Vous êtes sur la page 1sur 5

B.

NPSH (Net Positive Suction Head)


The Hydraulic Institute mendefinisikan NPSH sebagai besar relatif head suction total disisi hisap pada
level referensi pompa terhadap tekanan uap cairan yang dipompakan dan dinyatakan dalam feet
absolut. Secara sederhana dapat dinyatakan sebagai analisis kondisi energi pada sisi hisap (suction)
pompa untuk menentukan titik tekanan terendah dimana cairan akan mulai menguap di dalam
pompa.
NPSH adalah ukuran dari head suction terendah dari pompa yang masih memungkinkan bagi cairan
untuk tidak mendidih dan menguap. NPSH required adalah NPSH yang dimiliki oleh pompa yang
datanya disediakan oleh produsen pembuat pompa. NPSH required dihasilkan dari serangkaian
pengujian yang dilakukan oleh produsen pompa.
NPSHA adalah NPSH dari sistem dimana pompa akan dipasang dan dioperasikan. Harganya
ditentukan oleh head suction atau lift suction, head friksi, dan seterusnya. NPSHA merupakan selisih
antara head cairan saat berada disisi hisap pompa dengan tekanan uapnya yang dinyatakan dalam
satuan feet absolut.
NPSHA = Tekanan atmosfir (dikonversikan ke head) + head suction static (hs) + head pressure
tekanan uap cairan head friksi
Pada prakteknya, persamaan di atas disesuaikan dengan kondisi sistem dimana pompa akan
dipasang dan dioperasikan.

Gambar 7.

Gambar 8.

Hal-hal yang mempengaruhi nilai NPSHA:


[1] Temperatur zat cair berbanding terbalik dengan NPSHA
[2] Vapor Pressure zat cair berbanding terbalik dengan NPSHA
[3] Tekanan permukaan (hp) pada tangki hisap berbanding lurus dengan NPSHA
Agar pompa dapat dioperasikan maka NPSHA sistem harus lebih besar dari NPSHR pompa.
Hydraulic Institute Standard (ANSI/HI 9.6.1) menyarankan NPSH Available 1,2 hingga 2,5 kali NPSH
Required.
Head Hisapan Positif Netto Tersedia/ Net Positive Suction Head Available (NPSHA) menandakan
jumlah hisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan merupakan karakteristik rancangan
sistem. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah hisapan pompa yang diperlukan untuk menghindari
kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan pompa.

C. Vapour Pressure
Ketika fluida cair menyerap panas yang cukup, gelembung uap akan terbentuk dan terlepas dari
permukaan fluida cair, phenomena ini disebut penguapan. Uap akan mengeluarkan energi sebelum
terlepas dari permukaan fluida cair. Vapour pressure adalah tekanan yang dihasilkan uap yang
terjebak didalam atau diatas fluida cair tersebut.
Besar nilai vapour sebuah fluida didapat dengan cara mengukur tekanan yang dihasilkan oleh uap
didalam container tertutup. Pada suhu kamar, gasoline memiliki niali vapour pressure yang lebih
tinggi dibandingkan dengan air. Oleh karenanya, gasoline akan menguap terlebih dahulu sebelum air.
Jika tekanan diterapkan diatas fluida cair baik oleh sebuah gas atau uap, maka tekanan pada
permukaan fluida cair tersebut akan mampu mencegah terlepas atau terbentuknya uap air dari fluida
tersebut.

Gambar 9. Liquid (Vapour Pressure)


Untuk menjaga agar fluida cair pada pompa tidak mengalami proses penguapan, maka suction
pressure absolute harus jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai vapour pressure dari fluida cair
tersebut pada suhu itu.

D. Cavitations (Kavitasi)
Kavitasi adalah phenomena terbentuknya dan pecahnya gelembung gelembung uap pada fluida
cair. Kavitasi terjadi ketika pompa beroprasi mendekati nilai minimum NPSH nya. Ketika kavitasi
terjadi, beberapa bagian dari fluida cair akan berubah phasa menjadi uap, jika ini terjadi pada suction
line, gelembung uap tersebut akan terbawa masuk kedalam impeller. Didaerah yang bertekanan
tinggi disekitar rumah pompa, gelembung gelembung tersebut akan pecah kembali karena tekanan
didaerah tersebut dari nilai vapour pressurenya. Pecahnya gelembung uap ini akan menimbulkan
ketidakberaturan pada pergerakan fluida cair sehingga menghasilkan gaya yang mampu melepaskan
partikel partikel metal pada permukaan yang dilaluinya. Pecahnya gelembung uap dengan gaya
yang begitu besar ini menghasilkan suara keras didalam pompa, yang bisa menjadi indicator
terjadinya kavitasi.
Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini dapat
terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada
suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran
pengendali atau disekitar impeller pompa.
Penguapan itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan berkurang dan
tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga pengaruh yang tidak
dikehendaki:
Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.
Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur seal (penyumbat) dan bearing menjadi
lebih pendek
Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan dalam kasus yang
ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.

Gambar 10. Kerusakan Impeller Akibat Kavitasi

Untuk menghindari kavitasi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :


- NPSHA instalasi diperbesar dengan cara sebagai berikut :
[1] Mengurangi Head Suction Lift, bila memungkinkan pompa dipasang submersible
[2] Memperpendek saluran pipa hisap
[3] Memperbesar diameter pipa hisap
[4] Memperkecil kapasitas atau menurunkan kecepatan putar
- Dipilih pompa yang NPSHR nya lebih kecil

E. Grafik Hubungan Head dan Kapasitas

Gambar 11. Grafik Hubungan antara Head Kapasitas


dan Pompa Tunggal

Gambar 12. Grafik Perbandingan Head dan Kapasitas


antara Pompa Tunggal dan Pompa Paralel

Gambar 13. Grafik Perbandingan Hubungan Head dan


Kapasitas antara Pompa Tunggal dan Pompa Seri

Gambar 14. Grafik Pengaruh Viskositas

Vous aimerez peut-être aussi