Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This experiment aimed to study the response of Lettuce to various growing
medium composition. The experiment was conducted in March to April 2012 at
University Farm Greenhouses, IPB. It was arranged with single factor
Randomized Complete Block Design (growing medium) with seven treatments
and four replications. Water application did everyday, while fertilizing once per four
days. Experiment resulted show that the medium vermicompost (100%) affected
vegetative variables of lettuce seedling. Utilization of Kascing manure for lettuce
(Lactuca sativa L.) seedlings was one of the alternative that could increase the
growth quality of lettuce seed.
Keywords: application, growing, Lettuce, response
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon selada untuk tumbuh berbagai
komposisi media. Percobaan dilakukan pada bulan Maret-April 2012 di Universitas
Pertanian Rumah Kaca, IPB. Itu diatur dengan Rancangan Acak dengan faktor
tunggal (media tumbuh) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Aplikasi air
memang sehari-hari, sementara pemupukan sekali per empat hari. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa media kascing (100%) berpengaruh nyata terhadap peubah
vegetatif bibit selada. Pemanfaatan pupuk Kascing untuk selada (Lactuca sativa L.)
bibit merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kualitas
pertumbuhan benih selada.
Kata kunci: aplikasi, respon, selada, tumbuh
PENDAHULUAN
Permintaan
terhadap
tanaman
selada (Lactuca sativa L.) di Indonesia
terus meningkat,
seiring
dengan
meningkatnya penduduk dan konsumsi
per kapita. Selada banyak dipilih oleh
masyarakat karena warna, tekstur dan
aromanya yang menyegarkan penampilan makanan sehingga mampu
112
NINGSIH
JIPP
besi
0,790%,
boron
0,2221%,
molibdenum 14,48%, KTK 35,80
meg/100 g, kapasitas menyimpan air
41,23% dan asam humus 13,88%
(Mulat, 2003). Kotoran cacing (kascing)
mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tanaman. Penambahan kascing pada
media tanaman akan mempercepat
pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan
berat tumbuhan. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20%
dari volume media tanaman (Mashur,
2001).
Arang sekam merupakan hasil
pengolahan limbah padi (sekam padi)
dengan cara diasap hingga menjadi
arang berwarna hitam. Hasil analisis
Japanese Society dalam Krisantitni et al
(1993), jenis arang sekam paling
banyak ditempati oleh SiO2 (52%), dan
C (31%), komponen lain adalah Fe 2O3,
MgO, K2O, CaO, MnO dan CuO dalam
jumlah sedikit serta bahan-bahan
organik. Menurut Wuryaningsih dan
Darliah (1994), karakteristik arang
sekam sangat ringan, kasar, berpori,
dan efektif mengabsorbsi sinar matahari
karena warnanya yang hitam. Arang
sekam sudah umum digunakan dalam
komposisi media tanam. Penggunaan
arang sekam saja tanpa media lain tidak
dianjurkan karena sifat fisik arang
sekam tidak memungkinkan tanaman
dapat tegak sempurna.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis dan komposisi media
yang memberikan pertumbuhan terbaik
pada pembibitan tanaman selada yang
secara agronomis dan ekonomis
menguntungkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kebun
percobaan IPB, Cikabayan, Darmaga,
Bogor. Jenis tanah adalah latosol dan
terletak pada ketinggian 250 m di atas
permukaan laut. Waktu penelitian
dilaksanakan mulai bulan Maret hingga
April 2012. Bahan yang digunakan
dalam percobaan adalah benih selada,
Vol. 3, 2014
pupuk kascing, arang sekam, pupuk
organik granule (POG), dan pupuk
Gandasil-D. Alat yang digunakan antara
lain hand sprayer, tray, dan meteran.
Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan satu faktor perlakuan
dan 4 ulangan. Perlakuan komposisi
media tanam adalah sebagai berikut:
M0: kascing (100%), sebagai kontrol
M1: arang sekam (100%)
M2: pupuk organik granul (POG)
M3: kascing (50%) + arang sekam
(50%)
M4: kascing (50%) + pupuk organik
granul (POG)
M5: arang sekam (50%) + pupuk
organik granul (POG)
M6: kascing (33%) + arang sekam
(33%) + POG (33%)
Penyiraman tanaman percobaan
dilakukan setiap hari, sedangkan
pemupukan Gandasil D dilakukan setiap
4 hari sekali dengan konsentrasi 2 g/l
yang dimulai setelah daun pertama
membuka penuh.
Pengamatan dilakukan terhadap
media
tanam
dan
pertumbuhan
tanaman. Pengamatan pada
media
tanam
meliputi
pH,
electrical
conductivity (EC), porositas, dan bulk
density (BD). Bulk density atau bobot
isi dihitung dengan membagi bobot
kering media dengan volume media.
Porositas dihitung dengan menggunakan rumus= (98,39 (0,26) 0,03655
(0,00036)) x bulk density.
Analisis data menggunakan analisis
varian (sidik ragam). Jika berpengaruh
nyata maka dilanjutkan dengan uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Perhitungan data dilakukan dengan
menggunakan SAS (Statistical Analysis
System).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai pH, EC, BD dan Porositas
Pada Media Tanam
Setiap media tanam memiliki
karakter fisik dan kimia yang berbeda
113
114
NINGSIH
JIPP
Jumlah Daun Tanaman Selada
Media
tanam
yang
berbeda
menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata terhadap jumlah daun tanaman
selada pada 2-4 MST (Tabel 3). Jumlah
daun tanaman selada terbanyak
didapatkan pada
media
kascing
(100%) sebesar 3,3 helai, sedangkan
jumlah daun terendah pada media
tanam Kascing (50%) + POG (50%)
yaitu 2.3 helai. Hasil tersebut sesuai
dengan penelitian Zahid (1994), bahwa
penambahan hara dan zat pengatur
tumbuh dari kascing berperan penting
dalam pembentukan daun. Penelitian
Fahrudin (2009) juga menunjukkan
bahwa dosis pupuk kascing 8 ton/ha
memberikan rerata jumlah daun dan
berat segar tajuk paling tinggi.
Panjang Akar Selada
Media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata
terhadap panjang akar selada pada 4
MST (Tabel 3). Jumlah daun tanaman
selada terpanjang didapatkan pada
media kascing (100%) sebesar 5,06
cm, sedangkan terendah pada media
tanam kascing (50%) + arang sekam
(50%) yaitu 3,44 cm. Menurut Mulat
(2003), kascing mengandung hormonhormon
perangsang pertumbuhan
yaitu giberelin 2,75%, sitokinin 1,05%
dan auksin 3,80%. Hasil penelitian
Yustina (2003), zat pengatur tumbuh
auksin auksin pada kultur jaringan dapat
merangsang
pembentukan
akar.
Penelitian
Jamin
(2002)
juga
menunjukkan bahwa akar yang kurus
dan
panjang
mempunyai
luas
permukaan yang lebih
besar
bila
dibandingkan dengan akar yang tebal
dan pendek, karena dapat menjelajah
sejumlah
volume yang sama.
Penyerapan air dapat terjadi dengan
perpanjangan akar ke tempat baru yang
masih banyak air.
Vol. 3, 2014
EC,
dan porositas
pH
EC
(us/cm)
6,7
8,1
8,7
6,9
8,3
8,2
8,1
Media tanam
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Pupuk organik granul (POG)
Kascing (50%) + arang sekam (50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Arang sekam + POG
Kascing (33%) + arang sekam (33%)
+ POG (33%)
BD
115
Porositas
(%)
345
206
937
260
846
318
BD
(g/ml
)
0,60
0,18
0,55
0,32
0,73
0,48
98,37
98,38
98,37
98,38
98,36
98,37
Daya
Kecambah
(%)
96%
93%
0%
95%
82%
0%
657
0,41
98,38
88%
Perlakuan
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Kascing (50%) + Arang sekam (50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Kascing (33%) + Arang sekam (33%) +
POG (33%)
Respon
1 MST
2 MST
3 MST
4 MST
0,50a
0,57c
1,30b
2,54a
0,62a
0,56a
0,45a
0,94ab
0,98a
0,58b
1,22b
1,22b
0,69a
2,52 a
2,37a
1,54b
0,60a
0,85ab
1,10b
1,35b
tn
**
**
Keterangan: tn : tidak berbeda nyata ; *: berbeda nyata ; **: berbeda sangat nyata; MST : minggu
setelah tanam; Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang
berbeda menunjukkan nilai berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %, MST: minggu
setelah tanam.
Tabel 3 Pengaruh perlakuan media tanam terhadap jumlah daun dan panjang akar
tanaman selada
Perlakuan
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Kascing (50%) + Arang sekam
(50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Kascing (33%) + Arang sekam
(33%) + POG (33%)
Respon
Panjang akar
(cm)
4 MST
4
MST
3,3a
3,1b
0,58ab
1,6a
2,5a
3,1ab
3,44e
0,00c
0,5c
2,0b
2,3c
3,74d
0,25c
1,1b
1,2c
2,5c
4,70c
**
**
**
**
**
5,06a
4,90b
Keterangan : **: berbeda sangat nyata; MST : minggu setelah tanam; angka-angka pada kolom yang
sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai berbeda nyata pada uji
DMRT taraf 5 %, MST: minggu setelah tanam.
116
NINGSIH
KESIMPULAN
JIPP
Mashur. 2001. Vermikompos (Kompos
Cacing Tanah). Dikutip dari :
http://kascing.Com /article /mashur.
31 desember 2014.
Mulat
T.
2003.
Membuat
dan
Memanfaatkan Kascing Pupuk
Organik Berkualitas. Agromedia
Pustaka. Jakarta. Hal: 1-19.
Mustaha
MA.
2010.
Prosedur
Penetapan Porositas Total. Materi
Praktikum
Hortikultura
Lanjut.
Program Studi Agronomi dan
Hortikultura, IPB. Bogor.
Suratiningsih S, Hasrati E, dan Sitepu
H. 2008. Pemanfaatan pupuk
kascing untuk pembibitan kamboja
jepang (Adenium Sp.). Agromedia
26:1-4.
Tejasarwana R, Nugroho EDS, Herlina
D, dan Darliah. 2009. Tanggap
pertumbuhan mawar mini dan
produksi bunga pada berbagai daya
hantar listrik dan komposisi media
tanam. J. Hort. 19(4): 396-406.
Zahid A. 1994. Manfaat Ekonomis dan
Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran
Ternak Sapi Menjadi Kascing. Studi
Kasus di PT. Pola Nusa Duta,
Ciamis.
Fakultas
Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Hal 6 14.