Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2)Intervensi :
a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dala aktifitas sehari-hari
Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
b)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau
penyambungan jaringan
c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau
dibutuhkan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan
intervensi
d)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
c.Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
1)Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
2)Intervensi :
a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah
ekimosis
Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia
b) Cegah ulserasi oral dan rektal
Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d) Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional : untuk mencegah perdarahan
e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi
cepat, dan pucat)
Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan
hidung
Rasional : untuk mencegah perdarahan
d.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
1)Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan
- Pasien tidak mengalami mual dan muntah
2)Intervensi :
a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
b)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
Rasional : untuk mencegah episode berulang
c)Kaji respon anak terhadap anti emetik
Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
d)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan
Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari
mual dan muntah serta kemoterapi
b)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan
unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat
Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
c)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau
suplemen yang dijual bebas
Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
d)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan
e)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
f)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk
menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat
g)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya
bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal
g.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
1)Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterima anak
2)Intervensi :
a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau
keefektifan intervensi
b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif,
alat akses vena
Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
c)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau
obat
d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
e)Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
h.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas
1)Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
2)Intervensi :
a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah
perianal
Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi
b)Ubah posisi dengan sering
Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
PENGERTIAN
Acute lympobastic leukemia adalah bentuk akut dari leukemia yang
diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu
berupa lymphoblasts.
Pada keadaan leukemia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas,
sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan
dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian.
Faktor penyebab ALL tidak diketahui, tapi dimungkinkan karena interaksi
sejumlah faktor :
1. Neoplasia
2. Infeksi
3. Radiasi
4. Keturunan
5. Zat kimia
6. Murasi gen
EPIDEMIOLOGI
Leukemia akut cepat terjadi dan lambat penyembuhannya, dapat diakhiri dengan
kematian bila tidak segera diobati. ALL sering ditemukan pada anak-anak (82 %)
daripada umur dewasa (!*%) dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
daripada anak perempuan.
PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit
atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal
diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel
batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal
khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum
tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal
epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya
dijumpai tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang
mulai dari yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat
kementahannya merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan
kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan
Rasional
d. Batasi pengunjung yang sedang demam, kepatuhan dan mengurangi faktor resiko
flu atau infeksi
5. Granulositopeniaa dapat menetap 6-12
e. Berikan hygiene perianal 2 x sehari dan minggu. Pengetian tentang sifat sementara
setiap BAB
granulositopenia dapat membantu
mencegah kecemasan klien dan
f. Batasi bunga segar dan sayur segar
keluarganya
g. Gunakan protokol rawat mulut
Klien akan :
1. Memperlihatkan keadaaan volume cairan yang adekuat
2. Memperlihatkan tanda-tanda vital dalam bataas normal
3. Memperlihatkan urine output, PH dalam batas normal
Intervensi
Rasional
Rasional
2. Narkotik
3. Tranguilizer
Rasional
Kolaborasi :
berlebihan
dan
dapat
menyebabkan
anemia,
Faktor eksogen
a.
b.
Hormon.
c.
Bahan
kimia
seperti:
bensol,
arsen,
preparat
sulfat,
Faktor endogen
Ras (orang Yahudi lebih mudah terkena dibanding orang kulit
hitam)
b.
c.
C. PATOFISIOLOGI
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah
merah (RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta
trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari
lemah
dan
pengumpulan
sel-sel
penyebab
kelanjutannya.
Pada
pemeriksaan
neutrofil
seringkali
rendah,
demikian
pula
kadar
ekstramedular
sehingga
anak-anak
menderita
trombosit
mempermudah
terjadinya
perdarahan
mempengaruhi
sistem
retikuloendotelial
yang
dapat
PATHWAYS
D. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri kepala
(Mansjoer, A, 2000)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang lazim dilakukan pada anak
dengan acut limphosityc leukemia adalah:
1. Pemeriksaan
sumsum
tulang
Punction):
a.
b.
Peningkatan protein
2. Pemeriksaan darah tepi
(BMP
Bone
Marrow
a.
b.
c.
d.
e.
hati,
limpa,
ginjal,
tulang
untuk
mengkaji
Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2na), hiperploid (2n+a)
b.
Bertambah
atau
hilangnya
bagian
kromosom
(partial
delection)
c.
F.
1.
PENATALAKSANAAN
Transfusi darah, biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari
6 g%. Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif,
dapat diberikan transfusi trombosit dan bila terdapat tanda-tanda
DIC dapat diberikan heparin.
2.
Kortikosteroid
(prednison,
kortison,
deksametason
dan
3.
baru
dan
lebih
poten
seperti
vinkristin
(oncovin),
5.
6.
7.
Cara pengobatan.
Setiap klinik mempunyai cara tersendiri bergantung pada
pengalamannya.
Umumnya
pengobatan
ditujukan
terhadap
Induksi
Konsolidasi
Yaitu agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
c.
Rumat (maintenance)
Untuk mempertahankan masa remisi, sedapat-dapatnya suatu
masa remisi yang lama. Biasanya dilakukan dengan pemberian
sitostatika separuh dosis biasa.
d.
Reinduksi
Dimaksudkan
untuk
mencegah
relaps.
Reinduksi
biasanya
f.
Pengobatan imunologik
Diharapkan semua sel leukemia dalam tubuh akan hilang sama
sekali dan dengan demikian diharapkan penderita dapat sembuh
sempurna. (Sutarni Nani.(2003)
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian keperawatan
a.
Identitas
Acute lymphoblastic leukemia sering terdapat pada anak-anak
usia di bawah 15 tahun (85%) , puncaknya berada pada usia 2
Riwayat Kesehatan
barr,
HTLV-1),
kelainan
kromosom
dan
khloramphenicol,
terapi
radiasi
maupun
kemoterapi.
Pola Persepsi mempertahankan kesehatan : Tidak
spesifik dan berhubungan dengan kebiasaan buruk
dalam
mempertahankan
kondisi
kesehatan
dan
tonus
otot,
kesadaran
somnolence,
kulit
pucat,
membran
mukosa
pucat,
perdarahan
serebral.Anak
mudah
tak
terkontrol
dengan
trauma
minimal,
penurunan
berat
badan
dan
gangguan
pmbesaran
gusi
(bisa
menjadi
indikasi
untuk
tidur
/istrahat
karena
mudah
mengalami kelelahan.
kehilangan
kesempatan
bermain
dan
2.
Pemeriksaan Diagnostik
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan
maturitas sel darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur,
imunosupresi
lekosit
yang
berlebihan,
ketidakseimbangan
suplai
oksigen
dengan kebutuhan
4.
RENCANA KEPERAWATAN
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan
maturitas sel darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur,
imunosupresi
Tujuan : setelah dilakukan tindakana keperawatan diharapkan
tdak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
Klien akan :
1.
Lakukan
Rasional
tindakan
untuk
1.
Kewaspadaan
meminimalkan
diketahui
atau
potensial virus,
terhadap infeksi :
a.
Pertahankan
Pertahankan
isolasi
protektif
teknik
mencuci
d.
e.
f.
patogen
jamur
dan
baik
g.
h.
2.
Laporkan
2.
bila
ada
Perubahan
perubahan merupakan
tanda vital
sepsis,
tanda-tanda
tanda
din
utamanya
vital
terjadinya
bila
terjadi
darah
dan
sekresi
4.
mengidentifikasi
Pengertian
5.
dan
klien
dapat
kepatuhan
dan
sementara
granulositopenia
membantu
mencegah
dapat
kecemasan
6.
Prosedur
menyebabkan
tertentu
trauma
dapat
jaringan,
Tidak muntah
Klien akan :
-
1.
Catat
penurunan
urin,
Rasional
Penurunan sirkulasi sekunder
dan dapat
besarnya PH
menyebabkan
sehingga
menyebabkan
dari
diindikasikan
output
dapat
menjadi
renal
obstruksi.
3.
l/hari
jika
tanpa
Meningkatkan
kontra mencegah
indikasi
aliran
urin,
urat,
dan
sisa-sisa
obat
asam
membersihkan
neoplastik
4.
dan
membran
mukosa, prosuduksi
perdarahan gusi
menyebabkan
platelet
klien
beresiko
mengalami perdarahan
5.
mekanisme
pembekuan
7.
Kolaborasi :
yang
tidak
bisa
Monitor
diagnostik
pemeriksaan
Platelet,
Hb/Hct,
8.
bekuan darah
Bila
platelet
mengalami
terhadap
perdarahan.
Respon-respons autonomik
Kriteria hasil :
Klien akan :
1.
Intervensi
Kaji tingkat nyeri, gunakan
1.
skala 1 10
Rasional
Berguna mengkaji kebutuhan
intervensi
bisa
berindikasi
perkembangan komplikasi
2.
3.
Monitor
vital
signs,
catat
2.
dan
Ciptakan
yang intervensi
lingkungan
3.
mengevaluasi
keefektifan
Meningkatkan
istrahat
kemampuan
dan
memperkuat
kemampuan koping
5.
4.
6.
Meningkatkan
Kolaborasi :
1.
mengatasi
nyeri
dapat
Analgetik
2.
sirkulasi
Narkotik
3. Tranguilizer
jangan
aspirin
menggunakan
karena
bisa
menyebabkan perdarahan
8.
9.
Memperkkuat
kerja
analgetik/narkotik
yang
berlebihan,
dengan kebutuhan
Batasan karakteristik :
ketidakseimbangan
suplai
oksigen
Keluhan
lemah,
anak
memperlihatkan
penurunan
kemampuan beraktifitas
-
Kriteria hasil :
Klien akan menunjukkan partisipasi dalam ADL sesuai
kemampuan
Intervensi
Evaluasi keluhan
1.
lemah,
1.
Rasional
Efek leukemia, anemia dan
2.
Ciptakan
lingkungan
yang beraktifitas
dan
untuk
Bantu
3.
dalam
Memaksimalkan kemampuan
5.
5.
Kolaborasi :
Memaksimalkan kemampuan
oksigenasi untuk uptake seluler
jaringan/perdarahan.
h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan
i. Berikan diet halus.
j. Kolaborasi :
? Berikan cairan IV sesuai indikasi
? Awasi pemeriksaan laboratorium : trombosit, Hb/Ht,
pembekuan.
? Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan.
? Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter
arteri subklavikula, tunneld, port implan)
? Berikan obat sesuai indikasi : Ondansetron, allopurinol, kalium
asetat atau asetat, natrium biukarbonat, pelunak feses.
3. Nyeri berhubungan dengan agen fisikal seperti pembesaran
organ/nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas dengan sel
leukemia; agen kimia pengobatan antileukemik
Tujuan : nyeri teratasi
Kriteria hasil :
a. Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol
b. Menunjukkan perilaku penanganan nyeri
c. Tampak rileks dan mampu istirahat
Intervensi :
a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat dan sisi
(gunakan skala 0-10)
b. Awasi tanda vital, perhatikan petunjuk non-verbal misal
tegangan otot, gelisah.
c. Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh
stres.
d. Tempatkan pada posis nyaman dan sokong sendi, ekstremitas
dengan bantal.
e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak
lembut..
f. Berikan tindakan kenyamanan ( pijatan, kompres dingin dan
dukungan psikologis)
g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan pasien sendiri
h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.
i. Dorong menggunakan teknik menajemen nyeri contoh latihan
relaksasi/nafas dalam, sentuhan.
j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.
k. Kolaborasi :
? Awasi kadar asam urat
? Berika obat sesuai indikasi : analgesik (asetaminofen), narkotik
(kodein, meperidin, morfin, hidromorfon)
? Agen antiansietas (diazepam, lorazepam)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
peningkatan laju metabolik
Tujuan : pasien mampu mentoleransi aktivitas
Kriteria hasil :
a. Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur
b. Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat
kemampuan
c. Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal
nadi, pernafasan dan TD dalam batas normal
Intervensi :
d. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam aktivitas.berikan lingkungan tenang
dan periode istirahat tanpa ganggaun
e. Implementasikan teknik penghematan energi, contoh lebih
baik duduk daripada berdiri, pengunaan kursi untuk madi
f. Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Berikan kebersihan mulut
sebelum makan dan berikan antiemetik sesuai indikasi
g. Kolaborasi : berikan oksigen tambahan
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia
Tujuan : pasien bebas dari gejala perdarahan
Kriteria hasil :
a. TD 90/60mmHg
b. Nadi 100 x/mnt
c. Ekskresi dan sekresi negtif terhadap darah
d. Ht 40-54% (laki-laki), 37-47% ( permpuan)
e. Hb 14-18 gr%
Intervensi :
f. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ ml, resiko
terjadi perdarahan. Pantau Ht dan Hb terhadap tanda perdarahan
g. Minta pasien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan
darah dari gusi
sebagai
berikut.
Bila
virus
dianggap
sebagai
BAB IPENDAHULUAN
1 . 1 L ATAR B E L A K A N G
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi
diniyang berlebihan dari sel darah putih. Leukemia merupakan keganasan
hematologisa k i b a t p r o s e s n e o p l a s t i k y a n g d i s e r t a i g a n g g u a n
d i f e r e n s i a s i p a d a b e r b a g a i tingkatan sel induk
hematopoetik.L e u k e m i a m e r u p a k a n k e g a n a s a n y a n g
s e r i n g d i j u m p a i t e t a p i h a n ya merupakan sebagian kecil
dari kangker secara keseluruhan. Beberapa
d a t a epidemiologi menunjukkan hasil bahwa insidensi leukemia di
negara barat adalah13/100.000 penduduk/tahun. Frekuensi relatif
leukemia di negara barat menurutG u n z a d a l a h L e u k e m i a a k u t
(LMA
d a n L L A ) 6 0 % , L L K 2 5 % , L M K 1 5 % , d i Afrika,10-20% penderita
LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata.DiKenya, Tiongkok ,
d a n India,LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun. Pada orang
Asia Timur danIndiaTimur jarang ditemui LLK, di Indonesia , frekuensi
LLK sangat rendah. LMK merupakan leukemia kronis yang paling
sering di jumpai.L e u k e m i a m e r u p a k a n 2 , 8 % d a r i s e l u r u h k a s u s
k a n g k e r, b e l u m a d a a n g k a p a s t i mengenai insiden leukemia di
tubuh, volumed a r a h s e k i t a r 7 % - 1 0 % b e r a t b a d a n n o r m a l d a n
b e r j u m l a h s e k i t a r 5 l i t e r. D a r a h terdiri dari atas 2 komponen utama, yaitu
sebagai berikut.1 . P l a s m a d a r a h , b a g i a n c a i r d a r a h
y a n g s e b a g i a n b e s a r t e r d i r i a t a s a i r , elektrolit,dan
protein darah.2 . B u t i r - b u t i r d a r a h ( b l o o d c o r p u s c l e s ) , y a n g t e r d i r i
d a r i k o m p o n e n - k o m p o n e n berikut ini.
banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal
didalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan
tubuhd a r i s e r a n g a n p e n y a k i t t e r s e b u t . J i k a j u m l a h l e u k o s i t
d a l a m d a r a h m e l e b i h i 11.000/mm
3
disebut
leukositosis
dan kurang dari 4000mm
3
disebut leukopenia.Macam-macam leukosit secara jelas meliputi :
1 . A g r a n u l o s i t . S e l l e u k o s i t y a n g
t i d a k m e m p u n y a i g r a n u l a d i
d a l a m n y a , y a n g terdiri dari:a . L i m f o s i t , m a c a m
leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES
d a n kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, di
dalamsitoplasmanya terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25%dan
fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke
dalam jaringan tubuh. b . M o n o s i t . T e r b a n y a k d i b u a t d i s u m s u m
m e r a h , l e b i h b e s a r d a r i l i m f o s i t , fungsin ya sebagai fagosit
dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop t e r l i h a t b a h w a
protoplasmanya lebar, warna biru sedikit abua b u mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya
b u l a t a t a u panjang, warnanya lembayung muda.2 . G r a n u l o s i t d i s e b u t
juga leukosit granular terdiri dari :a . N e u t r o f i l a t a u
polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel
y a n g kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
bintik- bintik halus/granula, banyaknya 60%-70%. b . E u s i n o f i l . U k u r a n
d a n b e n t u k n y a h a m p i r s a m a d e n g a n n e u t r o f i l t e t a p i granula
dalam sitoplasmanya lebih besar , banyaknya 24%.
c.Basofil, sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti
yang bentuknya t e r a t u r , d i d a l a m p r o t o p l a s m a n y a t e r d a p a t
g r a n u l a - g r a n u l a b e s a r . Banyaknya setengah bagian sumsum
merah, fungsinya tidak diketahui(Syaifuddin,2006).2.3
LEUKEMIA1 . D E F I N I S I
Ter i n f e k s i v i r u s . Ag e n v i r u s s u d a h l a m a d i i d e n t i f i k a s i s e b a g a i
p e n y e b a b leukemia pada hewan. Pada tahun 1980, diisolasi virus HTLV-1 dari
leukemiasel T manusia pada limfosit seorang penderita limfoma kulit dan sejak
saat itudiisolasi dari sampel serum penderita leukemia sel T.
Faktor Genetik. Pengaruh genetik maupun faktorf a k t o r l i n g k u n g a n kelihatannya memainkan peranan , namun
jarang terdapat leukemia familial,tetapi insidensi leukemia lebih tinggi
dari saudara kandung anak-anak yang t e r s e r a n g , d e n g a n i n s i d e n s i
y a n g m e n i n g k a t s a m p a i 2 0 % p a d a k e m b a r monozigot (identik).
Faktor lingkungan.- R a d i a s i . K o n t a k d e n g a n r a d i a s i
i o n i s a s i d i s e r t a i m a n i f e s t a s i l e u k e m i a yang timbul
bertahun-tahun kemudian.- Z a t K i m i a . Z a t k i m i a
m i s a l n y a : b e n z e n , a r s e n ,
k l o r a m f e n i k o l , fenilbutazon, dan agen antineoplastik
dikaitkan dengan frekuensi yangm e n i n g k a t k h u s u s n y a a g e n -
a g e n a l k i l . K e m u n g k i n a n l e u k e m i a meningkat pada
p e n d e r i t a y a n g d i o b a t i b a i k d e n g a n r a d i a s i m a u p u n kemoterapi.
PATO F I S I O L O G I
Jika penyebab leukemia virus, virus tersebut akan masuk ke
dalam tubuhmanusia jika struktur antigennya sesuai dengan
struktur antigen manusia. Bilastruktur antigen individu tidak
sama dengan struktur antigen virus, maka virus t e r s e b u t
ditolaknya seperti pada benda asing lain. Struktur
a n t i g e n m a n u s i a terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat
tubuh, terutama kulit dan selaputlendir yang terletak di permukaan tubuh
(kulit disebut juga antigen jaringan ). OlehWHO terhadap antigen jaringan
telah ditetapkan istilah HL-A (Human Leucocyte Lucos A). Sistem HL-A
individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehinggaa d a n y a p e r a n a n
faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak
d a p a t diabaikan.Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang
bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan
penyakit darah yang disebabkankarena terjadinya kerusakan pada
pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut
kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat
sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal
dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal.P r o s e s p a t o f i s i o l o g i
leukemia dimulai dari transformasi ganas sel
induk hematologis dan turunannya. Proliferasi ganas sel induk
i n i m e n g h a s i l k a n s e l leukemia dan mengakibatkan penekanan
hematopoesis normal, sehingga terjadi bone marrow failure, infiltrasi sel
leukemia ke dalam organ, sehingga menimbulkanorganomegali, katabolisme sel
meningkat, sehingga terjadi keadaan hiperkatabolik.
2.7 FATHWAY (TERLAMPIR)2 . 8 M A N I F E S T A S I K L I N I S
Gejala yang khas leukemia secara umum :
Pucat
Panas
Splenomegali
Hepatomegali
Limfadenopati
Efusi pleura
kejang
Leukemia Mielogenus Akut
Kebanyakan tanda dan gejala terjadi akibat berkurangnya produksi sel
darahnormal.
Hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumah
leukosit,sel darah merah, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya
rendah danleukosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel
imatur.
Anemia
Infeksi
Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian
kemoterapiakan meningkatkan kadar asam urat dan membuat pasien
rentan mengalami pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal. Maka
pasien memerlukan asupancairan yang tinggi untuk mencegah
kristalisasi asam urat dan pembentukan batu.
perjalanan p e n y a k i t b a i k d a l a m k e a d a a n r e m i s i m a u p u n
k e a d a a n k a m b u h . U n t u k mencegahnya diberikan metotreksat (MTX)
secara intratekal secara rutin padasetiap pasien baru atau pasien yang
menunjukkan gejala tekanan intrakranial meninggi.
e . S i t o g e n i k
Pada kasus LMK 70-90% menunjukkan kelainan kromosom,
y a i t u kromosom 21 (kromosom Philadelpia atau Ph 1). 50-70% dari
pasien LLAdan LMA mempunyai kelainan berupa:
Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang sucihama/
steril).
Sakit kepala
Infeksi
Anemia
Netropenia
Hepatomegali
Splenomegal
Limfadenopati
Hipertrofi gusi.
b . D i a g n o s a
dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain :1.
Nyeri b.d infiltrasi leukosit ke jaringan sistemik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien nyeri
akan berkurang.Kriteria Hasil :
M e n ya t a k a n n y e r i b e r k u r a n g d e n g a n i n d i k a t o r 1 - 3 ( t i d a k
a d a , ringan, sedang )
Raional
: teknik pengalihan perhatian atau distraksi dapat membuatmengurangi
nyeri yang dirasakan pasien karena pasien tidak fokus terhadap nyeri yang
dialaminya.2.
Resiko infeksi b.d menurunnya daya tahan tubuh yang berkaitan dengan
neutropenia/ menurunnya sistem imun.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, klien akanterbebas
dari gejala infeksi.Kriteria Hasil:
L, Neutrofil : 150-300/
36-37
o
CIntervensi Keperawatan :1 . P a n t a u
t a n d a
/
g e j a l a
i n f e k s i
( m i s a l n y a
s u h u
t u b u h ,
d e n y u t
j a n t u n g , pembuangan,
penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihandan
malaise, nilai leukosit).
Rasional
: m e m b e r i k a n d a s a r u n t u k m e n g k a j i p e r u b a h a n j i k a terjadi
kemungkinan infeksi2 . K a j i f a k t o r y a n g
m e n i n g k a t k a n s e r a n g a n i n f e k s i
( m i s a l n y a : u s i a l a n j u t , tanggap imun rendah,
malnutrisi).
Rasional
: untuk menentukan intervensi selanjutnya
I n s t r u k s i k a n
u n t u k m e n j a g a
h i g i e n e p r i b a d i u n t u k
m e l i n d u n g i
t u b u h terhadap infeksi baik pada pasien maupun keluarga.
Rasional
: higiene pribadi dapat melindungi tubuh
u n t u k meminimalkan pajanan pada organisme infektif.4 . B e r i k a n
t e r a p i a n t i b i o t i k b i l a d i p e r l u k a n
s e s u a i d e n g a n i n s t r u k s i d o k t e r .
Rasional
: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati
i n f e k s i khusus5 . P e r t a h a n k a n
t e k n i k
i s o l a s i ,
b i l a
d i p e r l u k a n .
Rasional
: ruangan yang terisolasi dapat
m e m i n i m a l k a n terpaparnya pasien dari sumber
infeksi.6 . L i n d u n g i
p a s i e n
d a r i
k o n t a m i n a s i
s i l a n g
d e n g a n
t i d a k
m e n u g a s k a n perawat yang sama untuk
setiap pasien infeksi dan memisahkan pasien infeksi dalam kamar yang
berbeda.
Rasional
: kontaminasi silang dapat memperbesar resiko infeksi pada klien.3.
Intoleransi aktivitas : kelemahan secara menyeluruh akibat anemia.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien,
terjadi peningkatan toleransi aktifitas.Kriteria Hasil:
Ht : lk = 40-58%Perempuan = 37-43%
o
CIntervensi Keperawatan :1 . K a j i T a n d a - t a n d a V i t a l s e r t a
p a n t a u r e s p o n s k a r d i o r e s p i r a s i terhadap aktivitas
(misalnya, takikardia, disaritmia lain, dispnea,diaforesis, pucat,
tekanan, hemodinamik, dan frekuensi respirasi) pasien dan kadar Hb dalam
darah.
Rasional
: memberikan dasar untuk menentukan intervensi serta tingkat kemampuan
klien2 . E v a l u a s i l a p o r a n k e l e m a h a n ,
p e r h a t i k a n k e m a m p u a n u n t u k berpartisipasi dalam
aktifitas sehari-hari.
Rasional
: menentukan derajat dan efek ketidakmampuan.3 . B e r i k a n l i n g k u n g a n
tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan.
Rasional
: menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan
jaringan.4 . P a n t a u a s u p a n n u t r i s i u n t u k m e m a s t i k a n
k e a d e k u a t a n s u m b e r - sumber energi serta berikan masukan
p r o t e i n d a n k a l o r i y a n g adekuat.
Rasional
: nutrisi kalori dan proten yang cukup dapat membantumengembalikan
energi yang hilang dan meningkatkan toleransi aktivitas.5 . A j a r k a n
pengaturan aktivitas dan teknik menajemen waktu
u n t u k mencegah kelelahan.
Rasional
: p e n g a t u r a n a k t i v i t a s d a n m e n e j e m e n w a k t u d a p a t mengatur
penggunaan energi sehingga dapat mencegah kelelahan.
.Resiko cedera : perdarahan b.d trombositopenia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
p a d a k l i e n , menunjukkan resiko cedera menurun.Kriteria Hasil:
Trombosit : 150.000-450.000/
LIntervensi Keperawatan :1 . G u n a k a n s e m u a t i n d a k a n u n t u k
m e n c e g a h p e r d a r a h a n k h u s u s n y a pada daerah ekimosis
Rasional
: karena perdarahan memperberat kondisi pasien dengan adanya
anemia.2 . L a p o r k a n s e t i a p t a n d a - t a n d a p e r d a r a h a n
s e r t a p a n t a u k a d a r trombosit dalamdarah (tekanan darah menurun,
denyut nadi cepat,dan pucat)
Rasional
: untuk memberikan intervensi dini dalam
m e n g a t a s i perdarahan.3 . G u n a k a n j a r u m y a n g
k e c i l p a d a s a a t m e l a k u k a n i n j e k s i
Rasional
: untuk mencegah perdarahan.4 . A j a r k a n k e l u a r g a d a n p a s i e n
y a n g u n t u k m e n g o n t r o l p e r d a r a h a n hidung.
Rasional
: untuk mencegah perdarahan
M e n g g u n a k a n
s i k a t
g i g i
y a n g
l u n a k
d a n
l e m b u t
Rasional
: untuk mencegah perdarahan pada gusi.6 . H i n d a r i o b a t - o b a t y a n g
mengandung aspirin.
Rasional
: karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit.
5.Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan,
f u n g s i d a n peran.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien,maka
citratubuh an harga diri klien dapat diperbaiki.Kriteria Hasil: