Vous êtes sur la page 1sur 15

Beranda

AsKeb
Download Askep
Buku Tamu

Hidayat2's Blog
RSS Entri | Comments RSS

My Ziddu

Materi
Askep Kardiovaskuler Askep
Maternitas Askep Ortopedi
Askep Urologi Berita Fisiologi Imunologi Integumen Kardivaskuler KDM
Keperawatan Anak Keperawatan Jiwa Maternitas Musculuskeletal Ortopedi
Penyakit Kelamin Promkes Sistem Pencernaan Sistem Pernafasan Sistem
Persyarafan Sistem Syaraf Story

Kalender

M
ei
20
09
S

Apr
4

Jun

1
0

1
11 2

1
13 14 15 6

17

18

19

20

21

22

23

24

25

2
6

2
7

28

29

30

31

Askep Anemia pada anak


Posted on 4 Mei 2009 by hidayat2

13 Votes

ASKEP ANEMIA PADA ANAK


TINJAUAN TEORI
Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia
bukan

merupakan

penyakit,

melainkan

merupakan

pencerminan

keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara


fisiologis

anemia

terjadi

apabila

terdapat

kekurangan

jumlah

hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.


Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.

Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan


toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang
tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi

kapasitas

haptoglobin

plasma

(protein

pengikat

untuk

hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan


berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan

mengenai

apakah

suatu

anemia

pada

pasien

disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel


darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan
dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel

darah

merah

muda

dalam

sumsum

tulang

dan

cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya


hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer


penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
Etiologi:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi,
folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
1. Anemia aplastik
Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
benzene
infeksi virus (khususnya hepatitis)


Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

Defisiensi

trombosit:

ekimosis,

petekia,

epitaksis,

perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih,


perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
2. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah
merah maupun defisiensi eritopoitin
3. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan

ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis


rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
4. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
b) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
varises oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)


sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi


Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis
st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan,

agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar


yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi


6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
Pengaruh obat-obatan tertentu
Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
Proses autoimun
Reaksi transfusi
Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

Tanda dan Gejala


o Lemah, letih, lesu dan lelah
o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
Kemungkinan Komplikasi yang muncul
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o Gagal jantung,
o Parestisia dan
o Kejang.
Pemeriksaan Khusus dan Penunjang
o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin

B12,

hitung

trombosit,

waktu

perdarahan,

waktu

protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.


o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding
capacity serum
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut
dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
Terapi yang Dilakukan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan

asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan

pasien

tidak

menunjukkan

gejala

dan

tidak

memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan


penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus
dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak
tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan

selama

hidup

pasien

yang

menderita

anemia

pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.


o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien
dengan gangguan absorbsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
a. Usia anak: Fe biasanya pada usia 6-24 bulan
b. Pucat
pasca perdarahan
pada difisiensi zat besi
anemia hemolistik
anemia aplastik

c. Mudah lelah
Kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
d. Pusing kepala
Pasokan atau aliran darah keotak berkurang
e. Napas pendek
Rendahnya kadar Hb
f. Nadi cepat
Kompensasi dari refleks cardiovascular
g. Eliminasi urnie dan kadang-kadang terjadi penurunan produksi urine
Penurunan aliran darah keginjal sehingga hormaon renin angiotensin
aktif untuk menahan garam dan air sebagai kompensasi untuk
memperbaiki perpusi dengan manefestasi penurunan produksi urine
h. Gangguan pada sisten saraf
Anemia difisiensi B 12
i. Gangguan cerna
Pada anemia berat sering nyeri timbul nyeri perut, mual, muntah dan
penurunan nafsu makan
j. Pika
Suatu keadaan yang berkurang karena

anak

makan zat yang

tidakbergizi, Anak yang memakan sesuatu apa saja yang merupakan


bukan makanan seharusnya (PIKA)
k. Iritabel (cengeng, rewel atau mudah tersinggung)
l. Suhu tubuh meningkat
Karena dikeluarkanya leokosit dari jaringan iskemik
m. Pola makan
n. Pemeriksaan penunjang
- Hb
- Eritrosit
- Hematokrit
o. Program terafi, perinsipnya :
- Tergantung berat ringannya anemia

- Tidak selalu berupa transfusi darah


- Menghilangkan penyebab dan mengurangi gejala
Nilai normal sel darah
Jenis sel darah
1. Eritrosit (juta/mikro lt) umur bbl 5,9 (4,1 7,5), 1 Tahun 4,6 (4,1 5,1),
5 Tahun 4,7 (4,2 -5,2), 8 12 Tahun 5 (4,5 -5,4).
2. Hb (gr/dl)Bayi baru lahir 19 (14 24), 1 Tahun 12 (11 15), 5 Tahun
13,5 (12,5 15), 8 12 Tahun 14 (13 15,5).
3. Leokosit (per mikro lt) Bayi baru lahir 17.000 (8-38), 1 Tahun 10.000 (5
15), 5 Tahun 8000 (5 13), 8 12 Tahun 8000 (5-12).
Trombosit (per mikro lt)Bayi baru lahir 200.000, 1 Tahun 260.000, 5
Tahun 260.000, 8 12 Tahun 260.000
4. Hemotokrit (%0)Bayi baru lahir 54, 1 Tahun 36, 5 Tahun 38, 8 12
Tahun 40.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder
akibat anemia
2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder
akibat: kurang stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan
tentang pemberian asuhan
3. Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang
III. RENCANA
1) Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder
akibat anemia
Rencana Tindakan:
1.

Monitor

Tanda-tanda

vital

seperti

adanya

takikardi,

palpitasi, takipnue, dispneu, pusing, perubahan warna


kulit, dan lainya

2. Bantu aktivitas dalam batas tolerasi


3. Berikan aktivitas bermain, pengalihan untuk mencegah
kebosanan dan meningkatkan istirahat
4. Pertahankan posisi fowler dan berikan oksigen suplemen
5. Monitor tanda-tanda vital dalam keadaan istirahat
2) Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan
sekunder akibat : kurang stimulasi emosional/sensoris atau kurang
pengetahuan tentang pemberian asuhan
Rencana Tindakan:
1. Berikan nutrisi yang kaya zat besi (fe) seperti makanan
daging, kacang, gandum,
sereal kering yang diperkaya zat besi
2. Berikan susu suplemen setelah makan padat
3. Berikan preparat besi peroral seperti fero sulfat, fero
fumarat, fero suksinat,
fero glukonat, dan berikan antara waktu makan untuk
meningkatkan absorpsi berikan bersama jeruk
4. Ajarkan cara mencegah perubahan warna gigi akibat
minum atau makan zat besi dengan cara berkumur setelah
minum obat, minum preparat dengan air atau jus jeruk
5. Berikan multivitamin
6. Jangan berikan preparat Fe bersama susu
7. Kaji fases karena pemberian yang cukup akan mengubah
fases menjadi hijau gelap
8. Monitor kadar Hb atau tanda klinks
9. Anjurkan makan beserta air untuk mengurangi konstipasi
10. Tingkatkan asupan daging dan tambahan padi-padian
serta sayuran hijau dalam diet
3) Ansietas/cemas b/d lingkungan atau orang

Rencana Tindakan:
1. Libatkan orang tua bersama anak dalam persiapan
prosedur diagnosis
2. Jelaskan tujuan pemberian komponen darah
3. Antisipasi peka rangsang anak, kerewelan dengan
membantu aktivitas anak
4. Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan
5. Berikan darah, sel darah atau trombosit sesuai dengan
ketentuan, dengan
harapan anak mau menerima
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak,
Jakarta, Medika, 2005
Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006
About these ads

Related
Askep Anemia Sel Sabit In "Askep"
Askep Diabetes Melitus (DM) In "Askep"
Askep pada pasien dengan retinoblastoma In "Askep"
Filed under: Askep Ditandai: | Keperawatan Anak
Askep BPH Askep Ca Laring
3 Tanggapan
vetronela, on 10 Mei 2011 at 12:40 am
said:
Saya seminggu ini terus mengalami mimisan, bahkan sehari bisa dua kali mimisan..padahal saya tidak
melakukan pekerjaan yang berat, saya hanya nongkrong di depan komputer saja.. Tergolong anemia
dalam bentuk apakah ini ya? Bisa dibantu?

Balas

zull, on 13 Mei 2011 at 1:34 pm said:

thanks, askepnya sangat membantu!!! rajin2 ya,,, buat askep.

Balas

chacha, on 20 Oktober 2011 at 3:08 am


thanks askepnya bantu sangadd ~(^_^)~.
sumbernya kalo bisa dari buku2 yang terbaru

said:

Balas

Tinggalkan Balasan

Cari materi yang belum ketemu

Member
Masukan alamat anda
Bergabunglah dengan 37 pengikut lainnya.

Yang Lagi Online

Nilai Blog ini


Website saya nilai Rp 29.66 Juta

Meta
o
o
o
o
o

Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Create a free website or blog at WordPress.com .

1,421,204 sejak 2009

o
o
o
o

September 2011 (1)


Juli 2011 (1)
April 2011 (2)
Desember 2010 (4)

Arsip

o
o
o
o
o
o
o

November 2010 (4)


Oktober 2010 (2)
Juli 2009 (8)
Juni 2009 (12)
Mei 2009 (28)
April 2009 (58)
Maret 2009 (25)

Tulisan Terakhir
Askep maternitas
Sirosis Hepatis
Napza
Kesehatan Jiwa
Pralisis Nervus Fasialis dan Kaitannya Dengan Bidang Kedokteran Gigi
Askep Sindrom Nefrotik
Askep Hidrocepalus
Askep AML
Gemuruh Merapi Bikin Panik Warga
Kondisi Gunung Berapi Versi Geolog LIPI & Singapura
Bright Fuh, Baby With Tumour, Dies Finally
Cerebral Palsy
Askep pada pasien dengan retinoblastoma
Konsep Dasar Hemodialisa
Askep Ca Colon
Create a free website or blog at WordPress.com . The Digg 3 Column Theme .
Ikuti
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Follow Hidayat2's Blog


Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 37 pengikut lainnya.

Powered by WordPress.com

Vous aimerez peut-être aussi