Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Burst
Abdomen )
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 5
6. Lumbal kiri
7. Ilium kanan
8. Hipogastrik
9. Ilium kiri
Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan,
yaitu lambung, usus halus dan usus besar (Pearce, 1999).
1. Lambung
Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di
belakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia terletak
di belakang tulang rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung, mencapai ketinggian
ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus, bagian terbesar letak di tengah.
Pylorus, suatu kanalis yang menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian
corpus dekat dengan pylorus disebut anthrum pyloricum.
Fungsi lambung:
a. Tempat penyimpanan makanan sementara
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan.
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Faktor antianemi dibentuk.
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce,
1999).
2. Usus halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter
panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai
katup ibo kolika tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di
daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 6
dengan
metabolisme
tubuh,
khususnya
mengenai
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 7
bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas
centimeter. Kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher.
Fungsi kangdung empedu adalah :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. (Pearce, 1999).
6. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari
duodenum sampai limpa. Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala
pankreas yang terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan
abdomen, badan pankreas yang terletak di belakang lambung dalam di depan
vertebre lumbalis pertama, ekor pankreas bagian yang runcing di sebelah kiri
dan menyentuh limpa.
Fungsi pankreas adalah :
a. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk
getah pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
b. Fungsi endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompokkelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
c. Menghasilkan hormon insulin mengubah gula darah menjadi gula otot
(Pearce, 1999).
7. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal
di sebelah kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat
diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebre thoracalis sampai
vertebre lumbalis ketiga ginjal kanan lebih rendah dari kiri, karena hati
menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 sampai 7
centimeter. Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi
beberapa lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus,
lobus sinistra.
Fungsi ginjal adalah :
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 8
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 9
10
A. Diafragma
B. Esofagus
C. Lambung
D. Kaliks kiri
E. Pankreas
F. Kolon desenden
G. Kolon transversum
H. Usus halus
I. Kolon sigmoid
J. Kandung kencing
K. Apendiks
L. Sekum
M. Illium
N. Kolon asenden
O. Kandung empedu
P. Liver
Q. Lobus kanan
R. Lobus kiri
Definisi
Burst abdomen atau abdominal wound dehiscence adalah terbukanya tepitepi luka sehingga menyebabkan evirasi atau pengeluaran isi organ-organ dalam
seperti usus, hal ini merupakan salah satu komplikasi post operasi dari penutupan
luka di dalam perut. (saktyaairlangga, 2011)
Burst abdomen atau disebut juga sebagai Wound dehiscence merupakan
komplikasi serius dari tindakan post operatif yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas. (Lotfy, 2009)
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 10
11
Burst abdomen ini juga merupakan salah satu luka kontaminasi dan
biasanya sering terjadi setalah tindakan operasi laparotomy (Operasi mayor
abdomen).
Faktor Resiko
1. Usia lanjut
Burst abdomen sering terjadi pada usia >60 tahun. Hal ini
dikarenakan sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan
tubuh mengalami proses degenerasi dan otot dinding rongga perut
melemah. (Lotfy, 2009)
2. Hypoproteinemia
Hypoproteinemia adalah salah satu faktor yang penting dalam
penundaan penyembuhan, seseorang yang memiliki tingkat protein serum
di bawah 6 g / dl memiliki resiko burst abdomen. (Saktyaairlangga, 2011)
3. Diabetes : gula darah puasa > 140 mg/dl atau gula darah acak > 200 mg/dl
Pada
orang
dengan
diabetes,
proses
penyembuhan
luka
dan
penurunan
tingkat
hemoglobin
mempengaruhi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 11
12
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 12
13
tingkat hemoglobin
3. Kebiasaan merokok.
Merokok menyebabkan batuk-batuk yang persisten, batuk yang kuat dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen.
5. Malnutrisi
Hypo-albuminaemia dapat digunakan sebagai penanda malnutrisi.
Hypoproteinemia merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses
penyembuhan. Untuk perbaikan jaringan, sejumlah besar asam amino
diperlukan. Asam amino membantu dalam pembentukan RNA dan DNA.
Kekurangan ini mengarah ke jaringan selular miskin, yang menyebabkan
kekuatan luka hilang.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 13
14
VitaminC
sangat
penting
untuk
memperoleh
kekuatan
dalam
6. Kortikosteroid
Steriod diberikan topikal atau sistemik, memiliki efek merugikan pada
penyembuhan luka, bercampur dengan peradangan, fungsi makrofag, kapiler,
proliferasi, dan fibroplasia. (Anonim, 2012).
Selain itu juga kortikosteroid dapat menurunkan sistem imun sehingga jika
terjadi suatu infeksi, proses penyembuhan luka terhambat.
Operasi
Faktor selama operasi ini mencakup tipe insisi dan jahitan yang digunakan
1. Tipe Insisi
Midline incision memiliki insiden terjadinya burst abdomen lebih besar
daripada transverse incision. Midline incision tidak anatomis karena incisi
ini memotong serabut aponeurotik, sedangkan pada transverse incision
memotong diantara serabut. Kontraksi pada dinding abdomen akan
memberikan tekanan untuk membantu penutupan luka. Pada midline
incision, kontraksi ini dapat menyebabkan adanya luka baru pada lateral
jahitan, sedangkan pada transverse incision, jahitan akan merapat. Midline
incision banyak digunakan karena dengan teknik ini lapangan pandang
saat operasi menjadi lebih luas untuk melakukan explorasi.
2. Tipe Jahitan
Berdasarkan hasil penelitian teknik continuous Z memiliki faktor resiko
terjadinya burst abdomen lebih besar yaitu sebesar 14,8% sedangkan pada
teknik interrupted X hanya sebesar 2,17%. (Anonim, 2012)
Post operasi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 14
15
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 15
16
granulasi
dan
penurunan
tingkat
hemoglobin
mempengaruhi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 16
17
yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut, dimana kondisi itu ada
sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal dan kegemukan. Dapat dipicu juga jika mengangkat beban berat, batuk
dan bersin yang kuat, mengejan akibat konstipasi. Terapi radiasi dapat
mengganggu sintesis protein normal, mitosis, migrasi dari faktor peradangan, dan
pematangan kolagen. Antineoplastic agents menghambat penyembuhan luka dan
luka penundaan perolehan dalam kekuatan tarik. (saktyairlangga, 2011)
Manifestasi Klinis
1. Nyeri setelah beberapa hari operasi
2. Keluar cairan merah pada bekas jahitan atau bahkan keluar nanah
3. Luka jahitan menjadi lembek dan merah (hiperemi)
4. Perut distended (membesar dan tegang) yang menandai adanya infeksi di
daerah tersebut
5. Keadaan umum pasien juga menurun ditandai dengan wajah tampak
anemis dan pasien tampak sangat kesakitan (Anonim, 2012)
Komplikasi
1. Peritonitis (infeksi ke seluruh dinding usus)
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada
selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih
yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Cedera pada
kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat
memindahkan bakteri ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama
pembedahan untuk menyambungkan bagian usus.
2. Kelemahan fasia/dinding perut yang progresif
3. Perdarahan di daerah jahitan sekitar abdomen
4. Kebocoran usus
5. Infeksi luka bedah,
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 17
18
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 18
19
melibatkan suatu bagian anotomi tertentu (contoh, organ atau ruang) pada tempat
insisi yang dibuka atau dimanipulasi pada saat operasi dengan setidaknya terdapat
salah satu tanda :
1. Keluar cairan purulen dari drain organ dalam
2. Didapat isolasi bakteri dari organ dalam
3. Ditemukan abses
4. Dinyatakan infeksi oleh ahli bedah atau dokter.
Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X abdomen: Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi
kadar gas dalam usus atau obstruksi usus.
b. Laboratorium: untuk mengetahui resiko yang dapat memperparah penyakit.
Pemeriksaan laboratorium ini meliputi pemeriksaan darah lengkap dan
kimia darah (Anonim, 2012)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan burst abdomen dipengaruhi oleh keadaan umum pasien
dimana dapat dibagi menjadi dua, yaitu terapi non-operatif dan operatif.
1. Terapi non-operatif
Terapi ini dilakukan bila keadaan umum pasien stabil dan tidak disertai
adanya eviserasi. Perawatan luka yang dilanjutkan dengan penutupan secara steril
perlu dilakukan. Pasien dianjurkan tidak turun dari tempat tidur dan menutup luka
dengan handuk yang dibasahi dengan cairan steril. Abdominal binder dapat
digunakan untuk membantu proses penutupan luka. Diharapkan luka dapat
menutup kembali, atau jika keadaan pasien sudah membaik, maka dapat
direncanakan operasi.
2. Terapi operatif
Tindakan yang harus segera dilakukan oleh ahli bedah bila menjumpai
adanya burst abdomen adalah dengan memperbaiki kembali luka operasi yang
ditimbulkan segera dengan terlebih dahulu mengevaluasi struktur di dalamnya.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 19
20
dibilas dengan cairan isotonis ringer lactate yang mengandung antibiotic dan
kemudian dilakukan penutupan kembali dinding abdomen.
Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum operasi. Tindakan repair ini
harus dilakukan dalam keadaan steril (diatas meja operasi) dan dengan anastesi
general. Lepas dahulu jahitan yang telah dilakukan pada operasi pada bagian
yang mengalami burst, kemudian explore bagian terdalam dari luka yang rusak
dengan jari yang menggunakan sarung tangan steril sampai bagian jahitan yang
terbuka kemudian evaluasi apa yang terjadi apakah terdapat sumber infeksi.
Kemudian dilakukan pencucian luka secara mekanik dengan cairan isotonis yang
mengandung antibiotic yang berlimpah, setelah itu dilakukan perbaikan jahitan
dengan memberikan jahitan ekstra untuk mencegah timbulnya luka dehisence
berulang, seperti dengan menggunakan jahitan dengan ketebalan yang penuh
menggunakan benang wire nomer 22 atau benang heavy nylon. Perbaiki jahitan
pada semua lapisan fascia lapis demi lapis, dengan menggunakan benang
monofilament.
Penjahitan dilakukan dengan tehnik yang sesuai dan teliti dengan
menggunakan jarum dan benang yang sesuai (monofilamen nilon atau poligycolic
acid), setelah repair jahitan selesai luka ditutup dengan kassa basah steril dan
diberi antibiotik, kemudian ditutup kembali sehingga tidak terkontaminasi dengan
dunia luar. (Anonim, 2012)
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 20
Asuhan Keperawatan
Kasus semu
Tn.K, umur 61 tahun, dirawat di RSUD Soetomo, lima hari yang lalu
pasien telah menjalani operasi post laparotomi. Pasien mengeluh nyeri,karena
luka bekas operasi pasien sedikit terbuka. Nyeri dirasakan seperti diiris-iris. Luka
pasien sepanjang 20 cm, tampak kemerahan di kulit sekitar luka dan bengkak.
Luka jahitan mengeluarkan sedikit darah dan tampak sedikit rembesan cairan.
Suhu tubuh pasien mencapai 37oC. Pasien mengalami distensi abdomen. Pasien
terlihat lemah.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian Meliputi:
a. Identitas :
Nama
: Tn. K
Umur
: 61 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Mojokerto
MRS
: 05 April 2012
b. Keluhan utama
Post operasi
23
d. Riwayat Penyakit dahulu: e. Riwayat penyakit keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang memiliki
gejala penyakit yang sama seperti pasien.
f. Pola Kebiasaan:
1. Pola Nutrisi
Kurang asupan makanan bergizi. Pasien makan 3 kali sehari,
pasien hanya menghabiskan setengah dari porsi yang seharusnya,
dan pasien suka pilih-pilih makanan.
2. Pola Tidur/ Istirahat
Klien mengeluh tidak bisa tidur dan sering terjaga di malam hari
karena nyeri yang dirasakan bertambah buruk pada malam hari.
3. Pola aktivitas
Klien merasa aktivitasnya terbatas akibat dari ketidak nyamanan
pada area abdomen yang terdapat luka post operasi
4. Pola eliminasi
Tidak bisa BAB selama beberapa hari
5. Pola koping
Pola koping klien kurang adekuat
6. Konsep diri : g. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breath)
:-
d. B4 (Bladder)
:-
e. B5 (Bowel)
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 23
24
- Palpasi
: timpani
- Auskultasi
f. B6 (Bone)
g. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
HEMATOLOGI
Sysmex
1. Hemoglobin
2. Leukosit
1318 gr / dl
12,3
27.500
3,810,6
ribu
mm3
3. Hematokrit
36
4052 %
4. Trombosit
b
.
264.000
150440
ribu
mm3
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 24
25
Data
Etiologi
Pasca operasi
Data Subjektif:
Masalah
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
1.
distensi abdomen
Data Objektif:
A : BB 55kg
Nafsu makan
B = (hasil lab)
-Hb=12,3 gr/dl
Menurunnya intake
-albumin=3,5g/dl
makanan
-Hematokrit=36%
C = tidak nafsu makan,
bibir kering, kondisi
pasien lemah. Clinis
(yang dirasakan pasien
& kondisi fisik)
D
pasien
hanya
menghabiskan setengah
porsi makanan, jenis
diet : diet tinggi protein
dan kalori
Membran
mukosa
pucat
Bising usus bertambah
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 25
26
Data Subjektif
1. Klien mengatakan nyeri pada luka post-op.
2.Klien mengatakan nyeri akan dirasakan
bertambah bila klien
operasi
bergerak/
beraktivitas,
pada
saat
dan
diganti
balutan
dan
dipalpasi.
kerusakan jaringan
pasca operasi
Data Objektif
P: Terdapat luka post
nyeri
di
daerah
abdomen.
S: Skala nyeri 3 (0-5)
T : Klien meringis saat
diganti
balutan
dan
Nyeri
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 26
27
malam hari.
1.
Tanda vital :
TD: 90 / 60 mmHg
N : 84 x / menit
S
:370C
R : 30x /menit
2. Perubahan nafsu
makan dan perilaku
menjaga dan
melindungi.
Data Subjektif
Resiko infeksi
Data objektif
1. Terdapat luka post
laparotomi 20 cm.
Port de entri
di
kuadran
kanan bawah
3. Leukosit
Resiko infeksi
27.500/
mm3
4. Hb : 12,3 gr/dl
5. Suhu 380C
Data subyektif
Kerusakan
integritas
kulit
Data obyektif
Luka post op
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 27
28
dan
sedikit
bengkakKerusakan
lapisan kulit
Kerusakan integritas
kulit
2. Gangguan
permukaan kulit
3. Turgor jelek
Data subyektif
1. Pasien
distensi abdomen
sesak,
nafasnya cepat
dan dangkal
Data obyektif
1. RR
meningkat
dipsnea
Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru tidak optimal
2. Nyeri b.d terbukanya luka post operasi.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.
4. Resiko infeksi b.d adanya port de entree dari luka pembedahan
5. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka invasif pasca operasi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 28
29
Intervensi Keperawatan
1.
3.
RASIONAL
1. Dilakukan
untuk
memastikan
kedalaman
pernapasan,
pemakaian
otot
upaya
pernapasan,
bantu
memperbaikinya
dapat
segera dilakukan.
perluasan
cuping
aliran udara.
2. Berikan
tambahan
oksigen
sesuai
memaksimalkan
kebutuhan.
3. Dengan latihan napas yang rutin,
klien dapat terbiasa untuk napas
klien
tentang
pernafasan
tidakkah
intervensi
yang
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 29
30
Rasional
menunjukkan
jika
nyeri
skala 0-5)
2. Kaji tanda-tanda vital,
perhatikan
tachikardi,
hipertensi,
dan
peningkatan pernapasan.
3. Berikan
informasi
sifat
mengenai
ketidaknyamanan, sesuai
terapeutik.
kebutuhan.
4. Anjurkan menggunakan
asupan
oksigen
sehingga
akan
5. Atur
posisi
(Posisi
dengan
fisiologis
otot-otot abdominal
semiflower
fleksi
pada
5. posisi ini dapat mengurangi tegangan
ekstrimitas bawah)
untuk
yang sesuai.
6. Kolaborasikan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 30
31
nyeri
6. Analgesik
penghilangan
akan
nyeri
menimbulkan
yang
lebih
efektif.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 31
32
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Buat
perencanaan
dengan
pasien
makan
1. Menjaga
untuk
sehingga
untuk
pasien
makan
pasien
secara
teratur
anggota
keluarga
membawa
makanan
makan
makan.
2. Dukung
pola
hari
ketika
nafsu
makan pasien.
3. Dengan pemberian porsi yang besar
dapat menjaga keadekuatan nutrisi
yang masuk.
makan tinggi.
disukai
atau
tidak
disukai.
7. Pantau
mendukung
peningkatan
masukan
dan
nilai
6. Untuk
kebutuhan
laboratorium,
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 32
33
kandungan
pada hari ke-12 tidak ada tanda-tanda infeksi dan peradangan pada
area luka pembedahan.
2.
3.
Hb,
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 33
34
Intervensi
Rasional
Mandiri
1. Kaji
jenis
waktu
pembedahan,
pembedahan
apakah
adanya
khusus
dari
bedah
dalam
dan
instruksi
tim
dokter
melakukan
perawatan luka.
2. Jaga kondisi balutan dalam
dalam keadaan bersih dan
kering
3. Lakukan perawatan luka.
Lakukan
perawatan
luka
kontaminasi
komensal.
3. Perawatan luka sebaiknya tidak
setiap hari untuk menurunkan
kontak tindakan dengan luka
yang
dalam
kondisi
steril
adhesif
yang
menyeluruh
menutupi kasa
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 34
35
Kolaborasi
5. Berikan terapi antibiotik
5. Pemberian
antibiotik
dapat
mengurangi infeksi
Observasi
6. Dapat melakukan pencegahan
6. Pantau tanda atau gejala
infeksi
faktor
meningkatkan
yang
serangan
infeksi
yang
dapat
memperparah infeksi
8. Hasil
mungkin
laboratorium
dapat
5.
Tujuan
: Dalam perawatan 2x24 jam pasien menunjukkan regenerasi
jaringan.
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan turgor kulit normal, Integritas kulit
pasien pulih.
Intervensi
Rasional
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 35
36
1.
Menyiapkan
jaringan
untuk
infeksi.
infeksi/kegagalan kulit.
2.
3.
5.
infeksi
dapat
membuat
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 36
37
PENUTUP
Kesimpulan
Burst abdomen dikenal juga sebagai abdominal wound dehiscence
(terbukanya tepi- tepi luka), kegagalan luka, gangguan luka, dan eviserasi atau
pengeluaran isi (organ-organ dalam) melalui insisi. Merupakan komplikasi post
operative dari penutupan luka di dalam perut dengan tonjolan atau pengeluaran isi
dari perut. Abdominal wound dehiscence dan hernia insisional adalah bagian yang
sama dari proses kegagalan penyembuhan luka operasi, yang membedakan adalah
waktu dan penyembuhan kulit dari luka tersebut. Abdominal wound dehiscence
terjadi sebelum penyembuhan kulit, sedangkan hernia insisional terjadi saat
penyembuhan insisi kulit yang membaik.
Saran
Kita sebagai perawat dalam melakukan perencanaan tindakan keperawatan
pada pasien dengan burst abdomen
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 37
38
DAFTAR PUSTAKA
Airlangga, Saktya. 2011. Asuhan keperawatan pada burst abdomen.
http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/27/asuhan-keperawatanburst-abdomen/. Diakses tanggal 2 Mei 2012
Anonim,
2012.
28428593 Burst
www.scribd.com/doc/83069251/28428593-Burst-Abdomen.
tanggal 5 Mei 2012
Abdomen.
Diakses
Anonim.
2012.
Penatalaksanaan
Burst
Abdomen.
http://www.bedahmalang.com/tulisan-ilmiah/61-penatalaksanaan-burstabdomen.html. Diakses tanggal 1 Mei 2012
Artawijaya, Agung. 2010. Anatomi Abdomen ~ Catatan Radiograf .
catatanradiograf.blogspot.com/2010/08/anatomi-abdomen.htmi.
Diakses
tanggal 5 mei 2012
Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC
Kumalasari, Arief Muthagin. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba
Medika
Lotfy,
Wael.
2009.
BURST
ABDOMEN:
IS
IT
PREVENTABLE
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 38
20
Vagal manufer,
Usia
lanjut
Mal nutrisi,DM,
Hipoalbumin,
anemia
Kesalahan menutup
ketika pembedahan
abdomen
Kelemahan otot
dinding perut
Memperlambat
proses
penyembuhan luka
Kekuatan jaringan
tidak seluruhnya
kembali seperti
semula
Jahitan terbuka
Burst Abdomen
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 20
21
Burst Abdomen
Keluarnya
usus dari
abdomen
Resiko pecahnya
pembuluh darah
abdomen
Distensi
Abdomen
Penekanan
diafragma
Mual,muntah
Suplai darah ke
dinding abdomen
Anoreksia
Penatalaksanaan
Pembedahan
(Operasi)
Pre
Operasi
Perdarahan
Syok
hipovolemik
Post
Operasi
Kurang
pengetahuan
Intake nutrisi
tidak adekuat
Iskhemik
Ekspansi paru
tidak optimal
Gangguan Perfusi
jaringan
Luka
Anxietas
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Dipsnea
Nyeri
Resiko Infeksi
Suplai darah ke otak
Nyeri
Ketidakefektifan
pola nafas
tekanan di
pembuluh
ginjal
resistensi
vaskular ginjal
Resiko kerusakan
integritas kulit
oliguri
Perubahan pola
Gangguan pola
tidur
Gangguan Kesadaran
eliminasi urin
Gangguan perfusi serebri
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 21
22