Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY.U DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR: HIPERTENSI
DI RUANG MELATI YARSI
TASIKMALAYA TANGGAL 8-9 APRIL 2011
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Praktek kerja lapangan
Pada program keahlian ilmu keperawatan
Disusun oleh:
SITI NURJANAH
SARAH SRI DAMAYANTI
RISMA NOVALIA
RIKA NUR FAUZIAH
RINA FADILAH
RIANI SRI LESTARI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
KESEHATAN BHAKTI KENCANA CIAWI
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Puji syukur kehadirat allah SWT. Atas karunia dan nikmatnya sehingga
makalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.U
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR: HIPERTENSI
DI RUANG MELATI YARSI dapat diselesaikan.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok praktek
kerja lapangan pada program keahlian ilmu keperawatan.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.
Bapak Eddi supriadi, SIP., SKM., M.Mkes., selaku ketua yayasan SMK
BHAKTI KENCANA Ciawi;
2. Drs. Dadang Somantri, selaku kepala sekolah SMK BHAKTI KENCANA
Ciawi;
3. Ibu Juanita F.Z, S.kep.Ners., selaku kepala program pendidikan
(KAPRODI) keperawatan SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA Ciawi;
4. Bapak Deden Muhamad A.MD,Kep., selaku pembimbing akademis dari
SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA Ciawi;
5. Bapak E. Permana selaku pembimbing lapangan YARSI;
6. Ibu Mimin Mintarsih, AMK., selaku kepala ruangan melati YARSI
Tasikmalaya;
7. Seluruh rekan-rekan siswa program keahlian ilmu keperawatan SMK
KESEHATAN BHAKTI KENCANA C
iawi yang telah memberikan bantuan
dan masukannya dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukannya.
Ciawi, 8 April 2011
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang..
2. Ruang Lingkup
3. Tujuan Penulisan.
4. Metode Penulisan
5. Sistematika Penulisan..
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.
1. Pengertian
2. Anatomi dan Fisiologi.
3. Klasifikasi
4. Etiologi
5. Patofisiologi.
6. Factor predisposisi
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Konsep dasar asuhan keperawatan
10. Analisa data..
11. Diagnose keperawatan
12. Perencanaan
13. Implementasi
14. Evaluasi
BAB III
TINJAUA KASUS
1. Pengakajian..
2. Pemeriksaan fisik.
3. Pola aktivitas.
4. Pemeriksaan penunjang
5. Analisa data
6. Diagnose keperawatan.
7. Perencanaan..
8. Implementasi
9. Evaluasi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian
Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit
kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring
dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya
biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana
penanggulangan hipertensi.
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga
penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak
15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit
jantung 4,6% (Hasil Riskesdas 2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan
prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi
penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan
laki-laki (48%).
Demikian pernyataan Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau
Indonesian Society of Hipertension (InaSH) Dr. Adre Mayza, Sp.S(K) saat Pers
Conference The 3rd Scientific Meeting on Hypertension, Sabtu, 28 Februari
2009, Hotel Ritz Carlton Jakarta. Prevalensi hipertensi yang tinggi terdapat
baik pada populasi laki-laki maupun perempuan, di perkotaan ataupun di
pedesaan, dimana semakin tinggi usia semakin tinggi pula prevalensinya
atau bertambahnya usia kemungkinan terkena hipertensi juga menjadi lebih
besar. Dr. Adre Mayza mengatakan, untuk menanggulangi masalah hipertensi
yang semakin meningkat, Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) yang
terdiri dari para dokter spesialis mengadakan pertemuan rutin tahunan untuk
membuat Konsensus (berupa buku saku) Penanggulangan Hipertensi dan
meningkatkan kemampuan dokter umum dalam penanggulangan hipertensi.
Pertemuan kali ini merupakan ketiga kalinya yang dihadiri oleh sekitar 1700
orang dari seluruh Indonesia. Tema pertemuan ini adalah Menurunkan angka
kematian dan kesakitan akibat penyakit kardiovaskular dan meningkatkan
kualitas hidup sebagai sasaran utama pengelolaan hipertensi, tambah Dr.
Adre Mayza. Menurut Dr. Adre Mayza, InaSH telah bekerjasama dengan
Departemen Kesehatan RI untuk membangun sistem penanggulangan
hipertensi yang terintegrasi secara holistik dari berbagai tingkat pelayanan
dan berbagai bidang spesialisasi. Selain itu, InaSH juga akan membuat
pelatihan bagi dokter umum dalam mendiagnosis hipertensi yang benar,
membuat laporan, melakukan penelitian-penelitian dalam skala kecil maupun
besar yang akan menjadi kredit poin untuk meningkatkan karir atau
melanjutkan pendidikan.
Berdasarkan laar belakang dan data tersebut si atas, penulis berpendapat
bahwa hipertensi masih memerlukan berbagai penanganan secara
konprehensif dan keikutsertaan klien dan keluarga sangat membantu dalam
upaya memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk itu, penulis ingin
mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang penanganan/asuhan
terhadap klien dengan hipertensi yang tersusun sebagai karya
tulis/makalah dengan judul Asuhan keperawatan pada klien Ny. U
dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di Ruangan
Melati YARSI Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
1. B.
Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan makalah ini terbatas pada pemberian asuhan
keperawatan pada klien Ny. U dengan gangguan sistem kardiovaskular :
hipertensi di Ruang Melati YARSI tasikmalaya meliputi tahap pengkajian,
perencanaan, diagnosa, implementasi, dan evaluasi.
1. C. Tujuan Penulisan
2. 1.
Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan
gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi, secara komprehensipf meliputi
aspek biopsikososio spiritual
1. 2.
Tujuan khusus
Melalui pendekatan proses keperawatan aspek biopsikososio spiritual
diharapkan siswa mampu:
1.
Wawancara
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg
ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap
lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
1.
2.
B.
Anatomi dan Fisiologi hipertensi
1.
Anatomi
A.
Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas- : pembuluh darah besar
Bawah- : diafragma
Setiap sisi : paruBelakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
1. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah
yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ),
arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah
yang disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah.
1. Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan
meningkat
1. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil
yang membuka pembuluh darah utama.
1. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan
sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah
mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi
melalui ruang jaringan
1. Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara
sempurna satu sama lain.
1. 2.
Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung
oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang)
dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black,
1997)
1. C. Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
Klasifikasi Hipertensi hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Systole (mmHg)
Dan/atau
Diastole(mmHg)
<120
dan
<80
120-139
Atau
80-89
140-159
Atau
90-99
Kategori
Normal
Prehipertensi
Hipertensi tahap
1
Hipertensi tahap
2
Hipertensi sistol
terisolasi
>=160
Atau
>=100
>=140
Atau
<90
Sakit kepala
Epistaksis
Pusing / migrain
Sukar tidur
Muka pucat
1. D. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
2.
3.
Penyakit Ginjal
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
Obat-obatan
Pil KB
4.
1.
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Koartasio aorta
E.
Patofisiologi
1.
2.
F.
Faktor Predisposisi
Factor yang tidak dapat diubah
Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit jantung
koroner, fibrilasi atrium, heterozygote atau homozygote untuk
homositinuria.
1. Factor yang dapat diubah
1.
G.
A.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laborat
i.
i.
Hb/Ht : untuk mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan
dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
ii.
ii.
BUN / kreatinin : memberikan
informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
iii.
Glucosa : Hiperglikemi (DM
adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
iv.
Urinalisa : darah, protein,
glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.
IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti :
Batu ginjal,perbaikan ginjal.
Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.
1.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. I.
Konsep dasar asuhan keperawatan
2. 1.
Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien baik sebagai individu, keluarga maupun
mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all (1996) mengemukakan dalam proses
keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.
Pengkajian
Biodata
2)
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.
b)
Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada
klien, emosi yang labil.
f)
Aspek Sosial
Aspek spiritual
1. 2.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi:
1.
Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji
(Nevrus I-XII )gangguan penlihatan, gangguan ingatan
Umur
18 /lebih
th
65 /lebih
th
Suhu
Nadi
Pernafasan
TD
70-75x/mnt
15-20x/mnt
120/80 mmHg
70-75x/mnt
15-20x/mnt
140/90 mmHg
37,0 C
o
36,0 C
o
Spontan
4
3
2
1
Menurut perintah
6
5
4
3
2
1
Orientasi baik
5
: Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11
: Soporus
3-7
: Coma
1.
System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi
pupil)
1.
J.
No
.
Analisa data
Data focus
Etiologi
Masalah
DS:
Riwayat
hipertensi
Ateroskelosis
Penyakit
jantung
koroner/katup dan
penyakit
serebrovaskular
Medulla
Saraf simpatis
Epsodepalpitasi
Perpirasi
DO:
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Kenaikan TD
1.
2.
DS:
Peningkatan CO
Kelemahan
Letih
Nafas pendek
Peningkatan afterload
Frekuensi jantung meningkat
Kelelahan
Gaya hidup
monoton
DO:
Frekuensi
jantung meningkat
Perubahan
irama jantung
Tachipnea
Aktivitas terhambat
Peningkatan
tekanan darah
Intoleransi
aktivitas
Takipnea
DS:
Keluhan
pusing/pening,
berdenyut
Sakit kepala
suboksipital
Gangguan
penglihatan
Saraf simpatis
DO:
Ach
Perubahan
keterjagaan
Afek
Orientasi
Proses piker
Gangguan rasa
nyaman:
nyeri(sakit)
kepala
Sakit kepala
3.
Ginjal/rennin
Angiotention I
Angiotension II
DS:
Gangguan
ginjal
(infeksi/obstruksi
atau riwayat penyakit
gnjal sebelumnnya)
DO:
Gangguan
pola eliminasi
4.
Aldosteron
Retersi Na dan H O
Intravascular
2
Potensial
perubahan
perfusi jaringan
1.
2.
K. Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
A.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
B.
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
C.
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
i.
L.
Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam
rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan
frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik
yang tepat.
Batasi aktivitas.
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.
1. M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah direncanakan dari
setiap diagnose yang muncul.
1. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang continue
yang penting untuk menjamin kualitas dan ketetapan perawatan yang
diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon pasien untuk menentukan
keaktifan rencana perawatan dan memenuhi kebutuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A.
2. a.
Nama
Pengkajian
Identitas klien
: Ny. U
Umur
: 60 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: islam
Pekerjaan
Alamat
No. medrek
: 055347
Ruangan
: cempaka
Dx. Medis
: hipertensi
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
1. b.
Nama
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Tasikmalaya
Hubungan dengan klien
: anak
1. c.
Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
1. d.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang beraktivitas seperti
biasa, beberapa saat kemudian klien merasakan sakit kepala, pada saat yang
bersamaan klien sedang flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin
berat setelah klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada
tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke UGD
YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00 WIB, pada saat
dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan pada malam harinya klien
tidak bias tidur karena sakit kepala yang dirasakannya, ditambah juga klien
merasa sakit perut. Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL
sehingga untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
1. e.
Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hiperteni 5 tahun yang
lalu sejak usia klien 55 tahun, klien rutin mengontrol tekanan darahnya
karena klien mempumyai alat pengukur tekanan darah sendiri dirumahnya,
terakhir sebelum dibawa ke rumah sakit tekanan darahnya 170/100 mmHg.
Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang tidak teratur.
1. f.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan di keluarga hanay klien yang mempunyai riwayat
hipertensi, dan di keluarga juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis
lainnya, seperti TBC, DM, asma dan lain-lain.
1. g.
Aspek psikologis
keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.
1. h.
Aspek social
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian
menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga
sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
1. i.
Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien
rajin beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
1.
2.
B.
Pemeriksaan fisik
a.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: lemah
Kesadaran
Nilai GCS
: compos mentis
: 15
Respon membuka
:4
Respon motorik
:6
Repon verbal
:5
TD
: 180/100 mmHg
: 25x/menit
: 85x/menit
: 36 C
1.
1)
b.
System pengindraan
Sistem penglihatan
Inspeksi
: bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik,
saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik.
Palpasi
2)
System pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup
baik karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
3)
System penciuman
Bentuk dan letak simetris, klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan
kopi disertai dengan tulisan alcohol dan kopi, klien dapat menunjuk dengan
tepat bau yang dirasakan.
4)
System pengecapan
Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula
disertai tulisan garam dan gula, klien dapat menunjuk dengan tepat apa yang
dirasakan.
5)
System integument
6)
System pencernaan
Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa sudah tanggal, jumlah gigi
sudah tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2,
gerakan motor 12, jumlah gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan ada,
auskultasi pada bising usus 10x/menit.
7)
System pernafasan
8)
System kardiovaskuler
9)
System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri
pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak
terasa nyeri.
4
5
7
8
9
10
11
12
1.
C.
Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
Living)
No.
Sebelum Masuk RS
Di RS
Nutrisi
1. Makan
Frekuensi
Jenis
3x/hari
Porsi/Jumlah
Makanan
pantangan
1.
Minum
Frekuensi
1.
2.
Eliminasi
1. BAB
Frekuensi
Konsistensi
1.
BAK
Frekuensi
Jumlah urine
output
Diet rendah
garam 1.500
kall/hari
1-2 x/hari
1 x/hari
Lembek
Lembek
Tidak tentu
Jumlah
6-7 gls/hari
Warna
Kalori
Jernih
900 1.000
ml/hari
Tidak
Jernih
Ya
Terpasang
kateter
Istirahat Tidur
Waktu Tidur :
Malam
21.00 05.00
WIB
21.00 05.00 WIB
Siang
Lama Tidur
Malam
Siang
3.
Masalah tidur
4.
Personal Hygiene
1. Mandi
Frekuensi
Penggunaan
Sabun
Cara
1.
Oral Hygiene
Frekuensi
Penggunaan
pasta gigi
Cara
melakukan
11.30 13.30
WIB
8 jam
8 jam
1 jam
2 jam
Tidak
Tidak
2x sehari
2x sehari
Ya
Ya
Sendiri
Sendiri
2x sehari
Tidak
Ya
Tidak
Sendiri
2x Seminggu
Belum cuci
rambut
Ya
Sendiri
1.
Pemeliharaan
Rambut
Frekuensi
Penggunaan
shampoo
Cara
Tidak tentu
Tidak tentu
sendiri
melakukan
1.
Pemeliharaan
Kuku
Frekuensi
Cara
melakukan
Klien
melakukan
aktivitasnya
Sendiri
5.
Aktivitas
1.
2.
Hb
D.
a.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 08-04-2011
= 11,5 gr/dl
(13,5 18 gr/dl)
L
T
Ht
= 5.900/mm
= 155.000/mm
= 30 %
GD puasa
= 105 mg/dl
Kalium
= 4,05
Natrium
1. b.
Clorotiazid
(4.500 10.000/mm )
(150.000 400.000/mm )
(40 48 %)
3
= 146
Terapi 08-04-2011
21
Ctm
31
Antasida doen
31
Pct
31
B1
31
1.
E.
No.
Analisa data
Data fokus
DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
mempunyai riwayat
hipertensi
DO:
1.
TD klien
meningkat
Etiologi
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit kepala
yang sangat hebat
masalah
Peningkatan
TD
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
DO:
Klien meringis
sampai menangis
menahan sakit kepala
yang dirasakan
TD: 170/100
mmHg
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
ADL klien
sedikit terhambat
2.
Sakit kepala
3.
DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
tidak tidur
semalaman dan terus
merasakan sakit
kepala nya.
Peningkatan tekanan
vaskular serebral
Saraf simpatis
Tidak mampu mengatasi
nyeri
Gangguan
pola istirahat
DO:
TD: 170/100
mmHg
Mata klien
tampak cekung
insomnia
DS:
Keluarga klien
mengatakan klien
merasa sakit perut
karena klien tidak
makan apapun dan
hanya minum saja
sejak sakit kepala
dirasakan.
DO:
Peristaltik
usus 12x/menit
1.
2.
3.
4.
5.
1.
No.
1.
infus
Terpasang
Nyeri abdomenalis
Nyeri
abdomenalis
F.
Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas masalah
Peningkatan TD berhubungan dengan penurunan curah jantung
Nyeri/sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral
Insomnia berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi nyeri
Nyeri abdomenalis berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi
G.
Perencanaan
Dx
Peningakatan
TD
berhubunagn
dengan
penurunan
curah jantung
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam
TD klien
Intervensi
1.
Pantau TD klien
Rasional
DS:
Keluarga klien
mengatakan
klien
mempunyai
riwayat
hipertensi
DO:
TD klien
meningkat
dapat
kembali
normal
1.
Adanya
pucat,
dingin, kulit
lembab, dan
masa
pengisian
kapiler
lambat
mungkin
berkaitan
dengan
vasokontriksi
atau
mencermink
an
deskompens
asi /
penurunan
CO.
1.
Membantu
untuk
menurunkan
rangsangan
simpatis;
meningkatka
n relaksasi.
Tupan:
Berpartisipa
si dalam
aktivitas
yang
menurunka
n TD/beban
kerja
jantung
Tupen:
Keluarga
klien
mengatakan
sakit kepala
yang
dirasakna
klien
berkurang
1.
1.
Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas/ keributan
lingkungan. Batasi jumlah
pengunjung dan lamanya
tinggal.
1.
Pertahankan pembatasan
aktivitas, spt. Istirahat di
tempat tidur/kursi; jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan; bantu klien
melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan.
1.
1.
1.
Kolaborasi dalam
pemberian tiazid, mis.
Klorotiazid (diuril);
hidroklorotiazi(esidrix/hidro
DIURIL)
2. Perbandingan dari
tekanan memberikan
gambaran yang lebih
lengkap tentang
keterlibatan/ bidang
masalah vascular
Menurunka
n stresss
dan
ketegangan
yang
mempengar
uhi tekanan
darah dan
perjalanan
penyakit
hipertensi
2.
Nyeri/ sakit
kepala
berhubungan
dengan
peningkatan
vascular
serebral
DS:
Keluarga klien
mengatakan
klien merasa
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam
dengan
criteria:
Tupan:
Klen dapat
1.
Mempertahankan tirah
baring selama fase akut
1.
Berikan tindakan
nonfarmakologis untuk
menghilangkan sakit
kepala, mis. Kompres
dingin pada dahi pijat
punggung bdan leher,
redupkan lampu kamar,
teknik relaksasi, dan
aktivitas di waktu
1.
Mengurangi
ketidaknyam
anan dan
dapat
menurunkan
rangsangan
simpatis.
1.
Tiazid
mungkin
digunakan
sendiri atau
dicampur
dengan obat
lain untuk
menurunkan
TD pada
pasien
dengan
fungsi ginjal
relative
normal.
1.
Tindakan
yang
menurunkan
tekanan
vascular
serebral dan
yang
memperlam
bat/
memblok
respon
simpatis
efektif
dalam
menghilangk
an sakit
kepala dan
komplikasiny
a.
sakit kepala
yang sangat
hebat
DO:
Klien
meringis
sampai
menangis
menahan sakit
kepala yang
dirasakan
kembali
beraktifitas
dengan
normal
Tupen:
TD:
170/100 mmHg Keluarga
klien
mengatakan
ADL
sakit kepala
klien sedikit
yang
terhambat
dirasakan
klien
berkurang.
3.
Insomnia
berhubungan
dengan
ketidakmampu
an mengatasi
nyeri
DS:
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selam
124 jam,
dengan
criteria:
Keluarga klien
mengatakan
Tupan:
klien tidak tidur
semalaman dan
Tidak
terus
mengalami
merasakan
lagi
senggang
1.
Menurunka
n/
mengontrol
nyeri dan
menurunkan
rangsang
system saraf
simpatis
1.
Vasodilatasi
pada system
saraf
simpatis
1.
Memberika
1.
Kolaborasi dalam
pemberian analgesic
2. Meminimalkan
stimulasi/meningakatkan
relaksasi
1.
1.
Kolaborasi dalam
pemberian antihistamin
1.
gangguan
pola
aktifitas
sakit kepala
nya.
Tupen:
Keluarga
klien
TD:
mengatakan
170/100 mmHg
klien tidak
terbangun
Mata klien
lagi pada
tampak cekung malam hari.
DO:
4.
Nyeri
abdomenalis
berhubungan
dengan tidak
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi.
DS:
Keluarga klien
mengatakan
klien merasa
sakit perut
karena klien
tidak makan
apapun dan
hanya minum
saja sejak sakit
kepala
dirasakan.
Setelah
klien
diberikan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam,
dengan
criteria:
1.
1.
Kolaborasi dalam
Pemberian antasida dan
antimual
Nutrisi
terpenuhu
sehingga
metabolism
tubuh
kembali
normal
Tupen:
Keluarga
klien
mengatakan
1.
1.
Merangsan
g peristaltic
usus
sehingga
gerakan
peristaltikny
a kembali
normal
1.
Memenuhi
kebutuhan
nutrisi klien
Memberikan ko,pres
hangat di nagian perut
klien
Tupan:
DO:
Peristaltik usus
12x/menit
n
ketenangan
batin pada
klien dan
memperkuat
keimanan
klien
sebagai
umat islam.
Terpasang
infuse
1.
H.
klien sudah
mau makan
kembali
sesuai diet
yang
disarankan
Implementasi
No. Hari/tgl/jam
Dx
Implementasi
Paraf
Senin,
T = mengakaji TTV,
TD:170/100 mmHg
08-04-2011
1.
07.30 WIB
R = klien kooperatif
08.00 WIB
III
08.30 WIB
08.45 WIB
II
IV
11.30 WIB
12.00 WIB
III
16.00 WIB
R = klien kooperatif
20.00 WIB
IV
R = klien kooperatif
R = keluarga kooperatif
Selasa,
T = mengkaji TTV klien
TD: 140/80 mmHg
09-04-2011
2.
07.30 WIB
R = klien kooperatif
III
10.00 WIB
1.
I.
Evaluasi
No. Hari/tgl/jam
Dx
Catatan perkembangan
S : keluarga klien mengatakan TD
klien sudah normal
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P:
Selasa,
I:
09-04-2011
1.
10.30 WIB
II
Paraf
P:
I:
E : terapi cukup berhasil dan klien
pulang
III
IV
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan keperawatan pada
klien Ny. U dengan gangguan sisem kardiovaskular: hipertensi di Ruang
Melati YARSI Tasikmalaya pada tanggal 8-9 April 2011 melalui pendekatan
studi kasus didapatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan,
pembahasan dibahas melalui langkah-langkah keperawatan sebagai berikut:
1. A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan
pengkajian secara head tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem.
Pada saat mengakaji riwayat kesehatan klien, peran keluarga klien lebih
dominan daripada klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif dalam
memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan
diagnosa, disamping itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik dari
perawat ruangan, dokter, maupun petugas kesehatan yang lainya yang
bekerja di Ruang Melati.
1. B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan menurut Doenges, 1999 tentang cardiovascular/
hipertensi adalah sebagai berikut:
1.
1. C. Perencanaan
Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori Doenges
pada tahun 1999.
1. D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. Pada tahap
ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan
dianatranya: peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat-alat serta
adanya bimbingan dari perawat ruangan, CI ruangan, pembimbing dari
akademik, serta adanay peran dokter yang menentukan diagnosa menurut
medis.
1.
E.
Evaluasi
Dari hasil diagosa didapatkan ternyata ada kesenjangan antara teori dan
kenyataan di lapangan, hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara
diagnosa teori dan diagnosa yang ada di lapangan.
BAB V
PENUTUP
1.
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup
yang menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi
garam berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga
teratur. Anjurkan untuk selalu cek status kesehatan ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori,
skill, amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi,
Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan,
@ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana
mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa
Jakarta, Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
www.google.com
http://www.wikipedia.com