitian yang dikeluarkan oleh produsen alat
hematologi (Sysmex, 2004)
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini
dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama
anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57).
Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada
tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue
pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF
dengan 24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi
di Indonesia. ( Soegijanto, 2006)
Berdasarkan data dari catatan rekam medik RSUD Dr.Moewardi
Surakarta, pada tahun 2009 angka kejadian pada pasien DHF sebanyak 214
klien. Angka tersebut membuktikan bahwa demam berdarah dengue
merupakan masalah kesehatan dimana besarnya masalah demam berdarah
dengue dapat di lihat dari indikator morbilitas dan mordibitas. (WHO, 2000).
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.
Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (WHO, 2000).
Penelitian berskala nasional dilakukan perhimpunan hipertensi
Indonesia pada tahun 2002 di Jawa,Sumatra,Kalimantan,Sulawesi dan Bali.

Dari 3080 subjek dewasa umur 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik
dokter, didapatkan prevalensi hipertensi 58,89% dan 37,32% pasien tanpa
pengobatan antihipertensi. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 2004 mendapatkan prevalensi
hipertensi di Pulau Jawa mencapai 41,9%. Survei Pernefri dilakukan dengan
tujuan menilai proteinuria dan hipertensi sebagai faktor resiko PGK pada
populasi di 4 daerah percontohan Bali,Jakarta,Surabaya dan Yogya dan
mendapatkan prevalensi hipertensi umur 18 tahun keatas sebesar 19,4%. Dari
data tersebut 26,9% (Prodjosudjadi, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian DHF dan Hipertensi ?
2. Apa saja etiologi DHF dan Hipertensi ?
3. Apa saja Manifistasi Klinis DHF dan Hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi DHF dan Hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi dari DHF dan Hipertensi ?
6. Bagaimana pengobataan DHF dan Hipertensi ?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari DHF dan Hipertensi ?
8. Bagaimana Pencegahan dari DHF dan Hipertensi ?
9. Apaanalisa data kliendengan gangguan DHF dan Hipertensi ?
10. Apa diagnose keperawatan klien dengan gangguanDHF dan Hipertensi ?
11. Apa rencana keperawatan klien dengan gangguan DHF dan Hipertensi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
infeksi DHF dan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian DHF dan Hipertensi
b. Untuk mengetahui etiologi DHF dan Hipertensi
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis DHF dan Hipertensi
d. Untuk mengetahui patofisiologi DHF dan Hipertensi
e. Untuk mengetahui komplikasi DHF dan Hipertensi
2

f. Untuk mengetahui klasifikasi dari DHF dan Hipertensi


g. Untuk mengetahui pengobatan DHF dan Hipertensi
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik DHF dan Hipertensi
i. Untuk mengetahui bagaimana Pencegahan dari DHF dan Hipertensi ?
j. Untuk mengetahui analisa data DHF dan Hipertensi
k. Untuk mengetahui diagnose keperawatan DHF dan Hipertensi
l. Untuk mengetahui rencana keperawatan DHF dan Hipertensi
m. Untuk memenuhi tugas keperawatan medikal bedah DHF dan Hipertensi
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dengan sistematika dari tiga bab, yaitu :
Bab I
: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
Bab II

tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan


:Pembahasan yang terdiri dari pengertian DHF dan Hipertensi ,
etiologi DHF dan Hipertensi, ManifistasiKlinis DHF dan
Hipertensi, patofisiologi DHF dan Hipertensi, komplikasidari DHF
dan Hipertensi, pengobataan DHF dan Hipertensi, pemeriksaan
diagnostic dari DHF dan Hipertensi, Pencegahan dari DHF dan
Hipertensi, analisa data kliendengan gangguanDHF dan Hipertensi,
diagnose keperawatankliendengan gangguanDHF dan Hipertensi,

Bab III

rencanakeperawatankliendengan gangguanDHF dan Hipertensi.


:Penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DHF (Dengue Haemoragic Fever)
1. Definisi
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief
Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).
3

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang


disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat
gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,
hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya
renjatan (sindroma renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma
yang dapat menyebabkan kematian (Rohim dkk, 2002 ; 45).
2. Etiologi
a. Virus Dengue.
Virus dengue yang termasuk dalam genus flavovirus ini
berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel
mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel sel
Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui
vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang
berperan

berperan.infeksi

dengan

salah

satu

serotipe

akan

menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan


tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya
(Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000;420).
3. Manifestasi klinis
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 7 hari
kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah.Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala gejala klinik yang tidak spesifik
misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan
umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji torniguet yang positif
mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan
purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran
cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis, Perdarahan

gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang


hebat(Nelson, 1993 ; 296).
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba,
meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi
peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di
perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukan prognosis yang buruk.

4. Patofisiologi

Virus Dengue

Viremia

Hiperthermi

Hepatomegali

Depresi
Sum sum tulang

Anoreksia
Muntah

Perubahan
Nutrisi

Manifestas
i
Resti
Kekurangan
Volume
cairan

Kehilangan plasma

hipovole
mia
Resiko
syok
hipovole

kurang

dari kebutuhan

Syok

Permebilitas
kapiler
meningkat
Efusi pleura
Ascites

Hemokonsn
trasi
Resiko tjd
perdarahan
Perubahan
perfusi
jaringan

Kematian

Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes


dan infeksi pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever
(DF). Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat
dari proses viremia seperti demam, nyeri otot dan atau sendi, sakit kepala,
dengan / tanpa rash dan limfa denopati.
Sedangkan DBD biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi
dengan virus dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue
lainnya. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik
antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi komplek antigen antibodi
(komplek virus anti bodi) yang tinggi.
Terdapatnya komplek antigen antibodi

dalam

sirkulasi

darah

mengakibatkan :
a. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya mediator
anafilatoksin C 3a dan C 5a, dua peptida yang berdaya melepaskan
histamin

dan

merupakan

mediator

kuat

yang

menyebabkan

meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (plasma Leakage), dan


menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu, renjatan yang tidak
diatasi secara adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis
metabolik dan berakhir kematian.
b. Depresi sumsum tulang mengakibatkan trombosit kehilangan fungsi
agregasi dan mengalami metamorfosis, sehingga dimusnahkan oleh
sistem RE dengan akibat terjadi trombositopenia hebat dan perdarahan
c. Terjadinya aktivasi faktor Hagemon (faktor XII) dengan akibat akhir
terjadinya pembekuan intra vaskuler yang meluas. Dalam proses
aktivasi ini maka plasminogen akan berubah menjadi plasmin yang
berperan pada pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin
menjadi Fibrin Degradation Product (FDP).
5. Komplikasi
Terdapat derajat penyakit pada DHF yang dibagi menjadi 4 golongan,
yaitu :

a. Derajat I, demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan.


Uji tourniquet positif.
b. Derajat II, sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala
perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena,
perdarahan gusi.
c. Derajat III, ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (>120x/mnt), tekanan nadi sempit ( 20
mmHg),

tekanan

darah

menurun,

(120/80120/100120/110

90/7080/7080/0 0/0).
d. Derajat IV, Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut
jantung 140x/mnt), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan
kulit tampak biru.
6. Pengobatan
Pengobatan pada penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DHF.
d. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.
e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.g.Pemberian obat antipiretik
sebaiknya dari golongan asetaminopen.
g. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
h. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
i. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
j. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. Pada kasus dengan
renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus
sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan
diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 30
ml/kg BB.Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit
dipertahankan 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan

telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar,
tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi
menjadi 10 ml/kg BB/jam.Transfusi darah diberikan pada pasien
dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian
transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas
secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb
yang mencolok.Pada DBD tanpa renjatan hanya diberi banyak minum
yaitu 1-2 liter dalam 24 jam. Cara pemberian sedikit demi sedikit
dengan melibatkan orang tua.
Infus diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila :
a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
b. Hematokrit yang cenderung mengikat.
7. Pemeriksaan Diagnostic
a. HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.
Normal : PCV / Hm = 3 x Hb
Nilai normal :
1) HB
= L : 12,0 16,8 g/dl.
P : 11,0 15,5 g/dl.
2) PCV /Hm
= L : 35 48 %
P : 34 45 %
b. Trombosit menurun 100.000 / mm3.
Nilai normal :
L
: 150.000 400.000/mm3
P
: 150.000 430.000/mm3.
c. Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan.
Nilai normal
: L/P
: 4.600 11.400/mm3.
d. Waktu perdarahan memanjang.
Nilai normal
: 1 5 menit.
e. Waktu protombin memanjang.
Nilai normal
: 10 14 detik

8. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut


antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat pengembangbiakan nyamuk hasil
samping kegiatan manusia.
b. Biologis
Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik
(ikan cupang).
c. Kimiawi
Pengendalian kimiawi antara lain :
1) Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu.
2) Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air
seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
9. Asuhan Keperawatan dengan klien gangguan infeksi DHF
a. Pengkajian
1) Identitas Pasien
2) Keluhan Utama
Panas atau demam
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas
terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak semakin
lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya
manifestasi pendarahan pada kulit
b. Riwayat Masa Lalu
Sebelumnya pasien tidak menderita penyakit DHF
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit DHF yang
diderita pasien adalah bukan faktor keturunan, dan tidak ada
keluarg yang mengidap penyakit DHF.
d. Kondisi lingkungan.
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih ( seperti air yang menggenang
dan gantungan baju dikamar ).
4) Psikososial
a) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia

b) Persepsi

klien

penyakitnya

tentang

mengganggu

penyakitnya

klien

aktifitas.

Namun

menganggap
klien

tetap

bersyukur semua yang dideritanya dan menganggap semua


sakit yang dideritanya tersebut sebagai cobaan dari Tuhan.
5) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Kompos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan
petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan
tidak teratur.
a) Kepala dan leher.
1. Wajah

: Kemerahan pada muka, pembengkakan

sekitar mata, lakrimasi dan fotobia, pergerakan bola mata


nyeri.
2. Mulut

: Mukosa mulut kering, perdarahan gusi,

lidah kotor, (kadang-kadang) sianosis.


3. Hidung
: Epitaksis
4. Tenggorokan : Hiperemia
5. Leher
: Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada
sudut atas rahang daerah servikal posterior.
b) Dada (Thorax).
Nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal.
Pada Stadium IV :
Palpasi

: Vocal fremitus kurang bergetar.

Perkusi

: Suara paru pekak.

Auskultasi

: Didapatkan suara nafas vesikuler yang lemah.

c) Abdomen (Perut).
Palpasi

: Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan

dehidrasi turgor kulit dapat menurun, suffiing dulness, balote


ment point (Stadium IV).
d) Anus dan genetalia.
Eliminasi alvi

: Diare, konstipasi, melena.

Eliminasi uri

: Dapat terjadi oligouria sampai

anuria.
e) Ekstrimitas atas dan bawah.
Stadium I

: Ekstremitas atas nampak petekie akibat RL

test.

10

Stadium II III

: Terdapat petekie dan ekimose di kedua

ekstrimitas.
Stadium IV

: Ekstrimitas dingin, berkeringat dan sianosis

pada jari tangan


dan kaki.
f) Pola Kebiasaan (ADL)
1. Nutrisi
Mual, muntah, anoreksia, sakit saat menelan
2. Eliminasi
Diare / konstipasi, melena, oligouria sampai anuria.
3. Pola Istirahat
Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri.
4. Pola Aktivitas
Nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala, ulu
hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktivitas
sehari-hari.
5. Personal Hygine
Meningkatnya ketergantungan kebutuhan perawatan diri.
6) Pemeriksaan laboratorium.
Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
a. Hb dan PCV meningkat ( 20%).
b. Trambositopenia (100.000/ml).
c. Leukopenia.
d. Ig.D. dengue positif.
e. Hasil
pemeriksaan
kimia
darah
menunjukkan
:
hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.
f. Urium dan Ph darah mungkin meningkat.
g. Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg.
h. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
7) Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai
berikut :
No
1

Kimia Darah
Bil.total

Hasil
1,35

Normal
<1

Unit
Mg/dL

Bil.Direk

0,59

<0,25

Mg/Dl

SGOT

30,5

<37

U/I

SGPT

38,4

<40

U/I

Ureum

27,2

10-15

Mg/dL

Kreatinim

1,08

0,6-11

Mg/dL

Uric acid

7,8

3,4-70

Mg/dL

Cholesterol total

129

<200

Mg/dL

Mglyceride

<150

Mg/dL

10

HDL

38

>55

Mg/dL

11

LDL

72

<150

Mg/dL

11 93

8) Theranpy
Nama Obat
Parasetamol
Amoxilin
Infus RL

Dosis
500mg x3/1 hari
1ml/10cc
1000ml/24jam

Rute
Oral
IM
IV

-+
a. Analisa Data
N
o
1.

Data
DS :
Pasien mengatakan

Etiologi
Virus Dengue

suhu

Viremia

terasa menggigil
DO :
Membrane mukosa

Peningkatan
suhu tubuh

kering
Pucat
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg

2.

Peningkatan

tubuh (hipertermi)

Nyeri otot, badan

DS :
Pasien

Masalah

Hiperthermi

Virus Dengue

Defisit
cairan

mengatakanlemas saat

Viremia

melakukan aktivitas
DO :
Mata cekung.
Membrane mukosa

Hiperthermi

kering
kulit tidak kembali
TTV :
T : 38oC

Anoreksia,
Muntah

12

volume

3.

P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg

Defisit volume

DS :
pasien mengatakan

Virus Dengue

tidak nafsu makan,


pasien merasa mual
DO :
Nafsu makan buruk
Porsi makan habis

Viremia

cairan

Perubahan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan tubuh

Hiperthermi

1/2 piring
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg

Anoreksia
Muntah
Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan

b. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
peningkatan laju metabolism ditandai dengan Membrane mukosa
kering, nyeri otot
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan Mata cekung, Membrane mukosa kering,
dan Turgor kulit tidak kembali dalam <2 detik.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai
dengan berat badan menurun.

13

c. Rencana Keperawatan
No
1

Dx Keperawatan
Tujuan
Peningkatan
suhu Tupen:
Setelah dilakukan tindakan
tubuh
(hipertermi)
keperawatan selama 1x24
berhubungan dengan
jam, Suhu tubuh menurun.
peningkatan
laju
Tupan:
metabolisme.
Setelah dilakukan tindakan
DS :
keperawatan
3x24
Pasien
mengatakan
jam,Suhu tubuh antara 36
Nyeri otot, badan
370C.
terasa menggigil
Dengan kriteria hasil:
DO :
a. Membrane
mukosa
Membrane
mukosa
basah.
kering
b.
Nyeri otot hilang.
TTV :T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S:130/80

Intervensi

Rasional

Mandiri:
a. Ukur

tanda-tanda

vital

(suhu).
b. Berikan kompres hangat.
c. Tingkatkan intake cairan.
Kolaborasi:
d. Infuse RL 20tpm

a. Suhu 38,90C - 41,10C menunjuka


proses penyakit infeksi akut.
b. Kompres hangat akan terjadi
perpindahan panas konduksi
c. Untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang akibat evaporasi
d. Ringer laktat merupakan larutan
infuse steril untuk memelihara
keseimbangan atau mengganti
elektrolit dan cairan tubuh yang
hilang
e. Parasetamol adalah jenis obat

e. Parasetamol

analgesikatau pereda rasa sakit.


Obat ini bias digunakan untuk

mmHg
menurunkan demam.
Defisit volume cairan Tupen:
Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan
a. Observasi
tanda-tanda a. Penurunan sirkulasi darah dapat
keperawatan selama 1x24
kehilangan
cairan
vital paling sedikit setiap
terjadi
dari
peningkatan
jam, Kebutuhan cairan

14

aktif.
DS :
Pasien

terpenuhi
Tupan:
Setelah

mengatakanlemas saat tindakan


melakukan aktivitas
DO :
Mata cekung.
Membrane

mukosa kering
kulit
tidak

kembali
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg

3x24

jam,

tiga jam.

kehilangan cairan mengakibatkan

dilakukann
keperawatan
Kebutuhan

b. Observasi dan cata intake

hipotensi dan takikardia.


b. Menunjukkan status volume
sirkulasi, terjadinya / perbaikan

dan output

perpindahan cairan, dan respon

cairan tercapai
Dengan kriteria hasil:
a. Mata tidak cekung.
c. Timbang berat badan
b. Membrane
mukosa
tetap lembab
c. Turgor kulit baik.

terhadap terapi.
c. Mengukurkeadekuatan
penggantian cairan sesuai fungsi
ginjal.
d. Mempertahankan

d. Monitor pemberian cairan

keseimbangan

cairan/elektrolit

melalui intravena setiap


jam.

e. Ringer laktat merupakan larutan

Kolaborasi:

infuse steril untuk memelihara

e. Infuse RL 20tpm

keseimbangan atau mengganti


elektrolit dan cairan tubuh yang
hilang

Perubahan

nutrisi Tupen:
Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan
kurang dari kebutuhan
a. Berikan
keperawatan selama 1x24

15

makanan

a. Mengganti

kehilangan

vitamin

tubuh

berhubungan jam,

dengan
ketidakmampuan
untuk

mencerna

Kebutuhan

nutrisi

yang disertai dengan

terpenuhi
Tupan:
Setelah dilakukan tindakan

suplemen
untuk

makanan.
jam, Kebutuhan nutrisi
DS :
pasien
mengatakan tercapai
Dengan Kriteria hasil:
tidak nafsu makan dan
i. Berat badan stabil atau
merasa mual
meningkat.
DO :
ii. Nafsu makan menigkat
Nafsu
makan

nutrisi

meningkatkan

kualitas intake nutrisi.


b. Anjurkan
kepada

keperawatan selama 3x24

karena malnutrisi/anemia

orang

tua

b. Porsi

lebih

kecil

dapat

meningkatkan masukan.

untuk

memberikan makanan
dengan teknik porsi
kecil

tapi

sering c. Mengawasi

secara bertahap.
c. Timbang berat badan

buruk
Porsi makan habis

penurunan

berat

badan.

setiap hari pada waktu

1/2 piring
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg

yang

sama

dan

dengan

skala

yang

sama.
d. d.Pertahankan
kebersihan
klien.
e. Jelaskan
intake

16

selera makan dan pemasukan oral


e. Jelaskan pentingnya intake nutrisi
mulut

pentingnya
nutrisi

d. Mulut yang bersih meningkatkan

yang

yang adekuat untuk penyembuhan


penyakit

adekuat

untuk

f. Ringer laktat merupakan larutan

penyembuhan

infuse steril untuk memelihara

penyakit.

keseimbangan atau mengganti


elektrolit dan cairan tubuh yang

Kolaborasi:
f. Infuse RL 20 tpm

17

hilang

B. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di
atas 140 mmhg dan tekanan diastolik di atas 90 mmhg. Atau hipertensi
lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas tekanan normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas)
(Setiawan, 2008).
Hipertensi dengan peningkatan systole tanpa disertai peningkatan
diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi dengan peningkatan
diastole tanpa disertai peningkatan systole lebih sering terjadi pada dewasa
muda.Hipertensi

dapat

pula

digolongkan

sebagai

esensial

dan

sekunder.Disebut hipertensi esensial bila tanpa memiliki etiologi spesifik,


sedangkan disebut hipertensi sekunder bila memiliki penyebab.Ada lagi
hipertensi benigna dan maligna.Bila timbulnya beransur disebut benigna
dan bila tekanannya naik secara progresif dan cepat disebut maligna
(Tambayong, 2002).
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output
atau peningkatan tekanan perifer.
c. Faktor tertentu yang mungkin menjadi faktor penyebab lainnya adalah
(Muttaqin, 2009):
1) Usia lanjutan
Kemungkinan pertambahan usia juga berpengaruh pada
penderita hipertensi. Karena adanya perubahan struktural dan

18

fungsional

sistem

vaskular

perifer.Perubahan

ini

meliputi

asteroklerosis, dan hilangnya elastisitas jaringan ikat. Dengan


pertambahan usia, jantung penderita menjadi kaku dan kurang
berfungsi.
2) Jenis kelamin
Umumnya hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-laki pada
usia pertengahan umur, sedangkan pada perempuan terjadi setelah
usia pertengahan umur. Penyakit ini banyak menyebabkan
komplikasi dan kematian pada pria.
3) Keturunan
Faktor

keturunan

sangat

berpengaruh

pada

penderita

hipertensi.Keluarga tertentu memiliki kadar natrium intraseluler


dan menurunkan rasio potassium natrium. Studi menunjukkan
hubungan antara tekanan darah dan lingkungan untuk anggota
keluarga genetiknya mirip.Obesitas
4) Konsumsi tembakau
Meskipun merokok belum tentu menjadi penyebab, namun
orang yang berhenti merokok dapat mengurangi resiko terserang
penyakit jantung. Berdasarkan hasil penelitian, penderita hipertensi
yang tidak merokok, tiga sampai lima kali lebih kecil
kemungkinannya untuk menderita infark miokard dibandingkan
pasien hipertensi yang merokok.
5) Diet lemak tinggi
Makanan dengan kandungan lemak tinggi memiliki efek
langsung pada tekanan darah.Diet lemak tinggi memberikan
kontribusi untuk obesitas dan hiperlipidemia yang meningkatkan
risiko

penderita

merupakan

komplikasi

kelebihan

lemak

kardiovaskular.
dalam

plasma

Hiperlipidemia
yang

dapat

meningkatkan risiko aterosklerosis. Dengan demikian, pasien


hipertensi harus dimotivasi untuk makan diet rendah lemak untuk
mengurangi risiko komplikasi cardiovascular.

19

6) Stress
Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat meningkat
sebagai respon normal akibat stresor fisiologis seperti marah, takut,
dan rasa sakit fisik.Namun, jika stressor tersebut tetap berlangsung,
vasokonstriksi meningkat, detak jantung meningkat, dan stimulasi
pelepasan renin dapat menyebabkan tekanan darah terus tinggi.
7) Gaya hidup yang menetap
Risiko hipertensi meningkat sebanyak 25% akibat gaya hidup
yang menetap. Penderita hipertensi harus didorong untuk latihan
pola

hidup

sehat

sebagai

cara

memperbaiki

kesehatan

kardiovaskularnya. Latihan yang dilakukan tidak perlu berat,


misalnya aktivitas ringan seperti berjalan cepat 30-45 menit selama
tiga sampai lima kali seminggu. Dengan mempertahankan aktivitas
aerobik secara teratur, pasien hipertensi dapat menurunkan tekanan
darah sistoliknya sekitar 10mmhg.
3. Manifestasi Klinik
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda (simptom) pada tingkat
awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi
hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung di telinga merupakan tandatanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada
tekanan darah normal bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi
tidak memiliki tanda-tanda tersebut.Cara yang tepat untuk meyakinkan
seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Bila hipertensi sudah mencapai taraf lanjut yang berarti telah
berlangsung beberapa tahun akan menyebabkan sakit kepala, nafas
pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidurnya (Soeharto,
2001).

20

4. Patofisiologi
Umur

Jenis Kelamin

Gaya hidup

Obesitas

Elastisitas

Hipertensi

Anoreksia
muntah

Kerusakan vaskuler pembuluh


Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan

Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi

Otak

Resistensi
pembuluh
darah otak

Suplai O2
otak

Ginjal

Pembuluh darah

Vasokontriksi
pembuluh darah

Sistemik

Nyeri
kepala

Vasokontriksi

Respon
RAA
Afterload

Gangguan
pola tidur

Spasme
anteriole
diplopia

Blood flow
Gangguan
perfusi
jaringan

Koroner

Retina

Rangsang
aldosteron

Retensi Na
Edema
21

Penurunan
curah
jantung

Iskemi
miocard

Nyeri
dada

Intoleransi
aktivitas

Resti injuri

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya


angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme
(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan
darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki
peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi
utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik
(ADH) dan rasa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari)
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume
urin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan
ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya,

volume

darah

meningkat yang pada

akhirnya

akan

meningkatkan tekanan darah.Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi


aldosteron dari korteks adrenal.
5. Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi essensial. Kadang-kadang hipertensi essensial
berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ
sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti
sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala
klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai
berikut: pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan),
sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata
berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi

22

ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan


pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan,
gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi
komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan
pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan
pola makan. Beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup
tidak sehat. Seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok,

dan

kurang

istirahat.Kebiasaan

makan

juga

perlu

diqwaspadai.Pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat


disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI,
1997) sebagai berikut :
No
1.
2.
3.
4.

Kategori
Optimal
Normal
High Normal
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
Grade 2 (sedang)
Grade 3 (berat)
Grade 4 (sangat berat)

Sistolik(mmhg)
<120
120 129
130 139

Diastolik(mmhg)
<80
80 84
85 89

140 159
160 179
180 209
>210

90 99
100 109
100 119
>120

6. Pengobatan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam
dua kategoripengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi.
Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada
pasien dengan penyakit diatas.

Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :


a. Pengaturan Diet

23

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan
bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1. Rendah garam,Dengan pengurangan komsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
2. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah
3. Diet kaya buah dan sayur.
4. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung coroner
5. Tidak mengkomsumsi Alkohol
b. Olahraga Teratur
1. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat

untuk

menurunkan

tekanan

darah

dan

dapat

memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga isotonik dapat juga bisa


meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi
katekolamin plasma.
2. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu
minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan LVH.Jadi penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan

berat

badan

(1kg/minggu)

sangat

dianjurkan.

Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu


menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan
yang terjual bebas mengandung simpatomimetik,sehingga dapat
meningkatan tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal
jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.

24

Menghindari obat-obatan seperti nsaids, simpatomimetik, dan


MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya
dengan obat antihipertesni.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide,
beta-blocker dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel
blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker dan vasodilator
seperti hydralazine.Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang
diinginkan.
7. Pemeriksaan diagnostic
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
g. Foto dada dan CT scan
8. Pencegahan
Beberapa contoh pencegahan yang bisa dilakukan meliputi:
a. Makanan
Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat, seperti roti
dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran. Kurangi
konsumsi garam dalam makanan Anda, setidaknya tidak lebih dari 6
gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
b. Berat Badan

25

Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan membuat


perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan.
c. Olahraga
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh
darah dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu
dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas dengan intensitas
menengah ( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus dilakukan
selama 2 hingga 3 jam setiap minggu.
d. Terapi relaksasi
seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat membantu
Anda untuk mengendalikan stres.
e. Minuman keras
Batas konsumsi minuman keras yang dianjurkan dalam sehari adalah 2
hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7persen untuk pria. Dan
maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita.
Risiko hipertensi akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman
keras terlalu sering dan berlebihan.
f. Merokok
Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tapi akan
mempertinggi risiko serangan jantung dan stroke karena dapat memicu
penyempitan arteri. Kombinasi merokok dan hipertensi akan
meningkatkan risiko penyakit jantungatau paru-paru secara drastis.
g. Kafein
Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein seperti
kopi, teh, cola serta minuman berenergi. Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

9. Asuhan Keperawatan dengan klien gangguan infeksi Hipertensi

26

a. Pengkajian
2) Identitas Pasien
3) Keluhan Utama
kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala disertai leher terasa
tegang dan kaku.
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan
tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.
5) Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit enam bulan yang lalu dengan
kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses
penyembuhan
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang
diderita pasien adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum
pasien menderita hipertensi ibu pasien juga pernah menderita
hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit
hipertensi.
7) Riwayat Keadaan Psikososial
iii. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
iv. Persepsi klien tentang penyakitnya : Klien menganggap
penyakitnya

mengganggu

aktifitas.

Namun

klien

tetap

bersyukur semua yang dideritanya dan menganggap semua


sakit yang dideritanya tersebut sebagai cobaan dari Tuhan.
v. Konsep diri
a. Body image
Tidak ada masalah dengan body image
b. Ideal diri
Klien mengharapkan dan selalu berdoa kepada Tuhan YME
agar diberikan ketabahan dalam menghadapi penyakitnya
dan kesembuhan walau tidak terlalu mengharap.
c. Harga diri
Klien senang tinggal di panti karena tercukupi semua
kebutuhannya, dan bebas melakukan apa saja yang
diinginkan.
d. Peran diri
Klien seorang ibu rumah dan memiliki 1 orang anak.
e. Keadaan Emosi
Keadaan emosi klien dalam keadaan stabil.
f. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara

27

Klien

tampak

memperhatikandan

menanggapi

setiappertanyaan yang diberikan kepadanya.


g. Hubungan dengan keluarga
Harmonis dengan keluarga yang ada, selalu memperhatikan
anak dan suaminya.
h. Hubungan dengan orang lain
Baik, klien mau bergaul dengan masyarakat terutama
dengan tetangganya.
i. Kegemaran
Memasak
j. Daya adaptasi
Klien dapat beradaptasi dengan warga walaupunklien
kurangbisa mengikuti kegiatan yang ada didesa seperti
gotong royong dan senam pagi karenaketerbatasan karena
penyakitnya.
k. Mekanisme Pertahanan diri
Klien memiliki pertahanan diri yang efektif
8) Pemeriksaan Fisik
S
: 170/100 mmHg
P
: 90 x/i
RR
: 22 x/i
T
: 350c
Keadaan umum
: Lemah
Penampilan
: BersihCompos mentis (conscious) yaitu
kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
TB
: 161 cm
BB
: 64 Kg
Ciri Tubuh
: Gemuk
9) Pengkajian Pola Fungsional
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih
b.

tidak terdapat ketombe


Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor

dan slekta baik tidak dijumpai


c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat
membedakan bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada
dijumpai adanya peradangan dan pendarahan

28

e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada
pendarahan maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi
jantung berirama, tidak adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi
hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan
pasien sulit beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
6. Nutrisi
- Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1
hari, makanan kesukaan yang berlemak, sedangkan
-

makanan pantangan tidak ada.


Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari.
Porsi yang disajikan habis 1/3 porsi dengan diet M2,
pasien

dilarang

makan

makanan

yang

banyak

mengandung minyak dan lemak.


7. Eliminasi
- BAB : - Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari
dengan konsistensi lembek, Sesudah masuk Rumah
-

Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek


BAK : Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x seha,

Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari


8. Pola Istirahat
- Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8
-

jam dan tidur siang + 1-2 jam,


Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2
jam pada siang hari pasientidak bisa tidur karena
suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga

klien tampak kusam dan pucat.


9. Pola Aktivitas

29

Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu


sedikit dirumah dan jumlah jam kerja yang tiada henti,
istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana
dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
10. Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci
rambut 2 hari sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x
sehari.
11. Therapy
Obat
Infus RL
Furosemide
Amlodepine
Cotrimoxazole
Remufit

Dosis
20 gtt/i
1 amp/12 jam
2 x 10 mg
3x4 80 mg
1x6

10) Data Penunjang


Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai
berikut :
No
1

Kimia Darah
Bil.total

Hasil
1,35

Normal
<1

Unit
Mg/dL

Bil.Direk

0,59

<0,25

Mg/Dl

SGOT

30,5

<37

U/I

SGPT

38,4

<40

U/I

Ureum

27,2

10-15

Mg/dL

Kreatinim

1,08

0,6-11

Mg/dL

Uric acid

7,8

3,4-70

Mg/dL

Cholesterol total

129

<200

Mg/dL

Mglyceride

93

<150

Mg/dL

10

HDL

38

>55

Mg/dL

11

LDL

72

<150

Mg/dL

b. Analisa Data

30

DATA

ETIOLOGI

O
D
1 S: DS:

Penyumbatan

Pasien

kepala pusing
leher terasa tegang.

mengatakan

nyeri

Gangguan
Px

tampak

meringis

kesakitan,
kondisi badan lemah.
TTV :
S : 170/100 mmHg
P : 90 x
R : 22 x
T : 370C

Gangguan rasa nyaman

Vasokontriksi

DO:DO:

pembuluh darah

MASALAH

sirkulasi
Resistensi
pembuluh darah
Otak
Nyeri kepala

DS:

Hiperthermi

Pasien

mengatakan

tidak

selera makan

Anoreksia

DO:

Gangguan pola nutrisi

Muntah
pasien tampak lemah
Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi

Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan

DS:
Pasien

Hipertensi
mengatakan

susah

tidur

tidur

Kerusakan

DO:

vaskuler

pasien tampak pucat,


mata cekung,
tidur
malam + 2
jam pasien

susah

tidur

31

Gangguan

pembuluh
Penyumbatan
pembuluh darah

istirahat

siang
Resistensi
pembuluh darah
otak menurun
Gangguan pola
4

tidur
Hipertensi

DS:
pasien

mengatakan

kedua

kakinya susah digerakkan


D

Gangguan
aktivitas

Kerusakan

DO:

vaskuler

aktivitas pasiens di bantu

pembuluh

oleh keluarga dan perawat


Gangguan
sirkulasi
Pembuluh darah
Sistemik
Vasokontriksi
Intoleransi
aktivitas

c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri peningkatan tekanan darah ditandai
dengan pasien tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemah.

32

pola

2. Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan perubahan jenis diet


ditandai dengan Makanan yang di sajikan habis 1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan efek hospitalisasi
ditandai dengan pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam, pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di
tandai dengan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.

33

d. Rencana Keperawatan
e.

f.

Diagnosa

No
j.

Keperawatan
Gangguan

k.

nyaman

g.

Tujuan

h.

Intervensi

i.

Rasional

rasa s............................................................................................................................
y. Mandiri :
an.

nyeri Tupen:
a.Atur posisi semifowler a. Dengan mengatur posisi
t............................................................................................................................
peningkatan tekanan
pasien
semi
fowler
pasien
Setelah dilakukan tindakan
z.
darah berhubungan dengan
diharapkan pasien merasa
aa.
keperawatan selama 1x24
pasien tampak meringis
b. Berikan
istirahat
nyaman
jam, nyeri berkurang.
b. Dengan
memberikan
kesakitan
yang cukup
u...........................................................................................................................
istirahat
yang
cukup
l.
DS:
ab.
Tupan:
diharapkan rasa nyeri
m.
Pasien mengatakan v............................................................................................................................
ac.
pasien berkurang
kepala pusing, dan leher Setelah dilakukann tindakan
c.Anjurkan pasien untuk
c. Dengan
menghindari
terasa tegang.
keperawatan 3x24 jam,
menghindari makanan
makanan
yang
n. DO:
nyeri hilang.
yang
mengandung
mengndung
garam
w...........................................................................................................................
garam
tampak
meringis
diharapkan
dapat
Dengan kriteria hasil:
ad.
kesakitan,
a. Tampak tenang
d.
Kolaborasi :
menghindari peningkatan
kondisi badan lemah
b. Tidak pusing
ae.
tekanan darah
TTV
c. Kondisi badan fit
d.
Dengan
berkolaborasi
o. S : 170/100 mmHg
d. Tanda-tanda
vital af.
p. P : 90 x/i
dengan dokter diharapkan
normal
ag.
q. R : 22 x/i

34

r.

T : 370C

x.

ah.

pasien

e.Infus RL 20 gtt/i

penanganan lebih lanjut.


e. Ringer laktat merupakan

ai.

larutan infuse steril untuk

aj.

mengganti elektrolit dan

ak.
f. Furosemide 1
jam
al.

ao.

ap.

Gangguan

pola

nutrisi berhubungan dengan


perubahan
aq.
DS :
Pasien mengatakan tidak
selera makan
ar. DO :

pasien tampak lemah,


Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
as.

mendapat

amp/12

cairan tubuh yang hilang


f. Furosemide
digunakan
untuk tekanan darah tinggi

saat obat diuretik.


am.
at..........................................................................................................................
ay. Mandiri :
bs.
a. Dengan
memberikan
Tupen:
a. Beri makan pasien sedikit
au.........................................................................................................................
makan makan pasien
tapi sering
Setelah dilakukan tindakan
sedikit
tapi
sering
az.
keperawatan selama 1x24
diharapkan pasien mudah
ba.
jam,
kebutuhan nutrisi
mencerna makanan yang
bb.
terpenuhi
dimakannya
bc.
av..........................................................................................................................
b. Dengan
memberikan
b. Beri makanan dalam
Tupan:
makanan dalam keadaan
aw.........................................................................................................................
keadaan hangat
hangat diharapkan dapat
bd.
menambah nafsu makan

35

Setelah dilakukann tindakan


keperawatan

3x24

jam,

be.
bf.

c.

pasien
Dengan

memberikan

makanan yang berpariasi


kebutuhan nutrisi tercapai
c. Beri
makanan
yang
ax..........................................................................................................................
diharapkan pasien tidak
berpariasi
Dengan kriteria hasil:
bosan dengan makanan
bg.
a. selera makan meningkat.
yang disediakan
b. Makanan yang di sajikan
bh.
d. Dengan
memberikan
habis
bi.
penjelasan makanan pada
d. Beri penjelasan tentang
pasien,
agar
pasien
manfaat makanan
mengetahui
manfaat
bj.
bk.
Kolaborasi :
makanan
bl.
e. Ringer laktat merupakan
e. Infus RL20 gtt/i
larutan infuse steril untuk
bm.
bn.
bo.
bp.
bq.

f. Cotrimoxazole3x4 80 mg
br.

mengganti elektrolit dan


cairan tubuh yang hilang
f. Cotrimoxazole
adalah obat

antibiotik

yang memiliki spektrum


luas yang efektif terhadap
kuman gram positif dan

36

gram negatif. Obat ini


biasa

diresepkan

oleh

dokter untuk mengatasi


penyakit

infeksi

baik

infeksi saluran napas atas,


infeksi
Gangguan

saluran

kemih

bt.

bu.

istirahat by..........................................................................................................................
cd. Mandiri :
cy.

tidur berhubungan dengan Tupen:


a. Beri pasien ruangan a. Dengan
memberikan
bz..........................................................................................................................
efek hospitalisasi
yang nyaman
pasien
ruangan
yang
Setelah dilakukan tindakan
bv. DS :
ce.
nyaman diharapkan pasien
keperawatan selama 1x24
bw.Pasien mengatakan
cf.
merasa nyaman
jam, Istirahat tidur pasien
b. Dengan membatasi jam
susah tidur
b. Batasi jam berkunjung
terpenuhi
berkunjung
diharapkan
bx. DO :
pasien ;
ca..........................................................................................................................
cg. pagi jam 10-12
pasien dapat beristirahat
pasien tampak pucat,
Tupan:
ch. Sore 16-17
cz.
mata cekung,
cb..........................................................................................................................
ci. Malam 19-21
tidur
malam + 2
c. Batasi
jumlah
da.
Setelah dilakukann tindakan
jam pasien susah tidur
pengunjung
c. Dengan membatasi jumlah
keperawatan 3x24 jam,
siang
cj.
pengunjung agar pasien
Istirahat
tidur
pasien
d. Hindari keributan
merasa tenang

37

tercapai
ck.
d. Dengan
menghindari
cc..........................................................................................................................
cl.
keributan
diharapkan
Dengan kriteria hasil:
cm.
pasien dapat beristirahat
a. mata tidak cekung
b. pola tidur terpenuhi
e. Rapikan tempat tidur
dengan nyaman
e. Dengan merapikan tempat
pasien
cn.
tidur pasien setiap hari
co. Kolaborasi :
diharapkan
dapat
cp.
cq.
meningkatkan
f. Infus RL20 gtt/i
kenyamanan pasien setiap
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.

g. Remufit

hari
f. Ringer laktat merupakan
larutan infuse steril untuk
mengganti elektrolit dan
cairan tubuh yang hilang
db.
g. Suplemen
Makanan
Berbentuk Serbuk Dalam
Sediaan
Mengandung

Sachet

Angkak,

Daun Jambu Biji Dan

38

Elektrolit Yang Berfungsi


Untuk

Memelihara

Kesehatan,

Membantu

Peningkatan

Trombosit

Tubuh

Mengganti

Dan

Kehilangan Cairan
dd.

de.

Gangguan

aktivitas

dc.
pola dl..........................................................................................................................
dq. Mandiri :
ej.

berhubungan Tupen:
a. Bantu aktivitas pasien
a. Dengan
dm........................................................................................................................
dengan kelemahan fisik
dr.
membantu pasien
df.
DS :
Setelah dilakukan tindakan
ds.
untuk berativitas Agar
dg.
pasien mengatakan
keperawatan selama 1x24
dt.
kedua
kaki
kedua
kakinya
susah
jam,
aktivitas pasien
du.
pasien tidak
terasa
digerakkan
terpenuhi
dh.
DO :
b. Beri posisi yang nyaman
kaku
dn.........................................................................................................................
di.
aktivitas pasien di
b. Dengan memberikan
semi fowler
Tupan:
bantu oleh keluarga dan
posisi semifowler di
do.........................................................................................................................
dv.
perawat
harapkan
dapat
Setelah dilakukann tindakan
dw.
dj.
mengurangi rasa nyeri
dk.
keperawatan 3x24 jam,
dx.
pada pasien
aktivitas pasien tercapai
c. Dekatkan barang-barang
c. Pasien
dapat
dp.........................................................................................................................

39

Dengan kriteria hasil:


a. kedua kakinya dapat
digerakkan
b. aktivitas tidak di bantu

dibutuhkan pasien
dy.
dz.

Kolaborasi :
d. Infus RL20 gtt/i
ea.
eb.
ec.
ed.
ee.
ef.
eg.
eh.
e. Amlodepine 2 x 10 mg

ei.

menjangkau

barang-

barang

yang

diperlukan pasien
d. Ringer
laktat
merupakan
infuse

larutan

steril

mengganti

untuk

elektrolit

dan cairan tubuh yang


hilang
e. Amlodipine

adalah

obat untuk mengatasi


hipertensi

atau

tekanan darah tinggi.

40

ek. BAB III


el. PENUTUP
em.
A. Simpulan
en.
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit
ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian,
terutama anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57).
eo.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang
terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok,
obesitas, inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara,
hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering
dijumpai (WHO, 2000).
ep.
B. Saran
eq. Tim penulis berharap makalah ini dapat dipahami dan dimanfaatkan serta
dijadikan pembelajaran oleh pembaca untuk menambah pengetahuannya
mengenai gangguan infeksi DHF dan hipertensi.
er. Sehingga pembaca dapat mengantisipasi/menanggulangi masalah tersebut.
1. Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan makalah ini dapat dijadikan
tambahan pengetahuan mengenai gangguan infeksi
2. Bagi masyarakat, diharapkan makalah ini dapat dipahami dan dijadikan
pembelajaran tentang gangguan infeksi DHF dan hipertensi
es.
et.
eu.
ev.
ew.
ex.
ey.

41

Vous aimerez peut-être aussi

  • Menjelang Ajal
    Menjelang Ajal
    Document27 pages
    Menjelang Ajal
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Document14 pages
    Laporan Pendahuluan Stroke
    dicky
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Indo
    Cover Indo
    Document1 page
    Cover Indo
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Asma Bronchiale
    Askep Asma Bronchiale
    Document15 pages
    Askep Asma Bronchiale
    vaniafildza
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Document14 pages
    Laporan Pendahuluan Stroke
    dicky
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Ppom
    Askep Ppom
    Document11 pages
    Askep Ppom
    Yadi Firmansyah
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Hernia 2
    Askep Hernia 2
    Document3 pages
    Askep Hernia 2
    MusaDiryanto
    Pas encore d'évaluation
  • 1 Konsep Dasar Icu
    1 Konsep Dasar Icu
    Document38 pages
    1 Konsep Dasar Icu
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Hiv Aids
    Askep Hiv Aids
    Document10 pages
    Askep Hiv Aids
    Fauzy
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Document12 pages
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Anindya Sekar Utami
    Pas encore d'évaluation
  • Dicky LP
    Dicky LP
    Document12 pages
    Dicky LP
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Apendiks
    Askep Apendiks
    Document8 pages
    Askep Apendiks
    Yosep Kurniawan
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Document14 pages
    Laporan Pendahuluan Stroke
    dicky
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Lastri
    Cover Lastri
    Document1 page
    Cover Lastri
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Dicky LP
    Dicky LP
    Document12 pages
    Dicky LP
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document7 pages
    Bab Iii
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document3 pages
    Daftar Isi
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Berpikir Kritis
    Berpikir Kritis
    Document34 pages
    Berpikir Kritis
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Breast Care
    Leaflet Breast Care
    Document2 pages
    Leaflet Breast Care
    Hidayah Hidda
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Stroke
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Document12 pages
    Laporan Pendahuluan Stroke
    Anindya Sekar Utami
    Pas encore d'évaluation
  • Dicky LP
    Dicky LP
    Document12 pages
    Dicky LP
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Abses
    Askep Abses
    Document9 pages
    Askep Abses
    Alfrisca Kende
    Pas encore d'évaluation
  • 2A Kelompok3 Proposal
    2A Kelompok3 Proposal
    Document17 pages
    2A Kelompok3 Proposal
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document55 pages
    Bab Ii
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Perawatan Luka
    Leaflet Perawatan Luka
    Document3 pages
    Leaflet Perawatan Luka
    Arien Ardianti Sukmawinata
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document5 pages
    Bab I
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Marasmus Penyuluhan
    Marasmus Penyuluhan
    Document11 pages
    Marasmus Penyuluhan
    ZomalFiantana
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document1 page
    Daftar Pustaka
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document5 pages
    Bab I
    Reza Sungkar
    Pas encore d'évaluation
  • Kata Pengantar.2
    Kata Pengantar.2
    Document2 pages
    Kata Pengantar.2
    muhamad reza
    Pas encore d'évaluation