Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
2.1.1. Kunyit
2.1.1.1. Sejarah dan Keberadaannya
Menurut Kartasapoetra (1992) sejarah dan perkembangan tanaman
kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan tanaman obat asli dari Asia Tenggara
kunyit dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai pada
ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Tumbuh liar di ladang dan di hutan
kunyit dapat ditanam di pekarangan sebagai tanaman untuk bumbu dan untuk
keperluan obat-obatan, saat ini kunyit ditanam secara monokultur, sebab
kebutuhan kunyit meningkat, kunyit juga untuk keperluan ekspor ke berbagai
Negara.
disebut
kurkuminoid
sebanyak
5% (meliputi
kurkumin
50-60%,
Sifat fisika
Tumbuh bercabang dan mempunyai tinggi sekitar 40 cm sampai 100 cm.
4
5
6
12,5 cm.
Kulit luar rimpang jingga kecoklatan, daging buah berwarna merah jingga
kekuningan.
Pada tabel ini dijelaskan morfologi pada kunyit
Tabel 2.1. Sifat Fisika kunyit
Sumber : Joko Warino (2015)
Kunyit termasuk tanaman yang dapat diperbanyak melalui sistem stek
rimpang dengan bibit yang cukup tua. Tanaman ini dapat tumbuh di tanah yang
mempunyai tata pengairan yang baik sehingga cocok dengan iklim tropis di
Indonesia.
2.1.2. Maltodekstrin
Maltodekstrin merupakan produk hidrolisis pati yang mengandung unit D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosidik dengan DE
kurang dari 20. Maltodekstrin merupakan campuran dari glukosa, maltosa,
oligosakarida dan dekstrin. Maltodekstrin biasanya dideskripsikan oleh DE
(Dextrose Equivalent). Maltodekstrin dengan DE yang rendah bersifat nonhigroskopis, sedangkan maltodekstrin dengan DE tinggi cenderung menyerap air.
Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh dari
hidrolisa pati dengan penambahan asam atau enzim. Kebanyakan produk ini ada
dalam bentuk kering dan hampir tak berasa. Maltodekstrin sangat banyak
aplikasinya seperti bahan pengental sekaligus dapat dipakai sebagai emulsifier dan
bahan pengisi dimana bahan pengisi perlu dilakukan untuk menghilangkan
kecenderungan bubuk menempel di dinding pengering pada alat spray dryer
(Kembaren, et al., 2013).Kelebihan maltodekstrin adalah mudah larut dalam air
dingin. Aplikasi penggunaan maltodekstrin contohnya pada minuman susu bubuk,
minuman sereal berenergi dan minuman prebiotik.
Sifat fisika dari maltodekstrin adalah sebagai berikut :
1. Rumus molekul
: [(C6H10O5)nH2O]
2. Berat molekul
: 1800 g/mol untuk DE 10
3. Wujud
: bubuk putih
4. Mudah larut dalam air dingin
7
n C6(H12)O6
(en.wikipedia.org)
akan
mengalami
dekomposisi
jika
terkena
cahaya.
Produk
perkembangan
mikroorganisma
dan
kegiatan
enzim
yang
dapat
10
Pada sistem ini panas pengeringan didapat dari dinding pemanas yang
bersentuhan dengan bahan yang dikeringkan secara konduksi (Mc. Cabe, 2002).
11
tebal satu pertiga dari semula dikeringkan akan mengalami pengeringan yang
sama dengan kecepatan 9 kali kecepatan asalnya. Ini terjadi pada kondisi di
mana resistensi internal terhadap pergerakan air jauh lebih besar daripada
resistensi permukaan terhadap penguapan. Oleh karena itu waktu pengeringan
dapat dipersingkat dengan pengurangan ukuran bahan yang dikeringkan.
Fenomena ini diterapkan dalam spray drying, di mana diameter partikel hasil
atominasi atau penyemprotan hanya beberapa micron.
c. Unit Permuatan
Beberapa hal dalam penambahan bahan basah pada rak
pengeringan analog dengan meningkatkan ketebalan potongan bahan,
sehingga akan mengurangi kecepatan pengeringan. Perbedaan rasio muatan
dengan luas permukaan akan menurun selama pengeringan berlangsung
karena penyusutan volume.
2. Faktor Eksternal
a. Depresi Bola Basah
Depresi bola basah, yaitu perbedaan suhu udara (suhu bola kering)
dengan suhu bola basah, merupakan faktor eksternal paling penting dalam
pengeringan. Jika depresi bola basah udara yang melewati bahan nol, berarti
udara jenuh dan tidak akan terjadi pengeringan. Jika depresi bola basah besar,
maka potensial pengeringan tinggi dan kecepatan pengeringan pada tahap
awal maksimum.
b. Suhu Udara
Depresi bola basah jika dijaga konstan pada berbagai suhu bola
basah, kecepatan pengeringan tahap awal hampir sama. pada tahap
selanjutnya, kecepatan akan lebih tinggi pada suhu udara yang lebih tinggi
karena pada kadar air yang rendah pengaruh penguapan terhadap pendinginan
udara dapat diabaikan dan suhu bahan mendekati suhu udara. Distribusi air
dalam bahan yang mempengaruhi kecepatan pengeringan pada tahap ini
bertambah cepat dengan meningkatnya suhu.
c. Kecepatan Aliran Udara
Laju pengeringan bahan seperti halnya pada penguapan dari
permukaan air tergantung kecepatan udara yang melewati (kontak dengan)
bahan. Pengaruh perbedaan kecepatan sangat nyata pada kecepatan udara
beberapa ratus kaki per menit. Peningkatan kecepatan udara pada kisaran 1000
kaki per menit kecil sekali pengaruhnya terhadap laju pengeringan.
13
pipa saluran yang berputar dan disemprotkan ke dalam jalur yang berudara bersih,
kering, dan panas dalam suatu tempat yang besar, kemudian produk yang telah
kering dikumpulkan dalam filter kotak, dan siap untuk dikemas.
14
15
kental,
lebih
ditekankan
untuk
pengeringan
ekstrak
dengan
bahan
sehingga
memperbesar
luas
kontak
pengeringan,
16
(cairan)
yang
akan
dikeringkan
dilewatkan
pada
suatu
nozzle (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang
sangat halus. Butiran iniselanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang
dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul
dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5
tahap :
a.
harus tepat, kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang
digunakan sangat encer dengan total padatan terlarut yang sangat rendah
maka harus dilakukan pemekatan terlebih dahulu melalui proses evaporasi.
Jika kadar air bahan yang akan dikeringkan terlalu tinggi maka proses
spray drying kurang maksimal dimana bubuk yang dihasilkan masih
mengandung kadar air yang tinggi. Selin itu juga menyebabkan kebutuhn
energi yang tinggi dalam proses pengeringan.
Perbandingan konsumsi energy yang akan dibutuhkan sesuai dengan Total Solid
(konsentrasi) feed (bahan) yang masuk ke dalam spray drying:
-
seragam
dan
tidak
terjadi
17
lubang-lubang
kecil
yang
proses
menjadi
partikel
adalah
(droplet)
untuk
yang
memperluas
sehingga
18
a. Nozzle Bertekanan
Atomisasi nozzle bertekanan yaitu dengan menekan cairan di bawah tekanan yang
tinggi dan dengan putaran pipa kecil yang terus menerus. Tekanannya antara
2700-6900 kpa/m2 , tergantung pada derajat atomisasi, kapasitas dan peralatan.
Diameter pipa nozzle mempunyai ukuran antara 0,25 0,4 mm tergantung pada
tekanan yang diinginkan untuk memberikan kapasitas dan derajat atomisasi yang
diinginkan.
b. Nozzle Dua Aliran
Nozzle dua aliran tidak beroperasi secara effisien sehingga tidak dapat digunakan
untuk aliran dengan kapasitas besar. Keuntungan dari nozzle dua aliran adalah
mampu beroperasi pada tekanan yang relatif rendah yaitu antara 0 400 kpa/m2 ,
selama mengatomisasi cairan tekanannya tidak lebih dari 700 kpa/m2 . cairan
diatomisasi dalam bentuk steam atau udara.
c. Nozzle Cakram Sentrifugal
Nozzle cakram sentrifugal mengatomisasi cairan dengan memperluasnya dalam
lembaran tipis dengan kecepatan yang tinggi dari sekeliling cakram. Diameter
cakran berkisar antara 5 cm dalam skala kecil sampai 35 cm untuk pengering
tanaman. Kecepatan putaran cakram antara 3.000 50.000 rad/menit. Keuntungan
dari atomisasi cakram sentrifugal adalah mampu mengatomosasi suspensi atau
campuran yang mengkikis dan menyumbat nozzle. (Perry, 1999)
2.3.1.4. Mikroenkapsulasi
Mikroenkapsulasi merupakan teknologi penyalutan padatan, cairan dan
gas oleh kapsul dalam bentuk kecil dimana kapsul tersebut dapat melepaskan
isinya dibawah kondisi spesifik (Arifan, 2012)
Tujuan dari mikroenkapsulasi adalah merubah bahan cair menjadi bentuk
powder dengan cara menambahkan zat penyalut pada bahan cair
Teknik yang digunakan untuk mikroenkapsulasi diantaranya adalah spray
drying, spray cooling, fluidisasi bed drying, extrution, centrifugal extrusi,
coacervasi, pemerangkapan liposome, co-kristalisasi, separasi suspensi rotasi dan
inklusi molekuler
Menurut Thles (1996), kelebihan enkapsulasi dengan menggunakan spray
dryer adalah teknologinya sudah banyak dikuasai sehingga mudah didapat,
mampu memproduksi kapsul dalam jumlah banyak, bahan penyalut yang
19
digunakan juga layak sebagai bahan makanan dan larut dalam air sehingga dapat
melepaskan bahan inti tanpa adanya bahan penyalut yang mengendap.
Metode mikroenkapsulasi yang telah diterapkan dibidang farmasi meliputi
suspensi udara, pemisahan fase koaservasi, pengeringan semprot dan pembekuan,
penyalutan didalam panci, serta teknik penguapan pelarut. Metode yang tidak
diterapkan sekarang untuk sediaan farmasi adalah deposisi hampa udara dan
teknik polimerasi
1. Suspensi udara
Mikroenkapsulasi dinyatakan dengan proses Wurster terdiri dari pendispersian
bahan padat, bahan inti dalam bentuk partikel dalam suatu aliran udara yang
menyangga, dan penyemprotan penyalut dari partikel yang tersuspensi oleh udara
dalam ruang penyalutan, partikel-partikel bahan inti tersuspensi dalam aliran
udara panas. Perancangan alat dan teknik pengerjaan yang sedemikian rupa
menyebabkan aliran partikel terus berputar melewati bagian yang berisi penyalut,
berupa larutan polimer yang disemprotkan pada partikel yang bergerak .
Selama melewati bahan daerah penyalutan, bahan inti
menerima suatu
penambahan dari bahan penyalut. Proses ini berulang, mungkin beberapa ratus
kali tergantung tujuan enkapsulasi dan ketebalan penyalut yang diinginkan. Aliran
udara penahan juga mengeringkan
produk selama
dienkapsulasi. Laju
pengeringan berbanding lurus pada campuran volume temperatur dari aliran udara
penyangga. Proses suspensi udara umumnya untuk bahan padat yang tahan panas .
2. Pemisahan fase koaservasi
Secara garis besar metode pemisahan fase koaservasi terdiri dari tiga tahap,
yaitu pembentukan tiga fase kimia tidak tercampurkan, penempatan penyalut
polimer cair pada bahan inti, dan pengerasan penyalut.
Pada proses pembentukan tiga fase kimia tidak tercampurkan, fase cairan
pembawa, fase bahan inti, dan fase bahan penyalut. Untuk membentuk ketiga fase,
bahan inti didispersi dalam suatu larutan polimer penyalut, pelarut untuk polimer
merupakan fase cairan pembawa. Fase bahan penyalut, suatu polimer tidak
tercampurkan pada keadaan cair, dibentuk dengan mengubah temperatur cairan
polimer atau dengan penambahan garam .
20
Proses penempatan penyalut polimer cair pada bahan inti, dengan cara
pencampuran fisik yang terkontrol dari bahan penyalut (selagi cair) dan bahan inti
pada cairan pembawa, penempatan terjadi jika polimer teradsorpsi pada antar
muka yang terbentuk antara bahan inti dan cairan pembawa, dan fenomena
adsorpsi merupakan prasyarat untuk penyalutan efektif. Penempatan yang terus
menerus dari bahan penyalut didahului olah pengurangan dalam seluruh energi
bebas antarmuka dari sistem, terjadi dengan pengurangan luas permukaan bahan
penyalut selama bersatu dengan butiran-butiran polimer cair.
Proses pengerasan penyalut, biasanya dengan teknik panas, ikatan silang atau
teknik desolvasi, untuk membentuk suatu mikrokapsul penahan sendiri .
Pemisahan fase koasevasi dapat terjadi dalam pelarut air dan pelarut organik.
Pelarut air digunakan untuk menyalut inti padat dan inti cair yang tidak larut
dalam air. Ada dua tipe utama ini yaitu koaservasi sederhana dan koaservasi
komplek .
Koaservasi sederhana hanya menggunakan satu macam koloid saja misalnya
gelatin dalam air. Koaservasi ini terjadi dengan cara perpindahan lapisan air dari
sekeliling dispersi koloid akibat penambahan zat yang mempunyai affinitas yang
tinggi terhadap air seperti berbagai alkohol dan garam. Molekul-molekul polimer
yang terhidrasi cenderung untuk berkumpul dengan molekul polimer lain
disekelilingnya dan membentuk koaservat. Koaservasi komplek menggunakan
lebih dari satu macam koloid, biasanya digunakan gelatin dan akasia dalam air,
dan koaservasi terjadi akibat netralisasi muatan koloid yang berbeda. Netralisasi
muatan disertai dengan keluarnya air dari polimer sehingga terbentuk koaservat .
3. Pengeringan semprot dan pembekuan semprot
Semprot kering didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dari bentuk cair
ke bentuk partikel-partikel kering oleh suatu proses penyemprotan bahan ke dalam
medium pengeringan yang panas. Produk kering yang dihasilkan dari proses
pengeringan ini dapat berupa bubuk, butiran atau gumpalan. Hal ini tergantung
dari sifat fisik dan kimia bahan yang dikeringkan, kondisi pengeringan, dan disain
spray dryer yang digunakan .
Prinsip mikroenkapsulasi semprot kering dengan mendispersikan bahan inti ke
dalam larutan penyalut. Kemudian pelarut penyalut dikeringkan dengan
21
sesuai
22
Dengan meningkatkan suhu inlet dalam spray dryer maka dapat meningkatkan
jumlah bahan yang terperangkap .
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kehilangan
bahan
selama
pengeringan, beberapa yang terpenting adalah sifat dari enkapsulan, jumlah inti
dalam semprot kering (suhu inlet dan oulet). Kehilangan zat sebagian besar terjadi
sebelum pembentukan lapisan film semipermeabel, dan juga ketika droplet hancur
atau retak karena parameter pengeringan yang kurang baik.
Pada mikroenkapsulasi dengan spray dryer sebagian partikel yang terkena
panas atau kontak hanya beberapa detik saja. Penguapan air yang cepat dari
lapisan pelindung selama pembentukan partikel memungkinkan isi bahan aktif
didalamnya mengalami pemanasan dibawah suhu 100C C, meskipun temperatur
yang digunakan dalam spray dryer lebih tinggi, oleh karena itu keuntungan utama
dari mikroenkapsulasi dengan semprot kering adalah kemampuannya untuk
mengeringkan banyak senyawa yang labil terhadap panas .
Keuntungan lain yang didapat pada penggunaan metode semprot kering
adalah produk akhir akan menjadi kering tanpa menyentuh permukaan logam
yang panas, temperatur produk akhir rendah, walaupun udara pengering yang
digunakan relatif bersuhu tinggi, penguapan terjadi pada permukaan yang luas,
sehingga waktu pengeringan yang dibutuhkan relatip singkat, produk akhir dapat
berupa bubuk yang stabil sehingga memudahkan dalam penanganan.
Dalam
enkapsulasi zat, semprot kering merupakan teknik yang banyak digunakan karena
ekonomis, simpel dan fleksibel .
Pada metode semprot beku hampir sama dengan metode semprot kering,
perbedaannya adalah dalam cara mengeringkan penyalutnya. Pengeringan
penyalut pada semprot kering dipengaruhi oleh penguapan pelarut yang cepat dari
bahan pelarut. Sedangkan pengeringan penyalut pada semprot beku dilaksanakan
dengan membekukan secara termal suatu bahan penyalut yang melebur, atau
dengan memadatkan suatu penyalut yang dilarutkan dengan memasukan
campuran bahan inti penyalut bukan pelarut. Penghilangan bahan bukan pelarut
atau pelarut dari produk tersalut kemudian dilaksanakan dengan teknik peresapan,
ekstraksi, atau penguapan .
4. Penyalutan dalam panci
23
Metode ini biasa digunakan untuk partikel yang relatip besar. Proses penyalutan
dengan menggunakan panci yang dapat berputar. Bahan inti yang disalut biasanya
berbentuk bulat (spherik). Penyalut yang digunakan berupa larutan yang menyalut
inti dalam wadah yang berputar, hasil penyalutan dikeringkan dalam udara panas .
5. Penguapan pelarut
Prosesnya dilakukan pada suatu alat pembuat cairan. Penyalut mikrokapsul
dilarutkan dalam suatu pelarut yang mudah menguap, yang tidak bercampur
dengan fase cairan pembawa. Bahan inti yang akan dimikroenkapsulasi dilarutkan
atau didispersi dalam larutan polimer. Dengan pengocokan, campuran bahan
penyalut inti terdispersi dalam fase cairan pembawa untuk mendapatkan ukuran
mikrokapsul
yang
diinginkan.
Campuran
kemudian
dipanaskan
untuk
menguapkan pelarut polimer. Bila bahan inti terdispersi dalam larutan polimer dan
berkumpul mengelilingi inti. Mikrokapsul terbentuk dengan menguapkan polimer,
suhu cairan pembawa diturunkan dengan pengocokan terus menerus.
24
yang kedua adalah proses identifikasi. Dua hal ini mejadi faktor yang sangat
penting dalam keberhasilan proses analisa.
Aplikasi analisis HPLC adalah untuk penentuan kualitatif dan penentuan
kuantitatif.
a. Penentuan Kualitatif
HPLC digunakan untuk analisa kualitatif didasarkan pada waktu retensi
untuk identifikasi. Identifikasi dapat diandalkan apabila waktu retensi sampel
dibandingkan dengan larutan standar.
b. Penentuan Kuantitatif
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar HPLC dapat dipergunakan
untuk penentuan secara kuantitatif adalah:
yang
mengandung
banyak
komponen
didalamnya
akan
mempunyai kromatogram dengan banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak
saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam identifikasi dan
perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini
dilakukan tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap
diinjeksikan ke HPLC sudah cukup bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya
jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen selain zat aktif. Sample
ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
Kesulitan
biasanya
dihadapi
ketika
akan
mengidentifikasi
suatu
kromatogram yang terdiri atas banyak peak. Untuk mengetahui peak mana yang
merupakan milik analat (zat target analisa) kromatogram dibandingkan dengan
kromatogram standard. Cara yang paling umum untuk mengidentifikasi adalah
25
dengan melihat Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT yang sama
dengan standard umumnya akan langsung di vonis sebagai peak milik analat.
Memang senyawa/zat yang sama akan mempunyai RT yang juga sama, dengan
catatan sample dan standard dijalankan dengan kondisi dan sistem HPLC yang
sama. Namun bukan berarti RT yang sama pasti merupakan zat/senyawa yang
sama. Disinilah para analis biasanya terkecoh.
Jadi, melihat RT sebetulnya belumlah cukup untuk mengidentifikasi suatu
zat. Hal lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat
yang sama akan mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga jika
spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga dipastikan
adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
Beberapa parameter penting yang perlu diperhatikan di dalam analisis
HPLC adalah :
A. Kolom
Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin
kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm. Kolom yang biasa
digunakan untuk analisa adalah bentuk kolom fase balik. Kolom diisi dengan
partikel silika yang dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai
hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom
karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air
dan alkohol seperti metanol.
Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan
molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak
akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika
(fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu, molekulmolekul polar dalam campuran akan menghabiskan waktunya untuk bergerak
bersama dengan pelarut.
Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk
atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals.
Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan
pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut
berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya,
26
senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak
lambat dalam kolom.Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih
cepat melalui kolom.
Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom
C18 yang dapat digunakan untuk analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan
sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan analisa
tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan
untuk analisa karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi
sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
B. Komposisi Eluen
Komposisi eluen meliputi jenis dan perbandingan eluen yang digunakan.
Ada 2 macam eluen, yakni pelarut nonpolar untuk fase normal, seperti heksan,
dan pelarut polar untuk fase balik, seperti campuran air dan alkohol, yakni
metanol.
C. Volume Injeksi
Sampel yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom secara
otomatis atau manual melalui injeksi. Volume injeksi sangat tepat karena
mempunyai sampel loop dengan variabel volume (misalnya 20 500 L). Injeksi
sampel dapat dilakukan melalui manual (menggunakan jarum suntik), step-flow
injection, dan sampling value.
D. Detektor
Detektor merupakan suatu bagian integral dari sebuah peralatan analitik
kromatografi cair yang modern. HPLC mempunyai keunggulan dibanding
kromatografi lain, yaitu mempunyai banyak pilihan detektor yang dapat
digunakan.
Secara garis besar , detektor dalam HPLC dapat dikelompokan :
Berdasarkan pengukuran diferensial suatu sifat yang dimiliki baik oleh
molekul sampel maupun fase gerak (bulk property detector).Detektor dapat
dibedakan menjadi :
Detektor Indeks Bias
Detektor indeks bias merupakan detektor yang juga luas penggunaannya
setelah detektor ultraviolet. Dasarnya ialah pengukuran perbedaan indeks bias fase
27
gerak murni dengan indeks bias fase gerak yang berisi komponen sampel,
sehingga dapat dianggap sebagai detektor yang universal pada HPLC. Detektor ini
kurang sensitif dibanding dengan detektor ultraviolet dan sangat peka terhadap
perubahan suhu.
Detektor konduktivitas
Detektor tetapan dielektrika
Berdasar pengukuran suatu sifat yang spesifik dari molekul sampel
(disebut solute property detector).Jenis yang kedua ini dibedakan lagi menjadi :
1) Tidak memerlukan adanya pemisahan fase gerak,
Detektor-detektor fotometer (uv-vis dan inframerah)
Pada detektor ultraviolet/visibel, deteksi komponen sample didasarkan
pada absorpsi sinar ultraviolet (untuk detektor ultraviolet) dan sinar tampak (untuk
detektor visibel). Detektor ultraviolet merupakan detektor yang paling luas
digunakan karena sensitivitas dan reprodusibelitasnya yang tinggi serta mudah
operasinya. Detektor UV terutama digunakan untuk pendeteksian senyawasenyawa organic. Detektor UV dilengkapi dengan pengatur panjang gelombang
sehingga panjang gelombang UV yang digunakan dapat dipilih disesuaikan
dengan jenis cuplikan yang diukur. Walaupun demikian, biasanya panjang
gelombang UV yang digunakan adalah pada 254 nm karena kebanyakan senyawa
organic menyerap sinar UV pada sekitar panjang gelombang tersebut.
Detektor fotometer inframerah juga dapat digunakan pada HPLC. Dengan
detektor ini dapat dibuat pola spektrum infra merah dari komponen sampel
sehingga gugus-gugus fungsionalnya dapat diketahui.
Detektor Polarografi dan radioaktif;
Kedua detector ini dipengaruhi oleh variasi laju aliran..
2.4.1.1. Aplikasi HPLC dalam kehidupan
Beberapa aplikasi HPLC dalam kehidupan :
1) HPLC dengan prinsip kromatografi banyak digunakan pada industri farmasi
dan pestisida.
2) Zat- zat dengan kepolaran berbeda yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat
dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair.
28
29
30
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE
"https://upload.wikimedia.org/math/7/c/b/7cbb654397a811794be2dd4a89bd28f0.
png"
\*
MERGEFORMATINET
31
Satu atau lebih reaktan dalam reaksi kimia sering digunakan berlebihan.
Rendemen teoritisnya dihitung berdasarkan jumlah mol pereaksi pembatas. Untuk
perhitungan ini, biasanya diasumsikan hanya terdapat satu reaksi yang terlibat.
Nilai rendemen kimia yang ideal (rendemen teoritis) adalah 100%, sebuah nilai
yang sangat tidak mungkin dicapai pada preakteknya. menghitung persen
rendemen yaitu dengan menggunakan persamaan berikut persen rendemen = berat
hasil/berat rendemen dibagi berat sampel dikali 100% (wikipedia.org).
2.4.4. Analisa regresi
Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan
untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi
yangberarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton
pada tahun 1877, sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia, yaitu
antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Dalam penelitiannya, Galton
menemukan bahwa tinggi anak dan tinggi orang tuanya cenderung meningkat atau
menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut
disebut garis regresi.
Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena
pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan suatu
variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan). Jadi dengan analisis regresi,
peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih
akurat pula. Karena merupakan suatu prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu
tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai
prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang
dibentuk.
Dapat disimpulkan bahwa analisis regresi adalah metode statistika yang
digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel
variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk
meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang diketahui.
2.5. Penelitian Terdahulu
32
Hendrawati
(2015)
telah
melakukan
penelitian
tentang
mikroenkapsulasi lidah buaya dengan variasi suhu spray dryer 1100C, 1200C,
1300C, 1400C dan dihasilkan Temperatur optimal dengan suhu inlet 1200C. Uji
LC-MS yang dihasilkan Aloin A dan B, aloe-emodin, aloenin (B), aloesin,
aloinoside A dan B, aloeresin A dan chrysophanol.
2.6. Pemilihan Metodologi
TEKNIK MIKROENKAPSULASI
Spray Dryer
Freeze Dryer
Biaya murah
Harganya mahal
Kualitas baik
Spinning Disk
Menggunakan
metode atomisasi
Menggunakan
udara dingin
proses
Media pemanas terdapat
dinding pembatas
Kualitas produk stabil
Produk yang dihasilkan
33
Jarang digunakan
Jarang digunakan
bahan
Mudah didapat
34