Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
ANDRIANSYAH, S.Kep
2
RSUD. ULIN BANJARMASIN
DISUSUN OLEH :
ANDRIANSYAH, S.Kep
KATA PENGANTAR
3
Alhamdulillah dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
selesainya penulisan laporan kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan pada
Klien Tn. S dengan Suspek Ca Buli-Buli di Ruang Bedah Umum RSUD. Ulin
Banjarmasin tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan kasus
ini:
1.
2.
3.
4.
5.
Ibu Evy Nurhasanah, S.Kep. Ns selaku Clinical Teacher (CT) yang telah
banyak memberikan bimbingan, pentujuk maupun saran kepada penulis.
6.
Bapak H. Yan Setiawan S.Kep Ns., selaku Clinical Instructur (CI) yang telah
banyak memberikan bimbingan, pentunjuk maupun saran kepada penulis.
7.
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan
ini.
8.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu segenap kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan studi kasus ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi para
pembaca khususnya para saudara-saudara seprofesi dibidang keperawatan.
Banjarmasin,
Penulis
Juli 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
ii
KATA PENGANTAR............................................................................................
iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1..............................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................
4
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Tumor Batu Buli-Buli
2.1.1
5
Pengertian..........................................................................
2.1.2
5
Insiden................................................................................
2.1.3
5
Klasifikasi..........................................................................
2.1.4
7
2.1.5
7
Gejala Klinis......................................................................
2.1.6
8
Patofisiologis.....................................................................
2.1.7
9
Penatalaksanaan.................................................................
2.1.8
9
Terapi.................................................................................
2.1.9
10
Prognosis............................................................................
2.1.10 Komplikasi.........................................................................
11
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Batu Buli-Buli
2.2.1 Pengkajian............................................................................
11
2.2.2 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan................................
12
BAB 3
LAPORAN KASUS..............................................................................
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................
46
4.2 Saran...............................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal
tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri,
keadaan lingkungan dan kebiasaan individu mengkonsumsi makanan, dan
akhirnya
bibit
penyakit.
Apabila
ketiga
faktor
tersebut
terjadi
hematuri tanpa rasa sakit dan obstruksi. Secara klinis tumor buli-buli atau
carsinoma buli-buli terbentuk menjadi 4 jenis yaitu buli-buli dapat berbentuk
papiler, tumor non invasif (insitu), noduler (infiltratif) atau campuran antara
bentuk papiler dan infitratif, yang biasanya akan disertai dengan hematuria.
Hematuria adalah didapatkan sel-sel darah merah didalam urine. Secara
visual terdapatnya sel-sel darah merah didalam urine dibedakan dalam 2
keadaan, yaitu hematuria makroskopik dan mikroskopik yang berlangsung
terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit
berupa terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah,
eksanguinasi sehingga menimbulan syok hipovolemik / anemi dan
menimbulkan urosepsis. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih
banyak pria dibandingkan pada wanita dan tumor-tumor multipel juga lebih
sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali
dibuat diagnosa. Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan.
Sebagian besar 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.
Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang
epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di plelum, ureter atau uretra
posterior, sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa
(10%) & adenokarsinoma (2%). Hubungan tersebut terjadi secara berkaitan
yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan
resiko terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan
bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan metabolit
metabolit triptopan yang berada dalam urinnya (air kemih) yang bersifat
karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Beberapa bahan kimia juga
dilaporkan bersifat karsinogenik pada terjadinya kanker buli-buli, seperti bnaftylamine yang sering digunakan dalam industri cat dan karet, fenacetin,
cyclophosphamine, cafein, dan pemanis buatan. Penelitian terbaru juga
menyebutkan pada orang yang sering memakai cat rambut permanen
resikonya jadi meningkat. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput lendir
kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis (infeksi yang
berlangsung lama), pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada
berada
pada
usia
dekade
ke
lima
sampai
ke
tujuh.
5
1.2. Tujuan Penulisan
1. 2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan keperawatan pada pasien Ca Buli-buli
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan
komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mampu melakukan pengkajian selama memberikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. S dengan Ca Buli-buli di ruang Nusa
Indah Bedah Umum RSUD. Ulin Banjarmasin.
1.2.2.2 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
selama
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Tumor Batu Buli-Buli
2.1.1 Pengertian
Tomor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli.
2.1.2
Insiden
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Bulibuli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih
6
sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu
kali dibuat diagnosa.
2.1.3
Klasifikasi
2.1.3.1 Staging dan klasifikasi
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi
STRONG-MARSHAL
untuk
menentukan
operasi
atau
observasi :
a. T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui :
Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan
bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau
transurethral reseksi.
Tis = carcinoma insitu (pre invasive Ca)
Tx = cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran
tumor, tak dapat dilakukan
To = tanda-tanda tumor primer tidak ada
T1= pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang
bergerak
T2 = pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada
dinding buli-buli.
T3 = pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa
nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli.
T3a = invasi otot yang lebih dalam
T3b= perluasan lewat dinding buli-buli
T4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
T4a= tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus
vagina
T4b= tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau
infiltrasi ke dalam abdomen.
b. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar
limfe
pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative
Nx = minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat
ditemukan
No = tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional
N1 = pemebsaran tunggal kelenjar lymfe regional yang
homolateral
N2 = pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar
lymfe regional yang multiple
7
N3 = masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga
yang bebeas antaranya dan tumor
N4 = pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional
1. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe
yang jauh
Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia
Mx = kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan
adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan
M1 = adanya metastase jauh
M1a= adanya metastase yang tersembunyi pada test-test
biokimia
M1b= metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
M1c= metastase multiple dalam satu terdapat organ yang
multiple
M1d= metastase dalam organ yang multiple
2.1.4
2.1.5
2.1.6
Patofisiologis
Buli-buli
Ca Buli-Buli
Ulserasi
Metastase
Infeksi sekunder :
Refluks
Retensio urine :
- sulit/sukar kenicing
Hydronephrosis
- nyeri suprapubic
- nyeri pinggang
Ginjal membesar
Penatalaksanaan
Operasi :
Radiology :
Chemotherapy :
Kecemasan
Defifsit ekonomi
Takut
9
Kurang pengetahuan
10
2.1.7
Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pemeriksaan penunjang
2.1.7.2 Laboratorium
a. Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi,
b.
menunjukkan tumornya.
Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam
d.
dinding buli-buli
Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat
pembuluh lymphe
2.1.7.4 Cystocopy dan biopsy
a. Cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
b.
Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
2.1.7.5 Cystologi
Pengecatan
sieman/papanicelaou
pada
sediment
urine
11
selam 2-3 minggu.
2.1.8.3 Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
a. Citral, 5 fluoro urasil
b. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy
merupakan
paliatif.
5-
Fluorouracil
(5-FU)
dan
dehidrasi
sampai
12
jam
sebelum
Prognosis
Penemuan dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah
lama dan adanya metastesi ke organ lebih dalam dan lainnya
prognosisnya jelek.
2.1.10 Komplikasi
a. Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
b. Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
12
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan
adalah Buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih
banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor
multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai
lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
2.2.1.2 Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah
yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin
kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase
selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan,
panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan
saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
2.2.1.3 Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pemebesaran
suprapubic bil atumor sudah bear.
Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual
teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan general
anestesi baik waktu VT atau RT.
2.2.1.4 Pemeriksaan penunjang
Lihat kosep dasar.
2.2.2
Tujuan :
a. Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
13
b. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
c. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam
pengobatan.
INTERVENSI
RASIONAL
a.
b.
a.
b.
c.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
(akut)
d.
e.
f.
g.
h.
berhubungan
dengan
proses
penyakit
mampu
memusatkan
perhatian,
ekspresi
kelemahan.
Tujuan :
a. Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
nyeri,
14
b. Melaporkan nyeri yang dialaminya
c. Mengikuti program pengobatan
d. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa
nyeri melalui aktivitas yang mungkin.
INTERVENSI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
RASIONAL
a. Memberikan
informasi
yang
diperlukan untuk merencanakan
asuhan.
b. Untuk mengetahui terapi yang
dilakukan sesuai atau tidak,
atau
malah
menyebabkan
komplikasi.
c. Untuk meningkatkan kenyamanan
dengan mengalihkan perhatian
klien dari rasa nyeri.
d. Meningkatkan kontrol diri atas
efek
samping
dengan
menurunkan stress dan ansietas.
e. Untuk mengetahui efektifitas
penanganan nyeri, tingkat nyeri
dan sampai sejauhmana klien
mampu menahannya serta
untuk mengetahui kebutuhan
klien akan obat-obatan anti
nyeri.
f. Agar terapi yang diberikan tepat
sasaran.
g. Untuk mengatasi nyeri.
15
Tujuan :
a. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab
normal dan tidak ada tanda malnutrisi
b. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang
adekuat
c. Berpartisipasi
dalam
penatalaksanaan
diet
yang
RASIONAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
16
memberikan
makanan
secara
enteral, imbangi dengan infus.
2.2.2.4 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi,
c.
d.
e.
f.
RASIONAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
17
g.
h.
optimal.
Anjurkan klien untuk mengkaji
membran mukosa mulutnya
secara rutin, perhatikan adanya
eritema, ulcerasi.
Anjurkan klien memelihara
kebersihan kulit dan rambut.
kepala.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
RASIONAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
18
2.2.2.6 Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan
output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik,
kurangnya intake
Tujuan :
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital
normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry
ferill normal, urine output normal.
INTERVENSI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
RASIONAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
tubuh
sekunder
dan
sistem
imun
(efek
19
Tujuan :
a. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan
pecegahan infeksi.
b. Tidak menunjukkan
tanda-tanda
infeksi
dan
penyembuhan
luka
berlangsung normal.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
INTERVENSI
Cuci
tangan
sebelum
melakukan
tindakan.
Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama.
Jaga personal hygine klien
dengan baik.
Monitor temperatur.
a.
b.
c.
d.
RASIONAL
Mencegah terjadinya infeksi silang.
Menurunkan/mengurangi
adanya
organisme hidup.
Peningkatan suhu merupakan tanda
terjadinya infeksi.
Mencegah/mengurangi terjadinya
resiko infeksi.
Mencegah terjadinya infeksi.
Segera dapat diketahui apabila
terjadi infeksi.
Adanya indikasi yang jelas
sehingga antibiotik yang diberikan
dapat
mengatasi
organisme
penyebab infeksi.
b.
INTERVENSI
Diskusikan dengan klien dan a.
keluarga
tentang
proses
seksualitas dan reaksi serta
hubungannya
dengan b.
penyakitnya.
Berikan advise tentang akibat
pengobatan
terhadap c.
seksualitasnya.
RASIONAL
Meningkatkan ekspresi seksual dan
meningkatkan komunikasi terbuka
antara klien dengan pasangannya.
Membantu klien dalam mengatasi
masalah
seksual
yang
dihadapinya.
Memberikan kesempatan bagi
klien dan pasangannya untuk
20
c.
mengekspresikan perasaan
keinginan secara wajar.
dan
b.
c.
INTERVENSI
Kaji integritas kulit untuk a.
melihat adanya efek samping
therapi
kanker,
amati
penyembuhan luka.
Anjurkan klien untuk tidak b.
menggaruk bagian yang gatal.
Ubah posisi klien secara teratur. c.
d.
RASIONAL
Memberikan
informasi
untuk
perencanaan
asuhan
dan
mengembangkan identifikasi awal
terhadap perubahan integritas kulit.
Menghindari perlukaan yang dapat
menimbulkan infeksi.
Menghindari penekanan yang terus
menerus pada suatu daerah
tertentu.
Mencegah trauma berlanjut pada
kulit dan produk yang kontra
indikatif
Identitas
Nama
: Tn. S
Umur
: 42 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Suku/Bangsa
: Banjar/Indonesia
Tanggal MRS
: 26 Mei 2013
Tanggal Pengkajian
: 06 Juni 2013
No RMK
: 1.03.17.83
21
Agama
: Islam
Pekerjaan
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SD
Alamat
Diagnosa Medik
R (Region)
S (Scale)
T (Time)
3.3.2
22
Sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit yang di derita
seperti saat ini, klien tidak ada riwayat penyakit DM, Hipertensi,
3.3.3
: 58 kg
TB
: 165 cm
3.4.3
3.4.4
3.4.5
23
3.4.6
3.4.7
bantu pendengaran.
Mulut dan Pengecapan
Mulut tidak tampak adanya peradangan pada mulut, klien tidak
menggunakan gigi palsu, fungsi pengunyahan baik, fungsi menelan
3.4.8
baik.
Dada dan Pernafasan
- Inspeksi
-
3.4.9
Abdomen
- Inspeksi
-
supra
24
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan
penuh ( Robert Priharjo, 2005 ).
3.4.11 Genetalia
Klien berjenis kelamin laki-laki, sudah menikah, dan tidak ada
gangguan pada sistem genetalia
3.5.2
3.5.3
25
3.5.4
3.5.5
3.5.6
Spiritual
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan : klien
mempercayainya. Persepsi terhadap penyebab penyakit : sebagai
3.5.7
cobaan/ peringatan.
Psikologis
Pasien tampak koorperatif saat diajak berkomunikasi, hubungan
pasien dengan keluarga, kerabat dekat, teman satu ruangan, perawat
dokter, dan tenaga kesehatan tampak baik, serta ramah, pasien
tampak sabar dengan penyakit yang dideritanya sekarang.
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV,MCH,MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
6.0
23.1
2.33
17.5
22
17.0
14.00-18.00
4.0-10.5
4.50-6.00
42.00-52.00
150-450
11.5-14.7
g/dl
ribu/ul
Juta/ul
Vol%
ribu/ul
%
75.2
25.7
34.2
80.0-97.0
27.0-32.0
32.0-38.0
Fl
Pg
%
89.0
50.0-70.0
26
Limposit%
MID%
Gran#
Limposit#
MID
3.6.2
4.5
6.5
20.60
1.0
1.5
25.0-40.0
4.0-11.0
2.50-7.00
1.25-4.0
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
USG
Hasil pemeriksaan USG abdomen pada penderita menunjukkan
gambaran massa intravesika dengan hidronefrosis ginjal kanan dan
hidroureter kiri.
3.6.3
X- Ray
Foto thoraks tidak ditemukan adanya metastasis ke organ
intraabdomen maupun pulmo.
3.7 Terapi:
IVFD Nacl = 20 tetes/menit.
Irigasi Nacl
Levofloxacin 1 x 1 gr
Asam Traksenamat 3x500 mg
Ranitidin 2 x50 mg
Antrain 3x50 mg
Vitamin K ( fitomenadion ) 3 x 25 mg
Tranfusi PRC 3 kolf
27
ANALISA DATA
NO
1.
DATA
DS :
Pasien mengeluh pusing
DO :
- Akral teraba dingin
- Klien tampak lemah
- Kulit tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Hasil LAB : Hb 6,0 g/dl
- CRT > 3 detik
- Warna urine merah
2.
DS :
Klien mengatakan nyeri saat
kencing dan bercampur darah.
P : Klien mengatakan nyeri
ketika aktivitas dan diam
Q : Nyeri seperti ditusuktusuk.
R : Pada Perut kanan bagian
bawah menjalar ke
pinggang
S : Skala nyeri 3 (berat)
T : Klien mengatakan nyeri
terus menerus 10 menit
DO :
- Ekspersi wajah meringis
kesakitan
- Klien tampak gelisah
- Muka tampak pucat
- TD 140/90 mmhg,
RR 20x/menit, Suhu 36,5 C,
- Nadi 84x/menit
- Kolaborasi medis :
Antrain 3x50 mg
3.
DS :
ETIOLOGI
Penurunan kadar Hb
MASALAH
Gangguan perfusi
jaringan perifer
Perdarahan pada
saluran kemih
Obstruksi pada
kandung kemih
Keengganan klien
Nyeri akut
Hambatan
28
4.
5.
6.
mobilitas fisik
Cemas
Resiko nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko infeksi
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar hb
perdarahan pada
saluran kemih
2. Nyeri akut b.d obstruksi pada kandung kemih
3. Hambatan mobilitas fisik b.d keengganan klien untuk bergerak (nyeri)
4. Cemas b.d situasi krisis (kanker)
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Resiko infeksi
29
RENCANA TINDAKAN PERAWATAN
NO
2.
TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
6-6-2013
6-6-2013
TUJUAN
RENCANA TINDAKAN
1. Kaji tanda-tanda vital
2. Kolaborasi untuk pemberian
tranfusi.
3. Kolaborasi dengan tim gizi
RASIONAL
1. Memberikan informasi
tentang derajat/keadekuatan
perfusi jaringan dan
membantu menetukan
kebutuhan intervensi.
2. Mengidentifikasi defisiensi
dan kebutuhan pengobatan
/respons terhadap terapi.
3. Dengan diet TKTP klien
dapat mempercepat
penyembuhan.
4. Mengidentifikasi defisiensi
dan kebutuhan
pengobatan/respons terhadap
terapi.
30
3.
6-6-2013
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang skala 3-0
Klien tampak rileks.
Klien tampak istirahat.
TTV dalam batas normal
frekuensi,kualitas).
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam.
4. Anjurkan klien istirahat yang
cukup.
5. Lakukan pemberian analgetik
sesuai jadwal
- Antrain 3x50 mg
dalam mempertahankan/
meningkatkan kekuatan dan
31
DS :
mampu menggerakkan
Klien mengatakan sulit bergerak
bagian tubuh
karena nyeri
Kriteria hasil :
DO :
Klien bisa bergerak
- Klien tampak berbaring di
Keadaan umum baik
tempat tidur
Skala aktivitas 2-0
Keadaan umum tampak lemah
Skala aktivitas 2
- Sebagian aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
4.
6-6-2013
kelenturan otot,
mempertahankan fungsi
cardiorespirasi, dan
mencegah kontraktur dan
kekakuan sendi
2. Agar pasien terhindar dari
kerusakan kembali pada
ekstremitas.
3. Keluarga dapat memnuhi
segala kebutuhan klien.
1. Dapat menurunkan
kecemasan klien
2. Memberikan kesempatan
pada klien untuk
berpikir/merenung/istirahat
32
5.
6-6-2013
6.
6-6-2013
DO:
- Operasi belum dilakukan.
- Klien gelisah.
- Klien tampak kelelahan.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh ditandai dengan:
- Keadaan umum Lemah
- Klien tampak tidak menghabiskan
makanan yang disediakan di RS
- Porsi yang dimakan klien dari
makanan yang disediakan
- BB SMRS 60 kg
- BB Saat di RS 58 kg
3. Klien mendapatkan
kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa dia benarbenar ditolong.
1. Memberikan tentang status
gizi klien
2. Memberikan informasi
tentang penambahan dan
penurunan berat badan klien
3. Kalori merupakan sumber
energi
4. Untuk meningkatkan nafsu
makan klien
5. Untuk mengurangi mual
klien
1. Mencegah pemasukan
bakteri dan kontaminasi
yang menyebabkan infeksi
2. Mengurangi kontaminasi
yang menyebabkan infeksi
3. Deteksi dini adanya infeksi
dan menentukan tindakan
selanjutnya
33
kateter dekat dengan
kemaluan.
5. Lakukan pemberian
antibiotik sesuai jadwal
-Injeksi Levofloxacin 1 gram
34
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
NO. DX
TGL/JAM
06/06/ 2013
09.00 WITA
1.
2.
3.
4.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Jam 09.00 WITA
Mengkaji Tanda-Tanda Vital
Hasil TTV :
- TD 140/90 Mmhg
- RR 20x/Menit
- Suhu 36,5 c
- HR 84x/Menit
- CRT > 3 dtk
Jam 09.05 WITA
Berkolaborasi Untuk Pemberian Tranfusi
Hasil : Tranfusi PRC 3 Kolf Sehari Satu Kantong
Jam 12.00 WITA
Berkolaborasi Dengan Tim Gizi Untuk Pemberian Diet TKTP
Hasil : klien dapat diet TKTPRG
Jam 09.10 WITA
Berkolaborasi hasil pemeriksaan laboraturium
Hasil : LAB : Hb 6,0 g/dl
EVALUASI
Jam 12.00 WITA
S : Klien mengatakan masih sering terasa pusing
O : Klien tampak memegang kepala yang sakit
TTV :
- TD 140/90 mmhg
- RR 20x/menit
- Suhu 36,5 C
- HR 84x/menit
- CRT > 3 dtk
- Hasil LAB : Hb 6,0 g/dl
A : Masalah Gangguan Perfusi Jaringan belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
35
06/06/ 2013
09.15 WITA
1.
2.
II
3.
4.
5.
36
06/06/ 2013
10.00 WITA
III
1.
2.
3.
06/06/ 2013
10.30 WITA
IV
1.
2.
3.
37
06/06/ 2013
11.00 WITA
1.
2.
3.
4.
5.
38
06/06/ 2013
11.30 WITA
1.
2.
VI
3.
4.
5.
39
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
1.
TANGGAL/JAM
07/06/2013
NO.DIAGNOSA
09.00 WITA
07/06/2013
09.30 WITA
II
SOAP
Jam 12.00 WITA
S : Klien mengatakan masih sering terasa pusing
O : Klien tampak memegang kepala yang sakit
TTV :
- TD 130/90 mmhg
- RR 20x/menit
- Suhu 36,7 C
- Nadi 80x/menit
- CRT > 3 dtk
A : Masalah Gangguan Perfusi Jaringan Perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Jam 12.00 WITA
S:
Klien mengatakan Nyeri saat Kencing dan bercampur darah belum berkurang.
P : Klien mengatakan nyeri ketika aktivitas dan diam
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R : Pada perut kanan bagian bawah menjalar ke pinggang
S : Skala nyeri 2 (sedang)
T : Klien mengatakan nyeri terus menerus 10 menit
O:
40
-Ekspersi wajah meringis kesakitan
-Klien tampak gelisah
-Muka tampak pucat
- TD 130/90 mmhg, HR 80x/menit , CRT > 3 dtk, RR 20x/menit, Suhu 36,7 C
- Kolaborasi medis : Antrain 3x1 amp
A : Masalah Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
07/06/2013
10.00 WITA
III
07/06/2013
10.30 WITA
IV
41
07/06/2013
11.00 WITA
07/06/2013
11.30 WITA
VI
2.
08/06/2013
42
09.00 WITA
08/06/2013
09.30 WITA
II
43
P : Lanjutkan intervensi
08/06/2013
10.00 WITA
III
08/06/2013
10.30 WITA
IV
08/06/2013
11.00 WITA
44
08/06/2013
11.30 WITA
VI
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.1.1 Pengkajian data yang ditemukan: Klien Tn. S, umur 42 tahun, keluhan saat pengkajian nyeri saat kencing dan bercampur
darah P (Provoking Insiden) klien mengatakan nyeri ketika aktivitas dan diam, Q (Quality Of Pain) nyeri seperti di tusuk-
45
tusuk, R (Region) pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang, S (Scale) skala nyeri 3 (berat) / skala 0-4, T (Time) klien
mengatakan nyeri terus menerus 10 menit
Keadaan umum klien tampak lemah, klien tampak pucat, klien tampak hanya berbaring ditempat tidur, klien tampak meringis
kesakitan. Tanda-tanda vital: Suhu 36,5oC/axilla, Nadi kuat dan teratur, 84x/menit, Tensi diukur pada posisi berbaring pada
lengan kiri, hasilnya= 140/90 mmHg, Pernafasan normal, 20x/menit. Data Antropometri: BB sebelum MRS : 60 kg, saat
pengkajian BB 58 kg. Pemeriksaan laboratorium: Hb 6,0 g/dl, Hasil pemeriksaan USG abdomen pada penderita menunjukkan
gambaran massa intravesika dengan hidronefrosis dan hidroureter kiri dan Foto thoraks tidak ditemukan adanya metastasis ke
organ intra abdomen maupun pulmo. Terapi: IVFD Nacl = 20 tetes/menit, Irigasi Nacl 30 tts, Levofloxacin 1 x 1 gr, Asam
Traksenamat 3x1 amp, Ranitidin 2 x1 amp, Antrain 3x1 amp, Vitamin K ( fitomenadion ) 3 x 1 amp, Tranfusi PRC (Packed
red Cel) 3 kolf.
4.1.2 Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. S adalah Gangguan perfusi jaringan perifer, nyeri akut, hambatan mobilitas
fisik, cemas, resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko infeksi
.
4.1.3 Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan dan respon dari klien, serta sarana dan prasarana yang tersedia, sehingga rencana
tersebut dengan mudah dapat dilaksanakan dengan baik.
4.1.4 Semua intervensi yang direncanakan pada keenam diagnosa, dapat dilaksanakan dengan baik.
46
4.1.5 Hasil evaluasi dari diagnosa Gangguan perfusi jaringan perifer masalah belum teratasi, nyeri akut masalah nyeri akut belum
teratasi, hambatan mobilitas fisik masalah teratasi sebagian, cemas masalah belum teratasi, resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh masalah belum teratasi, dan resiko infeksi masalah teratasi.
4.2
Saran
Klien selama perawatan di RS, agar mengikuti perawatan dan pengobatan yang diprogramkan dengan baik dan keluarga memberikan
support kepada klien, membatasi dan mengatur kunjungan dari keluarga dan teman klien.
47
DAFTAR PUSTAKA