Vous êtes sur la page 1sur 15

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN TROMBOFHLEBITIS
Dosen: A. Wina S.Si.T M.kes
MA: Keperawatan Maternitas
Kelas : 2A

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Bonifasia Ermiyati Sundaria
2. Martina
3. Nasron Obertus
4. Wahyu Kontesa

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN


PONTIANAK
TAHUN 2011

TROMBOFLEBITIS
1

A. KONSEP DASAR MEDIK


1. Definisi
a. Trombosis adalah pembentukan masa bekuan darah dalam sistem kardiovaskuler yang
tidak terkendali ( Robin & Kumar, 1995).
b. Tromboflebitis adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat
inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian ( Doengoes,
2000).
c. Tromboflebitis adalah kondisi akut yang disebabkan oleh pembentukan trombus pada
vena, disertai dengan inflamasi dinding vena. Trombus terdiri dari SDM, SDP, dan fibrin.
Satu dari tepitrombus berlekatan dengan dinding vena dan tepi lainnya bergerak bebas
dalam aliran darah ( Caswell, 1991).
2. Anatomi dan fisiologi

Gambar. Pembuluh darah


a. Pembuluh darah
Macam-macam pembuluh darah :
1. Arteri yaitu pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah menjauhi
jantung ke seluruh tubuh.
2. Vena yaitu pembuluh darah yang masuk ke jantung membawa darah dari seluruh
tubuh ke jantung
3. Kapiler yaitu pembuluh darah terkecil tempat arteri berakhir atau vena berawal
Susunan dinding pembuluh darah :
1. Arteri :
Arteri terdiri dari tiga lapisan yaitu:
i) Tunika intima : lapisan paling dalam terdiri dari sel epitel sehingga lapisan ini
mempunyai permukaan licin dan rata.
ii) Tunika media : lapisan yang ditengah terdiri dari otot polos dan serabut elastin.
iii)Tunika adventitia : lapisan yang paling luar. Terdiri dari jaringan ikat yang
kuat untuk perlindungan.
2. Vena :
2

Dinding vena pada dasarnya seperti dinding arteri, mempunyai 3 lapisan:


i) Tunika intima
ii) Tunika media
iii) Tunika adventitia
3. Kapiler :
Merupakan pembuluh darah terkecil. Bentuk dan susunan sarafnya sama di setiap
tempat. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel dan hanya dapat dilewati oleh sel
b.

darah satu per satu.


Darah

Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi sangat penting
dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai dua komponen yaitu komponen padat
dan komponen cair. Fungsi transportasi darah adalah membawa dan mengantarkan nutrisi
dan oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah juga membawa dan menghantar hormonhormon dari kelenjar endokrin ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer,
elektrolit, dan berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu tubuh karena
dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-pusat produksi panas untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke permukaan tubuh yang pada akhirnya diatur
pelepasannya dalam upaya homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia
bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah 70cc/kgBB.
Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Bagian padat darah
merupakan 45% dari seluruh volume darah, 55% adalah plasma yang merupakan
komponen cair darah.
1) Sel darah merah atau eritrosit

Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel darah merah normal tidak
mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah
bentuk menyesuaikan pembuluh darah yabg dilaluinya.
Sel darah merah dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah merah
sekitar 105-120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan dihancurkan dalam system
retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati. Globin dan globulin diubah menjadi asam
amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin diubah menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-hijauan. Jumlah
hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita 12-14%.
2)

Sel darah putih atau leukosit


Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara

menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leukosit :
i) Neutrofil (65%-75%)
ii) Eosinofil (2%-5%)
iii) Basofil (0,5%-1%)
iv) Limfosit (20%-25%)
v) Monosit (3%-8%)
Leukosit berwarna kuning dan bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi
jumlahnya lebih kecil.
Leukosit sebagai bala tentara pertahanan dikerahkan ke tempat-tempat terjadi infeksi dan
jumlahnya pu dapat dilipatgandakan dalam keadaan infeksi. Leukosit bersama-sama dengan
system makrofag jaringan yaitu hepar,limfa, sumsum tulang, alveoli paru serta kelenjar getah
melakukan fagositosis terhadap kuman atau virus yang masuk. Jumlah leukosit adalah 50009000/mm3 darah. Bila jumlah leukosit berkurang disebut leukopenia. Sedangkan bila tubuh
tidak membuat leukosit sama sekali disebut Agranulositosis.
c. Trombosit atau keping-keping darah
Trombosit berbentuk keeping-keping yang merupakan bagian-bagian kecil dari sel yang
besar yang membuatnya yaitu megakaryosit. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru
dan limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya hanya berkisar 10 hari.
Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan :
1) Daya aglutinasi (membeku atau menggumpal)
2) Daya adesi (saling melekat)
3) Daya agregasi (berkelompok)
Jumlah trombosit di dalam tubuh antara 150.000-350.000 keping/mm 3 darah.
4

Fungsi trombosit yaitu :


1) Hemostasis (penghentian aliran darah/ perdarahan)
2) Pembekuan darah
Bila ada kerusakan pembuluh darah, trombosit akan berkumpul di daerah tersebut dan
menutup lubang bocoran dengan cara saling melekat, berkelompok dan menggumpalyang
kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah.
Trombosit mempunyai dua zat, prostaglandin dan tromboxan yang akan keluar bila ada
kerusakan pembuluh darah. Zat ini juga dapat menimbulkan efek vasokontriksi sehingga
aliran darah berkuang dan membantu proses pembekuan darah.
d. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium transfor dan 7-9% terdiri
dari zat padat (protein seperti albumin, globulin, fibrinogen, juga ada unsure natrium, kalium,
kalsium, fosfor, bese, asam amino, kolesterol, glukosa, dan enzim). Albumin yang dibentuk di
hati merupakan 53% dari seluruh protein serum, berperan dalam mempertahankan volume
darah dengan menjaga tekanan osmotic koloid,pH dan keseimbangan elektrolit.
3. Klasifikasi
Klasifikasi tromboflebitis memerlukan perawatan di rumah sakit dan terapi agresif. Pada
awalnya pasien diberikan heparin selam kira-kira 5-7 hari. Selama 2-3 hari terakhir terapi
heparin, walfarin, (coumadin) diberikan dalam hubungannya dengan heparin, karena ini
memerlukan tiga hariuntuk coumadin mulai bekerja. Komplikasi utama dihubungkan dengan
koagulan adalah perdarahan.
a. Pelviotromboflebitis
Pleviotromboflebitis mengenai vena- vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu
vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah
vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat imflamasi plasenta terletak di bagian atas
uterus: proses biasanya unilateral . perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke
vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah vena kava
inferior. Peritonium, yang menutupi vena ovarika dekstra , mengalami inflamasi dan akan
menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan periapenisitis. Perluasan infeksi dari vena uterina
adalah ke vena iliaka komunis
b. Tromboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai , misalnya vena femoralis,
vena poplitea dan vena safena.
5

4. Etiologi
Umumnya etiologi trombus disebabkan oleh 3 hal yang dikenal dengan trias Vischow.
a. Perubahan susunan darah (hiperkoagulansi)
Kehamilan dikateristikkan oleh perubahan dalam pembekuan oleh sistem fibrinosis
(aktivasi plasminogen dan antirombin yang menyebabkan penghancuran ditekan.
Keuntungannya yaitu mencegah perdarahan maternal melalui peningkatan pembentukan
trombus selama kehamilan dan periode postpartum)
b. Perubahan laju pertukaran darah(stasis vena)
Kehamilan menyebabkan peningkatan stasis vena pada ekstremitas bawah dan pelvis
sebagai hasil dari tekanan pembuluh darah besar karena pembesaran uterus. Stasis paling
nyata ketika wanita hamil berdiri untuk periode waktu yang lama stasis menyebabkan
dilatasi pembuluh darah potensial berlanjut hingga postpartum. Inaktivitas relatif selama
kehamilan juga berperan penting dalam bendungan vena dan darah yang stasis di
ekstremitas bawah. Waktu yang lama dalam memijakkan kaki sselam kehamilan dan
perbaikan episiotomi juga meningkatkan vena stasis dan pembentukan trombus.
c. Perlakuan interna pembuluh darah dapat terjadi pada tindakan operasi. Dapat didahului
oleh proses operasi atau inflamasi. Perlakuan pada interna menyebabkan pembuluh darah
kehilangan muatan listrik, sehingga trombus mudah menempel pada dinding pembuluh
tersebut.
Faktor predisposisi:
Faktor predisposisi pada tromboflebitis adalah sebagai berikut:
1. Bedah kehamilan
2. Multiparitas
3. Varises
4. Infeksi nifas
5. Kebiasaan merokok yang berat
6. Kontrasepsi oral
7. Inaktivitas
5. Patofisiologi
Mekanisme pasti mengenai keadaan yang mengawali terjadinya masih belum diketahui.
Namun Tiga kelompok factor pendukung yang dikenal sebgai Trias Virchow, lazim dijumpai:
1. Statis aliran darah
Statis atau lambatnya aliran darah merupakan predisposisi untuk terjadinya thrombosis dan
tampaknya menjadi factor pendukung pada keadaan immobilisasi atau saat anggota gerak
tidak dapat dipakai untuk jangka waktu lama. Immobilisasi (seperti yang timbul selama masa
perioperasi atau pada paralisis). Menghilangkan pengaruh pompa vena perifer, meningkatkan
stagnasi dan pengumpulan darah diekstrimitas bawah. Diusulkan bahwa stasis darah
dibelakang katup vena dapat menyebabkan penumpukan trombosit dan fibrin, yang
mencetuskan perkembangan thrombosis vena.
2. Cedera endotel
Walaupun cedera endotel diketahui dapat mengawali pembentukan thrombus, lesi yang nyata
6

tidak selalu dapat ditunjukkan. Tetapi, perubahan endotel yang tidak jelas, yang disebabkan
oleh perubahan kimiawi, iskemia atau anoksia, atau peradangan dapat terjadi. Penyebab
kerusakan endotel yang jelas adalah trauma langsung pada pembuluh darah (seperti fraktur
dan cidera jaringan lunak) dan infuse intravena atau zat-zat yang mengiritasi (seperti kalium
klorida, kemoterapi, atau antibiotic dosis tinggi)
3.Hiperkoalabilitas darah
Hiperkoalabilitas darah bergantung pada interaksi kompleks pada berbagai macam variabel,
termasuk endotel pembuluh darah, factor-faktor pembekuan dan trombosit, komposisi, dan
sifat-sifat aliran darah. Selain system pembekuan melalui lisis dan disolusi bekuan melalui
lisis dan disolusi bekuan untuk mempertahan kan patensi bekuan. Keadaan hiperkoabulasi
timbul akibat perubahan salah satu variabel ini. Kelainan hematologis, trauma, terapi
esterogen, atau pembedahan dapat menyebabkan kelainan koagulasi.
Thrombosis akan semakin terorganisir dan melekat pada dinding pembuluh darah apabila
thrombus makin matang. Sebagai akibatnya resiko embolisasi menjadi lebih besar pada fasefase awal thrombosis, namun demikian ujung bekuan tetap dapat terlepas dan menjadi emboli
pada sewaktu fase organisasi. Selain itu perluasan thrombus dapat membentuk ujung yang
panjang dan bebas, dan dapat lepas menjadi emboli yang menuju sirkulasi paru. Perluasan
progresif juga meningkatkan derajat obstruksi vena dan melibatkan daerah-daerah tambahan
dari system vena. Pada akhirnya, patensi lumen mungkin dapat distabilkan dalam derajat
tertentu (atau direkanalisasi) dengan retraksi bekuan dan lisis melalui system fibrinolitik
endogen. (Sylvia, 2006 ).

6. Tanda dan gejala


a. Pelvio Tromboflebitis
1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul
Pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
2) Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut:
a) Mengigil berulang kali, menggil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)dengan
interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil
penderita hampir tidak panas.
b) Suhu badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan
suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
c) Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan
d) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
3) Abses pada pelvis
4) Gambaran darah
a) Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar kesirkulasi, dapat
segera terjadi leukopenia)
8

b) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya
menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
5) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak
terkena adalah vena ovarika; yang sukar dicapai dalam pemeriksaan dalam.
b. Tromboflebitis femoralis
1. Keadaan umum tetap baik, suhu badan sub febris selama 7-10 hari, kemudian suhu
mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri
sekali.
2. Pada salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut:
a) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas
dibandingkan dengan kaki lainnya.
b) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha
bagian atas
c) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
d) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang,
putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
e) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya
terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan
pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
f) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan
meregangkan tendo akhiles(tanda homan positif)
7. Pemeriksaan diagnostik
Ultrasonografi Doppler : menunjukkan peningkatan lingkar ekstremitas yang dipengaruhi.
Impedans pletismografi: mendeteksi obstruksi vena.
Vonigrafi kontras : memastikan diagnosis TVD.
Hemoglobin/ hematokrit: mengidentifikasi hemokonsentrasi.
Pemeriksaan koagulasi: menunjukkan hiperkoagulabilitas.
Penatalaksanaan medis umum:

Farmakologi
Antikoagulan
Trombolitik
Tirah baring dengan peninggian kaki yang sakit
Kompres basah hangat kontinu
Stoking antiembolisme
Implantasi bedah dari filter vena ke dalam vena kava superioruntuk pasien yang
dikontraindikasikan untuk terapi antikoagulan jangka panjang.

8. Komplikasi

Komplikais pada paru-paru infark, abses, pneumonia


9

Komplikasi pada ginjal sinistra, yaitu nyeri mendadak yang diikuti dengan proteinuria
dan hematuria

Komplikasi pada mata, persendian dan jaringan subkutan.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Riwayat duduk lama,baik karena berhubungan dengan pekerjaan atau akibat dari pembatasan
aktivitas.
Imobilitas berkenaan dengan tirah baring dan anestesia.

SIRKULASI
Varises vena.
Sedikit peningkatan frekuensi nadi (superfisial).
Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung,hemoragi,hipertensi karena
kehamilan,hiperkoagulabilitas pada puerperium dini.
Nadi perifer berkurang,tanda homan positif mungkin atau mungkin tidak terlihat(indikator,TVD).

10

Estriminitas bawah (betis/paha) mungkin hangat dan warna merah-kemermudaan,atau tungkai yang
sakit dingin,pucat,dan edema.

MAKANAN/CAIRAN
Penambahan berat badan berlebihan/kegemukan.
Suplai ASI kadang-kadang berkurang pada klien menyusui.

NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Nyeri tekan dan nyeri pada area yang sakit(mis,betis/paha).
Trombosis dapat teraba,menonjol/berliuk.

KEAMANAN
Adanya endometritis pascapartum aatau selulitis pelvids.
Suhu mungkin agak tingi;kemajuan pada peninggian yang dapat dilihat dan menggigil(tanda tanda
TVD).

SEKSUALITAS
Multipara.
Persalinan lama berkenaan dengan tekanan kepala janin pada vena-vena pelvis,penggunaan menjejak
kaki atau posisi yang salah dari ekstremitas selama fase intrafartum,atau kelahiran melalui
operasi,termasuk kelahiran sesaria.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan interupsi aliran vena.

11

2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya proses inflamasi, spasme vaskular akumulasi asam
laktat.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan , ancaman pada diri yang
dirasakan atau aktual krisis situasi transmisi interpersonal ansietas dan anggota keluarga.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan tindakan , dan prognosis berhubungan
dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interupsi.
DP 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan interupsi aliran vena.
Tujuan:
Hasil yang diharapkan:
1. Klien mendemonstrasikan perbaikan sirkulasi dan ekstremitas yang terlibat dengan nadi
perifer dapat diraba dengan kualitas baik.
2. Pengisian kapiler adekuat, serta penurunan edema dan eritema.
Intervensi:
1. Anjurkan tirah baring
Rasional: meminimalkan kemungkinan perubahan posisi trombus dan menciptakan
emboli.
2. Observasi ekstremitas terhadap warna; inspeksi adanya edema dari lipat paha sampai
telapak kaki. Perhatikan asimetris ; ukur dan catat lingkar pada kedua kaki.
Rasional: gejala- ge membantu membedakan antara tromboflebitis superfisial dan TVD.
3. Kaji pengisian kapiler , dan periksa tanda homan.
Rasional: penurunan pengisian kapiler dan tanda homan positif menandakan TVD.
4. Anjurkan untuk meninggikan telapak kaki dan kaki bawah di atas ketinggian jantung.
Rasional: mengosongkan vena-vena superfisial dan tibial dengan cepat dan
mempertahankan vena tetap kolaps, dengan demikian meningkatkan aliran balik vena.
5. Berikan kompres hangat, lembab pada ekstremitas yang sakit.
Rasional: meningkatkan stimulasi ke area; meningkatkan vasodilatasi
DP 2. Nyeri ( akut) berhubungan dengan proses inflamasi, spasme vaskular, akumulasi asam laktat.
Tujuan:
Hasil yang diharapkan:
1. Klien berpartisipasi dalam perilaku/ tehnik untuk meningkatkan kenyamanan
2. Klien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
3. Klien tampak rilexs dan tidur / istirahat dengan tepat.
Intervensi:
1. Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri; palpasi kaki dengan kewaspadaan.

12

Rasional: derajat nyeri berhubungan secara langsung dengan luasnya arteri yang terlibat,
derajat hipoksia, dan luasnya edema berkenaan dengan terjadinya trombus pada dinding vena
terinflamasi.
2. Pertahankan tirah baring dengan tepat.
Rasional: menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan kontraksi dan gerak otot.
3. Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu atu nadi.
Rasional: peningkatan tanda- tanda vital dapat menandakan peningkatan nyeri; demam dapat
memperberat ketidaknyamanan secara menyeluruh.
4. Berikan obat analgetik sesuai indikasi dokter
Rasional: menghilangkan nyeri dan mengurangi ketegangan otot.
5. Berikan kompres hangat pada ekstremitas
Rasional: menyebabkan vasodilatasi yang meningkatkan sirkulasi, merilekskan otot dan
merangsang pelepasan endorfin.
DP 3. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada status kesehatan, ancaman pada diri sendiri yang
dirasakan atau aktual, krisis situasi, transmisi interpersonal dari ansietas dan anggota keluarga.
Tujuan:
Hasil yang diharapkan:
1. Menungkapkan kesadaran tentang perasaan ansietas
2. Klien melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi
Intervensi
1. Jelaskan prosedur, tindakan, dan intervensi keperawatan.
Rasional: menurunkan rasa takut akan ketidaktahuan; meningkatkan pembelajaran klien dan
keterlibatan dalam tindakan.
2. Anjurkan tindakan untuk menurunkan untuk menurunkan ketegangan emosi, seperti tehnik
relaksasi dan pengungkapan masalah.
Rasional: tehnik pelepasan energi dan mengungkapkan masalah mengurangi ansietas.
3. Pantau tanda-tanda vital dan tanda- tanda perilaku seperti gelisah, peka rangsang, dan
menangis.
Rasional: dapat menunjukkan perubahan pada tingkat ansietas, dapat menandakan
kemampuan klien untuk mengatasi kejadian.
4. Bantu klien dalam merawat diri sendiri.
Rasional: ansietas klien dapat berkurang bila ia menemukan bahwa kebutuhan- kebutuhannya
terpenuhi dan bahwa ia mampu mengatasi dan terlibat dalam tugas- tugas perawatan dirinya
dan bayinya.
5. Libatkan klien/orang terdekat dalam pengembangan rencana perawatan; tinjau ulang instruksi
dan pembatasan.
Rasional: memberikan informasi dan mambantu klien dan orang terdekat memahami
kebutuhan intervensi serta pembatasan; memberikan mareka perasaan mampuy
mengendalikan situasi.
13

DP 4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, kebutuhan tindakan, dan prognosis berhubungan


dengan kurang pemajanan/ mengingat, kesalahan interupsi.
Tujuan:
Hasil yang diharpkan:
1. Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, tindakan dan pembatasan. Melakukan
perubahan perilaku yang perlu
Intervensi:
1. Kaji pengetahuan klien dan pemahaman tentang proses penyakit. Berikan informasi dan
perbaiki kesalahan konsep sesuai kebutuhan.
Rasional: membantu dalam menentukan kebutuhan khusus dan mengklarifikasikan informasi
sebelumnya.
2. Berikan informasi tentang penatalaksanaan dan tes diagnosik. Identifikasi tanda dan gejala
yang memerlukan pemberitahuan pemberi pelayanan kesehatan.
Rasional: dapat meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas berkenaan dengan
kondisi dan penatalaksanaan rumah.
3. Tinjau ulang kegunaan tirah baring dan stoking antiembolik bila digunakan.
Rasional: konstruksi kontinu dapat mengubah atau menurunkan perfusi permukaan,
menimbulkan kelelahan otot.
4. Diskusikan kemungkinan interaksi antara terapi antikoagulan oral atau obat-obatan lain( mis:
salisilat, vitamin, antibiotik, barbiturat, dan alkohol.)
Rasional: terapi antikoagulan dapat berakhir 3-4 bulan dan dapat menyebabkan masalah atau
dimungkinkan untuk berinteraksi dengan obat lain.
5. Anjurkan tindakan yang aman untuk menghindari trauma, seperti penggunaan sikat gigi lunak
atau penggunaan pencukur jenggot listrik. Laporkan adanya perdarahan.
Rasional: perubahan pada proses koagulasi dapat mengakibatkan peningkatan kecenderungan
perdarahan yang dapat menandakan kebutuhan mengubah terapi antikoagulan.

14

DAFTAR PUSTAKA
Engram, Barbara. 1994. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Sastrawinta, Sulaeman. 1981. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.
Mitayani.2009.Asuhan Keperawatan Maternitas.jakarta:Salemba Medika
Doenges E,Marilynn.2001.Rencana Perawatan Maternal/Bayi.jakarta.EGC

15

Vous aimerez peut-être aussi