Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
M
DENGAN SLE (SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS)
DI RUANG MELATI 4
RSUP DR. SARDJITO
Oleh :
NENDEN SRI ASTUTI
2520142501
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan kepewatan anak pada An. M dengan SLE (Sistemisc Lupus
Erythematosus) di ruang melati 4 RSUP Dr. Sardjito, tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas Keperawatan Anak Semester V, pada :
Hari
Tanggal
Tempat: Melati 4
Praktikan,
(................................................)
Mengetahui,
CI lahan,
CI Akademik,
(..........................................)
(.............................................)
BAB I
PENGERTIAN
SLE adalah penyakit peradangan kronik multisistem yg dihubungkan dg
ketidaknormalan sistem imun.
BAB II
PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Faktor Penyebab
Penyebab atau etiologi dari SLE tidak diketahui secara pasti, namun
ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit SLE,
yaitu faktor jenis kelamin, hormonal, dan faktor faktor genetik dapat
menjadi predisposisi terjadinya SLE, hal ini dibuktikan konkordansi
penyakit SLE pada kembar identik adalah sekitar 20-25% dan bahwa dalam
kembar dizigot adalah sekitar 5% (Mok & Lau, 2013).
Selain faktor diatas, faktor lingkungan yang dapat menjadi relevan
dengan kejadian SLE diantaranya faktor kimia seperti pewarna rambut,
sinar
ultraviolet,
rokok,
obat-obatan
(procainamide,
hydralazine,
chlorpomazine, isoniazid, phenytoin, penicillamine), faktor makanan (Lcanavanine/alfalfa sprouts, dan intake lemak jenuh yang berlebihan, faktor
agen infeksius seperti retrovirus dan endotoksin atau bakterial DNA, faktor
hormon (hormonal replacement therapy, kontrasepsi oral, dan prenatal yang
terekspose dengan estrogen) (Mok & Lau, 2013).
B. Patofisiologi
Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan diwujudkan oleh
peradangan, kelainan pembuluh darah yang mencakup baik vasculopathy
dan vaskulitis, dan deposisi kompleks imun.Hasil SLE dari reaksi abnormal
terhadap resiko tubuh itu sendiri jaringan, sel, dan protein serum. Dengan
kata lain, sebagai penyakit autoimun, SLE ditandai dengan penurunan
toleransi tubuh terhadap penyakit (Black & Hawks, 2009).
C. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis dari LES biasanya dapat membingungkan, gejala yang
palin sering adalah sebagai berikut:
1. Poliartralgia (nyeri sendi) dan artiritis (peradangan sendi).
2. Demam akibat peradangan kronik
3. Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu-kupu) di pipi dan hidung,
kata Lupus berarti serigala dan mengacu kepada penampakan topeng
seperti serigala.
4. Lesi dan kebiruan di ujung kaki akibat buruknya aliran darah dan
5.
6.
7.
8.
hipoksia kronik
Sklerosis (pengencangan atau pengerasan) kulit jari tangan
Luka di selaput lendir mulut atau faring (sariawan)
Lesi berskuama di kepala, leher dan punggung
Edema mata dan kaki mungkin mencerminkan keterlibatan ginjal dan
hipertensi
9. Anemia, kelelahan kronik, infeksi berulang, dan perdarahan sering
terjadi karena serangan terhadap sel darah merah dan putih serta
trombosit (Elizabeth, 2009).
D. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita LES adalah sebagai berikut:
1. Gagal ginjal adalah penyebab tersering kematian pada penderita LES.
Gagal ginjal dapat terjadi akibat deposit kompleks antibodi-antigen
pada glomerulus disertai pengaktifan komplemen resultan yang
menyebabkan cedera sel, suatu contoh reaksi hipersensitivitas tipe III
2. Dapat terjadi perikarditis (peradangan kantong perikadium yang
mengelilingi jantung)
3. Peradangan membran pleura yang mengelilngi paru dapat membatasi
perapasan. Sering terjadi bronkhitis.
4. Dapat terjadi vaskulitis di semua pembuluh serebrum dan perifer.
5. Komplikasi susunan saraf pusat termasuk stroke dan kejang. Perubahan
kepribadian, termasuk psikosis dan depresi dapat terjadi. Perubahan
kepribadian mungkin berkaitan dengan terapi obat atau penyakitnya
(Elizabeth, 2009).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tidak ada gejala atau tanda-tanda tunggal yang cukup untuk
menegakkan diagnosa. Bila seorang anak diduga LES pemeriksaan
selamanya.Tujuan
pengobatan
SLE
adalah
mengontrol
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dengan
kekambuhan.
Pasien
disarankan
untuk
BAB III
RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada sendi
2.
Hipertermia berhubungan dengan adanya peningkatan suhu akibat
proses inflamasi
Gangguan integritas kulit berhubungan denganadanya butterfly
3.
4.
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC:
1. PainLevel,
2. paincontrol,
3. comfortlevel
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama. Pasien tidak mengalami
nyeri,
dengan kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi
NIC:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi factor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam,
relaksasi,distraksi,kompres hangat/dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Rencana keperawatan
Tujuan dan KriteriaHasil
Hipertermia
Berhubungan dengan:
penyakit/trauma
peningkatan metabolisme
aktivitas yang berlebih
dehidrasi
DO/DS:
kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
serangan atau konvulsi (kejang)
kulit kemerahan
pertambahan RR
takikardi
Kulit teraba panas/hangat
NOC:
Thermoregulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama.. pasien menunjukkan:
Suhu tubuh dalam batasnormal dengan
kreiteria hasil:
Suhu3637C
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi
NIC:
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah,nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan antipiretik:
Kelola Antibiotik:
Selimuti pasien
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dana ksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Monitor TD, nadi, suhu,dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban
membranmukosa)
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya buttterfly rash dan kemerahan pada seluruh tubuh
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Risiko gangguan integritas kulit
Faktorfaktor risiko: Eksternal:
Hipertermia atau hipotermia
Substansi kimia
Kelembaban udara
Faktor mekanik (misalnya: alat yang dapat
menimbulkan luka, tekanan,restraint)
Immobilitasfisik
Radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban kulit
Rencanakeperawatan
Tujuan dan KriteriaHasil
NOC:
Tissue Integrity:Skinand Mucous Membranes
Status Nutrisi
Tissue Perfusion: perifer
Dialiysis Access Integrity
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama. Gangguan integritas kulit tidak
terjadi dengan
Kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan
Melaporkan adanya gangguan
Intervensi
NIC :
Pressure Management
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam
sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/babyoil pada daerah yang
tertekan
4. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer akibat pembentukan antibodi.
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil
Risikoinfeksi
Faktorfaktor risiko:
Prosedur Infasif
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
Malnutrisi
Peningkatan paparan lingkungan patogen
Imonusupresi
Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan
Hb, Leukopenia, penekanan responinflamasi)
Penyakit kronik
Imunosupresi
Malnutrisi
Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan
kulit,trauma jaringan, gangguan peristaltik)
Intervensi
NOC:
NIC:
Immune Status
Knowledge: Infectioncontrol
Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama pasien tidak mengalami infeksi
dengan
Kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi