Vous êtes sur la page 1sur 10

TUGAS

SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN


UPAYA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN

DISUSUN OLEH :
M ANGGA GUFRON
G41141425
REKAM MEDIS
GOL.D

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini masalah kesehatan menjadi kebutuhan pokok bagi setiap orang.
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat semakin meningkat pula tuntutan
masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut penyedia jasa pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, untuk
meningkatkan kualitas hidup serta memberikan kepuasan bagi konsumen selaku
pengguna jasa kesehatan. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya,
rumah sakit adalah lembaga yang berfungsi sosial, tetapi dengan adanya rumah
sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan
yang berdasar pada manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi
persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah
maupun rumah sakit milik swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik
konsumen agar menggunakan jasanya.
Rumah sakit swasta justru lebih optimal dalam melayani pasien dengan
pelayanan dan fasilitas yang memuaskan. Sehingga pada era JKN ini banyak
masyarakat yang lebih memilih rumah sakit swasta untuk untuk melayani
kebutuhan kesehatannya. pihak rumah sakit juga perlu secara cermat
menentukan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan
dan meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian
pihak pasien akan merasakan pelayanan yang memuaskan dan mempercayai
bahwa kuliatas dan fasilitas yang di berikan oleh pihak rumah sakit sesuai
dengan yang pasien inginkan.
Rumah sakit swasta pun kini mulai merambah pada daerah daerah yang
akan memberikan peluang besar bagi rumah sakit dan membawa perubahan
terhadap lingkungan serta akan memberikan pelayanan kesehatan yang
memuaskan bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya pihak rumah sakit untuk meningkatkan pelayanannya ?
2. Apa keunggulan rumah sakit swasta sehingga masyarakat lebih memilih
rumah sakit swasata dari pada rumah sakit pemerintah ?
3. Bagaimana rumah sakit mengembangkan pelayanannya ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui upaya yang di lakukan rumah sakit
2. Mengetahui kelebihan rumah sakit swata
3. Melihat perkembangan yang terjadi

BAB II
PEMBAHASAN
Peluang bisnis usaha rumah sakit pada era Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) masih menjadi tanda tanya bagi sebagian pemilik atau investor rumah
sakit. Hal itu dikarenakan masih banyak permasalahan, mulai dari regulasi,
implementasi, komitmen anggaran, kendali mutu, dan kendali biaya.
Namun, hal itu bukan menjadi masalah bagi Siloam Hospitals Grup. Sebab,
Siloam Hospitals Group melihat era JKN sebagai kesempatan untuk melayani
masyarakat luas. Hal tersebut dibuktikan dengan terus memperluas investasi
dengan membangun beberapa rumah sakit, bahkan hingga pelosok daerah.
Hal itu disampaikan CEO Lippo Group, James Riady dalam acara "CEO
Forum" yang diadakan oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) di
Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/5).
Forum tersebut juga menghadirkan pembicara ahli lainnya, seperti guru
besar di Fakultas Kedokteran dan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Gadjah Mada, Prof dr Laksono Trisnantoro Msc PhD, CEO
Hermina Grup dr Hasmoro SpAN (KIC), Lifebouy Social Mission and
Professional Relation PT Unilever Tbk, dr Gracecielia Piscesianita MKK.
Moderator dalam acara itu adalah CEO RS Pondok Indah Grup, Dr Yanuar
Hadiyanto MARS.
James Riady mengatakan Siloam Hospitals Group mendukung penuh
program JKN. Sebab, visi pemerintah sejalan dengan Siloam Hospitals Group,
yaitu menginginkan agar setiap warga negara memiliki akses terhadap
pelayanan kesehatan yang layak, sekaligus meningkatkan standar hidup
masyarakat Indonesia.
Karena itu, lanjutnya, Siloam Hospitals Group terus melakukan ekspansi ke
daerah yang belum tersentuh rumah sakit modern, terutama di wilayah timur
Indonesia. Contohnya, Siloam Hospitals Group telah membuka rumah sakit di
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bau-bau (Sulawesi Tenggara).
Kehadiran Siloam Hospitals Group yang membuka rumah sakit di NTT-yang dianggap daerah paling miskin di Indonesia--, membuat masyarakat di
daerah tersebut bisa mendapatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan terbaik. "Itu
merupakan suatu hal yang baik. Kita harus ambil bagian memberikan akses
kesehatan kepada masyarakat dalam era JKN ini," katanya.

Dalam melakukan ekspansi pada era JKN ini, lanjut James, Siloam
Hospitals Group selalu memperhatikan tiga hal, yaitu momentum, lokasi, dan
manajemen.
Soal momentum, dirinya meyakini sekarang ini merupakan waktu yang
paling tepat untuk merespons panggilan untuk berekspansi pada era JKN.
Sebab, ada ketertinggalan antara supply dan demand.
Selain itu, pihaknya selalu melihat dan memperhatikan lokasi yang mudah
dan nyaman dijangkau oleh masyarakat, serta tidak memerlukan lahan yang luas
dan besar. Padahal, lanjutnya, berdasarkan hasil studi Siloam Hospitals Group,
luas lahan terbaik untuk rumah sakit adalah 3.000 meter persegi dan konsep
bangunan vertikal sudah cukup untuk membangun satu rumah sakit besar.
Hal itu seperti yang dilakukan Siloam Hospitals Group dalam membangun
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Dengan luas lahan tersebut, Siloam
memiliki luas rumah sakit sekitar 40.000 meter persegi dengan bangunan 43
lantai di MRCCC Siloam Semanggi. Sedangkan untuk manajemen, Siloam
Hospitals Group memberikan sistem yang tepat dalam membangun rumah sakit.
Karena itu, dalam membangun rumah sakit baru, Siloam Hospitals Group
memiliki empat model yang berbeda yang akan disesuaikan dengan kebutuhan
dan lingkungan di daerah tersebut. Misalnya rumah sakit umum atau klinik.
Rumah Sakit Swasta Bertumbuh
Sementara itu, guru besar Fakultas Kedokteran dan Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Gadjah Mada, Prof dr Laksono Trisnantoro Msc PhD
mengatakan dalam dua tahun terakhir berjalannya era JKN, rumah sakit swasta
bertumbuh sangat cepat dibanding rumah sakit milik pemerintah, baik di pusat
maupun daerah.
"Sayangnya, sebagian besar dari ekspansi itu lebih banyak bertumbuh di
kawasan Pulau Jawa. Sedangkan di luar Pulau Jawa sangat sedikit. Hal itu
menjadikan investasi yang dilakukan Siloam Hospitals Group di NTT sangat
unik dan menarik. Karena itu merupakan satu strategi bisnis yang canggih,"
katanya.
Pada kesempatan yang sama, CEO Hermina Grup, dr Hasmoro SpAN (KIC)
menambahkan pihaknya juga optimistis dalam melakukan ekspansi pada era
JKN ini. Sebab, anggaran kesehatan negara naik dari 3 persen menjadi 5 persen
dan masih akan naik.
"Jumlah pasien yang dilindungi naik drastis dan masih akan terus
bertambah. Pendapatan per kapita akan terus naik dan mereka akan menjadi

peserta BPJS. Asuransi kesehatan akan menjadi peserta BPJS, juga karyawan
perusahaan harus jadi peserta BPJS. Jadi, pasien bertambah dan anggaran
kesehatan naik. Pengalaman di RS grup kami, memang bagus. Bahkan, kami
harus melakukan ekspansi," tutupnya.
2.1 Upaya untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit
Sugiarto (1999) mengungkapkan bahwa dimensi kualitas pelayanan terdiri
dari:
1. Responsibility atau tanggung jawab, merupakan tanggung jawab yang
mencakup kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan serta
keakuratan dalam memberikan informasi.
2. Responsiveness atau kepekaan, yaitu kepekaan terhadap kebutuhan
pasien yang diiringi dengan tindakan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan tersebut.
3. Assurance atau kepastian pelayanan, yaitu bentuk layanan langsung
dalam membantu pasien, yang didukung dengan pengetahuan dan
keterampilan.
4. Empati, merupakan kemampuan untuk memahami dan memperhatikan
kondisi psikologis pasien, yang dalam hal ini diperlukan upaya untuk
memberikan kenyamanan kepada pasien.
2.2 Keunggulan rumah sakit swata dan rumah sakit pemerintah
Saat ini dimana lingkungan sosial, ekonomi, dan politik berada pada situasi
krisis, termasuk sektor kesehatan telah membuat masyarakat terutama
masyarakat golongan miskin bertambah menderita karena semakin sulit
menjangkau fasilitas kesehatan milik swasta maupun pemerintah. Dalam hal ini,
rumah sakit sebagai organisasi sosial bertanggung jawab terhadap pelayanan
kesehatan masyarakat. Rumah sakit harus dapat berfungsi sebagai rumah sehat
yang melaksanakan kegiatan promotif bagi kesehatan pasien, staf rumah sakit,
dan masyarakat di wilayah cakupannya serta pengembangan organisasi rumah
sakit menjadi organisasi yang sehat.
Masyarakat selalu mengharapkan agar pelayanan rumah sakit, baik milik
pemerintah maupun swasta dapat memberikan pelayanan yang baik dan
memuaskan bagi setiap pengguna yang memanfaatkannya_ Pasien
menginginkan fasilitas yang baik dar rumah sakit, keramahan pihak rumah
sakit, serta ketanggapan, kemainpuan, dan kesungguhan para petugas rumah
sakit, Dengan demikian pihak rumah sakit dituntut untuk selalu berusaha

meningkatkan layanan kepada pasien. Gagliano dalam Dvvi Haryono Wiratno


(1998),. mengatakan bahwa kualitas pelayanan (Service Quality) adalah
pandangan konsumen terhadap hasil perbandingan antara ekspektasi konsumen
dengan kenyataan yang diperoleh dart pelayanan. Sedangkan kepuasan adalah
persepsi pelanggan terhadap satu satum. pengalaman layanan yang diterima
(Cronin dan taylor, 1992). Konsumen aican puas kalau kinerja yang dirasakan
sesuai dengan ekspektasinya, sebaliknya konsumen akan kecewa kalau kinerja
yang dirasaksn di bawah. eksr.kiasinya. Selanjutnya konsumen akan sangat puas
kalau kinarja yang di rencanakan melampaui ekspektasinya. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, untuk mendapatkan pelanggan yang mempunyai kesetiaan
pada suatu rumah sakit, maka kepuasan pelanggan menjadi suatu hal yang
penting untuk dikeloia secara lebih series. Perusahaan harus mulai mernikirkan
pentingnya program pelayanan pelanggan secara lebih matang melalui kualitas
pelayanan.
Data apa saja yang bisa dilakukan agar kepuasan pelanggan bisa terlampaui
dertgan baik, karena kepuasan pelanggan tidak hanya diperoleh dari kualitas
produk. yang dikonsumsinya saja, rnelainkan juga data pelayanan yang
diberikan pihak rumah sakit kepada pelanggannya. Para pelanggan tidak hanya
menginginkan jasa pelayanan tertentu saja, akan tetapi juga dalam tingkat dan
kualitas pelayanan yang perusahaan berikan atau bahkan mengedepankan
orientasi untuk rnelayani pelanggan (customer service) yang dapat mernuaskan
pelanggan. Parasuraman et.al mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai
perbandingan antara layanan yang diharapkan konsumen dengan layanan yang
diterimanya (Parasuraman et. al, 1988). Adapun dan .faktor utama yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu, layanan yang diharapkan (expected
service) dan layanan yang diterima (perceived service).
Kemudian baik buruknya kualitas pelayanan bukan berdasarkan persepsi
penyedia layanan tetapi berdasar persepsi konsumen terhadap prosesnya secara
menyeluruh. Persepsi terhadap kualitas pelayanan menpakan keyakinan
konsumen tentang layanan yang diterima atau layanan yang dialami
(Parasuraman. etal, 1988). Kualitas pelayanan dapat dilihat dart dimensi
reliability (kemampuan mewujudkan janji), responsiveness (ketanggapan dalam
memberikar layanan), assurance (kemampuan memberi jaminan layanan),
emphaty (kernampuan memahami keinginan pelanggan), dan tangibles

(tampilan fisik layanan) (Parasurano et. al, 1988). Kelima dimensi ini disebut
SERVQUAL (Service Quality) yang merupkan suatu alat untuk kualitas
pelayanan (Parasuraman et. al, 1988).
Sehingga sebenarnya sistem pelayanan yang di lakukan atau di berikan oleh
rumah sakit swasta atau rumah sakit daerah sama dan sesuai teori (SOAP).
Namun hanya presepsi konsumen yang lebih menentukan bagaimana pelayanan
di rumah sakit tersebut apakah baik atau buruk.
2.3 Pengembangan pelayanan
Melakukan ekspansi ke daerah yang belum tersentuh rumah sakit modern,
terutama di wilayah timur Indonesia. Contohnya, Siloam Hospitals Group telah
membuka rumah sakit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Baubau (Sulawesi Tenggara).
Membuat masyarakat di daerah tersebut bisa mendapatkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan terbaik. Dalam melakukan ekspansi pada era JKN ini,
Siloam Hospitals Group selalu memperhatikan tiga hal, yaitu momentum,
lokasi, dan manajemen.
Soal momentum, sekarang ini merupakan waktu yang paling tepat untuk
merespons panggilan untuk berekspansi pada era JKN. Sebab, ada
ketertinggalan antara supply dan demand.
Selain itu, pihaknya selalu melihat dan memperhatikan lokasi yang mudah
dan nyaman dijangkau oleh masyarakat, serta tidak memerlukan lahan yang luas
dan besar.
Pada kesempatan yang sama, CEO Hermina Grup, dr Hasmoro SpAN (KIC)
optimistis dalam melakukan ekspansi pada era JKN . Sebab, anggaran
kesehatan negara naik dari 3 persen menjadi 5 persen dan masih akan naik.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Progam Jaminan Kesehatan Nasional yang terdapat di Rumah Sakit termasuk
rumah sakit swasta merupakan progam jaminan kesehatan berskala nasional yang
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Program Jaminan
Kesehatan Nasional merupakan program jaminan kesehatan yang sasaranya adalah
seluruh masyarakat Indonesia. Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah program
jaminan kesehatan yang bertujuan untuk meratakan dan menyediakan pelayanan
kesehatan bagi semua tingkatan masyarakat baik di rumah sakit swasta maupun di
rumah sakit pemerintah.

Saran
Dari uraian masalah tersebut pada era JKN ini masyarakat akan sangat membutuhkan
jaminan jaminan masa depan terutama soal kesehatan sehingga pihak rumah sakit
swata maupun pihak rumah sakit pemerintah harus lebih meningkatkan mutu
pelayannya serta mampu memenuhi apa yang di inginkan oleh konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Agung%20Utama,%20SE.,
%20M.Si./Kualitas%20Pelayanan%20RS%20Cakra%20Husada.pdf
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/4985
http://journal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/10374
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/37332416/Efektifitas_Pelayanan_P
rima_RS.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1482144151&Signature=
wZ9NS7%2FazrDojGxSESlzdkQpSK8%3D&response-content-disposition=inline%3B
%20filename%3DEFEKTIVITAS_PELAYANAN_PRIMA.pdf
https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/view/2752
http://www.beritasatu.com/kesehatan/365857-james-riady-era-jkn-kesempatan-siloammelayani-masyarakat-luas.html
http://journal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/view/10374
http://pdgimedan.org/wp-content/uploads/2016/05/Buku-Ungu-JKN-PDGI.pdf
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/kmp538de1de6ffull.pdf
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/37332416/Efektifitas_Pelayanan_P
rima_RS.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1482139314&Signature=
pPyLtohb5TV1Xoln5ChSXt9gApc%3D&response-content-disposition=inline%3B
%20filename%3DEFEKTIVITAS_PELAYANAN_PRIMA.pdf

Vous aimerez peut-être aussi