Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASMA
A. PENGERTIAN
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan
dispnea, batuk dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas dapat berubah baik secara
spontan atau karena terapi. Asma berbeda dari penyakit paru obstruktif dalam hal
bahwa asma adalah proses reversible. (Brunnert & Suddarth.2001: 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas akut, episodik yang diakibatkan oleh
rangsangan yang tidak menimbulkan respon pada orang sehat. Asma telah
didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikan oleh paroksisme rekurens
mengi dan dipsnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain. (dr.
Jan Tambayong, 2000, hlm 97).
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunya ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) teutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat di akibatkan oleh berbagai stimulus seperti
oleh faktor biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi. (Irman Somantri,
2009, hlm 50).
B. ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisi
Genetik, dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi.
Karenaadanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
asmabronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
1. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1)
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
3)
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
2. Perubahan cuaca
3. Stress
4. Lingkungan kerja
5. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
C. KLARIFIKASI ASMA
a.
Asma Ekstrinsik (alergis)
Secara umum mempengaruhi anak atau remaja muda yang sering
mempunyai riwayat keluarga atau pribadi tentang alergi, bentol-bentol, ruam dan
ekzema. Hasil dari tes kulit biasanya positif pada alergen spesifik, yang
menunjukkan kemungkinan bahwa asma ekstrinsik adalah alergis. Obstruksi
pernafasan akut, tahanan pada aliran udara, dan turbulensi aliran udara dikaitkan
dengan 3 respon berikut:
1.
spasme bronkus, yang melibatkan irama peremasan jalan nafas oleh otot
yang mengitarinya.
2.
Produksi mukus kental yang banyak
3.
Respon inflamasi yang mencakup peningkatan permeabilitas kapiler dan
edema mukosa.
Penyebab alergen ekstrinsik meliputi:
1.
polen atau tepung sari bunga
2.
bulu binatang
3.
debu rumah atau kapang
4.
bantal kapuk atau bulu
5.
zat aditif pangan yang mengandung sulfit
6.
zat lain yang menimbulkan sensitisasi
b.
Asma Instrinsik
Tidak berhubungan langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti
common cold, infeksi saluran nafas atas, aktivitas, emosi/ stres dan polusi
lingkungan akan mencetuskan serangan. Bebrapa agen farmakologi, seperti
antagonis -adrenergik dan bahan sulfat atau penyebab makanan juga dapat
menjadi faktor penyebab. Serangan dari idiopatik atau non alergi menjadi lebih
berat dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi
bronkitis dan enfisema. Pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi asma
campuran. Bentuk ini biasaya dimulai ketika dewasa (>35 tahun).
2.
stres emosi
3.
kelelahan
4.
perubahan endokrin
5.
perubahan suhu
6.
perubahan kelembapan
7.
pajanan asap yang berbahaya
8.
kecemasan
9.
batuk atau ketawa
10. genetik
D. TANDA DAN GEJALA
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah,
duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja
dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi
( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada.
Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang
lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest,
sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat
dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.
E. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan para ahli, pencetus bisa berdasarkan
a
( Andrenergik )
( Kolinergik )
Bronko dilatasi
Bronko Konstriksi
( Blokasde reseptor
Hawa dingin
Asap rokok
hiperaktivitas AD. 2
Debu rumah
Bronkho konstriksi
Sesak nafas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
PK : Hipoksemia
Intoleransi aktivitas
Cemas
Kurang pegetahuan
Atelektasis
Peningkatan sumbatan
Perfusi menurun
Hipoksemia
Fatigue
obstruksi
Hiperkapnia
Ekspirasi menurun, udara tertahan
Alveolus membesar
Asidosis respiratorik
PK : Hipoksemia
PK : gagal nafas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a
Pemeriksaan IGE
Pemeriksaan ronten torak biasanya ujung depan kosta terangkat dan puncak dada
lebar. Pemeriksaan alergi tes untuk menentukan jenis alergen pencetus asma.
Pemeriksan uji faal paru dengan spirometri akan membantu menunukan adanya
obstruksi daluran pernafasan
G. KOMPLIKASI
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal nafas
H. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
Riwayat kesehatan yang lalu:
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
Kaji riwayat pekerjaan pasien.
Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
Tidur dalam posisi duduk tinggi.
Pernapasan
Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu,
melebarkan
hidung.
Adanya bunyi napas mengi.
Adanya batuk berulang.
Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah.
Adanya peningkatan frekuensi jantung.
Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
Kemerahan atau berkeringat.
Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
Penurunan berat badan karena anoreksia.
Hubungan sosal
Keterbatasan mobilitas fisik.
Intervensi
Rasional
Mandiri
ekspirasi.
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
Kolaborasi
indikasi bronkodilator.
Intervensi
Rasional
Mandiri
dipsnea.
kerusakan makanan.
Sering lakukan perawatan oral,
menyebabkan mual/muntah
dengan peningkatan kesulitan
nafas.
Intervensi
Rasional
Mandiri
Palpasi fremitus
Jantung
Kolaborasi
mencegah memburuknya
hipoksia
Intervensi
Rasional
Mandiri
Awasi suhu.
adekuat.
kesehatan umum
dan menurunkan tahanan
terhadap infeksi.
Kolaborasi
untuk mengidentifikasi
kerentanan terhadap
untuk pewarnaan
gram,kultur/sensitifitas.
Diagnosa 5: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;salah mengerti.
Hasil yang diharapkan :
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
Intervensi
Rasional
Individu
menimbulkan perbaikan
tidak diinginkan.
inhakler.
meningkatkan keefektifanya.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. 2010. Buku Saku Patofisiologi, Alih bahasa Braham. U. EGC: Jakarta
Wilkinson, J.M, 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta
Smeltzer, suzana& Brenda G. Bare 2010. Buku ajar keperawatan medical bedah
brunnert & sudart. Edisi 8 vol. Jakarta : EGC
Internet explorer ; www.google.com