Vous êtes sur la page 1sur 3

Application of Cooperative Problem-Based Learning Model to

Develop Creativity and Foster Democracy, and Improve Student


Learning Outcomes in Chemistry in High School
Journal of Education and Practice www.iiste.org
ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online)
Vol.4, No.25, 2013

Suharta 1, Putri Lynna A. Luthan 2


1.Department of Chemistry, Science Faculty, State University of Medan, Indonesia.
2.Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, State University of Medan, Indonesia.
E-mail of the corresponding author : drharta@ymail.com

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa


model kooperatif pembelajaran berbasis masalah sangat signifikan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa (tanda. 0000). Selain itu, model pembelajaran
berbasis masalah koperasi secara efektif dapat mengembangkan kreativitas dan
demokrasi asuh siswa siswa masing-masing 84,1% dan 86,4%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah
koperasi sangat efektif sebagai model pembelajaran yang direkomendasikan
untuk diterapkan dalam melaksanakan pendidikan karakter. Oleh karena itu,
model pembelajaran berbasis masalah koperasi sesuai untuk digunakan dalam
proses pembelajaran berdasarkan pelaksanaan kurikulum 2013 di Indonesia.
Model kooperatif pembelajaran berbasis masalah merupakan hasil model
pembelajaran dikombinasikan dengan
Model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan pendekatan berbasis
masalah (Yusof, et al, 2011;.. Hamid dan Abbas, 2012). Model pembelajaran ini
dalam pelaksanaannya dimulai dengan guru meminta tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa.
tujuan pembelajaran perlu disampaikan oleh guru kepada siswa dengan jelas
memahami kompetensi apa yang telah mereka kuasai selama proses
pembelajaran. tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru meliputi kognitif,
psikomotorik, dan aspek afektif. Selain itu, guru perlu memotivasi siswa sehingga
siswa menjadi tertarik untuk belajar materi pelajaran yang disajikan. Berbagai
cara dapat digunakan untuk memotivasi siswa, misalnya, menghubungkan
dengan materi pelajaran kehidupan nyata yang memberikan keuntungan
tertentu kepada siswa. Keuntungan bisa material dan non-material.
Pada langkah kedua, dilever guru masalah belajar. Memberikan masalah kepada
siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa maka mereka akan lebih kreatif. kemampuan semua
siswa akan dikerahkan untuk memecahkan masalah ini.
Ruang lingkup dan kedalaman masalah belajar dirumuskan guru harus
disesuaikan dengan karakteristik bahan ajar siswa akan belajar dan laju
pertumbuhan mahasiswa psikologi.
Oleh karena itu, guru harus memahami karakteristik bahan ajar yang baik, dan
perkembangan psikologis siswa. Selain itu, kedalaman masalah yang

disampaikan oleh guru harus mampu mendukung kompetensi dasar dan


kompetensi inti seperti yang telah dirumuskan dalam kurikulum 2013.
Pada langkah ketiga, guru mengatur siswa dalam kelompok belajar. Setiap
kelompok belajar terdiri dari 2-5 siswa dengan berbagai sangat baik dilihat
komposisi prestasi akademik, jenis kelamin, suku, dll Komposisi anggota
kelompok studi dapat berubah setiap diskusi tentang topik baru.
Pada langkah keempat, siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan
masalah pembelajaran. Pada langkah ini semua siswa dapat mencurahkan
segala kemampuannya untuk memecahkan masalah pembelajaran. Guru harus
memberikan aktivitas siswa sheet yang akan memandu siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat
membantu dalam mengembangkan kualitas seluruh kemampuan siswa. Pada
langkah ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada tahap ini semakin
berkembangnya kreativitas dan demokrasi siswa dapat diamati dan dinilai oleh
guru. Oleh karena itu guru harus membawa lembar observasi pertumbuhan
untuk mengamati perkembangan siswa kreativitas dan demokrasi.
Dalam langkah kelima, siswa mempresentasikan hasil kerja mereka, diikuti
dengan mejanya menjawab. Sekelompok mahasiswa yang mempresentasikan
karya mereka bertanggung jawab untuk hasil yang telah disepakati dan
menyimpulkan kelompok diskusi. kelompok lain siswa yang mungkin menolak
atau mempertanyakan hasil disampaikan. Untuk mempresentasikan karya
kelompok, semua siswa bergiliran mempresentasikan karya mereka, sehingga
semua anggota kelompok berpartisipasi bertanggung jawab penuh atas hasil
yang diperoleh. Pada langkah kelima, kreativitas dan demokrasi siswa dapat
diamati dan dinilai oleh guru.
Pada langkah keenam, guru dengan siswa untuk membahas kerja kelompok dan
membuat kesimpulan.
hasil kesimpulan pembelajaran harus dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan
guru. Jangan biarkan guru merumuskan kesimpulan sendiri tanpa melibatkan
partisipasi siswa. partisipasi siswa dalam kesimpulan merumuskan dapat
meningkatkan kreativitas siswa dan demokrasi asuh.
Pada langkah ketujuh, guru memberikan penilaian dan penghargaan. Penyediaan
penilaian dimaksudkan untuk memberikan umpan balik positif kepada siswa
yang dapat digunakan oleh siswa untuk mengevaluasi tingkat tujuan belajar
kelelahan. Penghargaan diberikan kepada kelompok siswa yang hasil terbaik. Hal
ini diharapkan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik di masa depan.
Penghargaan ini juga dapat menciptakan persaingan yang sehat antara
kelompok siswa dan antara siswa dengan satu sama lain.
Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk aktif selama
proses pembelajaran akan jauh lebih dari para guru, sehingga pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Siswa melakukan kegiatan selama proses
pembelajaran, sehingga kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa bisa
diasah dan dilatih secara maksimal. Dilatih pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa selama proses pembelajaran, akan menumbuhkan kreativitas

dan demokrasi siswa. Selain itu, tanggung jawab siswa dapat berkembang
selama proses pembelajaran.
Sensitivitas dan solidaritas sosial akan tumbuh dengan baik. Penajaman gotong
royong, kasih sayang dan kepedulian di kalangan siswa selama proses
pembelajaran dapat membangun persahabatan, saling percaya, meningkatkan
teman kegemaran, dan menghilangkan keegoisan, dan memfasilitasi
penyesuaian sosial siswa. Ada masalah yang harus dipecahkan oleh siswa
selama proses pembelajaran akan mendorong pengembangan kreativitas siswa
berkembang.
Ruang lingkup dan kedalaman masalah pembelajaran yang dirancang oleh guru
harus disesuaikan dengan karakteristik bahan ajar. Untuk bahan ajar tingkat
teoretis, masalah belajar akan berbeda dengan karakteristik material yang
berlaku, dan bahan pengajaran yang berbeda untuk karakteristik yang
memahami konsep, serta karakteristik bahan ajar yang berbeda yang abstrak.
Dengan demikian masalah pembelajaran yang disampaikan oleh guru
tergantung pada karakteristik bahan ajar yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena
itu, hal utama yang harus dipahami oleh guru dalam menggunakan model ini
pembelajaran adalah guru harus mampu menentukan secara akurat karakteristik
bahan ajar yang akan dipelajari oleh siswa.
Penggunaan media pembelajaran dalam penerapan kooperatif pembelajaran
berbasis masalah diperlukan.
media pembelajaran yang digunakan dapat berupa hal yang nyata atau
komputer media pembelajaran berbasis, atau media lain yang disesuaikan
dengan karakteristik bahan ajar, dan ketersediaan sarana dan prasarana di
sekolah. Dalam hubungannya dengan media pembelajaran, kreativitas dan
inovasi yang diperlukan guru untuk menggunakan media pembelajaran yang
tepat disesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada.
Tempatkan dengan penerapan model pembelajaran problem-base koperasi tidak
selalu memiliki masalah di dalam kelas. Dilakukan di tempat pembelajaran di
luar kelas. Pelaksanaan pembelajaran di luar kelas benar-benar dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran di
luar kelas dapat meningkatkan kasih dan perhatian siswa untuk lingkungan akan
menjadi masalah.
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan model pembelajaran
dasar masalah koperasi harus menggunakan kursi / bangku yang dapat dengan
mudah direposisi. Dengan demikian pembentukan kelompok diskusi waktu yang
lebih singkat, jadi gunakan waktu untuk belajar lebih efektif. Selain itu, untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa selama diskusi, sekolah harus menyediakan
internet lengkap yang dapat diakses oleh siswa setiap saat.
Kelengkapan notebook atau komputer, sebaiknya diambil oleh individu siswa,
sedangkan proyektor dan kelengkapan akses internet harus disediakan oleh
sekolah. fasilitas pendukung yang lebih lengkap dan prasarana yang dimiliki oleh
siswa dan sekolah, maka akan semakin meningkatkan kualitas pembelajaran.

Vous aimerez peut-être aussi