Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang digunakan secara
luas pada praktek klinis sehari-hari. Rentang referensi hematologi yang sesuai
sangatlah diperlukan untuk diagnosis klinis dan untuk menentukan terapi.
Rentang referensi hematologi yang umumnya digunakan sekarang ini adalah
berdasarkan rentang referensi yang berasal dari populasi orang Kaukasia
misalnya yang terdapat pada buku teks hematologi Wintrobe (Kueviakoe et
al., 2011) (Bain, 2002) (Lewis, 2001) (Perkins, 2013). Rentang referensi juga
dapat dibuat berdasarkan penelitian yang dikeluarkan oleh produsen alat
hematologi (Sysmex, 2004)
DHF adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini
dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama
anak serta sering menimbulkan wabah. (Suriadi, 2006: 57).
Penyakit dengue hemorrhagic fever tercatat pertama kali di Asia pada
tahun di 1954, sedangkan di Indonesia penyakit demam berdarah dengue
pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya mencatat 58 kasus DHF
dengan 24 kematian (CFR: 41,5%) dan sekarang menyebar keseluruh propinsi
di Indonesia. ( Soegijanto, 2006)
Berdasarkan data dari catatan rekam medik RSUD Dr.Moewardi
Surakarta, pada tahun 2009 angka kejadian pada pasien DHF sebanyak 214
klien. Angka tersebut membuktikan bahwa demam berdarah dengue
merupakan masalah kesehatan dimana besarnya masalah demam berdarah
dengue dapat di lihat dari indikator morbilitas dan mordibitas. (WHO, 2000).
Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi
mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.
Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya
berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (WHO, 2000).
Penelitian berskala nasional dilakukan perhimpunan hipertensi
Indonesia pada tahun 2002 di Jawa,Sumatra,Kalimantan,Sulawesi dan Bali.
Dari 3080 subjek dewasa umur 40 tahun atau lebih yang berobat pada praktik
dokter, didapatkan prevalensi hipertensi 58,89% dan 37,32% pasien tanpa
pengobatan antihipertensi. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 2004 mendapatkan prevalensi
hipertensi di Pulau Jawa mencapai 41,9%. Survei Pernefri dilakukan dengan
tujuan menilai proteinuria dan hipertensi sebagai faktor resiko PGK pada
populasi di 4 daerah percontohan Bali,Jakarta,Surabaya dan Yogya dan
mendapatkan prevalensi hipertensi umur 18 tahun keatas sebesar 19,4%. Dari
data tersebut 26,9% (Prodjosudjadi, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian DHF dan Hipertensi ?
2. Apa saja etiologi DHF dan Hipertensi ?
3. Apa saja Manifistasi Klinis DHF dan Hipertensi ?
4. Bagaimana patofisiologi DHF dan Hipertensi ?
5. Apa saja komplikasi dari DHF dan Hipertensi ?
6. Bagaimana pengobataan DHF dan Hipertensi ?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari DHF dan Hipertensi ?
8. Bagaimana Pencegahan dari DHF dan Hipertensi ?
9. Apaanalisa data kliendengan gangguan DHF dan Hipertensi ?
10. Apa diagnose keperawatan klien dengan gangguanDHF dan Hipertensi ?
11. Apa rencana keperawatan klien dengan gangguan DHF dan Hipertensi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
infeksi DHF dan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian DHF dan Hipertensi
b. Untuk mengetahui etiologi DHF dan Hipertensi
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis DHF dan Hipertensi
d. Untuk mengetahui patofisiologi DHF dan Hipertensi
e. Untuk mengetahui komplikasi DHF dan Hipertensi
2
Bab III
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DHF (Dengue Haemoragic Fever)
1. Definisi
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief
Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).
3
berperan.infeksi
dengan
salah
satu
serotipe
akan
4. Patofisiologi
Virus Dengue
Viremia
Hiperthermi
Hepatomegali
Depresi
Sum sum tulang
Anoreksia
Muntah
Perubahan
Nutrisi
Manifestas
i
Resti
Kekurangan
Volume
cairan
Kehilangan plasma
hipovole
mia
Resiko
syok
hipovole
kurang
dari kebutuhan
Syok
Permebilitas
kapiler
meningkat
Efusi pleura
Ascites
Hemokonsn
trasi
Resiko tjd
perdarahan
Perubahan
perfusi
jaringan
Kematian
dalam
sirkulasi
darah
mengakibatkan :
a. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya mediator
anafilatoksin C 3a dan C 5a, dua peptida yang berdaya melepaskan
histamin
dan
merupakan
mediator
kuat
yang
menyebabkan
tekanan
darah
menurun,
(120/80120/100120/110
90/7080/7080/0 0/0).
d. Derajat IV, Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut
jantung 140x/mnt), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan
kulit tampak biru.
6. Pengobatan
Pengobatan pada penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DHF.
d. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.
e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
f. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.g.Pemberian obat antipiretik
sebaiknya dari golongan asetaminopen.
g. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
h. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
i. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
j. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. Pada kasus dengan
renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus
sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan
diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 30
ml/kg BB.Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit
dipertahankan 12 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan
telah teratasi nadi sudah teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar,
tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan plasma biasanya dikurangi
menjadi 10 ml/kg BB/jam.Transfusi darah diberikan pada pasien
dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat. Indikasi pemberian
transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas
secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb
yang mencolok.Pada DBD tanpa renjatan hanya diberi banyak minum
yaitu 1-2 liter dalam 24 jam. Cara pemberian sedikit demi sedikit
dengan melibatkan orang tua.
Infus diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila :
a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
b. Hematokrit yang cenderung mengikat.
7. Pemeriksaan Diagnostic
a. HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.
Normal : PCV / Hm = 3 x Hb
Nilai normal :
1) HB
= L : 12,0 16,8 g/dl.
P : 11,0 15,5 g/dl.
2) PCV /Hm
= L : 35 48 %
P : 34 45 %
b. Trombosit menurun 100.000 / mm3.
Nilai normal :
L
: 150.000 400.000/mm3
P
: 150.000 430.000/mm3.
c. Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan.
Nilai normal
: L/P
: 4.600 11.400/mm3.
d. Waktu perdarahan memanjang.
Nilai normal
: 1 5 menit.
e. Waktu protombin memanjang.
Nilai normal
: 10 14 detik
8. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan
b) Persepsi
klien
penyakitnya
tentang
mengganggu
penyakitnya
klien
aktifitas.
Namun
menganggap
klien
tetap
Perkusi
Auskultasi
c) Abdomen (Perut).
Palpasi
Eliminasi uri
anuria.
e) Ekstrimitas atas dan bawah.
Stadium I
test.
10
Stadium II III
ekstrimitas.
Stadium IV
Kimia Darah
Bil.total
Hasil
1,35
Normal
<1
Unit
Mg/dL
Bil.Direk
0,59
<0,25
Mg/Dl
SGOT
30,5
<37
U/I
SGPT
38,4
<40
U/I
Ureum
27,2
10-15
Mg/dL
Kreatinim
1,08
0,6-11
Mg/dL
Uric acid
7,8
3,4-70
Mg/dL
Cholesterol total
129
<200
Mg/dL
Mglyceride
<150
Mg/dL
10
HDL
38
>55
Mg/dL
11
LDL
72
<150
Mg/dL
11 93
8) Theranpy
Nama Obat
Parasetamol
Amoxilin
Infus RL
Dosis
500mg x3/1 hari
1ml/10cc
1000ml/24jam
Rute
Oral
IM
IV
-+
a. Analisa Data
N
o
1.
Data
DS :
Pasien mengatakan
Etiologi
Virus Dengue
suhu
Viremia
terasa menggigil
DO :
Membrane mukosa
Peningkatan
suhu tubuh
kering
Pucat
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg
2.
Peningkatan
tubuh (hipertermi)
DS :
Pasien
Masalah
Hiperthermi
Virus Dengue
Defisit
cairan
mengatakanlemas saat
Viremia
melakukan aktivitas
DO :
Mata cekung.
Membrane mukosa
Hiperthermi
kering
kulit tidak kembali
TTV :
T : 38oC
Anoreksia,
Muntah
12
volume
3.
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg
Defisit volume
DS :
pasien mengatakan
Virus Dengue
Viremia
cairan
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
Hiperthermi
1/2 piring
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg
Anoreksia
Muntah
Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
b. Diagnosa Keperawatan
1) Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
peningkatan laju metabolism ditandai dengan Membrane mukosa
kering, nyeri otot
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan Mata cekung, Membrane mukosa kering,
dan Turgor kulit tidak kembali dalam <2 detik.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai
dengan berat badan menurun.
13
c. Rencana Keperawatan
No
1
Dx Keperawatan
Tujuan
Peningkatan
suhu Tupen:
Setelah dilakukan tindakan
tubuh
(hipertermi)
keperawatan selama 1x24
berhubungan dengan
jam, Suhu tubuh menurun.
peningkatan
laju
Tupan:
metabolisme.
Setelah dilakukan tindakan
DS :
keperawatan
3x24
Pasien
mengatakan
jam,Suhu tubuh antara 36
Nyeri otot, badan
370C.
terasa menggigil
Dengan kriteria hasil:
DO :
a. Membrane
mukosa
Membrane
mukosa
basah.
kering
b.
Nyeri otot hilang.
TTV :T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S:130/80
Intervensi
Rasional
Mandiri:
a. Ukur
tanda-tanda
vital
(suhu).
b. Berikan kompres hangat.
c. Tingkatkan intake cairan.
Kolaborasi:
d. Infuse RL 20tpm
e. Parasetamol
mmHg
menurunkan demam.
Defisit volume cairan Tupen:
Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan
a. Observasi
tanda-tanda a. Penurunan sirkulasi darah dapat
keperawatan selama 1x24
kehilangan
cairan
vital paling sedikit setiap
terjadi
dari
peningkatan
jam, Kebutuhan cairan
14
aktif.
DS :
Pasien
terpenuhi
Tupan:
Setelah
mukosa kering
kulit
tidak
kembali
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg
3x24
jam,
tiga jam.
dilakukann
keperawatan
Kebutuhan
dan output
cairan tercapai
Dengan kriteria hasil:
a. Mata tidak cekung.
c. Timbang berat badan
b. Membrane
mukosa
tetap lembab
c. Turgor kulit baik.
terhadap terapi.
c. Mengukurkeadekuatan
penggantian cairan sesuai fungsi
ginjal.
d. Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit
Kolaborasi:
e. Infuse RL 20tpm
Perubahan
nutrisi Tupen:
Mandiri:
Setelah dilakukan tindakan
kurang dari kebutuhan
a. Berikan
keperawatan selama 1x24
15
makanan
a. Mengganti
kehilangan
vitamin
tubuh
berhubungan jam,
dengan
ketidakmampuan
untuk
mencerna
Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi
Tupan:
Setelah dilakukan tindakan
suplemen
untuk
makanan.
jam, Kebutuhan nutrisi
DS :
pasien
mengatakan tercapai
Dengan Kriteria hasil:
tidak nafsu makan dan
i. Berat badan stabil atau
merasa mual
meningkat.
DO :
ii. Nafsu makan menigkat
Nafsu
makan
nutrisi
meningkatkan
karena malnutrisi/anemia
orang
tua
b. Porsi
lebih
kecil
dapat
meningkatkan masukan.
untuk
memberikan makanan
dengan teknik porsi
kecil
tapi
sering c. Mengawasi
secara bertahap.
c. Timbang berat badan
buruk
Porsi makan habis
penurunan
berat
badan.
1/2 piring
TTV :
T : 38oC
P :94x/m
R : 24x/m
S : 130/80 mmHg
yang
sama
dan
dengan
skala
yang
sama.
d. d.Pertahankan
kebersihan
klien.
e. Jelaskan
intake
16
pentingnya
nutrisi
yang
adekuat
untuk
penyembuhan
penyakit.
Kolaborasi:
f. Infuse RL 20 tpm
17
hilang
B. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di
atas 140 mmhg dan tekanan diastolik di atas 90 mmhg. Atau hipertensi
lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas tekanan normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas)
(Setiawan, 2008).
Hipertensi dengan peningkatan systole tanpa disertai peningkatan
diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi dengan peningkatan
diastole tanpa disertai peningkatan systole lebih sering terjadi pada dewasa
muda.Hipertensi
dapat
pula
digolongkan
sebagai
esensial
dan
18
fungsional
sistem
vaskular
perifer.Perubahan
ini
meliputi
keturunan
sangat
berpengaruh
pada
penderita
penderita
merupakan
komplikasi
kelebihan
lemak
kardiovaskular.
dalam
plasma
Hiperlipidemia
yang
dapat
19
6) Stress
Tekanan darah pada penderita hipertensi dapat meningkat
sebagai respon normal akibat stresor fisiologis seperti marah, takut,
dan rasa sakit fisik.Namun, jika stressor tersebut tetap berlangsung,
vasokonstriksi meningkat, detak jantung meningkat, dan stimulasi
pelepasan renin dapat menyebabkan tekanan darah terus tinggi.
7) Gaya hidup yang menetap
Risiko hipertensi meningkat sebanyak 25% akibat gaya hidup
yang menetap. Penderita hipertensi harus didorong untuk latihan
pola
hidup
sehat
sebagai
cara
memperbaiki
kesehatan
20
4. Patofisiologi
Umur
Jenis Kelamin
Gaya hidup
Obesitas
Elastisitas
Hipertensi
Anoreksia
muntah
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Resistensi
pembuluh
darah otak
Suplai O2
otak
Ginjal
Pembuluh darah
Vasokontriksi
pembuluh darah
Sistemik
Nyeri
kepala
Vasokontriksi
Respon
RAA
Afterload
Gangguan
pola tidur
Spasme
anteriole
diplopia
Blood flow
Gangguan
perfusi
jaringan
Koroner
Retina
Rangsang
aldosteron
Retensi Na
Edema
21
Penurunan
curah
jantung
Iskemi
miocard
Nyeri
dada
Intoleransi
aktivitas
Resti injuri
volume
darah
akhirnya
akan
22
dan
kurang
istirahat.Kebiasaan
makan
juga
perlu
Kategori
Optimal
Normal
High Normal
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
Grade 2 (sedang)
Grade 3 (berat)
Grade 4 (sangat berat)
Sistolik(mmhg)
<120
120 129
130 139
Diastolik(mmhg)
<80
80 84
85 89
140 159
160 179
180 209
>210
90 99
100 109
100 119
>120
6. Pengobatan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam
dua kategoripengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan
pengobatan penyakit jantung hipertensi.
Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada
pasien dengan penyakit diatas.
23
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan
bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1. Rendah garam,Dengan pengurangan komsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
2. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah
3. Diet kaya buah dan sayur.
4. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung coroner
5. Tidak mengkomsumsi Alkohol
b. Olahraga Teratur
1. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat
untuk
menurunkan
tekanan
darah
dan
dapat
berat
badan
(1kg/minggu)
sangat
dianjurkan.
24
25
26
a. Pengkajian
2) Identitas Pasien
3) Keluhan Utama
kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala disertai leher terasa
tegang dan kaku.
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan
tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.
5) Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit enam bulan yang lalu dengan
kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses
penyembuhan
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang
diderita pasien adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum
pasien menderita hipertensi ibu pasien juga pernah menderita
hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit
hipertensi.
7) Riwayat Keadaan Psikososial
iii. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
iv. Persepsi klien tentang penyakitnya : Klien menganggap
penyakitnya
mengganggu
aktifitas.
Namun
klien
tetap
27
Klien
tampak
memperhatikandan
menanggapi
28
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada
pendarahan maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi
jantung berirama, tidak adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi
hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan
pasien sulit beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
6. Nutrisi
- Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1
hari, makanan kesukaan yang berlemak, sedangkan
-
dilarang
makan
makanan
yang
banyak
29
Dosis
20 gtt/i
1 amp/12 jam
2 x 10 mg
3x4 80 mg
1x6
Kimia Darah
Bil.total
Hasil
1,35
Normal
<1
Unit
Mg/dL
Bil.Direk
0,59
<0,25
Mg/Dl
SGOT
30,5
<37
U/I
SGPT
38,4
<40
U/I
Ureum
27,2
10-15
Mg/dL
Kreatinim
1,08
0,6-11
Mg/dL
Uric acid
7,8
3,4-70
Mg/dL
Cholesterol total
129
<200
Mg/dL
Mglyceride
93
<150
Mg/dL
10
HDL
38
>55
Mg/dL
11
LDL
72
<150
Mg/dL
b. Analisa Data
30
DATA
ETIOLOGI
O
D
1 S: DS:
Penyumbatan
Pasien
kepala pusing
leher terasa tegang.
mengatakan
nyeri
Gangguan
Px
tampak
meringis
kesakitan,
kondisi badan lemah.
TTV :
S : 170/100 mmHg
P : 90 x
R : 22 x
T : 370C
Vasokontriksi
DO:DO:
pembuluh darah
MASALAH
sirkulasi
Resistensi
pembuluh darah
Otak
Nyeri kepala
DS:
Hiperthermi
Pasien
mengatakan
tidak
selera makan
Anoreksia
DO:
Muntah
pasien tampak lemah
Makanan yang di sajikan
habis 1/3 porsi
Perubahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS:
Pasien
Hipertensi
mengatakan
susah
tidur
tidur
Kerusakan
DO:
vaskuler
susah
tidur
31
Gangguan
pembuluh
Penyumbatan
pembuluh darah
istirahat
siang
Resistensi
pembuluh darah
otak menurun
Gangguan pola
4
tidur
Hipertensi
DS:
pasien
mengatakan
kedua
Gangguan
aktivitas
Kerusakan
DO:
vaskuler
pembuluh
c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri peningkatan tekanan darah ditandai
dengan pasien tampak meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
32
pola
33
d. Rencana Keperawatan
e.
f.
Diagnosa
No
j.
Keperawatan
Gangguan
k.
nyaman
g.
Tujuan
h.
Intervensi
i.
Rasional
rasa s............................................................................................................................
y. Mandiri :
an.
nyeri Tupen:
a.Atur posisi semifowler a. Dengan mengatur posisi
t............................................................................................................................
peningkatan tekanan
pasien
semi
fowler
pasien
Setelah dilakukan tindakan
z.
darah berhubungan dengan
diharapkan pasien merasa
aa.
keperawatan selama 1x24
pasien tampak meringis
b. Berikan
istirahat
nyaman
jam, nyeri berkurang.
b. Dengan
memberikan
kesakitan
yang cukup
u...........................................................................................................................
istirahat
yang
cukup
l.
DS:
ab.
Tupan:
diharapkan rasa nyeri
m.
Pasien mengatakan v............................................................................................................................
ac.
pasien berkurang
kepala pusing, dan leher Setelah dilakukann tindakan
c.Anjurkan pasien untuk
c. Dengan
menghindari
terasa tegang.
keperawatan 3x24 jam,
menghindari makanan
makanan
yang
n. DO:
nyeri hilang.
yang
mengandung
mengndung
garam
w...........................................................................................................................
garam
tampak
meringis
diharapkan
dapat
Dengan kriteria hasil:
ad.
kesakitan,
a. Tampak tenang
d.
Kolaborasi :
menghindari peningkatan
kondisi badan lemah
b. Tidak pusing
ae.
tekanan darah
TTV
c. Kondisi badan fit
d.
Dengan
berkolaborasi
o. S : 170/100 mmHg
d. Tanda-tanda
vital af.
p. P : 90 x/i
dengan dokter diharapkan
normal
ag.
q. R : 22 x/i
34
r.
T : 370C
x.
ah.
pasien
e.Infus RL 20 gtt/i
ai.
aj.
ak.
f. Furosemide 1
jam
al.
ao.
ap.
Gangguan
pola
mendapat
amp/12
35
3x24
jam,
be.
bf.
c.
pasien
Dengan
memberikan
f. Cotrimoxazole3x4 80 mg
br.
antibiotik
36
diresepkan
oleh
infeksi
baik
saluran
kemih
bt.
bu.
istirahat by..........................................................................................................................
cd. Mandiri :
cy.
37
tercapai
ck.
d. Dengan
menghindari
cc..........................................................................................................................
cl.
keributan
diharapkan
Dengan kriteria hasil:
cm.
pasien dapat beristirahat
a. mata tidak cekung
b. pola tidur terpenuhi
e. Rapikan tempat tidur
dengan nyaman
e. Dengan merapikan tempat
pasien
cn.
tidur pasien setiap hari
co. Kolaborasi :
diharapkan
dapat
cp.
cq.
meningkatkan
f. Infus RL20 gtt/i
kenyamanan pasien setiap
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
g. Remufit
hari
f. Ringer laktat merupakan
larutan infuse steril untuk
mengganti elektrolit dan
cairan tubuh yang hilang
db.
g. Suplemen
Makanan
Berbentuk Serbuk Dalam
Sediaan
Mengandung
Sachet
Angkak,
38
Memelihara
Kesehatan,
Membantu
Peningkatan
Trombosit
Tubuh
Mengganti
Dan
Kehilangan Cairan
dd.
de.
Gangguan
aktivitas
dc.
pola dl..........................................................................................................................
dq. Mandiri :
ej.
berhubungan Tupen:
a. Bantu aktivitas pasien
a. Dengan
dm........................................................................................................................
dengan kelemahan fisik
dr.
membantu pasien
df.
DS :
Setelah dilakukan tindakan
ds.
untuk berativitas Agar
dg.
pasien mengatakan
keperawatan selama 1x24
dt.
kedua
kaki
kedua
kakinya
susah
jam,
aktivitas pasien
du.
pasien tidak
terasa
digerakkan
terpenuhi
dh.
DO :
b. Beri posisi yang nyaman
kaku
dn.........................................................................................................................
di.
aktivitas pasien di
b. Dengan memberikan
semi fowler
Tupan:
bantu oleh keluarga dan
posisi semifowler di
do.........................................................................................................................
dv.
perawat
harapkan
dapat
Setelah dilakukann tindakan
dw.
dj.
mengurangi rasa nyeri
dk.
keperawatan 3x24 jam,
dx.
pada pasien
aktivitas pasien tercapai
c. Dekatkan barang-barang
c. Pasien
dapat
dp.........................................................................................................................
39
dibutuhkan pasien
dy.
dz.
Kolaborasi :
d. Infus RL20 gtt/i
ea.
eb.
ec.
ed.
ee.
ef.
eg.
eh.
e. Amlodepine 2 x 10 mg
ei.
menjangkau
barang-
barang
yang
diperlukan pasien
d. Ringer
laktat
merupakan
infuse
larutan
steril
mengganti
untuk
elektrolit
adalah
atau
40
41