Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua bukanlah suatu penyakit dimana lambat atau cepatnya proses
tersebut proses tersebut tergantung pada masing-masing individu yang
bersangkutan (Nugroho, 2008). Menua selanjutnya disebut sebagai lansia.
Berdasarkan Undang-Undang RI NO 13 Tahun 1993 dan WHO disebutkan
bahwa lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun (Nugroho, 2008). Proses
menua diartikan sebagai proses biologi yang dicirikan dengan evolusi yang
progresif dapat diprediksi dan tidak dapat dihindari disertai dengan maturasi
hingga pada suatu fase akhir kehidupan yang disebut kematian (William, 2006).
Proses menua yang terjadi pada lanjut usia secara linier dapat
digambarkan melalui empat tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan
fungsional

(functional

limitation),

ketidakmampuan

(disability),

dan

keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses


kemunduran (Bondan, 2005). Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena
proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik,
timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan
menimbulkan masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan psikologis (Depkes,
2008). Penyakit atau gangguan yang paling menonjol pada kelompok lansia
adalah: gangguan pembuluh darah (hipertensi sampai stroke), dan gangguan
persendian (gout arthritis, encok dan terjatuh) .
Pada lansia dengan hipertensi, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1% per tahun, berkurangnya
curah jantung, berkurangnya denyut jantung terhadap respon stres, kehilangan
elastisitas pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan TD (Mubarak,
2006). Sedangkan asam urat merupakan hasil dari sisa pengahancuran purin,
dimana sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan dan dari hasil
metabolisme DNA tubuh. Purin berasal dari makanan merupakan hasil dari
pemecahan nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran cerna.
Sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat darah dan membentuk kristalkristal yang menyebabkan nyeri / linu-linu pada persendian (Sukri, 2012).
Ada beberapa hal yang harus dipatuhi oleh lansia dengan hipertensi,
diantaranya adalah kepatuhan diet dan olah raga fisik dengan melakukan
olahraga seperti jalan-jalan pagi, makan makananan rendah garam, rendah
lemak, menhndari konsumsi alkohol dan kopi (Darmojo, 2004). Disamping itu,
1

2
diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang
berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan tekanan darah tinggi yang dapat
meningkatkan asam urat (Harie dkk.,2010). Tercapainya managemen hipertensi
dan asam urat sangat bergantung pada tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit dan modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dan
asam urat. Oleh karena itu, sebuah intervensi edukasi yang terprogram khusus
perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, monitor diri dan kontrol
tekanan darah dan asam urat.
Puskesmas Kendalsari merupakan pelayanan kesehatan masyarakat
yang terletak di kelurahan Tulusrejo dan merupakan tonggak upaya kesehatan
promotif dan preventif terhadap penyakit yang banyak dijumpai di komunitas.
Salah satu daerah yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Kendalsari
adalah

RW 9 keluarahan Tulusrejo. Data lansia yang didapat dari kader

posyandu didapatkan bahwa penduduk lansia terhitung sebanyak 80 lansia


dengan berbagai macam penyakit seperti hipertensi, diabetes, linu-linu dan
jantung. Dari hasil survey, terdapat 20 warga yang menderita hipertensi dan 45
warga yang mengeluh linu-linu.
Berdasarkan hasil pengkajian kuesioner atau penjaringan pertama,
didapatkan bahwa masalah utama yang menyebabkan hipertensi dan asam urat
tidak terkontrol adalah tingkat pengetahuan tentang hipertensi dan asam urat
yang masih kurang serta kepatuhan diet dan olah raga yang kurang baik. Untuk
mengatasi hal ini, perawat perlu melakukan pendekatan khusus guna mencapai
target yang diharapkan dalam menciptakan kondisi lansia yang sadar hipertensi,
sadar asam urat tinggi, patuh terhadap diet, olah raga dan pengobatan. Oleh
karena itu, pada kesempatan profesi ini, kelompok I mahasiswa profesi PSIK
Universitas Brawijaya berupaya untuk memberikan asuhan atau kelolaan pada
agregat lansia dengan hipertensi dan asam urat di wilayah RW 9 kelurahan
Tulusrejo dengan harapan akan meningkatkan kualitas penatalaksanaan
hipertensi, nyeri sendi asam urat dan pencegahan terhadap komplikasi. Untuk
mencapainya, maka dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan
asam urat yang meliputi definisi, penyebab dan penatalaksanaan hipertensi dan
nyeri sendi asam urat serta membantu agregat lansia untuk menerapkan
informasi yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang definisi, penyebab, dan
penatalaksanaan hipertensi dan asam urat pada agregat lansia

3
dengan hipertensi dan asam urat di RW 9 kelurahan Tulusrejo setelah
diberikan pendidikan kesehatan?
1.2.2 Bagaimanakah kebersediaan agregat lansia dengan hipertensi dan
asam urat di RW 9 kelurahan Tulusrejo untuk mematuhi diet dan
ativitas fisik?
1.2.3 Bagaimanakah perubahan perilaku kepatuhan diet dan aktivitas fisik
agregat lansia dengan hipertensi dan asam urat di RW 9 kelurahan
Tulusrejo?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui

pengaruh

pendidikan

kesehatan

tentang

hipertensi dan asam urat terhadap tingkat pengetahuan klien dan


kepatuhan diet dan olah raga pada agregat lansia dengan hipertensi
dan asam urat di RW 9 kelurahan Tulusrejo.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang definisi, penyebab, dan


penatalaksanaan hipertensi dan asam urat pada agregat lansia
dengan hipertensi dan asam urat di RW 9 kelurahan Tulusrejo setelah
diberikan pendidikan kesehatan.
b. Mengidentifikasi kebersedian agregat lansia dengan hipertensi dan
asam urat di RW 9 kelurahan Tulusrejo untuk mematuhi diet dan
ativitas fisik.
c. Mengidentifikasi perubahan perilaku kepatuhan diet dan aktivitas fisik
agregat lansia dengan hipertensi dan asam urat di RW 9 kelurahan
Tulusrejo.
4. Manfaat
4.1 Bagi masyarakat

4
Masyarakat RW 9 Kelurahan Tulusrejo mendapatkan informasi
yang benar tentang penatalaksanaan hipertensi dan asam urat
sehingga diharapkan terdapat peningkatan kualitas penatalaksanaan
dan pencegahan terhadap komplikasi hipertensi dan asam urat.

4.2 Bagi puskesmas


Melalui hasil asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
mahasiswa profesi keperawatan Universitas Brawijaya ini, diharapkan
Puskesmas mendapatkan data lebih rinci tentang agregat lansia yang
menderita hipertensi dan asam urat di wilayah RW 9 kelurahan
Tulusrejo

4.3 Bagi mahasiswa

Mahasiswa

mendapat

pengalaman

dan

ilmu

tentang

penatalaksanaan hipertensi dan asam urat yang berbasis intervensi di


lapang.

Vous aimerez peut-être aussi