Vous êtes sur la page 1sur 23

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi

bioetanol

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai
negara di dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Tidak hanya
pada negara - negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia.
Untuk mengantisipasi krisis bahan bakar minyak bumi (BBM) pada masa yang
akan datang. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan etanol sebagai sumber
energi terbarukan, contohnya untuk pembuatan bioetanol dan gasohol.
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi.
Proses destilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk
digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga
mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian
dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve,
untuk memisahkan air dari senyawa etanol.
Saat ini sedang diusahakan secara intensif pemanfaatan bahan-bahan yang
mengandung serat kasar dengan karbohidrat yang tinggi, dimana semua bahan
yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi bioethanol. Misalnya umbi
kayu, ubi jalar, pisang, kulit pisang, dan lain-lain. Bioethanol dapat dihasilkan dari
tanaman yang banyak mengandung senyawa selulosa dengan menggunakan
bantuan dari aktivitas mikroba.
Maja (Aegle

marmelos (L.)

Correa, suku jeruk-jerukan

atau Rutaceae)

adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras tetapi mudah
luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini
biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya.
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 1

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Di Bali dikenal sebagai bila.
Di Pulau Jawa, maja sering kali dipertukarkan dengan berenuk, meskipun
keduanya adalah jenis yang berbeda.
Tanaman ini mampu tumbuh dalam kondisi lingkungan yang keras,
seperti suhu yang ekstrem; misalnya dari 49C pada musim kemarau hingga -7 C
pada musim dingin di Punjab (India), pada ketinggian tempat mencapai +1.200m.
Di Asia Tenggara, maja hanya dapat berbunga dan berbuah dengan baik jika ada
musim kering yang kentara, dan tidak biasa dijumpai pada elevasi di atas 500 m.
Maja mampu beradaptasi di lahan berawa, di tanah kering, dan toleran terhadap
tanah yang agak basa (salin).
Warna kulit luar buah maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning
atau jingga. Aroma buahnya harum dan cairannya manis, bertentangan dengan
anggapan orang bahwa rasa buah maja adalah pahit. Sebagaimana jeruk, buah
maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nektar. Kulitnya
dibuat marmalade.
Pada penelitian pemanfaatan buah maja sebagai bahan bakar energi
alternatif bioetanol, kami menggunakan variasi pada volume starter
(6,12,18,24,30( % v/v ) dan waktu fermentasi (5,6,7,8,9 hari).
I.2

Tujuan
Tujuan ini penelitian untuk membuat bioetanol dari buah buah maja
dengan kadar yang tinggi

I.3

Manfaat
Penelitian ini diharapkan :
Memberikan informasi bahwa buah yang biasanya tidak dapat dikelola
bisa dijadikan bahan untuk bioetanol

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 2

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Masyarakat mendapatkan informasi tentang buah maja banwa dapat


dimanfaatkan menjadi bioetanol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fifi Nurfiana dkk (2009) membuat bioethanol dari biji durian pada tahun
dengan variasi massa dan waktu fermentasi, hasil penelitian yang telah dilakukan,
diketahui bahwa fermentasi terhenti saat fermentasi telah berlangsung selama 75
jam (3 hari), massa tepung biji durian agar tercapai hasil ethanol yang
maksimum adalah 125 gram, dan perbandingan massa ragi Saccharomyces
cerevisiae merk DK dan massa tepung biji durian kering adalah 0,04.
Dyah Tri retno dan wasir nuri membuat bioetanol dari kulit pisang dengan
variasi waktu fermentasi, berat ragi dan kondisi optimimnya. Peneliti ini
menggunakan bakteri sacccharomyces cerevisiae untuk fermentasi. Hasil dari
penelitian ini menunjukkkan bahwa semakin lama fermentasi maka dihasilkan
etanol yang semakin banyak sampai pada waktu tertentu. Serta semakin banyak
ragi yang ditambahkan akan dihasilkan etanol yang semakin rendah. Pada variasi
waktu fermentasi diperoleh waktu optimum fermentasi pada waktu 144 jam
dengan kadar etanol 13,5406%. Pada variasi penambahan berat ragi diperoleh
kadar etanol 13,5353% dengan berat ragi 0,0624 gram.
Heppy Rikana (2005)

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

bioethanol dari singkong secara fermentasi menggunakan ragi tape.Pada


penelitian ini variabel yang digunakan adalah rasio ragi(80 gr,90 gr,100
gr),penambahan nutrien NPK ( 10 gr,15 gr,20 gr),dan lama fermentasi (10 hari.14
hari,18 hari). Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada variabel ragi
penambahan ragi 90 gr diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu 5,33 % v/v,untuk
variabel nutrien penambahan NPK 20 gr dperoleh hasil paling tinggi yaitu 4,98 %
v/v,sedangkan untuk variabel lam fermentasi diperoleh hasil tertinggi pada lama
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 3

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

fermentasi 14 hari yaitu 4,14 % v/v.dengan persen error rata-rata untuk variabel
ragi adalah 96,33%,untuk variabel nutrien adalah 96,66%,dan untuk variabel lama
fermentasi adala 97,24%,pada fermentasi ini menggunakan substrat singkong
dengan kadar pati 21,6 %.
II.1 Landasan Teori
II.1.1 Fermentasi
Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi perubahanperubahan atau reaksi-reksi kimia dengan pertolongan jasad renik penyebab
fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat makanan yang sesuai dengan
pertumbuhannya. Akibat terjadinya fermentasi sebagian atau seluruhnya akan
berubah menjadi alkohol setelah beberapa waktu lamanya. Pati yang terkandung
dalam garut dapat diubah menjadi alkohol, melalui proses biologi dan kimia
(biokimia).
Fermentasi bioethanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula
menjadi bioethanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan
oleh massa sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah:
Perubahan glukosa menjadi bioethanol oleh sel-sel mikroorganisme.

Mikroorganisme
C6H12O6

2C2H5OH+ 2CO2

Glukosa

Etanol

(Sudarmadji K, 1989)
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 4

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Fermentasi bioethanol dipengaruhi oleh faktor - faktor antara lain :


1. Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen
cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,
maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Pada keadaan ini mikroba
proteolitik dan lipolitik dapat berkembang biak
2. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan. Pada suhu
10-30oC terbentuk alkohol lebih banyak karena ragi bekerja optimal pada suhu
itu.
3. Waktu
Laju

perbanyakan

bakteri

bervariasi

menurut

spesies

dan

kondisi

pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, sekali setiap 20 menit. Waktu


fermentasi yang biasa dilakukan 3-14 hari. Jika waktunya terlalu cepat
Saccharomyces cereviseae masi dalam masa pertumbuhan sehingga alcohol
yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan jika terlalu lama Saccharomyces
cereviseae akan mati maka alcohol yang dihasilkan tidak maksimal
4. Makanan (nutrisi)
Semua mikroorganisme memerlukan nutrient yang menyediakan: Energi
biasanya diperoleh dari subtansi yang mengandung karbon.
5. Volume starter
Volume starter yang ditambahkan 3-7% dari volume media fermentasi.
Jumlah volume starter tersebut sangat baik dan efektif untuk fermentasi serta
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 5

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

dapat menghasilkan kadar alcohol yang relative tinggi (Monick, J. A., 1968).
Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari
volume fermentasi (Prescott and Dunn, 1959). Volume starter yang terlalu
sedikit akan mengakibatkan produktivitas menurun karena menjadi lelah dan
keadaan ini memperbesar terjadinya kontaminasi. Peningkatan volume starter
akan mempercepat terjadinya fermentasi terutama bila digunakan substrat
berkadar tinggi. Tetapi jika volume starter berlebihan akan mengakibatkan
E11-4 hilangnya kemampuan bakteri untuk hidup sehingga tingkat kematian
bakteri sangat tinggi.
6. Bahan Nutrient
Kecepatan fermentasi akan dipengaruhi oleh konsentrasi garam logam
dalam perasan. Pada konsentrasi yang rendah akan menstimulur. Aktivitas dan
pertumbuhan khamir, sedangkan pada konsentrasi tinggi akan menghambat
pertumbuhan khamir. Unsur yang dibutuhkan untuk aktivitas khamir antara lain
Mg, K, Zn, CO, Fe, Ca, Cu, P, S, dan N. Sebagai sumber P dan N perlu
ditambahkan ammonium phospat. Sebagai sumber N lainnya dapat pula
ditambahkan ammonium klorida dan ammonium karbonat. Vitamin yang
berfungsi sebagi faktor pertumbuhan khamir.
(Ni Ketut, 2009)
I.1.2 Khamir saccharomices Cerevisiae
S. Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir
(yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial
dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3m sampai 1-7m3.
Gambar 3. Bentuk elipsodial S.cerevisiae4

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 6

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

.
Yeast yang sangat berperan dalam pembuatan roti ini termasuk eukariota
uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah dikulturkan,
pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan jelas serta
mudah menerima transfer gen. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan di laboratorium
dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media padat maupun media
cair6. Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi
alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas
permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir lainnya yang seringkali
tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras dengan mediumnya.
Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning
muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat
dengan askopora 1-8 buah5. Dilihat dari dinding selnya, S.Cerevisiae memiliki
dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding
selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali insoluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan
luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan
yang terfosforilasi.
Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 6883% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total.
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 7

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan,


nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang
ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat
pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis.
(putri, 2012)
I.1.3 Destilasi
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan
perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat
cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat
pendingin (kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair.
Pada kondensor digunakan air yang mengalir sebagai pendingin. Air pada
kondensor dialirkan dari bawah ke atas, hal ini bertujuan supaya air tersebut dapat
mengisi seluruh bagian pada kondensor sehingga akan dihasilkan proses
pendinginan yang sempurna. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan dan kemudian
didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang ditampung pada wadah
terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah
semula.Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya
dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair
pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan
dari campuran disebut sebagai uap bebas. Kondensat yang jatuh sebagai destilat
dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan
adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukan destilatnya
maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Destilasi adalah
sebuah aplikasi yang mengikuti prinsip-prinsip Jika suatu zat dalam larutan tidak
sama-sama menguap, maka uap larutan akan mempunyai komponen yang berbeda
dengan larutanaslinya. Jika salah satu zat menguap dan yang lain tidak,
pemisahan dapat terjadi sempurna. Tetapi jika kedua zat menguap tetapi tidak
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 8

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

sama, maka pemisahnya hanya akan terjadi sebagian, akan tetapi destilat atau
produk akan menjadi kaya pada suatu komponen dari pada larutan aslinya.
Destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Destilasi biasa, umumnya dengan menaikkan suhu. Tekanan uapnya diatas
cairan atau tekanan atmosfer (titik didih normal)
2. Destilasi vakum, cairan diuapkan pada tekanan rendah, jauh dibawah titik
didih dan mudah terurai.
3. Destilasi bertingkat atau destilasi terfraksi yaitu proses yang komponenkomponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Penyulingan
Terfraksi berbeda dari distilasi biasa, karena ada kolom fraksinasi di mana
ada proses refluks. Refluk proses penyulingan dilakukan untuk pemisahan
campuran etanol-air dapat terjadi dengan baik. Fungsi kolom fraksinasi
sehingga kontak antara cairan dengan uap sedikit lebih lama. Sehingga
komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah
bendungan akan terus menguap ke kondensor. Lebih komponen
Sedangkankan distilat bersat akan kembali menjadi labu. Destilasi ini
biasanya digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang
mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak. Distilasi jenis ini
dapat digunakan untuk memisahkan zat yang mempunyai rentang
perbedaan titik didih hingga di bawah 300C. Destilasi ini juga
dilaksanakan pada tekanan tetap. Pada percobaan yang dilakukan sample
yang digunakan adalah campuran air dan etanol. Campuran ini bersifat
azeotrof karena kedua larutan tersebut mempunyai titik didih yang hampir
sama sehingga akan sulit untuk dipisahkan antara zat yang satu dengan zat
yang lainnya. hal ini dikarenakan pada saat penampungan distilat akan
sulit diidentifikasi pergantian fraksinya karena titik didihnya berdekatan
(hampir sama) akibatnya ditilat yang tertampung menjadi tidak murni.
Belum lagi jika pada sample (campuran air dan etanol) tersebut terdapat
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 9

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

pengotor yang mempunyai titik didih yang hamper sama dengan sample
yang dapat mengakibatkan distilat menjadi tidak murni.
4. Destilasi azeotrop yaitu destilasi dengan menguapkan zat cair tanpa
perubahan komposisi.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini
merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan.
Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan
dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan. Destilasi sering digunakan dalam
proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair.
(rezagusti.2013)
II.2 Teori Umum
II.2.1 Buah Maja
Maja (Aegle marmelos (L.) Correa, suku jeruk-jerukan
atau Rutaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan
lingkungan keras tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari
daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini biasanya
dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya.
Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Di Bali dikenal
sebagai bila. Di Pulau Jawa, maja sering kali dipertukarkan
dengan berenuk, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda

Bernuk atau Brenuk, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Calabash
Tree. Ada beberapa jenis Crescentia yaituCrescentia cujete, Crescentia alata,
dan Crescentia

portoricensis.

Bernuk Crescentia

alata,

berbentuk

sama

dengan Crescentia cujete, hanya ukuran buahnya agak lebih kecil. Yang buahnya
berbeda adalah bernuk Crescentia portoricensis. Bentuk buahnya memanjang
seperti labu air, dengan warna hijau tua.Tanaman ini merupakan jenis tanaman
perdu dengan tinggi 6 10 meter. Tajuk memanjang ke samping, cabang pohon
panjang dan tertutup oleh kumpulan dedaunan. Umum dijumpai di tepi hutan, di
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 10

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

padang rumput dan di tepi jalan sampai dengan ketinggian 420 meter di atas
permukaan air laut. Kulit pohon berwarna pucat, daunnya bisa mencapai 206 cm,
berbunga di bulan Mei Januari. Buahnya bisa sebesar bola volley dan mencapai
diameter 25 cm, berwarna hijau dengan kulit (tempurung) sangat keras. Kayunya
keras, berat namun elastis.

Meskipun dagingnya berasa pahit dan tidak bisa dikonsumsi sebagai buah pencuci
mulut ternyata secara umum tanaman ini mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia, antara lain :

1. Sebagai pupuk cair


Kandungan tanaman ini pernah diteliti di Pusat Pendidikan dan Latihan
Nasional Serikat Tani Indonesia di daerah Bogor. Dari hasil penelitian
tersebut, ternyata buah Maja dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk
meningkatkan produktifitas tanaman buah dengan cara sebagai berikut : Buah
maja yang tidak terlalu tua (jangan sampai terlalu tua karena kulitnya akan
keras sekali) diambil dagingnya, lalu dihancurkan. Daging buah yang sudah
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 11

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

hancur dimasukan ke dalam drum yang sudah terisi dengan campuran air dan
urine ternak yang ada di sekitar kita. Setelah dicampur, diaduk lalu ditutup
dan diamkan selama seminggu, setelah seminggu, buka kembali drum dan
lakukan pengadukan lagi, setelah itu tunggu selama seminggu lagi baru
kemudian larutan tersebut bisa diaplikasikan. Untuk pengaplikasian bisa
dilihat dari tingkat keenceran, jika larutan cukup pekat maka untuk
pengaplikasian bisa diencerkan dengan perbandingan 1: 3 atau 1:5, jika
larutan encer bisa langsung diaplikasikan ke tanaman, khususnya untuk
tanaman yang menghasilkan buah. Pengaplikasian akan lebih efektif pada saat
tanaman berbunga.

2. Sebagai insektisida alami


Kandungan tanaman ini sangat tidak disukai oleh serangga yang bisa menjadi
hama tanaman buah sehingga penyemprotan pupuk cair bisa berfungsi juga
sebagai pengusir serangga.

3. Sebagai pengusir tikus


Informasi manfaat buah Maja sebagai pengusir tikus didapat oleh penulis
ketika bertemu dengan seorang warga Trowulan yang kala itu tengah asyik
memunguti buah yang jatuh di halaman Museum Majapahit. Ternyata buah
itu akan digunakannya sebagai pengusir tikus di rumah. Masuk akal, karena
lagi-lagi kandungan zat di dalam buah yang membuat tikus-tikus itu
menghilang karena mungkin indera penciumannya menangkap bau yang
kurang mereka sukai. Caranya mudah yaitu cukup menaruh saja buah tersebut
di daerah yang sering disinggahi oleh tikus.

4. Sebagai bahan kerajinan


Tempurung buah Maja berukuran 2 kali lipat dari tempurung kelapa dan
bertekstur keras. Namun di tangan orang yang kreatif, tempurung yang biasa
menjadi limbah bisa diolah menjadi kerajinan yang menghasilkan omzet
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 12

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

jutaan rupiah per bulan. Seperti yang dilakukan oleh seorang pengrajin dari
Bogor yang mengolah tempurung buah Maja menjadi gayung, cangkir,
poci/teko, tas tangan, dan lampu duduk. Caranya mudah, petik buahnya lalu
buang dagingnya kemudian dijemur di bawah terik matahari. Setelah kering,
tempurung bisa langsung dibentuk sesuai selera. Untuk finishing bisa
mempercantiknya dengan cat atau vernis.

5. Sebagai tanaman peneduh jalan dan penghias taman


Tajuknya yang melebar dan daun yang rapat membuat tanaman ini cocok
ditanam di taman kota atau di sisi jalan sebagai peneduh. Bisa juga ditanam
sebagai penghias halaman rumah karena bentuk tanamannya yang unik dan
menarik karena buahnya yang berbentuk besar, bulat berwarna hijau dan bisa
tumbuh sampai puluhan buah pada satu pohon.

6. Sebagai tanaman obat


Di daerah asalnya di Amerika Tengah, tanaman ini biasa digunakan sebagai
obat alami untuk beberapa penyakit misalnya penyakit saluran kencing, sakit
kepala, sakit gigi, sakit telinga, asma, luka bakar, batuk, demam, menstruasi
yang tidak teratur, gangguan prostat. Di Haiti, St. Lucia dan Mexico, buah ini
di jus untuk mencegah diare. Di Venezuela digunakan untuk menyembuhkan
tumor dan radang. Di Karibia digunakan sebagai obat penahan rasa sakit, anti
radang untuk menyembuhkan trauma. Di Kostarika digunakan sebagai obat
pencahar/cuci perut
(alexa. 2015)
II.2.2 Karakteristik Bioetanol

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 13

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi


menggunakan bahan baku nabati. Bahan baku meliputi bahan baku sumber gula
diantaranya adalah molases dan nira, bahan baku sumber pati yaitu ubikayu,
jagung serta ubi-ubian lain, serta bahan baku sumber serat (lignoselulosa)
diantaranya tongkol jagung, sekam dan sebagainya. Proses pembuatan bioetanol
dibedakan menjadi tiga berdasarkan bahan bakunya yaitu bahan baku sumber
gula, pati dan serat. Proses pembuatan bioetanol meliputi aspek fermentasi dan
destilasinya.
Manfaat Bioetanol
1.

Motor atau mobil yang menggunakan bahan bakar campuran bioetanol kerja
mesinnya lebih bagus. Bisa membuat kendaraan sanggup menempuh jarak
lebih jauh. Syaratnya, bioetanol yang digunakan sebagai campuran harus
murni 99,5%. Artinya, nyaris tak tercampur zat lain.

2.

Gas buang bioetanol lebih sedikit polusinya. Itu karena gas buang bioetanol
melepas

karbondioksida

lebih

banyak

dari

pada

karbonmonoksida.

Karbondioksida adalah zat yang diperlukan tumbuhan untuk memasak


makanan.

Sebaliknya,

gas

buang

bensin

banyak

mengandung

karbonmonoksida yang merugikan kesehatan makhluk hidup.


( Alamsyah,2014 )

II.3 Hipotesis
Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Bioethanol
tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun
mampu juga menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil, bioethanol dan
gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 14

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

pembuatan bioetanol menggunakan bahan buah maja dengan proses fermentasi


dan menggunakan khamir sacharomises cerevisae. Dalam proses fermentasi
dipengaruhi oleh suhu, ph, waktu, nutrisi, volume starter, bahan nutrient

Diagram Alir Pembuatan Bioetanol dari Buah Maja


Buah Maja

waktu fermentasi

Saccharomises
Fermentasi

filtrasi

filtrat

destilasi

Analisa ethanol

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 15

Cerevisae

padatan

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen, bertempat di
laboratorium riset jurusan teknik kimia fakultas teknologi industri.
III.1 Bahan Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada penelitiam kami antara lain Buah Maja,
Etanol, HCl, Saccharomises Cerevisae, KH2PO4, (NH4)2SO4, NaOH,
Ekstrak ragi, Nutrient agar, MgSO4.7 H2O
III.2 Alat Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 16

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Alat fermentasi

Beaker Glass

Kaca Arloji

kompor listrik

Gelas Ukur

Spatula

Autoklaf

Eksikator

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 17

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Spektrofotometer

Oven

III.3 Variabel
1. Proses Fermentasi
Kondisi yang ditetapkan :
a. Suhu Fermentasi
b. pH awal Fermentasi
c. Volume filtrate
d. Starter Saccharomises Cerevisae

= 28 oC
=6
= 500 ml
= 6,12,18,24,30( % v/v )

Variable yang dijalankan :


a. Waktu Fermentasi
2. Proses Destilasi
Kondisi yang ditetapkan :
a. Suhu Destilasi

= 5,6,7,8 dan 9 ( hari )

= 80 oC

III.4 Cara Kerja


1. Persiapan Alat

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 18

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Alat alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus


dibersihkan dengan air terlebih dahulu kemudian disterilisasi.
2. Persiapan Bahan Baku
1. Bersihkan buah maja.
2. Keringkan dengan menggunakan oven pada suhu 100 oC selama 30
menit.
3. Pembuatan Media Nutrient Agar
1. Nutrient agar sebanyak 20 gr dan aquadest 200 ml dimasukkan
kedalam Erlenmeyer / beaker gelas, lalu dipanaskan sampai larut
semua.
2. Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121 oC.
3. Dinginkan sampai kira kira 70 oC, lalu pindahkan dalam tabung
reaksi yang steril, lalu tabung dimiringkan.
4. Media padat dalam tabung siap ditanami.
4. Pembuatan Media Cair untuk Pembiakkan Kultur dan Pengukuran
Kura Pertumbuhan
1. Media dan bahan bahan nutrient dimasukkan kedalam erlenmyer
dengan komposisi sebagai berikut :
10 g/L ekstrak ragi
100g/L glukosa
0,5 g/L MgSO4.7H2O
1 g/L (NH4)2SO4
1 g/L KH2PO4
2. Aduk ahan bahan tersebut hingga tercampur.
3. Erlenmyer berisi media yang telah dibuat ditutup dengan
menggunakan penutup kapas yang dilapisi dengan alumunium foil.
4. Sterilkan media dalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit.
5. Dinginkan media hingga suhu ruang.
5. Pembuatan Starter Untuk Fermentasi
1. Saccharomises cerevisae ditumbuhkan pada media nutrient agar
miring.
2. Media yang telah diinokulasi ini kemudian diinkubasi pada suhu 30
o

C selama 24 jam.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 19

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

3. Ambil tiga ose Saccharomises cerevisae dari agar miring kemudian


dimasukkan ke dalam 175 ml media cair, kemudian dimasukkan
kedalam 825 ml substrat buah sukun
4. Inkubasi dengan dishaker pada kecepatan 120 rpm dan suhu 30 oC,
sampai awal exsponensial kemudian masukkan data, media
fermentasi.
6. Persiapan untuk Pengukuran Kurva Pertumbuhan saccharomises
cerevisae
1. Saccharomises cerevisae ditumbuhkan pada media nutrient agar
miring.
2. Media yang telah diinokulasi ini kemudian diinkubasi pada suhu 30 oC
selama 24 jam.
3. Ambil tiga ose sel dari agar miring kemudian dimasukkan ke dalam
100 ml larutan media cair + substrat buah sukun.
4. Inkubasikan selama 50 jam dengan dishaker pada kecepatan 120 rpm
dan suhu 30 oC.
5. Ambil 100 ml media cair + substarat yang telah diinkubasi selanjutnya
diinokulasikan kembali ke dalam 400 ml substart buah sukun dan
dishaker 120 rpm selama 50 jam.
6. Setiap 2 jam sekali diambil sample ( contoh ) untuk dianalisa sel
keringnya ( sbentar sebentar dikocok / dishaker ).
7. Analisa sel keringnya dengan cara sebagai berikut :
Ambil sample setiap 2 jam sekali sebanyak 10 ml, lalu disaring,
kemudian dioven pada suhu 105 oC 110 oC selama 30 menit, lalu
dimasukkan ke eksikator. Setelah dingin ditimbang, kemudian dioven
lagi dan seterusnya sampai beratnya konstan.
8. Setelah selesai percobaan. Buat kurva pertumbuhannya.

7. Proses Destilasi

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 20

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

Filtart hasil fermentasi didestilasi pada suhu 80 oC untuk mendapatkan


kadar yang lebih tinggi sesuai yang diinginkan dan kemudian dianalisa
kadar etanolnya.
III.5 Prosedur Analisa
1. Analisa Kadar Sellulosa
a. Analisa Kadar ADF
1. Timbang contoh sebanyak 0,5 gr.
2. Tambahkan aquadest 10 ml dan larutan aseton sebanyak 5 ml.
3. Kocok hingga merata.
4. Baca absorbansinya Pada lamda =520 nm spektofotometer.
Perhitungan :
Kadar Sellulosa = Kadar ADF.
2. Analisa Kadar Glukosa
1. Pipet contoh sebanyak 0,5 ml.
2. Etanol diuapkan dengan aliran udara pada suhu kamar.
3. Sample diencerkan hingga 100 ml.
4. Sample diambil 2,0 ml dengan pipet.
5. Tambahkan 0,1 ml larutan fenol 80 % lalu ditambahkan 0,5 ml H2SO4
pekat dan Dikocok selama 10 menit, lalu diinkubasi pada 25 30 oC
dalam pemanas air selama 20 menit.
6. Baca absorbansinya Pada lamda = 490 nm spektofotometer.
3. Analisa Kadar Etanol
1. Pipet 1,5 ml Larutan NaNO2.
2. Tambahkan 5 ml 4 Nitro Aniline dan kocok.
3. Diamlan selama 2 menit hingga larutan berwarna putih tulang.
4. Tambahkan cairan sample sebanyak 25 ml dan 2 ml Na2NO3.
5. Kocok selama 10 menit.
Baca absorbansinya Pada lamda = 490 nm spektofotometer

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 21

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

DAFTAR PUTAKA
Alamsyah , 2014 . Pengertian Bioetanol.http://alamsyah973.blogspot.co.id/2014
/02/pengertian-bioetanol.html. .(diakses 21 februari 2016).
Alexa. 2015. Buah maja http://www.agrobisnisinfo.com/2015/07/buah-majamanfaat-pohon-dan-buah-maja.html (diakses 22 September 2016)
Anonim , 2012 .fermentasi .http://duniakefir.blogspot.co.id/2012/11/fermentasi
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN Veteran Jawa Timur
Page 22

Proposal Penelitian Pemanfaatan buah maja menjadi


bioetanol

.html.(diakses 25 februari 2016).


Badger, PC., 2002. Ethanol from cellulose .Sistem informasi manajemen
pembangunan di pedesaan, Bappenas.
Dian. 2010. Pemodelan dan optimasi hidrolisa pati menjadi glukosa, Universitas
Diponegoro: Semarang
Gunasekaran, P. Dan Raj, K.C.,(1999), Fermentation technology-Zymomonas
Mobilis, Departement of microbial Technology, School of Biological
Sciences, Mandurai Kamaraj University: india.
Indartono, Y, 2005. Bioetanol alternatif energi terbarukan :Kajian prestasi mesin
dan implementasi di lapangan. Fisika,LIPI.
Ni Ketut , 2009. kajian produksi bioethanol dari rumput gajah.https://Niketutsari
.wordpress.com/2012/04/25/b-bab-6-kajianproduksi-bioethanol-darirumpu
t-gajah/.(diakses 15 februari 2016).
Putri, 2012, Saccharomises cerevisae,
http://salamahligizi.blogspot.co.id/2012/04/, Saccharomises-cerevisae.html
(diakses 22 September 2016)
Rezagusti.2013.

pengertian

destilasi

dan

macam-macam

destilasi;

http://gustireza2906.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-destilasi-danmacam-macam.html (diakses 20 November 2016)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri


UPN Veteran Jawa Timur
Page 23

Vous aimerez peut-être aussi