Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PBL
BLOK INDERA KHUSUS
Kelompok 1
:11020120024
Tri Zulkifli Lusman
11020140007
Adiyah Prayogha Tanus
11020140027
St. Aisyah. M
11020140058 Aprilia Mappasanda
11020140076
Ahmad Rizki Imran
11020140093
Ade Novita sam
11020140109
Irna Novianti Irwan
11020140120 Megawaty Putri Syaeful
11020140132
Arni Pahlawani Amir
11020140143
Sesariah Fatimah Nur. B
11020140150
Abdul Bashir Fawzy
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
Skenario Tuli
Seorang anak perempuan umur 15 tahun diantar ibunya ke puskesmas dengan keluhan
penurunan pendengaran pada telinga kanan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan pusing berputar
tidak ada. Riwayat otore telinga kanan sejak umur 10 tahun,hilanh timbul terutama pada saat
pilek dan sembuh setelah diobati. Pada pemeriksaan otoskopi terlihat perforasi sentral gendang
telinnga kanan dengan ukuran sedang,mukosa telinga tengah terlihat basah tetapi tidak
hiperemis. Telinga kiri normal.
Kata Sulit :
Otore : Cairan yang keluar dari telinga
Kata Kunci:
1.
2.
3.
4.
jika diobati
5. Pada otoskopi,terdapat perfprasi telinga kanan berukuran sedang
6. Mukosa telinga tengah basa
7. Telinga kiri normal
Pertanyaan Penting
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jawaban
1. A. Anatomi
Anatomi Telinga
Secara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga
luar sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani.
Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. Ke arah liang
telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga
lainnya liang tel inga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan
berhubungan dengan membran timpani. Bentuk daun telinga dengan berbagai tonjolan dan
cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan panjang sekitar 2,5 cm, akan
menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500 Hz.
Telinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi. Telinga tengah terbagi atas tiga
bagian dari atas ke bawah, yaitu epitimpanum terletak di atas dari batas atas membran timpani,
mesotimpanum disebut juga kavum timpani terletak medial dari membran timpani dan
hipotimpanum terletak kaudal dari membran timpani.
Organ konduksi di dalam telinga tengah ialah membran timpani, rangkaian tulang
pendengaran, ligamentum penunjang, tingkap lonjong dan tingkap bundar. Kontraksi otot tensor
timpani akan menarik manubrium maleus ke arah anteromedial, mengakibatkan membran
timpani bergerak ke arah dalam, sehingga besar energi suara yang masuk dibatasi.
Fungsi dari telinga tengah akan meneruskan energi akustik yang berasal dari telinga luar
kedalam koklea yang berisi cairan. Sebelum memasuki koklea bunyi akan diamplifikasi melalui
perbedaan ukuran membran timpani dan tingkap lonjong, daya ungkit tulang pendengaran dan
bentuk spesifik dari membran timpani. Meskipun bunyi yang diteruskan ke dalam koklea
mengalami amplifikasi yang cukup besar, namun efisiensi energi dan kemurnian bunyi tidak
mengalami distorsi walaupun intensitas bunyi yang diterima sampai 130 dB.
Aktifitas dari otot stapedius disebut juga reflek stapedius pada manusia akan muncul pada
intensitas bunyi diatas 80 dB (SPL) dalam bentuk reflek bilateral dengan sisi homolateral lebih
kuat. Reflek otot ini berfungsi melindungi koklea, efektif pada frekuensi kurang dari 2 khz
dengan masa latensi 10 mdet dengan daya redam 5-10 dB. Dengan demikian dapat dikatakan
telinga mempunyai filter terhadap bunyi tertentu, baik terhadap intensitas maupun frekuensi.
Telinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran. Telinga dalam
terletak di pars petrosus os temporalis dan disebut labirin karena bentuknya yang kompleks.
Telinga dalam pada waktu lahir bentuknya sudah sempurna dan hanya mengalami pembesaran
seiring dengan pertumbuhan tulang temporal. Telinga dalam terdiri dari dua bagian yaitu labirin
tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang merupakan susunan ruangan yang terdapat dalam
pars petrosa os temporalis ( ruang perilimfatik) dan merupakan salah satu tulang terkeras. Labirin
tulang terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkularis dan kohlea.
Vestibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang dengan ukuran panjang
5 mm, tinggi 5 mm dan dalam 3 mm. Dinding medial menghadap ke meatus akustikus internus
dan ditembus oleh saraf. Pada dinding medial terdapat dua cekungan yaitu spherical recess untuk
sakulus dan eliptical recess untuk utrikulus. Di bawah eliptical recess terdapat lubang kecil
akuaduktus vestibularis yang menyalurkan duktus endolimfatikus ke fossa kranii posterior diluar
duramater.
Di belakang spherical recess terdapat alur yang disebut vestibular crest. Pada ujung
bawah alur ini terpisah untuk mencakup recessus kohlearis yang membawa serabut saraf kohlea
kebasis kohlea. Serabut saraf untuk utrikulus, kanalis semisirkularis superior dan lateral
menembus dinding tulang pada daerah yang berhubungan dengan N. Vestibularis pada fundus
meatus akustikus internus. Di dinding posterior vestibulum mengandung 5 lubang ke kanalis
semisirkularis dan dinding anterior ada lubang berbentuk elips ke skala vestibuli kohlea.
Ada tiga buah semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis superior, posterior dan lateral
yang terletak di atas dan di belakang vestibulum. Bentuknya seperti dua pertiga lingkaran
dengan panjang yang tidak sama tetapi dengan diameter yang hampir sama sekitar 0,8 mm. Pada
salah satu ujungnya masing-masing kanalis ini melebar disebut ampulla yang berisi epitel
sensoris vestibular dan terbuka ke vestibulum.
Ampulla kanalis superior dan lateral letaknya bersebelahan pada masing-masing ujung
anterolateralnya, sedangkan ampulla kanalis posterior terletak dibawah dekat lantai vestibulum.
Ujung kanalis superior dan inferior yang tidak mempunyai ampulla bertemu dan bersatu
membentuk crus communis yang masuk vestibulum pada dinding posterior bagian tengah. Ujung
kanalis lateralis yang tidak memiliki ampulla masuk vestibulum sedikit dibawah cruss
communis.
Kanalis lateralis kedua telinga terletak pada bidang yang hampir sama yaitu bidang
miring ke bawah dan belakang dengan sudut 30 derajat terhadap bidang horizontal bila orang
berdiri. Kanalis lainnya letaknya tegak lurus terhadap kanal ini sehingga kanalis superior sisi
telinga kiri letaknya hampir sejajar dengan posterior telinga kanan demikian pula dengan kanalis
posterior telinga kiri sejajar dengan kanalis superior teling kanan.
Koklea membentuk tabung ulir yang dilindungi oleh tulang dengan panjang sekitar 35
mm dan terbagi atas skala vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala timpani dan skala
vestibuli berisi cairan perilimfa dengan konsentrasi K+4 mEq/l dan Na+139 mEq/l. Skala media
berada dibagian tengah, dibatasi oleh membran reissner, membran basilaris, lamina spiralis dan
dinding lateral, berisi cairan endolimfa dengan konsentra si K+144mEq/l dan Na+13 mEq/l.
Skala media mempunyai potensial positif (+ 80 mv) pada saat istirahat dan berkurang secara
perlahan dari basal ke apeks.
Organ corti terletak di membran basilaris yang lebarnya 0.12 mm di bagian basal dan
melebar sampai 0.5 mm di bagian apeks, berbentuk seperti spiral. Beberapa komponen penting
pada organ corti adalah sel rambut dalam, sel rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensens,
Claudius, membran tektoria dan lamina retikulari.
Sel-sel rambut tersusun dalam 4 baris, yang terdiri dari 3 baris sel rambut luar yang
terletak lateral terhadap terowongan yang terbentuk oleh pilar-pilar Corti, dan sebaris sel rambut
dalam yang terletak di medial terhadap terowongan. Sel rambut dalam yang berjumlah sekitar
3500 dan sel rambut luar dengan jumlah 12000 berperan dalam merubah hantaran bunyi dalam
bentuk energi mekanik menjadi energi listrik.
Vaskularisasi telinga dalam
Vaskularisasi telinga dalam berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelaris
anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke meatus
akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A. Kohlearis communis yang
bercabang pula menjadi A. Kohlearis dan A. Vestibulokohlearis. A. Vestibularis anterior
memperdarahi
N.
Vestibularis,
urtikulus
dan
sebagian
duktus
semisirkularis.
A.Vestibulokohlearis sampai di mediolus daerah putaran basal kohlea terpisah menjadi cabang
terminal vestibularis dan cabang kohlear. Cabang vestibular memperdarahi sakulus, sebagian
besar kanalis semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang kohlear memperdarahi ganglion
spiralis, lamina spiralis ossea, limbus dan ligamen spiralis. A. Kohlearis berjalan mengitari N.
Akustikus di kanalis akustikus internus dan didalam kohlea mengitari modiolus.
Vena dialirkan ke V.Labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus inferior atau sinus
sigmoideus. Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke sinuspetrosus
superior dan inferior.
Persarafan telinga dalam
N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk oleh bagian kohlear dan vestibular,
didalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar N.Fasialis dan masuk batang
otak antara pons dan medula. Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh N.Kohlearis dengan
ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatus akustikus internus. Sel-sel sensoris
pendengaran dipersarafi N.Kohlearis dengan ganglion spiralis corti terletak di modiolus.1
B. Fisiologi Pendengaran2
2. Sedangkan otore dapat berasal dari infeksi telinga luar, namun bila secret banyak dan
bersifat mukoid umumnya berasal dari infeksi telinga tengah. Bila secret bercampur
darah harus dicurigai adanya infeksi akut berat atau keganasan, dan harus diwaspadai
adanya LCS bila cairan keluar seperti air jernih3
3.
Hal ini dapat terjadi bila ada infeksi organisme yang mempengaruhi mukosa
telinga tengah yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh terhadap organisme yang
secara normal berada dalam telinga tengah. Terjadi peningkatan tekanan negative telinga
tengah menyebabkan masuknya organisme dari nasofaring ke telinga tengah.
Hal ini disebabkan karena telinga tengah terhubung dengan saluran napas atas melalui
suatu saluran kecil yang dikenal sebagai Tuba Eustachia. Secara normal, cairan yang
dihasilkan oleh sel-sel di telinga tengah keluar melalui tuba eustachia menuju
tenggorokan. Akan tetapi, ketika Tuba Eustachia mengalami pembengkakan atau
tersumbat maka cairan tersebut tidak akan mengalir sehingga memungkinkan adanya
bakteri ataupun virus yang nantinya dapat menyebabkan area tersebut mengalami infeksi
atau inflamasi. 4
Penyebab tersering infeksi telinga adalah infeksi saluran pernapasan atas, seperti
pilek. Penyakit tersebut dapat menyebabkan pembengkakan pada Tuba Eustachia
sehingga cairan telinga tengah tidak dapat dialirkan dan tersumbat. Tersumbatnya cairan
di Tuba Eustachia dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan tekanan pada telinga
tengah meningkat sehingga dapat mempengaruhi organ disekitarnya. Salah satunya
membrane timpani. Membran timpani merupakan selaput tipis yang memisahkan telinga
luar dan telinga tengah. Tekanan yang meningkat dapat menyebabkan perforasi atau
robek pada membrane timpani sehingga dapat memicu terjadinya otore atau keluarnya
cairan dari telinga. 5
dengan kolesteatom.
Perforasi atik Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired
cholesteatoma
6. Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
atau lingkungan
sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Klasifikasi:7,8
Vestibulogenik:
a
Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori serotonin
(Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam
pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
Teori Sinap
Merupakan
pengembangan
teori
sebelumnya
yang
meninjai
peranan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem oenghantaran suara ke
telinga tengah.9
8. Anamnesis : 11
- Identitas penderita
- Keluhan utama
Apakah ada gangguan pendengaran?
Apakah keluhan pada satu atau kedua telinga?
Apakah timbul tiba-tiba atau bertambah berat secara bertahap?
Sudah berapa lama diderita dan sejak kapan?
- Apakah ada suara berdengung ?
- Apakah ada rasa pusing yang berputar?
- Apakah ada rasa nyeri dalam telinga?
- Apakah ada secret yang keluar dari telinga?
Secret keluar dari satu atau kedua telinga?
Sudah berapa lama dan sejak kapan?
Sekretnya dalam bentuk apa?
Apakah progresif atau hilang timbul?
- Apakah ada riwayat penyakit sebelumnya?
- Apakah ada riwayat trauma kepala?
- Apakah ada riwayat pemakaian obat ototoksik?
- Apakah ada riwayat keluarga?
Pemeriksaan fisik:
- Daun Telinga
- Daerah Mastoid
- Liang telinga
- Membrane timpani
- Rine
- Weber
- Schwabach
Pemeriksaan Penunjang:
- Otoskop
- Elektrokokleograf
- Respon auditoris
- Timpanometri
- Diskriminasi
- Audimetri
- Ambang bicara
- Audiometri
- CT-Scan Temporal
9. Telinga luar
a. Otitis Externa 13,14
Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada
daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim sejuk dan kering.
Ada dua kemungkinan pada otitis eksternna, yaitu:
a Otitis eksterna sirkumskripta
b Otitis eksterna difus
Otitis eksterna sirkumskripta atau furunkel atau yang biasa di sebut
bisul disebabkan oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung
adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen,
maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga
membuntuk furunkel.Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau
Staphylococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat namun tidak
sesuai dengan besar bisul. Hal ini di sebabkan karena kulit liangtelinga tidak
mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada
penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul pada saat membuka
mulut. Selain itu dapat juga terjadi ganguan pendengaran bila furunkel besar
dan menyumbat liang telinga.
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasannya.
Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat
menyebabkan adalah Staphylococcus albus, escherichia coli dan sebagainya.
Otitis eksterna difus dapat juga terjadi skunder pada otitis media supuratif
kronis. Gajalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit,
kelejar getah bening regional memebesar dan nyeri tekan. Terdapat sekret
yang berbau. Sekret yang tidak mengandung lendir sperti sekret yang keluar
dari kavum timpani pada otitis media.
kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi, iritasi
atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.
Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis
eksterna atau swimmers ear. Bentuk yang paling umum adalah bentuk
furunkulosis salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada
otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian
kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya
idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan.
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen
yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,
gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti histamin. Sensitifitas poten
lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan
klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi
merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis
eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.
Faktor predisposisi atau faktor yang mempermudah radang telinga luar
ialah perubahan ph di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila ph
menjadi basa maka, proteksi terhadap infeksi menjadi menurun. Pada keadaan
udara yang hangat dan lebab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Trauma
ringan ketika mengorek telinga atau karena berenang yang menyebabkan
perubahan kulit karena kena air.
Gejala
Pada Anamnesis, pasien mungkin melaporkan gejala seperti otalgia,
rasa penuh ditelinga, gatal, sekret, awalnya debit mungkin tidak jelas dan
tidak berbau tetapi dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk,
penurunan pendengaran,
namun jarang. Rasa sakit di dalam telinga atau otalgia bisa bervariasi dari
yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga,
perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut.
Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga
sering merupakan gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa
kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri pada tragus, nyeri daun
telinga, kelenjar getah bening regional dapat membesar dan nyeri, pada
pemeriksaan penala kadang didapatkan tuli konduktif dan pada pemeriksaan
liang telinga:
Pada otitis eksterna sirkumskripta dapat terlihat furunkel atau bisul serta
hiperemis dan udem dan batasnya tidak jelas serta sekretnya sedikit.
Pada otomikosis dapat terlihat jamur seperti serabut kapas dengan wana
telinga
Penetalaksanaan
Farmakologi:
a Topikal
Otitis eksterna sirkumskripta pada stadium infiltrat
diberikan salep ikhtiol atau antibiotik dalam bentuk
Antib
diberikan.
Pengobatan herpes zoster otikus sesuai dengan
biotik
sistemik
diberikan
dengan
dapat
b. Serumen abturan15
Definisi
Serumen secara umum dapat ditemukan di kanalis akustikus
eksternus.1 Serumen adalah campuran sekresi (sekret kelenjar sebasea dan
kelenjar serumen) yang ada di kulit sepertiga liang telinga. 2 Bila serumen
tidak berhasil dikeluarkan maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis
akustikus eksternus atau sumbatan yang terdapat dikulit sepertiga luar
liang telinga. Hal ini disebut dengan serumen prop (serumen obturans).
Etiologi
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan mengeras di
liang telinga sehingga menyumbat, antara lain:
1. Dermatitis kronik liang telinga luar
2. Liang telinga sempit
3. Produksi serumen banyak dan kental
4. Adanya benda asing di liang telinga
5. Adanya eksostosis liang telinga
6. Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelah
yang berlebihan sehingga akan menimbulkan gejala seperti: rasa nyeri karena
terjadi penekanan pada kulit liang telinga, berdenging, rasa penuh, gatal dan
alat pengait
Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati
mebran timpani, dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga
(spooling).
Serumen yang telah keras membatu, harus dilembekkan terlebih
dahulu dengan karbol gliserin 10 %, 3 kali 3 tetes sehari, selama 2-5
hari (tergantung keperluan), setelah itu dibersihkan dengan alat pengait
tindakan
tersebut,antaralain
gendangtelinga.
merupakan
kuman
patogen
terbanyak
ditemukan.
Epidemiologi
Infeksi telinga ini di mulai dari liang telinga luar dan meluas ke
tulang temporal hingga ke jaringan sekitarnya. Keadaan ini sering didapati
pada pasien usia lanjut dan menderita penyakit diabetes serta pasien
dengan disfungsi imun selular. OEM juga dapat terjadi pada pasien dengan
immunocompromised, seperti AIDS yang melibatkan populasi yang lebih
muda.
Patologi
OEM melibatkan otitis eksterna yang berat, nekrosis kartilago dan
tulang dari liang telinga hingga ke struktur sekitarnya yang meluas ke
dasar tengkorak yang mengenai nervus kranial yang lebih rendah. Hal ini
menyebabkan terjadinya lower cranial neuropathies, trombosis sinus
lateral, sakit kepala yang berat, meningitis dan kematian. Nadol
menjelaskan urutan progresifitas penyakit ini seperti berikut : liang telinga
luar dengan invasi melalui fisura Santorini atau sutura timpanomastoid ke
fossa retromandibular, keterlibatan foramen stilomastoid dan jugularis,
trombosis sepsis dari sinus venosus lateral dan menyebar ke apeks petrosa
melalui pembuluh darah dan lempeng fasial.
Patogen Penyebab
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen penyebab yang
lazim pada otitis eksterna maligna, meskipun sangat jarang juga dapat
dijumpai S. aureus, Proteus dan Aspergillus.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan tanda yang dijumpai
dan pemeriksaan kultur dari cairan yang didapat dari liang telinga. Biopsi
jaringan granulasi pada liang telinga luar perlu dilakukan untuk
meniadakan karsinoma liang telinga. Pemeriksaan radiologi diperlukan
untuk menentukan perluasan penyakit. CT-scan tulang temporal
direkomendasikan untuk menilai perluasan penyakit pada evaluasi
permulaan. Scan tulang dengan Technetium Tc 99m dilakukan untuk
mendeteksi adanya keterlibatan tulang. Gallium-67 scan merupakan
indikator yang sensitif untuk infeksi.
Terapi
Prinsip terapi adalah: 2-6 1. Diagnosis dini pada populasi resiko
tinggi. 2. Pemberian terapi antibiotik intravena jangka panjang. 3.
Pembersihan liang telinga luar (aural toilet) 4. Pemeriksaan klinis dan scan
Komplikasi
Komplikasi OEM yang dapat terjadi meliputi lower cranial
neuropathies, meningitis, abses otak dan kematian.
Kesimpulan
Otitis eksterna maligna adalah infeksi telinga luar yang dapat
menyebabkan kematian. Penyakit ini biasanya ditemukan pada pasien
diabetes atau pasien dengan immunocompromised state. Otalgia adalah
gejala yang paling sering terjadi dan pada otoskopi ditemukan otitis
eksterna dengan jaringan granulasi sepanjang posteroinferior liang telinga
luar. Pemeriksaan scan tulang dengan technetium Tc 99m dan Ga 67 scan
diperlukan untuk menegakkan diagnosa. Diagnosis dini penyakit, terapi
yang adekuat dan kontrol yang ketat terhadap diabetes mellitus harus
dilakukan
d. Benda asing diliang telinga 24
Definisi
Benda asing dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau
dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.
Benda asing yang berasal dari luar tubuh, disebut benda asing eksogen, biasanya
masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh, disebut
benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas.
Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan, tulang
dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain. Benda asing eksogen
cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair
non-iritatif, yaitu cairan dengan Ph 7,4. Benda asing endogen dapat berupa sekret
kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, mekonium dapat masuk ke dalam
saluran nafas bayi pada saat proses pernafasan.
Gejala klinis
Benda asing di telinga dapat menyebabkan penurunan pendengaran jika
berlama-lama di diamkan di dalam telinga. Pada anak gejala yang ditemui berupa
nyeri atau pendarahan dari telinga, kemungkinan disertai dengan tuli atau vertigo,
bila saat benda asing masuk atau usaha untuk mengeluarkannya menimbulkan
trauma.
Benda asing di telinga ada dua jenis yaitu, benda hidup dan benda mati.
Benda hidup /binatang bisa berupa semut, nyamuk, kecoa atau serangga lainnya.
Sedangkan benda lain bisa padi, karet penghapus, biji-bijian, krikil taupun benda
lainnya. Jika benda asing tidak diketahui, gejala juga tidak terlihat. Keadaan yang
bisa dijumpai adalah nyeri dan sekret dari suatu otitis eksterna dan sering diikuti
dengan tuli konduktif. Benda asing akan menyebabkan tuli konduktif bila terjadi
sumbatan total dari liang telinga.
Penatalaksaan
Benda asing liang telinga bisa dikeluarkan dengan cara :
a. Menggunakan pengait, bila bendanya licin atau bulat
Masalah utama dalam pengambilan benda asing liang telinga adalah istmus, yang
merupakan tempat tersempit dari liang telinga. Usaha untuk mengeluarkan benda asing
sering kali malah mendorongnya ke dalam. Edema liang telinga dapat terjadi karena
trauma, sehingga akan menyulitkan untuk mengeluarkannya lagi. Benda organik akan
menggembung bila didiamkan terperangkap lama. Bila pasien tidak kooperatif dan ada
resiko merusak gendang telinga atau struktur liang telinga tengah, maka sebaiknya
tindakan dilakukan dengan anestesi umum. Pada kebanyakan kasus tindakan tersebut
dapat dilakukan tanpa anestesi umum. Anak harus dipegang sehingga kepalanya tidak
dapat bergerak
Binatang di liang telinga harus dimatikan lebih dahulu sebelum dikeluarkan. Biasanya
cukup dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan,
misalnya larutan rivanol lebih kurang 10 menit, kemudian benda asing tersebut diirigasi
dengan air bersih untuk megeluarkannya, atau dengan pinset atau kapas (yang dililitkan
pada pelilit kapas).
e. Tumor
Definisi
Tumor yang paling sering muncul pada telinga tengah adalah
paraganglioma atau yang dikenal sebagai Glomus Tumor. Tumor ini berasal dari
daerah paraganglia yaitu seluruh area tulang temporal, termasuk jugular, telinga
tengah, Jacobson nerve (cabang timpani nervus IX), dan Arnold nerve (cabang
auricular dari nervus X). Predileksi tumor tergantung dari letak anatominya.
Glomus typanicum tumor timbul sepanjang perjalanan dari Jacobson nerve.
Meskipun sebagian besar glomus tumor jarang ditemukan, namun genetik
telah dilaporkan sebagai penyebab karena adanya kesalahan genom atau
keturunan. Tumor hanya terjadi pada keturunan perempuan ketika gen ditularkan
melalui pembawa karier laki-laki.
Gejala
Karena pembuluh darah tumor ini, tinnitus merupakan gejala yang
sering
Penanganan
Operasi adalah lini utama terapi tumor glomus tympanicum. Lesi
kecil dapat divisualisasikan sepenuhnya oleh otoscopy dan terbatas pada
Telinga Tengah :
a
Otitis Media3
Definisi
Peradangan sebagian atau semua mukosa telinga tengah, tuba
terbentuklah
nanah
dalam
telinga
tengah.
Selain
itu
timpani
Stadium hiperemis : Tampak pembuluh darah yang terlihat
pada membrane timpani dan tampak hiperemis bersama
edema
Stadium supurasi : Membrane timpani tampak menonjol
d
e
utuh
Penatalaksanaan
a Stadium oklusi : obat tetes hidung HCL efedrin 0.25% untuk
anak yang berusia dibawah 12 tahun dan untuk dewasa
berikan obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan
b
fisiologis
Stadium hiperemis : antibiotic yang bergolongan penisilin
atau eritromisin di kombinasikan dengan obat tetes hidung
dan analgesic
Stadium supurasi : selain pemberian antibiotic lakukan juga
minggu
Pencegahan :
1. Cek riwayat rinore yang kronik
2. Rajin imunisasi denganvaksin influenza
Komplikasi
Mastoiditis/Petrositis
Labyrintis
Paralysis nervus facialis
Kehilangan pendengaran
Meningitis
Abses otak
Otosklerosis 10
Definisi
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang
mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku
tuli campur afau tuli saraf jika penyakit telah mencapai koklea.
Pendengaran berkurang secara progresif
Tidak ada proliferasi membran timpani
Gambaran membran timpani yang kemerahan
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih kuat pada ruangan
bising
Pengobatan
a) Operasi stapedoktomi atau stapedotomi
b) Jikapada kasus dimana operasi tidak dapat dilakukan maka alar
bantu dengar dapat sementara membantu pendemgaran pasien
Menjaga
bagian
atas.
keseimbangan
menyesuaikannya
dengan
Guna
tekanan
tekanan
udara
udara
saluran
di
ini
dalam
di
adalah:
telinga
dunia
luar.
dan
Etiologi
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun
sehingga
bakteri
akan
tersingkir
bersama
aliran
lendir.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena
beberapa
Sistem
hal.
kekebalan
tubuh
anak
masih
dalam
perkembangan.
Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih
berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding
orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius
sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran
Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut
kemudian
menyebar
ke
telinga
tengah
lewat
saluran
Eustachius.
Patofisiologi
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas
menjaga kesterilan telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan
infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang
menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui
saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
di
belakang
gendang
telinga.
Gejala
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit
dan umur pasien. Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan
perubahan
mukosa
telinga
tengah
otitis
media
serosa
akibat
virus
atau
alergi.
eksudat
serosa
sehingga
sukar
terlihat.
tempat
ini
akan
terjadi
ruptur.
2)
b)
c)
d)
b)
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang
dan gendang telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya
gendang telinga yang menggembung, perubahan warna gendang telinga
menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang
telinga.
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi
pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang
telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon
gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).6 Gerakan gendang
telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan
pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis
OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan
otoskop biasa. Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan
komplikasi.
Penatalaksanaan
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada
stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas,
dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan
antipiretik.
Stadium Oklusi : Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba
Eustachius sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang.
Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,25 % untuk anak < 12
tahun atau HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis untuk anak
diatas 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati.
Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
Stadium Presupurasi : Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan
analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus,
sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian antibiotik
golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat
diberikan kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin.
Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar
konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi
mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa
dan kekambuhan. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Bila
pasien alergi penisilin, maka diberikan eritromisin.
Pada anak ampisilin diberikan dengan dosis 50 100 mg/kg BB
per hari dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari
Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
Komplikasi
Mastoiditis/Petrositis
Labyrintis
Kehilangan pendengaran
Meningitis
Abses otak
Patomekanisme
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis
media supuratif kronis apabila prosesnya suda lebih dari 2 bulan. Bila
kurang dari 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah
terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi
kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah atau higiene buruk.
Jenis
OMSK terdiri dari 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman dan OMSK tipe
bahaya. Berdasarkan sekret yang keluar di kenal juga OMSK aktif dan
OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK yang sekretnya keluar dari kavum
timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum
timpaninya terlihat basah atau kering.
Diagnosis
Diagnossis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan
BERA bagi pasien atau anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan nada
murni.
Penatalaksanaan
Bila selret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci
tuba
eustashius
dapat
terjadi
secara
inflamasi
Telinga dalam
a. Presbiakusis 21,22,23
Definisi
lemniscus,
atau
inferior
colliculus,
maka
penurunan
fungsi
Klasifikasi
Terdapat empat tipe patologik yang telah diklasifikasikan Schuknecht,
ditandai dengan bilateral, simetris, gangguan pendengaran nada tinggi dan dari
Diagnose
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
audiometri. Hal yang ditanyakan pada anamnesis adalah riwayat penyakit yang
dapat menyebabkan gangguan dengar sensorineural. Gejala klinis bervariasi,
biasanya penderita akan mengalami kesulitan untuk mengerti pembicaraan yang
dikatakan secara cepat, kata-kata yang tidak familiar atau kompleks, serta
pembicaraan pada suasana yang bising.
Pemeriksaan klinis pemeriksaan otoskopi untuk menilai external acustic
canaldan tympanic membrane, tidak ditemukan adanya kelainan. Pada
pemeriksaan audiometri nada murni biasanya ditemukan hasil yang khas yaitu
suatu tuli sensorineural, bilateral, simetris dengan konfigurasi tergantung tipe
presbikusisnya.
Faktor resiko presbikusis adalah usia, suku, tempat tinggal, pajanan suara,
pekerjaan,
aktivitas
rekreasi,
jenis
kelamin,
olahraga,
merokok,
diet,
Terapi
a) Hearing Aids (Alat Bantu Dengar)
Pada pasien usia lanjut, penurunan fungsi untuk diskriminasi suara
dan pemahaman kata-kata pada lingkungan bising dapat diturunkan dengan
terapi pendengaran, biasanya melalui proses amplifikasi. Alat bantu dengar
sekarang telah disempurnakan secara fisik dan dapat dipasang seutuhnya
dalam ear canal. Untuk memaksimalkan keuntungan pendengaran, alat
bantu dengar sebaiknya dipilih secara teliti. Akhir-akhir ini alat bantu dengar
digital sudah tersedia dan menjanjikan perbaikan yang bermakna pada
ketajaman percakapan, terutama pada kondisi mendengar yang menyulitkan.
b) Assistive devices
Selain hearing aids banyak alat bantu lain yang dapat membantu
individu atau kelompok untuk dapat mendengar televisi, radio, dan
percakapan pada handphone. Pada televisi dapat digunakan headphone yang
dimasukkan pada lubang pendengaran pada televisi, listening loop dengan
telecoil pada hearing aid, perangkat infrared tanpa kabel yang mengirim
signal televisi langsung ke pendengar melalui receiver. Telephoneamplifier
and devices dapat memperbesar suara dari signal telephone. Sekarang
terdapat perangkat handset amplifiers yang dapat dihubungkan langsung
pada dasar telephone atau earphone. Cochlear implant adalah suatu alat
elektronik yang ditanam melalui operasi untuk menstimulasi saraf
pendengaran, alat ini memegang peran penting pada auditoric rehabilitation
pasien usia lanjut dengan penurunan pendengaran sensorineural berat
b.
Penyakit Miniere24
Definisi
Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan
timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan
penuh dalam telinga, dan gangguan pendengaran yang bersifat fluktuatif. Hal ini
disebabkan oleh adanya hidrops (pembengkakan) rongga endolimfa pada kokhlea
dan vestibulum.
Epidemiologi
Penyakit Meniere adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga
dalam. Sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling
banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun. Kemungkinan ada komponen genetik
yang berperan dalam penyakit Meniere karena ada riwayat keluarga yang positif
sekitar 21% pada pasien dengan penyakit Meniere. Pasien dengan resiko besar
terkena penyakit Meniere adalah orang-orang yang memiliki riwayat alergi,
merokok, stres, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin mengkonsumsi
aspirin.
Etiologi
Penyebab pasti Meniere belum diketahui. Namun terdapat berbagai teori
termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju labirin dan terjadi gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi dan
autoimun.
Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh
terjadinya malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Selain itu para ahli juga
mengatakan terjadinya suatu robekan endolimfa dan perilimfa bercampur. Hal ini
menurut para ahli dapat menimbulkan gejala dari penyakit Meniere. Para peneliti
juga sedang melakukan penyelidikan dan penelitian terhadap kemungkinan lain
penyebab penyakit Meniere dan masing-masing memiliki keyakinan tersendiri
terhadap penyebab dari penyakit ini, termasuk faktor lingkungan seperti suara
bising,
infeksi
virus
HSV, penekanan
pembuluh
darah
terhadap
saraf
merokok, alkohol, atau konsumsi garam berlebihan. Namun pada dasarnya belum
ada yang tahu secara pasti apa penyebab penyakit Meniere.
Patofisiologi
Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa
Gejala
Penyakit Meniere dimulai dengan satu gejala lalu secara progresif gejala
lain bertambah. Gejala-gejala klinis dari penyakit Meniere yang khas sering disebut
trias Meniere yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli saraf sensorineural fluktuatif terutama
nada rendah. Serangan pertama dirasakan sangat berat. Penyakit ini bisa seembuh
tanpa obat dan gejala penyakit ini bisa hilang sama sekali. Pada serangan kedua dan
selanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan pertama kali. Pada
penyakit Meniere, vertigonya periodik dan makin mereda pada serangan-serangan
selanjutnya.
Diagnosis
Diagnosis penyakti ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis:
a. Anamnesis
- Vertigo yang hilang timbul disertai dengan tinnitus dan rasa penuh pada telinga
- Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
kontras menunjukkan adanya neuroma akustik. Selain itu pemeriksaan MRI juga
dapat memvisualisasikan kokhlea dan kanalis semisirkularis
Penatalaksanaan
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya
diberikan pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila
perlu diberikan antiemetik. Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan
d. Pembedahan7,8
Operasi yang direkomendasikan bila serangan vertigo tidak terkontrol antara lain :
- Dekompresi sakus endolimfatikus
Operasi ini mendekompresikan cairan berlebih di telinga dalam dan
menyebabkan
kembali
normalnya
tekanan
terhadap
ujung
saraf
mengambil
alih
seluruh
fungsi
keseimbangan.
Operasi
ini
Pemilihan operasi ini mirip labirinektomi. Namun karena operasi ini melibatkan
daerah intrakranial, sehingga harus dilakukan pengawasan ketat paskaoperasi.
Operasi ini diindikasikan pada pasien di bawah 60 tahun yang sehat.
Sekitar 5% mengalami tuli total pada telinga yang terinfeksi, paralisis wajah
sementara dapat terjadi selama beberapa hari hingga bulan, sekitar 85% vertigo
dapat terkontrol.
- Labirinektomi dengan zat kimia
Merupakan operasi dimana menggunakan antibiotik (streptomisin atau
gentamisin dosis kecil) yang dimasukkan ke telinga dalam. Operasi ini bertujuan
mengurangi proses penghancuran saraf keseimbangan dan mempertahankan
pendengaran yang masih ada. Pada kasus penyakit Meniere, diberikan
streptomisin intramuskular dapat menyembuhkan serangan vertigo dan
pendengaran dapat dipertahankan.
- Endolimfe shunt
Operasi ini masih kontroversi karena banyak peneliti yang menganggap operasi
ini merupakan plasebo. Ada dua tipe dari operasi ini yaitu:
a) Endolimfe subaraknoid shunt : dengan mempertahankan tuba diantara
endolimfe dan kranium
b) Endolimfe mastoid shunt : dengan menempatkan tuba antara sakus
endolimfatikus dan rongga mastoid
d. Labiritis
Definisi
Infeksi pada bagian telinga dalam
Klasifikasi pathogenesis
1. Labirinitis serosa : terjadi perubahan kimia di ruang perilimfe akibat
proes toksik
2. Labirinitis supuratif : infeksi bakteri di ruang perilimfe
Penatalaksanaan
Pada kedua kadus diatas operasi harus segera dilakukan untuk
e. Tuli akustikus
Definisi
Tuli yang diakibatkan oleh terpapar bising yang cukup keras dalam jangka
waktu yang lama.
Etiologi
Intensitas kebisingan
Frekuensi kebisingan
Lamanya waktu terpapar
Jenis Kelamin
Usia
Kelainan telinga tengah
Pekerjaan
Pathogenesis
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel
rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang
menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan
lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga
mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan
durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya
stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan
hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut.
Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel
penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut,
dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus
pendengaran pada batang otak.
Gejala
1 Bersifat sensorineural
2 Hamper selalu bilateral
3 Diskriminasi dalam bicara
4 Tinnitus
Penatalaksaan
1. Hindari tempat yang terlalu bising
2. Menggunakan sumbat telinga
3. Pasangkan alat bantu dengar bia tidak bias berkomunikasi dengan adekuat
Pencegahan
1. Pengukuran pendengaran
2. Pengendalian suara bising
3. Analisa bising
DAFTAR PUSTAKA
1. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2011.
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter%20II.pdf.
Diupdate
pada tanggal 9 Oktober 2016. Pukul 15.00 WITA.
3. http://www.aafp.org/afp/2013/1001/p435.pdf. Diupdate pada tanggal 2 oktober 2016
4. Terho, Heikkinein. 2003. Ear Infection Facts: Causes, Acute Infections, Chronic
Infections.
5. Arsyad, Efiati, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. H.64-65. FK UI: Jakarta
6. Lumbantobing SM.2000.Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
7. Standar Pelayanan Medik (SPM) PERDOSI
8. Akbar, Muhammad. 2013. Diagnosis Vertigo. Makassar
9. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21423/4/Chapter%20II.pdf
10. Buku ajar telinga,hidung,tenggorokan,kepala dan leher FK UI
11. Pandi, Purnama S. dkk. Pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorok. Dalam : Efiaty
Arsyad Soepardi dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. Edisi Ketujuh. Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2015. Hlm. 1,2,17-9,
27
12. Harim,
2012.
Perforasi
Membrani
Timpani.
Available
from:
http//.wwwperhati.kl.or.idwp-content.
13. Yeds PD, Flood LM, Banerjee A, Cliford K. Ct-Scanning of Middle Ear Cholesteatome:
What Does The Surgeon Want To Know? The British Journal of Radiology. 2002; 75:
874-852. Available from: http/www.bjradio.org. (accessed on June 2010)
14. https://wisuda.unud.ac.id/pdf/0902005180-3-bab2.pdf. Diupdate pada tanggal 9 Oktober
2016. Pukul 13.55 WITA.
15. https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0ahUKEwi
kh6aop9XPAhVLMI8KHWvKCz4QFggrMAI&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id
%2Fcourse%2Fdownload%2F1110000121-special-senses-system
%2Fsss155_slide_otitis_eksterna.pdf&usg=AFQjCNGB0G9qBcbdEuhF8mwaA9outSzS
mg&sig2=C4VZ9PsGpLeH2LTyjSzfxQ&bvm=bv.135475266,d.c2I.
diupdate
pada
23. Dewi M.P., 2009, Analisis pemaparan Intensitas Kebisingan di Unit Compresor dan Unit
Cooling Tower PT. Indo Acidama tbk,[Skripsi] Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
24. Nastia, puji. 2011. Prevalensi benda asing pada telinga, hidung, trakeobronkial, dan
esofagus di departemen tht fk usu/rsup h adam malik medan Tahun 2010. [online]
available on : repository.usu.ac.id. diakses 10 Oktober 2016.