Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
: KEPERAWATAN JIWA
DOSEN PENGAJAR :
SYAIFUL, S.Kep.Ns.M.Pd
DISUSUN OLEH :
MUH. MAHMUDIN
M. DIDI AKBAR
MUFRI PRATIWI
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PERIODI KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AKADEMIK 2013/201
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas ijinnyalah kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Dengan Klien
Marah.Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas awal mata kuliah
Keperawatan Jiwasemester IV. Tujuan yang lebihkhusus dari penulisan
makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan Dengan Klien Marah
PENGERTIAN
B.
C.
ETIOLOGI
D.
PROSES KEMARAHAN
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan :
1. Kesulitan mengungkapkan kemarahan tanpa menyakiti orang lain,
sehubungan dengan tidak mengetahui cara ungkapan yang dapat
diterima, dimanifestasikan dengan marah disertai dengan suara
keras pada orang sekitar.
2. Gangguan komunikasi sehubungan dengan perasaan marah
terhadap
situasi dan
pelayanan
yang
diterimanya
yang
dimanifestasikan dengan menghina atau menyalahkan perawat,
seperti Anda seharusnya disini sejak sejam yang lalu.
3. Penyesuaian yang tidak efektif sehubungan dengan tidak mampu
mengkonfrontasikan
kemarahan,
dimanifestasikan
dengan
mengucapkan kata-kata kasar berlebihan.
4. Penyasuaian yang tidak efektif sehubungan dengan penolakan rasa
marah yang dimanifestasikan dengan kata-kata : Saya tidak pernah
marah.
5. Mempunyai potensi untuk mengamuk pada orang lain sehubungan
dengan keinginan yang bertolak belakang dengan perawatan rumah
sakit, dimanifestasikan dengan menolak mengikuti peraturan rumah
sakit dan ingin memukul orang lain.
6. Resiko berprilaku Kekerasan berhubungan dengan Harga Diri
Rendahdimanifestasikan dengan bingung dan hipersensitif terhadap
rangsangan interpersonal.
7. Kekuatan marah yang berkepanjangan sehubungan dengan
diagnosa baru, situai baru dan informasi yang kurang.
Evaluasi diri
Coba jawab pertanyaan berikut :
1)
2)
3)
Bagaimana
saya
menolak,dan marah?
bersikap
4)
Adakah pengalaman interaksi
negative/tidak menyenangkan?
5)
b.
jika
dengan
klien
klien
2)
3)
4)
5)
diam,
yang
c.
Rencana interaksi
Siapkan secara
dilakukan!
tertulis
rencana
percakapan
yang
akan
1)
Tentukan tehnik komunikasi sesuaikan dengan tujuan
yang akan dicapai!
2)
3)
b)
c)
d)
e)
Tujuan hubungan
f)
Tempat pertemuan
g)
Waktu pertemuan
h)
Situasi terminasi
i)
Kerahasiaan
Memberi salam
2)
3)
4)
Menyepakati pertemuan/kontrak
5)
Menhadapi kontrak
6)
7)
8)
Mengakhiri perkenalan
3. Fase Kerja
Pada fase kerja, perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang
tepat dan mendorong perkembangan kesadaran diri dengan
menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan
klien.Perawat
membantu
klien
mengatasi
kecemasan,
4. Fase Terminasi
Terminasi adalah fase yang amat sulit dan penting dari hubungan
terapeutik.Rasa percaya dan hubungan akrab sudah terbina dan
berada pada tingkat oprimal.
Keduanya, perawat dan klien akan merasakan kehilangan.
Terminasi dapat terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada
unit tertentu atau klien pulang.
Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah
menghadapi realitas perpisahan yang dapat diingkari. Klien dan
perawat bersama-sama meninjau kembali proses perawatan yang
telah dilalui dan pencapaian tujuan. Perasaan marah, sedih dan
penolakan perlu dieksplorasidan diekspresikan.
Fase terminasi harus diatasi dengan memakai konsep proses
kehilangan. Proses terminasi yang sehat akan memberikan
pengalaman positif dalam membantu klien mengembangkan
koping untuk perpisahan. Reaksi klien dalam menhadapi terminasi
dapat bermacam cara. Klien mungkin mengingkari manfaat
hubungan.Klien dapat mengekspresikan perasaan marah dan
permusuhannya dengan tidak menghadiri pertemuan atau bicara
dangkal.
Terminasi yang mendadak dan tanpa persiapan mungkin
dipersepsikan klien sebagai penolakan. Atau perilaku klien kembali
pada perilaku sebelumnya, dengan harapan perawat tidak akan
mengakhiri hubungan karena klien masih memerlukan bantuan.
a.
Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah setiap akhir dari pertemuan perawat
klien. Sehingga perawat masih akan bertemu lagi dengan klien.
1) Evaluasi
2) Tindak lanjut
3) Kontrak yang akan datang
b. Terminasi akhir
Evaluaasi akhir terjadi jika pasien akan pulang
1)
2)
3)
4)
Evaluasi
Tindak lanjut
Kontrak yang akan datang
Hal yang sama dengan 1,2,3 dilakukan pada keluarga.
Kriteria Hasil
Klien mau membalas
Intervensi
Beri salam/panggil
salam.
Klien mau menjabat
nama
Sebutkan nama
tangan.
Klien mau
perawat
Jelaskan maksud
menyebutkan nama.
hubungan interaksi
1. Klien dapat
Klien mau tersenyum. Jelaskan akan kontrak
Klien mau kontak mata.
membina hubungan
yang akan dibuat
Klien mau mengetahui
Beri rasa aman dan
saling percaya.
nama perawat.
sikap empati
Lakukan kontak
2. Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab perilaku
kekerasan.
Klien dapat
mengungkapkan
perasaannya.
Klien dapat
mengungkapkan
3. Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab perasaan
mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel/kesal
orang lain).
Klien dapat
mengungkapkan
Anjurkan klien
mengungkapkan apa
perasaan saat
perilaku kekerasan.
marah/jengkel.
Klien dapat
jengkel
menyimpulkan tanda dan Observasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan.
gejala perilaku
kekerasan pada klien
Simpulkan bersama
klien tanda dan gejala
jengkel/kesal yang akan
dialami
Klien dapat
4. Klien dapat
mengidentifikasi
mengungkapkan perilaku
mengungkapkan
perilaku kekerasan
yang biasa
dilakukan.
Klien dapat bermain
dilakukan.
sendiri)
dilakukan.
Bantu klien bermain
Klien dapat mengetahui
peran sesuai dengan
cara yang biasa dilakukan
perilaku kekerasan yang
untuk menyelesaikan
biasa dilakukan oleh
masalah.
klien
Bicarakan dengan
klien apakah dengan
cara yang klien lakukan
5. Klien dapat
mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan.
Klien dapat
masalahnya selesai
Bicarakan akibat/
sendiri
Akibat pada orang lain
Akibat pada
lingkungan
Aspek Sosial
Bermain peran memungkinkan klien mengeksplorasi perasaan marah
dengan melakukan :
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek Spiritual
Bila klien marah kepada Tuhan atau kekuatan supranatural karena yakin
bahwa penyakitnya adalah hukuman dari Tuhan, maka perawat
memberi dorongan agar klien mengungkapkan perasaannya atau
memanggil pemimpin agama bila perawat merasa tidak adekuat.
4. Evaluasi
Fokus evaluasi adalah cara ungkapan kemarahan, ketepatan marah,
kesesuaian objek, kesamaan derajat ungkapan marah dengan faktor
pencetus.
DAFTAR PUSTAKA
http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatanpada-klien-marah.html
http://tensoulgroup.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatandengan-klien-marah.html