Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3215141710
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
III.
INDIKATOR
INDIKATOR KD 3.6
3.6.1. Menyebutkan syarat-syarat dinamika rotasi partikel dan dinamika rotasi benda
tegar
3.6.2. Menyebutkan pengertian benda tegar
3.6.3. Menyebutkan pengertian dinamika rotasi benda tegar
3.6.4. Mengidentifikasi komponen-komponen gaya yang bekeja terhadap titik poros dan
hubungan jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dengan sumbu rotasi.
3.6.5. Memformulasikan hubungan momen gaya dengan percepatan sudut.
3.6.6. Menghitung besar percepatan sudut rotasi katrol.
3.6.7. Menentukan energi kinetik total silinder pejal, nyatakan dalam m dan v.
3.6.8. Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan
gerak rotasi benda tersebut.
3.6.9. Menentukan besar momen gaya total dan arah momen gaya pada titik tengah suatu
persegi panjang.
3.6.10. Menghitung besar lengan momen gaya suatu benda jika diketahui besar nilai
momen gaya dan gaya yang digunakan pada benda tersebut.
3.6.11. Menguraikan persamaan-persamaan momen inersia berbagai benda tegar.
3.6.12. Menghitung besar momen inersia sistem partikel terhadap pusat lingkaran.
3.6.13. Menghitung besar percepatan sudut roda pada hubungan momen gaya dengan
momen inersia.
3.6.14. Menentukan gaya-gaya yang terdapat pada gerak menggelinding di bidang
horizontal.
3.6.15. Menentukan gaya-gaya yang terdapat pada gerak menggelinding di bidang miring.
3.6.16. Membandingkan dua bola pejal identik menuruni puncak bidang miring saat
bersamaan (berdasarkan hukum kekekalan energi.)
3.6.17. Menentukan besar momentum sudut total dan arahnya pada sebuah batang yang
porosnya terletak disalah satu pinggir batang tersebut.
3.6.18. Menguraikan persamaan pada hubungan momentum sudut dengan momen gaya.
3.6.19. Menyebutkan syarat kesetimbangan statis benda tegar dari resultan gaya pada
komponen sumbu x dan sumbu y.
3.6.20. Menentukan momen kopel yang bekerja pada sistem benda.
3.6.21. Menentukan koordinat titik berat benda yang berbentuk tidak teratur
3.6.22. Menentukan koordinat titik berat benda homogen yang berbentuk garis
3.6.23. Menentukan koordinat titik berat benda homogen yang berbentuk bidang
gabungan.
3.6.24. Menentukan koordinat titik berat benda homogen yang berbentuk ruang antara
silinder pejal dan bola pejal.
INDIKATOR KD 4.6
4.6.1 Menentukan tujuan, hipotesis, dan rumusan masalah dari percobaan titik berat
pada benda yang berbentuk tidak teratur dengan anggota kelompok.
4.6.2 Memilih alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan titik berat pada
benda yang berbentuk tidak teratur.
4.6.3 Mengoperasikan alat dan bahan berdasarkan gambaran sistem titik berat yang
telah ditentukan serta mencatat data-data yang didapatkan.
4.6.4 Melaksanakan percobaan titik berat pada benda yang berbentuk tidak teratur
berdasarkan langkah kerja yang sudah didiskusikan oleh kelompok.
4.6.5 Memprediksi hasil data percobaan titik berat pada benda yang berbentuk tidak
teratur dalam bentuk koordinat titik.
4.6.6 Menganalisis hasil data percobaan tersebut dan sajikan dalam bentuk grafik.
4.6.7 Menentukan tujuan, hipotesis, rumus yang akan digunakan dari percobaan titik
berat pada benda homogen dengan anggota kelompok.
4.6.8 Menggambarkan benda homogen yang berbentuk garis lurus, dua dimensi dan
tiga dimensi berdasarkan perintah yang diberikan oleh guru.
4.6.9 Menentukan letak koordinat titik berat benda tersebut berdasarkan konsep
koordinat titik berat yang ada.
4.6.10 Menganalisis hasil letak koordinat titik berat benda tersebut dan laporkan hasil
analisis tersebut di depan kelas.
4.6.11 Menentukan tujuan, hipotesis, dan rumusan masalah dari percobaan momen
gaya dan momen kopel.
4.6.12 Memilih alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan momen gaya
dan momen kopel.
4.6.13 Mengoperasikan alat dan bahan berdasarkan percobaan momen gaya dan
momen kopel.
4.6.14 Melaksanakan percobaan momen gaya dan momel kopel dengan bimbingan
guru.
4.6.15 Mengambil data-data dari percobaan momen gaya dan momen kopel dan
mentabulasi data-data percobaan tersebut ke dalam tabel pengamatan.
4.6.16 Menganalisis hasil data percobaan tersebut dan sajikan dalam bentuk grafik.
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN KD 3.6
1. Setelah siswa diberi penjelasan oleh guru, dan diberi demonstrasi dalam
bentuk gambar tentang dinamika rotasi, siswa dapat menyebutkan pengertian
benda tegar, dinamika rotasi partikel dan dinamika rotasi benda tegar,
mengidentifikasi syarat-syarat dinamika rotasi benda tegar dan hubungan jarak
tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dengan sumbu rotasi,
memformulasikan hubungan momen gaya dengan percepatan sudut.
2. Setelah siswa diberi contoh soal, serta diberi tugas untuk mengerjakan soalsoal, siswa dapat menghitung percepatan sudut rotasi katrol yang dinyatakan
dalam percepatan gravitasi.
3. Setelah siswa diberi penjelasan oleh guru, proses pencarian informasi, diskusi
kelompok, dan tanya jawab, siswa dapat menentukan energy kinetik total
silinder pejal dalam bentuk m dan v.
MATERI AJAR
Benda tegar didefinisikan sebagai benda yang tidak berubah bentuknya bila
diberi gaya luar. Momen gaya didefinisikan sebagai kecenderungan suatu gaya
untuk memutar suatu benda terhadap suatu sumbu. Jika sebuah benda diletakkan di
atas bidang datar licin diberi gaya (F) maka benda
tersebut akan mengalami gerak
translasi.
Bagaimana jika sebuah batang dengan panjang meter, salah satu ujungnya
( titik O) di
buat poros dan ujung lainnya di beri gaya F maka batang akan
mengalami gerak rotasi.
MOMEN INERSIA
Massa dalam gerak linier adalah ukuran kelembaman suatu benda, yaitu
kecenderungan untuk tidak mengalami perubahan gerak. Untuk gerak rotasi,
kecenderungan untuk tidak mengalami perubahan gerak, selain ditentukan oleh
massa, juga dipengaruhi oleh distribusi massa terhadap sumbu putar yang disebut
momen inersia.
Momen inersia dari sebuah partikel bermassa m terhadap poros yang terletak sejauh r
dari massa partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa partikel tersebut terhadap
kuadrat jarak dari titik poros, ditulis:
=2
Keterangan:
I = momen inersia ( kg.m2)
m = massa benda (kg)
r = jarak antara benda dan sumbu putar (m)
Jika terdapat banyak partikel masing-masing m1, m2, m3, ., dan mempunyai jarak
r1, r2, r3, , terhadap poros, maka momen inersia total adalah penjumlahan momen
inersia setiap partikel, yaitu:
I = mi.ri2 = m1.r1 + m2.r2 + m3.r3 + .
Momen inersia benda tegar.
Untuk benda tegar yang memiliki massa berbagai partikel (titik materi), momen
inersia diperoleh dengan cara menjumlahkannya momen inersia setiap partikel. Untuk
benda tegar yang memiliki massa yang terdistribusi kontinu, momen inersia diperoleh
dengan cara mengintegralkan momen inersia dari elemen massa dm yang berjarak r
dari poros, yaitu:
I = r2 d
Hasil perhitungan momen inersia dari berbagai bentuk benda tegar dapat dilihat
pada gambar berikut:
Kaitan momen gaya dengan percepatan sudut. Perhatikan gaya tangensial F bekerja
pada sebuah partikel bermassa m, sehingga bergerak melingkar dengan jari-jari r dan
menimbulkan percepatan tangensial aT, seperti tampak
pada gambar di bawah ini.
Hukum II Newton dapat ditulis: F = m.aT Karena
percepatan tangensial aT = r, maka
F = m.r, sehingga momen gaya dapat ditulis:
F.r = m.r2 .
dengan I = m.r 2 , yaitu momen inersia partikel m
terhadap poros berjarak r.
Contoh Soal:
Perhatikan sistem pada gambar di atas, tugas sobat adalah menentukan berapa
besarnya nilai T1 dan T2.
1=2
11= 22
sehingga kecepatan anguler benda yang berpuar dapat diubah-ubah dengan mengubah
besarnya momen inersia benda. Inilah yang digunakan oleh penari ice skating sewaktu
memutar tubuhnya. Jika ia ingin putarrannya cepat maka ia akan merapatkan tangan
dan kakinya sehingga besar momen inersia tubuhnya berkuran, maka kecepatan
putarnya bertambah, sebaliknya ketika ia ingin menghentikan putarannya, maka ia
akan merentangkan tangan dan kakinya untuk menambah momen inersia tubuhnya,
sehingga kecepatan putarnya berkuran.
Contoh Soal:
Seseorang memikul beban dengan tongkat AB homogen dengan panjang 2 m. Beban
Diujung A = 100 N dan di B = 400 N. Jika batang AB setimbang, maka bahu orang
itu harus diletakkan sejauh.....
Jawab:
Dik : WB = 400N
WA = 100N
Dit : x?
Jawab:
Misalkan terlebih dahulu posisi tongkat dibahu orang lalu gambarkan gaya-gaya yang
Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi. Jika gaya yang bekerja pada titik materi tersebut (partikel)
tak seimbang, maka benda hanya bergerak translasi dan tak mengalami gerak rotasi.
Syarat keseimbangan statik untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol dan benda dalam
keadaan diam. F = 0 Jika benda dalam keadaan bergerak dan
F = 0, maka benda dikatakan seimbang dinamik.
Jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya yang bekerja diuraikan pada
sumbu X dan Y, maka syarat keseimbangan statiknya adalah:
Fx = 0 dan Fy = 0
dengan:
Fx = resultan gaya pada komponen sumbu X
Fy = resultan gaya pada komponen sumbu Y
Contoh-contoh konstruksi kesetimbangan benda karena pengaruh 3 gaya:
Apabila pada sistem keseimbangan benda tegar terdapat sebuah titik tumpu tetap
maka ambillah titik tetap tersebut sebagi pusat momen gaya.
Contoh Soal:
Seorang penari balet berputar 3 putaran/sekon dengan kedua tangannya direntangkan.
Pada saat itu momen inersia penari 8 kg m2. Kemudian lengannya dirapatkan sehingga
momen
inersianya menjadi 2 kg m2. Frekuensi putaran sekarang menjadi......
Jawab:
Dik:
1 = 3 putaran/s
I1 = 8 kg m2
I2 = 2 kg m2
Dit : 2 =.....
Jawab :
Dengan kekekalan momentum sudut:
Hal ini disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya
tegangan tali T yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga papan tersebut kembali
kekeseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.
Keseimbangan labil : Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak
akan dapat kembali ke kedudukan semula.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah titik berat Z maka papan
dalam keadaan seimbang labil Kalau ujung A papan diputar sedikit naik kekiri
sehingga titik beratnya sekarang ( Z ) di bawah titik beratnya semula ( Z ), maka
kalau papan dilepaskan ia akan berputar turun ke bawah, sehingga akhirnya titik
beratnya akan berada vertikal di bawah titik gantung P. Hal ini disebabkan karena
adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tekanan ( tegangan tali ) T yang
berputar kekiri ( G = T ), sehingga papan turun ke bawah dan tidak kembali lagi
kekeseimbangannya semula.
Keseimbangan indiferen : Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia
akan berada dalam keadaan keseimbangan, tetapi di tempat yang berlainan.
2.
Kalau titik gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik berat Z, maka papan dalam
keadaan ini setimbang indiferen. Kalau ujung A papan di putar naik, maka gaya berat
G dan gaya tekanan T akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi
koppel) sehingga papan di putar bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada
kedudukannya yang baru.
Untuk benda yang berada di atas bidang datar.
Keseimbangan stabil : kesetimbangan yang dialami benda, dimana jika pada benda
diberikan gangguan yang mengakibatkan posisi benda berubah, setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda akan kembali ke posisi semula
Titik tangkap gaya tekanan N ada pada rusuk N. Kalau balok tersebut diputar naik
sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu putarnya, maka gaya tekanan N yang berputar
kekiri ( G = N ), sehingga balok tersebut akan turun kebawah dan tidak kembali lagi
kekesetimbangannya semula.
Keseimbangan indiferen : kesetimbangan yang dialami benda di mana jika pada
benda diberikan gangguan yang mengakibatkan posisi benda berubah, dan setelah
gangguan tersebut dihilangkan, benda tidak kembali ke posisi semula, namun tidak
mengubah kedudukan titik beratnya.
Sebuah bola diletakkan diatas bidang datar ia dalam keadaan ini seimbang indiferen.
Kalau bola dipindah / diputar, maka gaya berat G dan gaya tekanan N akan tetap pada
satu garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ), sehingga bola berpindah /
berputar bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukan yang baru.
Pengertian pusat massa
Benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel dan massa sebuah benda
merupakan jumlah massa masing-masing partikel penyusun benda tersebut. Pusat
massa adalah sebuah titik pada benda di mana massa semua partikel penyusun benda
dianggap terpusat pada titik tersebut.
Rumus pusat massa
Setiap benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel di mana jarak antara setiap
partikel sama. Walaupun demikian, untuk mempermudah penurunan rumus
menentukan pusat massa, dibuat penyederhanaan dengan menganggap benda tegar
hanya terdiri dari dua partikel. Kedua partikel ini dapat disebut sistem benda tegar.
Jika m1 > m2 maka letak pusat massa lebih dekat dengan m1. Sebaliknya jika m2 >
m1 maka letak pusat massa lebih dekat m2. Persamaan di atas hanya berlaku untuk
satu dimensi, di mana partikel berada pada salah satu sumbu koordinat (sumbu x).
Apabila kedua partikel berada dalam sebuah bidang (2 dimensi) maka kita dapat
menambahkan persamaan pusat massa untuk koordinat y.
Rumus di atas terbatas pada dua partikel. Jika terdapat banyak partikel maka
kita bisa memperluas rumusnya. Rumus untuk koordinat x :
Jika partikel-partikel terletak pada suatu bidang (dua dimensi) maka pusat massa
benda berada di antara xPM dan yPM. Sebaliknya jika partikel-partikel terletak dalam
suatu ruang (tiga dimensi) maka pusat massa benda berada di antara xPM, yPM dan zPM.
TITIK BERAT
Setiap partikel dalam suatu benda memiliki berat. Berat seluruh benda adalah resultan
dari semua gaya gravitasi berarah vertikal ke bawah dari semua partikel ini. Titik
berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara efektif.Resultan ini bekerja
melalui suatu titik tunggal, yang disebut titik berat (Pusat gravitasi).
tersebut
Bila benda berada pada medan gravitasi yang homogen, maka persamaan
dapat ditulis menjadi :
Untuk benda dalam satu dimensi rumus diatas dapat ditulis menjadi :
Untuk benda dalam dua dimensi rumus diatas dapat ditulis menjadi :
Untuk benda dalam tiga dimensi rumus diatas dapat ditulis menjadi :
Untuk bendasimetris letak titik beratnya dapat dilihat pada tabel berikut:
VI.
MODEL/PENDEKATAN/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
Model
: Project base learning, dan jigsaw.
Metode
: Discovery learning, demonstrasi , eksperimen, dan diskusi kelompok.
Pendekatan
: Scientific approach.
Strategi
:
Mengamati demonstrasi mendorong benda dengan posisi gaya yang berbeda-beda
untuk mendefinisikan momen gaya.
Mendiskusikan penerapan keseimbangan benda titik, benda tegar dengan
menggunakan resultan gaya dan momen gaya, penerapan konsep momen inersia,
dinamika rotasi, dan penerapan hukum kekekalan momentum pada gerak rotasi.
5
6
7
8
9
10
11
C
12
13
14
15
Kegiatan Inti
70 menit
Guru melakukan demonstrasi/menampilkan vidio mengenai konsep titik berat.
Peserta didik setelah melihat demonstrasi/vidio dari guru, menanggapi hal
tersebut.
Siswa mengetahui tujuan, hipotesis, dan rumusan masalah percobaan konsep
titik berat pada benda homogen yang akan dilakukan.
Mempersiapkan lembar kerja, alat dan bahan untuk membuat karya yang
menerapkan konsep titik berat pada benda homogen (pada pertemuan I guru
meminta siswa untuk menyiapkan eksperimen). Menjelaskan alat dan bahan
yang digunakan.
Memberitahukan langkah kerja membuat karya yang menerapkan konsep titik
berat pada benda homogen.
Melakukan pembuatan karya yang menerapkan konsep titik berat pada benda
homogen
Peserta didik mengisi lembar kerja
Peserta didik setelah melakukan percobaan diarahkan oleh guru untuk
2
menganalisis berkelompok mengenai hasil percobaan.
Setelah selesai berdiskusi peserta didik perkelompok membacakan hasil
3
diskusi.
Memberi kesempatan kepada tiap kelompok untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok yang telah membacakan hasil diskusi berupa pertanyaan, masukan
atau perbaikan
Guru memberikan klarifikasi dan memberikan penguatan pada materi yang
telah di diskusikan.
Penutup
Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
Hasil diskusi dikumpulkan untuk di evaluasi
Guru memberikan evaluasi tertulis
Memotivasi siswa dan penutup
10 menit
IX.
No
.
1.
2.
3.
Media
Alat
Instrumen Penilaian
Observasi
Penugasan
Portofolio
Checklist
Uraian/Pilihan Ganda
Laporan Percobaan
Jakarta,.
Guru Mata Pelajaran
NIP.
Lampiran 1
NIP.
Namasiswa
Kelas
No. Absen
:
:
:
5) Gunting /Cutter
6) Penggaris
7) Alat pelubang
8) Jarum
C Prosedur Percobaan
1 Siapkan statip, benang, jarum, dan beban serta karton dengan bentuk yang sudah
ditentukan. Rangkailah!
1
2
3
Benda
Titik Berat
Terhadap sb-X
Terhadap sb-Y
(cm)
(cm)
Rumus
Diskusi
1 Bandingkan dengan teori untuk titik berat bentuk L!
Namasiswa
Kelas
No. Absen
:
:
:
A Tujuan
Menentukan titik berat pada benda homogen melalui perhitungan
B Alat dan bahan
a Beban (w)
d. Gunting / Cutter
f. Penggaris
b Karton
e. Pensil/bolpoint
g. Benang
c Lidi
C Set-up percobaan
D Prosedur percobaan
1 Buatlah garis sembarang (DD) yang melewati titik berat (Z) !
2 Ukur jarak titik A terhadap garis DD (seperti pada gambar), lambangkan dengan xA.
Ulangi langkah tersebut untuk titik B dan C!
E Data pengamatan
Titik
X (terhadap garis
DD)
Z
Xz =
A
XA =
B
XB =
C
XC =
LEMBAR DISKUSI
Berdasarkan kegiatan 2.
1 Hitunglah jumlah momen gaya () benda terhadap titik Z!
3 Pada sistem tersebut, berapa besar resultan gayanya? (dalam kasus ini, resultan
gayanya adalah resultan gaya tegang tali T dengan gaya berat w). Bagaimanakah
besar, arah dan garis kerja kedua gaya tersebut?
F Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan menentukan titik berat melalui percobaan dan perhitungan, buatlah
kesimpulan tentang titik berat dan hubungannya dengan syarat kesetimbangan!
Namasiswa
Kelas
No. Absen
:
:
:
A. Tujuan
Menyelidiki syarat-syarat keseimbangan untuk sebuah benda tegar
B. Alat dan bahan
Batang kayu homogen (+ 20 cm), statif (2 buah), penjepit (4 buah), katrol (2 buah),
benang jahit, beban dan penggantung (3 set), jarum pentul berwarna, neraca pegas, papan
triplek, kertas grafik mm, paku payung/selotip.
C. Set-up percobaan
D. Prosedur percobaan
1 Susun alat-alat seperti gambar di atas.
2 Gantungkan batang AB atur beban m1, m2, dan m3 sedemikian sehingga posisi batang
AB seperti pada gambar
3 Tandailah titik-titik A, B, C, D, E dan F pada kertas grafik
4 Lepaskan kertas grafik dari papan triplek
5 Timbanglah berat batang AB (disebut Wo) berat beban m1 (disebut W1) dan berat
beban m2 (disebut W2) dan berat beban m3 (disebut w3)
E Data pengamatan
Wo = . N
W1 = . N
W2 = . N
W3 = ..... N
T1
T1
y
A
T1
C
L1
T2
L3
Ty
D
L2
Gambarkan vektor-vektor gaya T1, T2, W1 gambar B dengan panjang sesuai dengan
W0
berat gaya masing-masing!
T2
W3
x
Bagaimana pendapatmu mengenai nilai-nilai Fx, Fy, FMomen dari hasil di atas?
F Kesimpulan
c.
2:3
2. Pada gambar di samping besar tegangan tali P adalah . . . .
a. 100 newton
b. 180 newton
c. 210 newton
d. 300 newton
e. 400 newton
C
B
beban
3.
a. 36 N
b. 48 N
c. 50N
d. 65 N
e. 80 N
: Fisika
: X /Kesetimbangan dan Dinamika Rotasi
Observasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Ak
t
(1)
Dis
l
(2)
Kinerja Presentasi
Kerjsm
Prnsrt
Visual Isi
(3)
(4)
(5)
(6)
Jml
Nilai
Skor
18.
19.
20.
Keterangan :
Nilaiakhir
4 = selalu
3 = sering
2 = Jarang
1 = Tidak pernah
jumlahskoryangdidapa t
x100%
jumlahskormaksimum
: Fisika
: XI/Kesetimbangan Benda Tegar
Skor
Kemampuan/Ketera
mpilan yang dinilai
skor
Peserta
didik
mempunyai
pemahaman
yang
jelas tentang maksud
tugas yang diberikan
Kemampuan
mengorganisasi
Tugas, Kerja, atau
Kegiatan
Ia
mampu
mengorganisasikan tugas
dengan cara yang logis
sesuai dengan suruhan yang
diberikan
Ia mampu
mengikuti
instruksi, tapi mmbutuhkan
beberapa bantuan dalam
mengembangkan prosedur
kerja/kegiatan yang logis
Bantuan tetap dibutuhkan
walaupun dalam instruksi
Peran serta
dalam
diskusi
Peserta
didik
berperan aktif di
dalam
diskusi
kelompok,
menyumbangkan
pemikirannya
Ia berperan aktif
dalam
kelompok,
tetapi sebatas hanya
sebagai pengamat
Peserta didik hanya
menjadi pengamat,
dan
dukungan
agar
mampu memahami tujuan
tugas/kegiatan
yang
diberikan,
dan
melakukannya.
Tidak memahami tujuan
kegiatan,
tugas
atau
percobaan yang diberikan
serta
tidak
mampu
melaksanakan
walaupun
dengan bantuan
yang
sederhana.
Ketidaktepatan
dalam
pengamatan,
pengukuran
atau unsur unsur hasil
kerja
Peserta didik tidak mampu
mengikuti suruhan/instruksi
dari tugas yang diberikan
tanpa
berusaha
untuk
ikut
mengambil
peran
dalam
diskusi
kelompok
Peserta didik diam
membisu
seribu
bahasa
dan
cenderung pasif
KERJA
ILMIA
H
DISK
USI
JUMLAH
SKOR
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Mata Pelajaran
Kelas/Bidang
: Fisika
: XI/Kesetimbangan Benda Tegar
NOMOR SOAL
Nilai
Akhir
NAMA
NO
1
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20