Vous êtes sur la page 1sur 6

Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2014

Vol. 3 No.2 Hal : 111-116


ISSN 2302-6308

Available online at:


http://umbidharma.org/jipp
E-ISSN 2407-4632

RESPON PENGGUNAAN MEDIA TANAM PADA


PEMBIBITAN SELADA (Lactuca sativa L.)
(Response Using Growing Medium For Lettuce Lactuca sativa L.
Seedling)
Eltis Panca Ningsih1*
1Jurusan

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,


Jalan Raya Jakarta KM. 04 Pakupatan, Serang Banten 42124, Indonesia
*Korespondensi: eltispn@yahoo.com
Diterima: 05 Oktober 2014 / Disetujui: 10 November 2014

ABSTRACT
This experiment aimed to study the response of Lettuce to various growing
medium composition. The experiment was conducted in March to April 2012 at
University Farm Greenhouses, IPB. It was arranged with single factor
Randomized Complete Block Design (growing medium) with seven treatments
and four replications. Water application did everyday, while fertilizing once per four
days. Experiment resulted show that the medium vermicompost (100%) affected
vegetative variables of lettuce seedling. Utilization of Kascing manure for lettuce
(Lactuca sativa L.) seedlings was one of the alternative that could increase the
growth quality of lettuce seed.
Keywords: application, growing, Lettuce, response
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon selada untuk tumbuh berbagai
komposisi media. Percobaan dilakukan pada bulan Maret-April 2012 di Universitas
Pertanian Rumah Kaca, IPB. Itu diatur dengan Rancangan Acak dengan faktor
tunggal (media tumbuh) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Aplikasi air
memang sehari-hari, sementara pemupukan sekali per empat hari. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa media kascing (100%) berpengaruh nyata terhadap peubah
vegetatif bibit selada. Pemanfaatan pupuk Kascing untuk selada (Lactuca sativa L.)
bibit merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kualitas
pertumbuhan benih selada.
Kata kunci: aplikasi, respon, selada, tumbuh
PENDAHULUAN
Permintaan
terhadap
tanaman
selada (Lactuca sativa L.) di Indonesia
terus meningkat,
seiring
dengan
meningkatnya penduduk dan konsumsi
per kapita. Selada banyak dipilih oleh
masyarakat karena warna, tekstur dan
aromanya yang menyegarkan penampilan makanan sehingga mampu

menambah selera makan. Disamping


itu, sebagian masyarakat juga menginginkan produk hortikultura yang lebih
berkualitas. Produksi selada Indonesia
tahun 2005 yaitu dibawah 1000 ton
sedangkan nilai konsumsi selada
sebesar 300 ribu ton (FAO 2007).
Dikaitkan
dengan
ketahanan
pangan maka dibutuhkan
upaya

112

NINGSIH

peningkatan pangan dengan laju yang


tinggi dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan volume pemasaran
sayuran untuk memenuhi kebutuhan
yang
belum
tercukupi.
Produksi
tanaman selada dapat ditingkatkan
dengan memperbaiki teknik budidaya.
Salah satu teknik budidaya tersebut
meliputi pemilihan media tanam yang
cocok selama pembibitan. Pemberian
bahan organik untuk media tumbuh
cukup penting dilakukan, oleh karena
itu, percobaan ini perlu dilakukan untuk
menentukan komposisi media yang
tepat dalam pembibitan selada.
Peranan media tanam menentukan
kualitas tanaman. Media
perakaran
yang baik, akan mewujudkan bibit
tanaman yang baik. Media tanam yang
biasa yang digunakan dalam pembibitan
tanaman selada meliputi pupuk organik,
media kascing, dan kompos. Pemberian
pupuk organik dapat meningkatan
kemampuan tanah menyangga kadar
air. Buckman dan Brady (1982)
menyatakan bahwa bahan organik
dapat meningkatkan kemampuan tanah
menyimpan air, memperbaiki aerasi,
dan meningkatkan granulasi serta
agregasi. Bahan organik juga berperan
dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi tanah sehingga sesuai bagi
pertumbuhan tanaman
Kascing adalah bahan organik yang
berasal dari cacing. Kascing memiliki
tekstur yang didominasi ukuran pasir
(diameter butiran 0,05-2 mm), sehingga
kascing bersifat remah. Kascing juga
mempunyai kemampuan menahan air
yang besar, yakni sekitar 145-168 %.
Artinya berat air yang tertahan disimpan
dalam kascing sebesar 1,45-1,68 kali
berat kascingnya. Dengan demikian
kascing dapat meningkatkan penyimpanan air dalam tanah, sehingga sangat
penting untuk tanah berpasir agar tidak
cepat mengalami kekeringan. Kascing
dari Eiesnia foetida mengandung
nitrogen 0,63%, fosfor 0,35%, kalium
0,20%, kalsium 0,23%, magnesium
0,26%, natrium
0,07%, tembaga
17,58%, seng 0,007%, mangan 0,003%,

JIPP
besi
0,790%,
boron
0,2221%,
molibdenum 14,48%, KTK 35,80
meg/100 g, kapasitas menyimpan air
41,23% dan asam humus 13,88%
(Mulat, 2003). Kotoran cacing (kascing)
mengandung nutrisi yang dibutuhkan
tanaman. Penambahan kascing pada
media tanaman akan mempercepat
pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan
berat tumbuhan. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20%
dari volume media tanaman (Mashur,
2001).
Arang sekam merupakan hasil
pengolahan limbah padi (sekam padi)
dengan cara diasap hingga menjadi
arang berwarna hitam. Hasil analisis
Japanese Society dalam Krisantitni et al
(1993), jenis arang sekam paling
banyak ditempati oleh SiO2 (52%), dan
C (31%), komponen lain adalah Fe 2O3,
MgO, K2O, CaO, MnO dan CuO dalam
jumlah sedikit serta bahan-bahan
organik. Menurut Wuryaningsih dan
Darliah (1994), karakteristik arang
sekam sangat ringan, kasar, berpori,
dan efektif mengabsorbsi sinar matahari
karena warnanya yang hitam. Arang
sekam sudah umum digunakan dalam
komposisi media tanam. Penggunaan
arang sekam saja tanpa media lain tidak
dianjurkan karena sifat fisik arang
sekam tidak memungkinkan tanaman
dapat tegak sempurna.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis dan komposisi media
yang memberikan pertumbuhan terbaik
pada pembibitan tanaman selada yang
secara agronomis dan ekonomis
menguntungkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kebun
percobaan IPB, Cikabayan, Darmaga,
Bogor. Jenis tanah adalah latosol dan
terletak pada ketinggian 250 m di atas
permukaan laut. Waktu penelitian
dilaksanakan mulai bulan Maret hingga
April 2012. Bahan yang digunakan
dalam percobaan adalah benih selada,

Vol. 3, 2014
pupuk kascing, arang sekam, pupuk
organik granule (POG), dan pupuk
Gandasil-D. Alat yang digunakan antara
lain hand sprayer, tray, dan meteran.
Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan satu faktor perlakuan
dan 4 ulangan. Perlakuan komposisi
media tanam adalah sebagai berikut:
M0: kascing (100%), sebagai kontrol
M1: arang sekam (100%)
M2: pupuk organik granul (POG)
M3: kascing (50%) + arang sekam
(50%)
M4: kascing (50%) + pupuk organik
granul (POG)
M5: arang sekam (50%) + pupuk
organik granul (POG)
M6: kascing (33%) + arang sekam
(33%) + POG (33%)
Penyiraman tanaman percobaan
dilakukan setiap hari, sedangkan
pemupukan Gandasil D dilakukan setiap
4 hari sekali dengan konsentrasi 2 g/l
yang dimulai setelah daun pertama
membuka penuh.
Pengamatan dilakukan terhadap
media
tanam
dan
pertumbuhan
tanaman. Pengamatan pada
media
tanam
meliputi
pH,
electrical
conductivity (EC), porositas, dan bulk
density (BD). Bulk density atau bobot
isi dihitung dengan membagi bobot
kering media dengan volume media.
Porositas dihitung dengan menggunakan rumus= (98,39 (0,26) 0,03655
(0,00036)) x bulk density.
Analisis data menggunakan analisis
varian (sidik ragam). Jika berpengaruh
nyata maka dilanjutkan dengan uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Perhitungan data dilakukan dengan
menggunakan SAS (Statistical Analysis
System).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai pH, EC, BD dan Porositas
Pada Media Tanam
Setiap media tanam memiliki
karakter fisik dan kimia yang berbeda

Respon Penggunaan Media Tanam

113

yang meliputi nilai pH, EC, BD, dan


porositas (Tabel 1). Pada media tanam
kascing (100%) dan media kascing
(50%) + arang sekam (50%) memiliki
pH yang optimum dengan kisaran nilai
6,7 dan 6,9. Sedangkan pada media
tanam arang sekam (100%), media
tanam kascing (50%) + POG (50%),
dan media tanam kascing (33%) +
arang sekam (33%) + POG (33%)
dengan kisaran nilai 8,1, 8,3 dan 8,1
bersifat basa. Media tanam dengan
pH>7,5, maka akan terjadi pengikatan
unsur hara mikro. Media tanam dengan
pH<4, maka ion toksik, seperti Al, Zn,
dan Cu akan terlarut. pH media tanam
yang optimum bagi tanaman adalah
berkisar 6,5 - 7.
Pada media tanam kascing (50%) +
POG (50%) mempunyai nilai EC
tertinggi (846 us/cm). Sedangkan pada
media tanam kascing (100%), arang
sekam (100%), kascing (50%) + arang
sekam (50%) mempunyai nilai EC yang
rendah. EC merupakan jumlah garam
yang terlarut dalam larutan. Faktor yang
mempengaruhi EC adalah faktor
internal (varietas, usia, dan tahap
pertumbuhan tanaman) dan faktor
eksternal, yaitu iklim (temperatur dan
kelembaban) (Hermawan 2004). Jika
nilai EC media<0.35 mS/cm, maka
media perlu dipupuk kecuali ada pupuk
pelepas lambat yang membebaskan
nutrisi. Jika EC 0,7-1,3 mS/cm, maka
dapat diberi pupuk dengan tidak
melebihi EC 1,7 mS/cm (Tejasarwana et
al. 2009).
Porositas tanah atau ruang pori
total tanah merupakan bagian yang
tidak terisi oleh bahan padat tanah
tetapi terisi oleh udara dan air yang
digunakan
untuk
menilai
taraf
kemampatan
(compaction)
tanah
(Mustaha 2010). Porositas tanah erat
kaitanya dengan tingkat kepadatan
tanah (bulk density). Semakin padat
tanah berarti semakin sulit untuk
menyerap air, maka porositas tanah
semakin kecil, dan sebaliknya semakin
mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar.

114

NINGSIH

Bila suatu tanah dengan porositas


rendah (sulit menyerap air), bila menanam tanaman yang tidak membutuhkan
air dalam jumlah yang banyak maka
akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pada persentase perkecambahan
tertinggi (96%) adalah menggunakan
media tanam kascing (100%), kemudian
diikuti arang sekam (100%), kascing
(50%) + arang sekam (50%), kascing
(50%) + POG (50%), kascing (33%) +
arang sekam (33%) + POG (33%)
dengan masing-masing sebesar 93%,
95%, 82%, 88%. Sedangkan pada
media tanam pupuk organik granul
(POG) dan arang sekam + POG
persentase perkecambahan 0%. Terjadinya pertumbuhan yang lebih cepat
dan persentase tumbuh bibit tanaman
selada yang lebih besar kemungkinan
disebabkan oleh kandungan unsur hara
yang terdapat di dalam kascing.
Penelitian Suratiningsih (2008), menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan secara nyata antara pembibitan yang menggunakan media yang
ditambahkan kascing dengan media
yang tidak ditambah pupuk kascing
ditinjau dari persentase pertumbuhan
dan
kecepatan
tumbuh
(perkecambahan) pada pembibitan Kamboja
Jepang (Adenium Sp).
Tanggap Morfologi Tanaman Tinggi
Tanaman Selada
Media
tanam
yang
berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman 2-4 MST (Tabel 2).
Tinggi tanaman tertinggi pada media
tanam kascing (100%) yaitu 2.54 cm,
sedangkan tinggi tanaman terendah
pada media tanam kascing (33%) +
arang sekam (33%) + POG (33%) yaitu
1.35 cm. Hal ini sesuai dengan
penelitian Krisnawati (2003), bahwa
kascing berpengaruh sangat nyata
terhadap
pertumbuhan
vegetatif
kentang yaitu tinggi tanaman, berat
basah dan berat kering tanaman.

JIPP
Jumlah Daun Tanaman Selada
Media
tanam
yang
berbeda
menunjukkan pengaruh yang sangat
nyata terhadap jumlah daun tanaman
selada pada 2-4 MST (Tabel 3). Jumlah
daun tanaman selada terbanyak
didapatkan pada
media
kascing
(100%) sebesar 3,3 helai, sedangkan
jumlah daun terendah pada media
tanam Kascing (50%) + POG (50%)
yaitu 2.3 helai. Hasil tersebut sesuai
dengan penelitian Zahid (1994), bahwa
penambahan hara dan zat pengatur
tumbuh dari kascing berperan penting
dalam pembentukan daun. Penelitian
Fahrudin (2009) juga menunjukkan
bahwa dosis pupuk kascing 8 ton/ha
memberikan rerata jumlah daun dan
berat segar tajuk paling tinggi.
Panjang Akar Selada
Media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata
terhadap panjang akar selada pada 4
MST (Tabel 3). Jumlah daun tanaman
selada terpanjang didapatkan pada
media kascing (100%) sebesar 5,06
cm, sedangkan terendah pada media
tanam kascing (50%) + arang sekam
(50%) yaitu 3,44 cm. Menurut Mulat
(2003), kascing mengandung hormonhormon
perangsang pertumbuhan
yaitu giberelin 2,75%, sitokinin 1,05%
dan auksin 3,80%. Hasil penelitian
Yustina (2003), zat pengatur tumbuh
auksin auksin pada kultur jaringan dapat
merangsang
pembentukan
akar.
Penelitian
Jamin
(2002)
juga
menunjukkan bahwa akar yang kurus
dan
panjang
mempunyai
luas
permukaan yang lebih
besar
bila
dibandingkan dengan akar yang tebal
dan pendek, karena dapat menjelajah
sejumlah
volume yang sama.
Penyerapan air dapat terjadi dengan
perpanjangan akar ke tempat baru yang
masih banyak air.

Vol. 3, 2014

Respon Penggunaan Media Tanam

Tabel 1 Hasil analisis nilai pH,


sebelum percobaan

EC,

dan porositas

pH

EC
(us/cm)

6,7
8,1
8,7
6,9
8,3
8,2
8,1

Media tanam
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Pupuk organik granul (POG)
Kascing (50%) + arang sekam (50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Arang sekam + POG
Kascing (33%) + arang sekam (33%)
+ POG (33%)

BD

115

pada media tanam

Porositas
(%)

345
206
937
260
846
318

BD
(g/ml
)
0,60
0,18
0,55
0,32
0,73
0,48

98,37
98,38
98,37
98,38
98,36
98,37

Daya
Kecambah
(%)
96%
93%
0%
95%
82%
0%

657

0,41

98,38

88%

Tabel 2 Pengaruh perlakuan media tanam terhadap tinggi tanaman selada


Tinggi tanaman (cm)

Perlakuan
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Kascing (50%) + Arang sekam (50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Kascing (33%) + Arang sekam (33%) +
POG (33%)
Respon

1 MST

2 MST

3 MST

4 MST

0,50a

0,57c

1,30b

2,54a

0,62a
0,56a
0,45a

0,94ab
0,98a
0,58b

1,22b
1,22b
0,69a

2,52 a
2,37a
1,54b

0,60a

0,85ab

1,10b

1,35b

tn

**

**

Keterangan: tn : tidak berbeda nyata ; *: berbeda nyata ; **: berbeda sangat nyata; MST : minggu
setelah tanam; Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang
berbeda menunjukkan nilai berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %, MST: minggu
setelah tanam.

Tabel 3 Pengaruh perlakuan media tanam terhadap jumlah daun dan panjang akar
tanaman selada
Perlakuan
Kascing (100%)
Arang sekam (100%)
Kascing (50%) + Arang sekam
(50%)
Kascing (50%) + POG (50%)
Kascing (33%) + Arang sekam
(33%) + POG (33%)
Respon

Panjang akar
(cm)
4 MST

Jumlah daun (helai)


3
1 MST
2 MST
MST
0,00c
1,7a
2,8a
0,83a
1,8a
2,5a

4
MST
3,3a
3,1b

0,58ab

1,6a

2,5a

3,1ab

3,44e

0,00c

0,5c

2,0b

2,3c

3,74d

0,25c

1,1b

1,2c

2,5c

4,70c

**

**

**

**

**

5,06a
4,90b

Keterangan : **: berbeda sangat nyata; MST : minggu setelah tanam; angka-angka pada kolom yang
sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan nilai berbeda nyata pada uji
DMRT taraf 5 %, MST: minggu setelah tanam.

116

NINGSIH
KESIMPULAN

1) Tanaman selada memiliki respon


yang berbeda-beda terhadap jenis
media tanam yang digunakan.
2) Jenis media dan komposisi media
yang memberikan pertumbuhan
terbaik pada pembibitan tanaman
selada adalah menggunakan media
kascing (media kontrol).
3) Media tanam kascing (kontrol)
berpengaruh nyata pada semua
parameter.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman HO, NC Brady. 1982. The
Nature and Properties of Soil. The
MacMillan Company. New York.
Fahrudin F. 2009. Budidaya caisim
(Brassica juncea L.) menggunakan
ekstrak the dan pupuk kascing.
Skripsi.
Fakultas
Pertanian.
Universitas
Sebelas
Maret.
Surakarta.
[FAO] Food Agriculture Organisation.
2007. http://faostat.fao.org?site/336
/default. aspx. [31/12/2014].
Jamin HB. 2002. Agroekologi, Suatu
Pendekatan
Fisiologi.
Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Krisnawati. 2003. Pengaruh Pemberian
Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kentang.
Kappa 4(1): 9-12.

JIPP
Mashur. 2001. Vermikompos (Kompos
Cacing Tanah). Dikutip dari :
http://kascing.Com /article /mashur.
31 desember 2014.
Mulat
T.
2003.
Membuat
dan
Memanfaatkan Kascing Pupuk
Organik Berkualitas. Agromedia
Pustaka. Jakarta. Hal: 1-19.
Mustaha
MA.
2010.
Prosedur
Penetapan Porositas Total. Materi
Praktikum
Hortikultura
Lanjut.
Program Studi Agronomi dan
Hortikultura, IPB. Bogor.
Suratiningsih S, Hasrati E, dan Sitepu
H. 2008. Pemanfaatan pupuk
kascing untuk pembibitan kamboja
jepang (Adenium Sp.). Agromedia
26:1-4.
Tejasarwana R, Nugroho EDS, Herlina
D, dan Darliah. 2009. Tanggap
pertumbuhan mawar mini dan
produksi bunga pada berbagai daya
hantar listrik dan komposisi media
tanam. J. Hort. 19(4): 396-406.
Zahid A. 1994. Manfaat Ekonomis dan
Ekologi Daur Ulang Limbah Kotoran
Ternak Sapi Menjadi Kascing. Studi
Kasus di PT. Pola Nusa Duta,
Ciamis.
Fakultas
Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Hal 6 14.

Vous aimerez peut-être aussi