Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelompok II
Kelas A
1309005022
1309005043
1309005078
1309005082
1309005119
1309005140
RINGKASAN
Tumor mamae merupakan tumor paling umum pada anjing betina yang biasanya
menyerang anjing berusia pertengahan ke atas. Tindakan pembedahan dapat menjadi
pilihan untuk menyembuhkan tumor kecuali tipe inflammatory atau metastasis jauh.
Sebelum operasi, dilakukan pemeriksaan signalment, anamnesa, pemeriksaan fisik,
biopsy, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Ada dua macam tipe pembedahan
tergantung ukuran tumor, jumlah massa, dan sifat invasive pada jaringan: lumpectomy
dan mammectomy. Mammectomy sendiri dibagi menjadi tiga: tunggal, regional, dan
radikal. Pasien yang sudah dioperasi perlu mendapat perawatan pascaoperasi seperti
nutrisi dan pengobatan penyakit lain. Pasien dapat diperban atau dipasangkan Elizabeth
collar untuk mencegah self-trauma.
Kata kunci: Tumor mammae, anjing betina, kelenjar mammae, limfonodus,
lumpectomy, mammectomy
SUMMARY
Mammary neoplasms are the most common tumor in bitch that usually develop in
middle-age or older. Surgery act can be an option to cure tumor except inflammatory
type or distant metastasize. Before surgery, the dog was performed signalment
examination, history, physical examination, biopsy, and other examination. There are
two types of surgery, depend on tumor size, masses, and invasiveness in tissue:
lumpectomy and mammectomy. Mammectomy is divided by three: single, regional,
and radical. The patient after surgery should have post-operation care like nutritional
and medication of other diseases. The patient is bandaged or given Elizabeth collar to
prevent self-trauma.
Keywords: Mammary tumor, bitch, mammary gland, lymph node, lumpectomy,
mammectomy
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas paper Ilmu Bedah Khusus Veteriner yang
berjudul Teknik Operasi Tumor Mamae pada Anjing.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari tugas ini.
Terima kasih kepada dosen pengampu yang memberikan materi pada saat perkuliahan
dan praktikum, teman satu kelompok yang sudah banyak membantu dalam proses
pembuatan dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
RINGKASAN .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... vi
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
1.2
BAB II.
2.1
Tujuan Tulisan........................................................................................... 2
2.2
Manfaat Tulisan......................................................................................... 2
BAB III.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
3.2
3.3
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
4.2
4.3
4.4
BAB V
5.1
Simpulan.................................................................................................. 14
5.2
Saran ........................................................................................................ 14
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Neoplasma merupakan suatu keadaan patologis akibat tidak terkontrolnya
perkembangan sel. Mungkin bagi sebagian orang cukup asing mendengar kata
neoplasma dan apabila kita ganti istilahnya dengan tumor pasti sedikit banyak
tahu. Tumor ada banyak jenisnya. Contohnya tumor payudara atau kelenjar
mamae yang lebih banyak terjadi pada wanita.
Kita sering mendengar tumor mamae merupakan tumor yang berbahaya,
bahkan menimbulkan kematian pada manusia. Sama halnya di anjing, anjing juga
dapat mengalami tumor mamae yang tidak boleh disepelekan oleh pemiliknya.
Jika terlambat ditangani, tidak mengherankan apabila nyawa anjing kesayangan
kita melayang. Seperti di manusia, tumor mamae juga paling banyak terjadi pada
anjing betina.
Ada banyak cara untuk mengobati kanker. Kemoterapi biasanya menjadi
alternative untuk membunuh sel kanker. Selain itu, tindakan pembedahan juga
cukup efektif menyembuhkan tumor mamae ini. Mungkin, di dunia kedokteran
hewan tindakan kemoterapi belum terlalu diterapkan. Dokter hewan cenderung
lebih suka mengambil pilihan bedah apabila dihadapkan dengan kasus tumor.
Sebagai calon dokter hewan, maka kita perlu tahu (secara teori) bagaimana cara
menangani kasus tumor mamae dengan prosedur pembedahan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan tumor mamae pada anjing
dan jenis-jenisnya.
2.2
2.
3.
4.
Manfaat Tulisan
Penulis berharap paper yang dibuat dapat memberikan informasi dan
pengetahuan kepada pembaca. Sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana
teknik operasi tumor mamae pada anjing yang baik dan benar.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Kelenjar Mamae
Kelenjar mamae adalah modifikasi kelenjar keringat apokrin yang
ditemukan hanya pada mamalia. Kelenjar ini terdiri dari jaringan saluran yang
dikelilingi oleh stroma fibrovascular dan kaya lemak. Perkembangan kelenjar ini
khas, sebagai tahap terakhir perkembangan terjadi pada betina dewasa hanya
selama kehamilan. Dengan setiap kehamilan ada proliferasi jaringan duktal,
diferensiasi susu yang memproduksi asinus, sekresi susu oleh sel-sel asinar, dan,
pada akhir menyusui, involusi komponen sekretori kelenjar dengan pemeliharaan
struktur duktus.
Perkembangan mamae pertama dapat dikenali selama perkembangan
embriologi dengan munculnya penebalan dua garis ventral linear (pegunungan)
dari ektoderm, di bawah ini yang merupakan daerah khusus mesoderm. Daerah,
juga disebut sebagai garis susu, membentang dari ketiak ke daerah inguinal.
Sel-sel ektodermal bermigrasi sepanjang setiap garis susu dan menyatu
untuk membentuk placode, yang akhirnya menjadi kelenjar mamae individual.
Pembentukan placode adalah interaksi yang kompleks, yang melibatkan
beberapa jalur sinyal antara sel-sel epitel dari ektoderm dan mesenchymal sel-sel
mesoderm. Sel-sel epitel placode yang membentuk utas padat sel yang tumbuh
ke dalam mesenkim pokok untuk membentuk kuncup mamae, yang kemudian
cabang untuk membentuk tunas mamae. Dalam setiap tunas suatu lumen
terbentuk melalui proses avitasi yang berkomunikasi secara eksternal melalui
wilayah epitel khusus yang disebut selubung putting dan yang menjadi puting di
anjing dewasa. Setiap tunas mamae akhirnya akan membentuk saluran papiler
dari kelenjar mamae dewasa.
Kebanyakan anjing mengembangkan 5 pasang kelenjar susu, meskipun 4
atau 6 pasang telah ditemukan dalam beberapa hewan. Ada 2 thoracic (M1 dan
3
M2), 2 abdominal (M3 dan M4), dan 1 inguinal (M5) pasang kelenjar susu. Setiap
puting memiliki antara 7 dan 16 bukaan saluran, dan masing-masing saluran ini
pada akhirnya akan membentuk lobus kelenjar dewasa dan bertindak sebagai unit
fungsional independen dalam kelenjar. Kelenjar mamae terus bertumbuh dalam
proporsi ke sisa tubuh, dan sampai saat pubertas saluran membentang hanya jarak
pendek dari puting.
Pada masa pubertas, pengembangan mamae dimulai dengan pelepasan
estrogen dari ovarium. Pada ujung terminal duktus, proliferasi sel terjadi dengan
pembentukan akhir terminal kuncup. Dengan terjadinya kehamilan dan kenaikan
tingkat progesteron, pertumbuhan terjadi dengan pemanjangan dan percabangan
tersier dari sistem duktus lobus. Saluran menimbulkan beberapa lobulus yang
akan mengembangkan alveoli, unit yang keluar dari kelenjar susu (unit
lobuloalveolar). Di bawah pengaruh prolaktin, sel alveolar yang presecretory
berubah menjadi sel alveolar sekretorik. Dengan demikian, saat proses kelahiran,
kelenjar mamae terdiri dari struktur ductular-lobular-alveolar, dimana produk
dari unit tubuloalveolar disalurkan melalui duktul ke duktus ke sinus puting
untuk diambil oleh neonatus. Sepuluh hari post partum ada timbul regresi
alveolar, yang lengkap saat 40 hari post partum, dan pada tahap ini hanya saluran
unit tubuloalveolar kompleks yang sudah ada sebelumnya dapat ditemukan.
Dengan pseudopregnancy perubahan yang sama terjadi dalam kelenjar mamae
kecuali ada lebih sedikit perkembangan sekretori alveolar (Sorenmo, et al.,
2011).
Patsikas et al dalam Sorenmo et al (2011) menemukan pada anjing normal
yang sehat, limfatik mengalir ke kelenjar getah bening ipsilateral; tidak ada
drainase ke kelenjar atau limfonodus kontralateral, tetapi drainase dapat berubah
dalam kasus-kasus neoplasia mamae. Dengan ketentuan neoplasma epitel paling
ganas (karsinoma) bermetastasis melalui limfatik sedangkan neoplasma
mesenchymal ganas (sarkoma) bermetastasis melalui kapiler dan vena. Temuan
ini membantu dalam menentukan nodus yang harus dievaluasi untuk penyebaran
4
Gambar 1. Aliran limfatik kelenjar mamae. Kelenjar 1,2,3 alirannya ke limfonodus aksilaris;
kelenjar 4,5 alirannya ke limfonodus inguinal
3.2
luas dan tingginya insiden metastasis jauh. Kelangsungan hidup buruk meskipun
sudah menjalani pengobatan.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik termasuk palpasi kelenjar mamae harus
dilakukan pada semua anjing dengan tumor mamae. Anjing ini biasanya umur
pertengahan sampai yang lebih tua dan mungkin sudah memiliki masalah medis
yang memerlukan penanganan. Umumnya, anjing yang menderita tumor mamae
secara sistemik sehat kecuali anjing yang penyakitnya sudah di stadium lanjut
dan tumor mamae inflamatori. Anjing ini sistemiknya sakit dan mungkin
memiliki perubahan pada darahnya, termasuk koagulopati dan metastasis. Anjing
dengan tumor jamak, semua tumornya harus diketahui lokasinya (kanan atau kiri,
kelenjar 1-5) dan ukurannya harus dicatat. Tumor harus diperiksa secara
histopatologi, yang merupakan standar baku diagnosis dan klasifikasi tumor
mamae (Sorenmo et al., 2011).
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Persiapan Operasi
Pengobatan kanker sendiri telah berkembang. Pembedahan dalam kanker
lebih banyak menyembuhkan dibandingkan metode lain. Tindakan bedah dapat
menjadi pilihan bagi anjing penderita tumor mamae kecuali tipe inflammatory
atau metastasis jauh. Sebelum operasi, pasien terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan meliputi signalment (umur, gender, breed, berat badan), anamnesa
dan pemeriksaan fisik. Biopsi jaringan juga dapat dilakukan untuk mengetahui
keganasan tumor. Apabila pasien memiliki penyakit insufisiensi ginjal, penyakit
hati, atau osteoartritis dapat mempengaruhi rekomendasi pengobatan. Berat
badan dan BCS (body condition score) memainkan peran penting. Hewan yang
obesitas atau terlalu kurus tidak dianjurkan untuk dioperasi.
Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah lengkap (Complete
Blood Count/CBC), profil kimia, urinalisis, radiografi thorak dan USG abdomen.
Pemeriksaan-pemeriksaan penunjan tersebut untuk mengetahui lokasi-lokasi
tumor apabila bermetastasis. Lokasi metastasis yang sering terjadi adalah paruparu dan hati.
Anjing yang akan dioperasi harus dipuasakan terlebih dahulu sebelum
diberikan premedikasi dan anestestetikum umum. Untuk memaintain kadar zat
anestesi dalam darah dapat diberikan anestesi inhalasi.
4.2
4.2.1 Lumpectomy
Pada anjing, lumpectomy atau nodulectomy dilakukan untuk massa kecil
yang ada di superfisial dan diperlukan margin penghilangan 1 cm kulit dan
sekeliling jaringan mamae. Pengangkatan hanya pada jaringan tumor.
Pendekatan ini dapat dipilih pada anjing lebih tua, terutama volume
tumornya kecil.
4.2.2 Mammectomy Tunggal
Mammectomy atau mastectomy tunggal merupakan pengangkatan jaringan
dan diindikasi untuk tumor yang berlokasi di tengah yang berukuran lebih
dari 1 cm atau menunjukan sifat invasif pada kulit sekeliling atau fascia
abdomen. Regio dapat direseksi dan digambarkan dengan marker bedah
kulit. Kulit dan jaringan sekeliling dihilangkan dengan margin 1-2 cm
sekitar tumor. Pembedahan lebih dalam dilakukan hingga fascia otot
abdominal eksterna. Jika jaringan tumor sampai ke fascia abdomen,
jaringan dihilangkan juga, dengan otot abdomen bila perlu.
4.2.3 Mammectomy Regional
Mammectomy regional merupakan pengangkatan jaringan mamae
berdasarkan distribusi anatomi limfatik dan aliran vena. Aliran limfatik tiga
kelenjar pektoral menuju limfonodus aksilaris sementara yang dua lain ke
limfonodus inguinal. Kelenjar dihilangkan bersamaan untuk massa yang
lebih besar pada regio ini atau massa jamak pada kelenjar. Limfonodus
inguinal terkait dengan kelenjar ke-5 dan biasanya dihilangkan bersamaan.
Prosedur mastectomy regional dapat radikal atau radikal modifikasi.
Keduanya menginsisi di sekeliling jaringan mamae yang terkena hingga ke
dinding tubuh.
Pada kedua prosedur tersebut, limfonodus inguinal diangkat
sementara limfonodus aksilaris dibiarkan in situ. Alasan untuk
membiarkan limfonodus aksilaris karena sulit diakses, jarang terlibat dan
diangkat apabila membesar atau secara sitologi positif. Sulit untuk
9
tepi kulit dalam rangka memfiksasi kulit. Penting bahwa ketegangan luka
mastectomy diambil di fascia subkutikular dan di akhir penting menjahit
subkutikular dengan benang absorbable, sebelum kulit dijahit dengan nilon
monofilamen. Kongesti postoperasi yang tidak diharapkan dapat dicegah
secepat mungkin jika anjing diberi latihan rutin terkontrol selama periode
post operasi.
panggul. Aspek medial dan lateral sisi flank dibedah lembut terpisah untuk
membuat bentuk U kulit yang diputar ke posisi. Situs donor ditutup dengan
satu sampai dua lapis jahitan benang absorbable 3-0, dan jahitan terputus
nilon 3-0 di kulit. Kulit cangkok ditinggikan bilateral jika diperlukan dan
dijahit bersama-sama cacat perut ventral.
Sebelum menutup dapat juga cairan-cairan disedot, dan dijahit di
tempat. Penutupan cacat abdomen ventral dicapai dalam 2 lapisan, dengan
jahitan benang absorbable 3-0 menerus atau terputus dalam jaringan
subkutan dan terputus 3-0 menggunakan nilon di kulit. Kerah Elizabeth
diterapkan, dan kuras aktif hisap biasanya dipertahankan selama 24-48 jam,
tergantung pada jumlah serum dikumpulkan. Hewan bervariasi dalam
jumlah kulit longgar yang tersedia atas wilayah lipatan flank. Kegiatan
pasca operasi dibatasi selama 10 hari, dan komplikasi dari situs donor
mungkin ada jika aktivitas kuat dilakukan. Hewan kembali ke aktivitas
normal setelah penyembuhan selesai.
Gambar 3. Tindakan mammectomy regional bilateral pada kelenjar ke-4 dan ke-5
12
4.3
4.4
13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Tumor mamae adalah neoplasma paling sering terjadi di anjing betina.
Insidensi sangat tinggi pada daerah dimana ovariectomy dini (sebelum umum 2
tahun) bukanlah praktik klinis rutin. Anjing betina berumur pertengahan (9-11
tahun) terutama terserang dan peningkatan insiden dimulai sekitar umur 6 tahun.
Dysplasia mamae terjadi pada anjing betina lebih muda (2-4 tahun).
Perkembangan tumor ganas sebelum umur 5 tahun jarang, dan jika tumor terjadi
pada umur ini biasanya tumor jinak. Ras-ras yang sering dilaporkan terjadi
kejadian tumor adalah English Springer Spaniel, Brittany, Cocker Spaniel,
English Setter, Pointer, Afghan Hound, German Shepherd Dog, Miniature and
Toy Poodle, Maltese, Chihuahua, Beagle, Dachshund, West Highland White
Terrier, Yorkshire Terrier, and Bichon Frise. Tumor mamae terjadi kebanyakan
di betina, meskipun kejadiannya di jantan sudah diperkirakan (0-2,7%).
5.2
Saran
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Kami merekomendasikan anjing
betina dilakukan tindakan ovariohysterectomy dini untuk mencegah risiko
terbentuknya tumor mamae pada anjing.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alenza, MDP., dkk. 2010. Factors influencing the incidence and prognosis of canine
mammary tumours. Journal of Small Animal Practice, 41: 287-291
Hickman, J., J. Houlton, dan Barrie Edwards. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery
Third Edition. Blackwell Science. Great Britain.
Kudnig, ST. dan Bernard Seguin. 2012. Veterinary Surgical Oncology. John Wiley &
Sons, Ltd. UK
Sorenmo, KU., FS. Shofer, dan MH. Goldschmidt. 2000. Effect of Spaying and Timing
of Spaying on Survival of Dogs with Mammary Carcinoma. J Vet Intern
Med;14:266-270
___________., R. Rasotto, V. Zappulli, dan MH. Goldschmidt. 2011. Development,
Anatomy, Histology, Lymphatic Drainage, Clinical Features, and Cell
Differentiation Markers of Canine Mammary Gland Neoplasms. Veterinary
Pathology 48(1): 85-97
Sudisma, IGN. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: UNUD
Press
15
LAMPIRAN
16