Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkataan abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari bahasa
latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus sebagai pengakhiran
kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum UI, abortus adalah
pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya (sebelum dapat lahir secara
alamiah). Dari pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari
kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil yang
dilaporkan dapat hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu
lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah
500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan
sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang
berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan. Abortus buatan adalah
pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah
abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Penelitian-penelitian terdahulu menyebutkan bahwa angka kejadian abortus
sangat tinggi. Sebuah penelitian pada tahun 1993 memperkirakan total kejadian
abortus di Indonesia berkisar antara 750.000. dan dapat mencapai 1 juta per tahun
dengan rasio 18 abortus per 100 konsepsi. Angka tersebut mencakup abortus spontan
maupun buatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan, adalah
sebagai berikut :
SISTEM REPRODUKSI II
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Abortus
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gr
am (Derek Liewollyn&Jones: 2002).
Hal serupa dikemukakan Murray, 2002 bahwa abortus adalah
berakhirnya kehamilan dengan pengeluaan hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram.
SISTEM REPRODUKSI II
SISTEM REPRODUKSI II
sampai 2,6 juta kasus pertahun, yang 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh
mereka di usia 15-24 tahun.
Kenyataan bahwa kasus aborsi telah banyak terjadi bukanlah sekedar
isu atu wacana belaka. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atas Hendartini
dibeberapa wilayah Indonesia menunjukan bahwa telah terjadi tindakan aborsi
dengan berbagai cara, seperti tindakan sendiri, bantuan dukun, dengan
akupuntur, melalui orang pintar, tindakan bidan, dilakukan oleh dokter umum
atau dengan bantuan ahli kandungan
3. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa etiologi yaitu :
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah:
1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan
alcohol
b. Gangguan sirkulasi plasenta
4. Patofisiologi
SISTEM REPRODUKSI II
5. Klasifikasi Abortus
a. Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan 20% dari semua
abortus.
Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :
1) Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
2) Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan
SISTEM REPRODUKSI II
SISTEM REPRODUKSI II
SISTEM REPRODUKSI II
10
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan
penyakit-penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat kesehatan reproduksi :
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause
terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
g. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas :
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
h. Riwayat seksual :
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluhan yang menyertainya.
i. Riwayat pemakaian obat :
Kaji riwayat pemakaian obat- obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan
jenis obat lainnya.
j. Pola aktivitas sehari-hari :
Kaji kegiatan, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
k. Pola nutrisi dan eliminasi
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fisik
l. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
2) Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau
tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
SISTEM REPRODUKSI II
11
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan dilatasi servik, trauma jaringan dan kontraksi
uterus
b. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam
jumlah berlebih, perdarahan
c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia
d. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri sendiri dan
janin
e. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penahanan hasil konsepsi
3. Intervensi Keperawatan
SISTEM REPRODUKSI II
12
No
1
Diagnosa
Nyeri
Tujuan
Setelah diberikan asuhan
Intervensi
1. Tentukan sifat,
Rasional
1. Membantu dalam
berhubungan
keperawatan diharapkan
mendiagnosis dan
dengan dilatasi
nyeri. Kaji
menentukan
servik, trauma
kontraksi uterus
jaringan dan
hemoragi atau
dilakukan.
kontraksi uterus
hasil;
nyeri tekan
ketidaknyamanan
Ibu dapat
abdomen
dihubungkan
mendemonstrasik
2. Kaji stress
dengan aborsi
an teknik
psikologis ibu
spontan dan
relaksasi
Tanda-tanda vital
/pasangan dan
molahidatidosa
respon emosiol
karena kontraksi
dalam batas
terhadap kejadian
uterus yang
normal
Ibu tidak
3. Berikan
mungkin diperberat
lingkungan yang
tenang dan
2. Ansietas sebagai
aktivitas untuk
respon terhadap
menurunkan rasa
nyeri. Instruksikan
memperberat
untuk
ketidaknyamanan
menggunakan
karena sindrom
metode relaksasi,
ketegangan,
misalnya; nafas
dalam, visualisasi
3. Dapat membantu
distraksi, dan
dalam menurunkan
jelaskan prosedur.
meringis
karenanya
Kolaborasi
mereduksi
4. Berikan narkotik
ketidaknyamanan
4. Meningkatkan
obat-obat
kenyamanan,
praoperatif bila
menurunkan resiko
prosedur
komplikasi
pembedahan
pembedahan
diindikasikan
5. Tindakan
5. Siapkan untuk
terhadap
penyimpangan dasar
terdapat indikasi
akan menghilangkan
Kurang volume
nyeri.
REPRODUKSI II
1. Evaluasi, SISTEM
1. Perkiraan
cairan
keperwawatan
laporkan,serta catat
kehilangan darah
berhubungan
membantu
13
4. Implementasi
implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun
sebelumnya.
5. Evaluasi
a. Dx 1:
b. Dx 2:
Ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
Tanda-tanda
Tanda-tanda vital
vitalstabil
dalam batas normal ( S : 36,5-37,2 oC, Nadi : 80
c. Dx 3:
Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S : 36,5-37,2 C, Nadi : 80o
d. Dx 4:
Ibu mau mendiskusikan rasa takutnya mengenai diri janin dan
masa depan kehamilan, juga mengenai ketakutan yang sehat
dan tidak sehat
Ibu memahami kondisi yang saat ini dialami
Ketakutan ibu berkurang
e. Dx 5:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S : 36,5-37,2 oC, Nadi : 80100x/mnt, RR : 16-24 x/mnt, TD : 120/80 mmHg)
SISTEM REPRODUKSI II
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi
28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1000 gram. Abortus
adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa
getasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr
(Derek liewollyn&Jones, 2002). Kelainan dalam kehamilan ada
beberapa macam yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik.
Biasanya abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur
dan sel sperma. Abortus buatan merupakan pengakhiran kehamilan
dengan disengaja sebelum usia kandungan 28 minggu. Pengguguran
kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus terapeutik
B. Saran
Dalam keterbatasan yang penulis miliki, tentunya makalah ini
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan / saran yang
baik sangat diharapkan guna memperbaiki dan menunjang proses
perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM REPRODUKSI II
15
SISTEM REPRODUKSI II
16