Outline Makalah Presentasi Kasus Kelompok :

BAB I

: Pendahuluan
A; Latar Belakang
B; Tujuan
C; Metode Penulisan
D; Sistematika Penulisan

BAB II

: Tinjauan Teori (sesuaikan dengan kasus yang diambil)

a; Definisi
Ensefalitis adalah proses inflamasi SSP yang mengakibatkan perubahan fungsi
berbagai bagian otak dan medula spinalis (Wong, 2009).
Ensefalitis adalah infeksi pada jaringan otak yang disebabkan oleh virus,
bakteria, jamur atau parasit (Black dan Hawks, 2009).
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus
atau mikroorganisme lain yang non purulent (Padila, 2013).
b; Etiologi
Penyebab terbanyak adalah virus
Sering : - Herpes simplex
- Arbo virus
Jarang : - Entero virus
- Mumps
- Adeno virus
Post infeksi : - Measles
- Influenza
- Varisella
Post Vaksinasi : - Pertusis
Ensefalitis supuratif akut :
Bakteri penyebab ensefalitis terbanyak adalah : Staphyloccusaureus,
Streptokok, E.Coli, Mycobacterium dan T. Pallidum
Ensefalitis virus :
Virus yang menimbulkan adalah virus RNA (virus parotitis) virus morbli,
virus rabies, virus dengue, virus polio, cockscakie A dan B, Herpes Zoster,
varisela, herpes simpleks, variola.
(Ilmu Kesehatan Anak, 2007)

c; Patofisiologi
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas dan saluran cerna.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan
beberapa cara :
- Setempat : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir
-

permukaan atau organ tertentu.

Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah
kemudian menyebar ke organdan berkembang biak di organ

tersebut.
Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak melalui

permukaan saraf lendir dan menyebar melalui sistem saraf.

Masa prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala,
pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas dan pucat.
Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gangguan kesadaran,
kejang.
d; Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2009), manifestasi klinis yang muncul yaitu :
1; Malaise
2; Demam tinggi
3; Kejang
4; Sakit kepala
5; Leher kaku
6; Mual dan muntah
7; Tremor
8; Ataksia
9; Hiperaktivitas
10; Paralisis
11; Kesulitan bicara
12; Stupor
e; Komplikasi
1; Paralisis
2; Retardasi mental
3; Epilepsi
4; Gangguan penglihatan dan gejala neurologi lain
(Ilmu Kesehatan Anak, 2007)
f; Pemeriksaan Diagnostik
1; Biopsi otak biasanya dilakukan pada daerah lobus temporalis.

2; Pemeriksaan serologis dapat diperoleh dengan batuan berbagai uji

antibodi.
3; Pemeriksaan patologis anatomis post mortem.
Hasil ini juga tidak dapat memastikan memastikan diagnosis. Telah
diketahui bahwa satu macam virus dengan gejala-gejala yang sama dapat
menimbulkan gambaran yang berbeda. Bahkan pada beberapa kasus yang
jelas disebabkan virus tidak ditemukan sama sekali tanda radang yang
khas. Pada beberapa penyakit yang mempunyai predeksi tertentu.
(Wong, 2009)
g; Penatalaksanaan
1; Medis
Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kenjang.
Tergantung dari kebutuhan obat diberikan intramuskulus atau intravena.
Untuk mengatasi hiperpereksia, diberikan surface cooling dengan
menempatkan es pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh darah
besar. Dapat juga diberikan antipiretikum seperti paracetamol.
(Ilmu Kesehatan Anak, 2007)
2; Keperawatan
Terapi terutama bersifat penunjang meliputi asuhan keperawatan yang
cermat, pengendalian manifestasi serebral, dan terapi nutrisi dan hidrasi
yang adekuat, dengan pengamatan dan penatalaksanaan seperti untuk
gangguan lain yang melibatkan cedera serebral. Perawatan tindak lanjut
dengan reevaluasi periodik dan rehabilitasi merupakan persyaratanpenting
bagi para pasien yang bertahan hidup namun mengalami efek residu dari
penyakit.
(Wong, 2009)
BAB III : Asuhan Keperawatan (Pengkajian sd Evaluasi)
BAB IV : Pembahasan Kasus (berbasis teori (text book dan jurnal keperawatan) dan kasus
yang terjadi
BAB V

: Penutup
A; Kesimpulan
B; Saran

DAFTAR PUSTAKA