Vous êtes sur la page 1sur 35

PEDOMAN MAHASISWA KEPERAWATAN

KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Gigantisme dan
Akromegali)

2012

WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM

Anotomi dan Fisiologi Kelenjar Hipofisis


Kelenjar Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary
merupakan kelenjar yang sebesar kelereng namun mempunyai makna
fisiologis yang sangat penting bagi kelangsungan dan homeostasis
tubuhmanusia. Selain itu hipofisis, terutama bagian anterior, memiliki
kemampuan dalam mengatur kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland.
Pituitary adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di
dalam sel tursika, yakni suatu lekukan di dalam tulang sfenoid . Kelenjar
hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis
sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis
yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Pada
manusia lobus Intermedia terdapa tmenyatu dengan lobus anterior. (azwari,
2012).
Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofi sis terdiri atas tiga bagian,
yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah (intermediet), dan bagian
belakang (posterior). Bagian tengahnya hanya dimiliki oleh bayi, sementara
pada orang dewasa telah hilang atau tinggal sisanya saja. Oleh karena itu,
pada orang dewasa, kelenjar hipofi sis hanya tersusundua bagian saja yakni
bagian depan dan bagian belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar
hipofisis tersebut.
a. Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar hipofisis anterior berkembang dari lipatan langit-langit
mulut yang tubuh ke arah otak. Lipatan tersebut akhirnya kehilangan
persambung an dengan saluran pencernaan. Bagian depan kelenjar
hiposifis ini menghasilkan banyak hormon. Selain itu, berpengaruh juga
terhadap berbagai macam organ
Di dalam tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar
hipofi sis anterior ini hanya digunakan dengan jumlah tertentu saja.
Apabila

terlalu

berlebihan

atau

justru

kekurangan

www.saktyairlangga.wordpress.com

dapat

Page 2

memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh. Misalnya saja,


kelebihan

hormone

somatotrof

(hormon

pertumbuhan)

dapat

menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Selanjutnya, bila


kelebihan tersebut terjadi pada waktu dewasa dapat menyebabkan
pertumbuhan yang tidak seimbang (akromegali), seperti tulang muka,
jari-jari tangan, dan kaki yang membesar. Sebaliknya, bila sekresi
hormon pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan terhambat
atau kekerdilan (kretinisme).
b. Kelenjar Hipofisis Posterior
Kelenjar hipofisis posterior merupakan hasil dari perluasan otak.
Tepatnya berasal dari perkembangan tonjolan hipotalamus ke arah
bawah, ke arah lipatan mulut yang membentuk bagian anterior
hipofisis. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini ada tiga, yakni
vasopressin (antidiuretic hormone = ADH), pretesin, dan oksitosin.
Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang hilang
dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut
berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol.
Sementara, oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran
dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga membantu sekresi susu dari
payudara ibu. (Zaif, 2010).
Gowth hormon atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik
utama, baik pada anak-anakmaupun pada orang dewasa. Pada anak-anak,
hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Padaorang dewasa
berfungsi untuk mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga
berperan dalampengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan.
GH disintesis di sel somatrotop padakelenjar hipofisis anterior. Kerja GH
yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulangskelet.
Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan,tetapi
menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan
dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak
menjadi sangat tinggi (gigantism); tetapi bila produksi itu teIjadi setelah usia

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 3

dewasa, tumbuh berlebih (dagu,jari, dll.), dinamakan acromegali.Hormon


yang kurang pada masa anak-anak menyebabkan anak tumbuh menjadi
orang dewasa yang keeil dengan tubuh berimbang.

Definisi Gigantisme
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Pada penderta gigantisme
pertumbuhan tubuhnya abnormal. Pertumbuhan badan secara longitudinal
terjadi sangat cepat, tinggi badannya bisa mencapai 2 meter.
Pada orang muda dengan epifisis yang masih terbuka, saat produksi
GH yang berlebihan mengakibatkan gigantisme. (Arvin, 2000).
Gigantisme mulai

terjadi

sebelum

penutupan

epifiseal

dan

menyebabkan pertumbuhan proporsional berlebihan disemua jaringan tubuh.


Gigantisme merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan
kadar glukosa darah. (Bruner dan Suddarth, 2001)
Etiologi Gigantisme
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan
ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena
kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan
terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa
pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama
adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.
Penyebab gigantisme yang paling sering adalah adenoma kelenjar
pituitary, tetapi gigantisme telah di amati pada anak laki-laki berusia 2,5

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 4

tahun dengan tumor hipotalamus yang mugkin mensekresi GHRH (Arvin,


2000).
Manifestasi Klinis Gigantisme
Manifestasi yang bisa terdiri dari pertumbuhan linier yang cepat,
tanda-tanda wajah kasar, dan pembesaran kaki dan tangan. Pada anak
muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului linier. Beberapa
penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada kebanyakan
kasus yang terekam, pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa
pubertas, tetapi keadaan ini telah ditegakkan di awal bayi baru lahir (Arvin,
2000).
Pada gigantisme jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap
tumbuh. Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor
membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf
mata.
Berikut ini adalah gejala gigantisme yang disebabkan oleh kelebihan
sekresi GH:
a. Keabnormalan skeletal dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti yang
terlihat pada penderita akromegali.
b. Pembesaran tumor pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon trofik
lain, misal hormon yang menstimulasi tiroid, hormon yang menstimulasi
folikel dan kortikotropin).
c. Lingkar kepala bertambah
d. Hidung lebar
e. Lidah membesar
f. Wajah kasar
g. Mandibula tumbuh berlebihan
h. Gigi menjadi terpisah-pisah
i. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
j. Kifosis
k. Kelelehan dan kelemahan
l. Hipogonadisme

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 5

m. Keterlambatan maturasi seksual


n. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara
seksama
Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka pasien
mungkin mengalami nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan
disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraseral tumor
tersebut, dan penekanan kiasma optikum. Bila kelebihan GH terjadi selama
masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat
cepat , dan pasien akan menjadi seorang raksasa.
Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang
berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri di punggung dan perubahan
fisologik lengkung tulang belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak
pasien akromegali mnunjukkan perubahan khas disertai pembesaran sinus
paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula (yang menyerupai
bumerang), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela
tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.
Patofisiologi Gigantisme
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar
hipofisis anterior menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada
kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengkibatkan sekresi hormone
pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh
tumbuh dengan cepat sekali, termasuk juga pertumbuhan tulang. Pada
gigantisme, hal ini terjadi sebelum massa remaja, yaitu sebelum epifisis
tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan
tearus meningkat.
Biasanya penderita gigantisme juga mengalami hiperglikemi.
Hiperglikemi terjadi karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat
banyak. Hormon pertumbuhan merupakan antagonis insulin, jadi jika
hormone pertumbuhan banyak, maka antagonis insulin meningkat. Hal ini
menyebabkan menurunkan ambilan dan pemakaian glukosa di seluruh tubuh

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 6

sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta
pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif.
Pada sebagian

besar

penderita

gigantisme,

akan

menderita

panhipopitutarisme bila gigantisme tidak di obati sebab gigantisme biasanya


disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus
sampai merusak kelenjar itu sendiri.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan Laboratorium
b.

Pemeriksaan glukosa darah


Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat

c. Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1):


Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
d. Pemeriksaan Somatostatin
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
e. Pemeriksaan radiologi
f. CT-Scan
g. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Roentgenogram tengkorak dapat menunjukkan pembesaran sella tursika
dan sinus paranasalis ; sken tomografi komputasi atau foto resonansi
nmagnetik

(MRI)

menampakkan

tumor.

Ikatan

falangs

dan

bertambahnya penebalan bantal tumit adalah biasa. Maturasi tulang


adalah normal
Penatalaksanaan Gigantisme
Pengobatan gigantisme lebih kompleks. Pengobatan gigantisme
dengan pembedahan, radiasi dan terapi medic. (Arvin, 2000).
Radiasi hipofisis, pembedahan kelenjar hipofisis untuk mengangkat
tumor hipofisis, atau kombinasi keduanya, dapat mengakibatkan penurunan
atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis dengan menggunakan ocreotide,
suatu analog somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat menurunkan
supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 7

gambaran klinis. Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone


pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini
mungkin untuk mencegah efek negative darinya.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 8

WOC gigantisme
hiperaktif sel
asidofilik

tumor sel-sel
somatrotop

tumor hipofisis

Peningkatan
chiasma optikum

MK : Resiko
cidera

Antagonis
insulin

sekresi GH

lempeng epifisis
belum menutup

Pemakaian
glukosa

GIGANTISME

glukosa
darah

pertumbuhan tulang dan organ


tubuh lain yg sangat cepat

kulit
tebal,
llicin.

MK : Resti
kerusakan
integritas
kulit

kelelahan

MK :
Intoleransi
Aktivitas

perawakan
tinggi

lingkar
kepala

lidah
membe
sar

PK:
Hiperglikemi

keterlamb
atan
maturasi
seks

hidung
lebar

MK : Gangguan citra tubuh

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 9

Definisi Acromegali
Hipersekresi hormone pertumbuhan bisa disebabkan oleh disfungsi
hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis. Adenoma
hipofisis ditemukan pada pasien akromegali.akromegali bisa terjadi pada
pria dan wanita. Umur rata rata gangguan ini adalah 40 tahun, dan
penyakitnya

berlangsung

antara

5-10

tahun.

Keluarnya

hormone

pertumbuhan yang terlalu banyak menyebabkan produksi somatomedin


yang terlampau banyak. Somatomedin yang terlampau banyak akan
menyebabkan sel tulang, jaringan ikat, kartilago, dan jaringan lunak menjadi
sanagat banyak.
Akromegali adalah penyakit kronis, progresif, dan menimbulkan
cacat badan. Penyebab kematian akromegali adalah kardiomiopati dengan
kegagalan jantung kongestif, hipertensi, diabetes mellitus, dan infeksi paru.
Akromegali timbul apabila hipersekresi hormone pertumbuhan terjadi pada
masa dewasadan mengenai pertumbuhan jaringan lunak dan struktur tulang,
misalnya hidung, bibir, rahang, dahi, tangan, dan kaki karena pertumbuhan
berlangsung secara progresif.
Akromegali adalah gangguan di mana abnormal pelepasan bahan
kimia tertentu dari kelenjar hipofisis di otak menyebabkan peningkatan
pertumbuhan tulang dan jaringan lunak, serta berbagai gangguan yang lain
di seluruh tubuh. Kimia ini dilepaskan dari kelenjar hipofisis disebut
hormon pertumbuhan (GH). Tubuh kemampuan untuk menggunakan proses
dan nutrisi seperti lemak dan gula juga diubah. Pada anak-anak yang kurus
piring pertumbuhan belum ditutup, perubahan kimia hasil Akromegali di
luar biasa pertumbuhan tulang panjang. varian ini disebut gigantisme,
dengan pertumbuhan tulang tambahan menyebabkan biasa tinggi. Ketika
terjadi setelah kelainan tulang berhenti pertumbuhan, gangguan ini disebut
Akromegali. (ahmad, 2011)

Etiologi Acromegali

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 10

Acromegali disebabkan oleh hipersekresi hormone pertumbuhan.


Hipersekresi hormone pertumbuhan bisa disebabkan oleh disfungsi
hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis. Adenoma
hipofisis ditemukan pada pasien akromegali (Beradero, etc 2005).
Penyebab disfungsi hepotalamus yaitu:
a. Lesi-lesi neoplastik atau infiltrtaif di hipofisis atau hipotalamus.
b. Tindakan operasi di hipofisis /hipotalamus atau terapi ablatif dengan
isotop.
c. Kerusakan dalam kepala (trauma pada tengkorak).
d. Lesi-lesi vaskuler di otak.
e. Idiopatik.
Manifestasi Klinis Acromegali
Keluarnya hormone pertumbuhan yang terlalu banyak menyebabkan
produksi somatomedin yang terlampau banyak. Somatomedin yang
terlampau banyak akan menyebabkan sel tulang, jaringan ikat, kartilago, dan
jaringan lunak menjadi sangat banyak (Beradero, etc 2005).
Tanda klinis yang terdapat pada penderita acromegali akibat
kelebihan GH yaitu :
a. Perubahan pada bentuk wajah ; hidung, bibir, dahi, rahang, serta lipatan
kulit menjadi besar dan kasar secara progresif. Rahang bawah menjadi
besar dan menonjol ke depan sehingga gigi renggang. Jaringan lunak
juga tumbuh sehingga wajah kelihatan seperti edema.
b. Kedua tangan dan kaki membesar secara progresif.
c. Lidah, kelenjar ludah, limfa, jantung,ginjal, hepar, dan organ lainnya
membesar.
d. Sinus frontalis dan sinus paranasalis membesar.
e. Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang

yang

berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri punggung dan perubahan


fisiologik tulang belakang.
f. Terdapat nyeri sendi pada bahu tulang dan lutut.
g. Gangguan toleransi glukosa bisa berkembang sampai diabetes mellitus.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 11

h. Gangguan metabolisme lemak dengan akibat hiperlipidemia.


i. Cepat lelah dan letargi.
j.

Atropati : nyeri dan terasa kaku disekitar sendi akibat degenerasi sendi

k.

Sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome)

l. Otot proksimal lemah


m. Acanthosis nigricans (tumbuhnya kutil halus yang jinak dan
hiperpigmentasi yang muncul dikulit aksila (ketiak), leher dan daerah
anogenital).
n. Kulit berminyak.
o. Suara terdengar dalam dan bergaung karena pita suara juga membesar.
p. Pembesaran jantung.
Berikut ini adalah manifestasi acromegali yang disebabkan oleh tumor :
a. nyeri kepala bitemporal
b. gangguan penglihatan disertai hemi-anopsia bitemporal akibat penyebaran
supraselar tumor.
c. penekanan kiasma optikum
Patofisiologi Acromegali
Hipofisis adalah kelenjar kecil yang terletak di dasar otak. kelenjar
adalah kumpulan sel-sel yang melepaskan bahan kimia tertentu, atau
hormon, yang penting bagi fungsi organ tubuh lainnya atau sistem tubuh.
Hormon hipofisis menyebar ke seluruh tubuh dan terlibat dalam sejumlah
besar kegiatan, termasuk regulasi pertumbuhan dan fungsi reproduksi.
Dalam kondisi normal, hipofisis menerima masukan dari struktur
otak yang lain, hipotalamus, yang terletak di dasar otak. Input dari
hipotalamus mengatur tentang hormon hipofisis. Misalnya, hipotalamus
menghasilkan Growth Hormone Realising Hormone (GHRH), yang
mengarahkan hipofisis untuk melepaskan GH.
Dalam Akromegali, hipofisis terus melepaskan GH dan mengabaikan
sinyal-sinyal dari hipotalamus. Di hati GH menyebabkan produksi hormon
seperi InsulinGrowth Factor 1 (IGF-1), yang bertanggung jawab untuk

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 12

pertumbuhan seluruh tubuh. Ketika hipofisis menolak untuk menghentikan


memproduksi GH, tingkat IGF-1 juga mencapai abnormal puncak.
Tulang, jaringan lunak, dan organ di seluruh tubuh mulai untuk
memperbesar. Pada penderita akromegali, tangan seorang individu dan kaki
mulai tumbuh, menjadi tebal dan liat. Garis rahang, hidung, dan dahi juga
tumbuh, serta lidah tumbuh lebih besar. Karena rahang lebih besar, maka
jarak gigi menjadi lebih luas. Karena pembengkakan dalam struktur
tenggorokan dan sinus, suara menjadi lebih dalam dan terdengar lebih
berongga, dan pasien dapat mendengkur dengan keras. (Ivon, 2011).
Fungsi hormone pertumbuhan yaitu untuk pertumbuhan seluruh
jaringan tubuh termasuk jantung, jadi pada acromegali dapat terjadi
pembesaran jantung dan bisa menyebabkan gagal jantung. Bila sekresi
hormone pertumbuhan yang merupakan antagonis insulin banyak maka
terjadi penurunan penggunaan glukosa di seluruh tubuh. Hal ini yang
menyebabkan

kadar glukosa naik (50-100%). Akhirnya menyebabkan

pancreas terus membuat insulin terus-menerus, lama-kelamaan pancreas


rusak dan dapat terjadi diabetes mellitus. (Liben, 2012).
Pemeriksaan Diagnostik
1. MRI
Jika hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya dengan
MRI, jika dengan MRI tidak terdapat sesuatu adenoma hipofisis harus
dicari sumber ektopik dari GH.
2. Pengukuran kadar GH
Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini
yang berupa cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar
basal Gh <1ng/ml, pada penderita acromegali bisa meningkat sampai
> 5 ng/ml, walaupun pada penderita biasanya tetap normal.
3. Pengukuran kadar somatemedin C lebihbisa dipercaya, karena
kadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal
kadarnya 0,67 U/ml, pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml.
(Japardi, 2002).

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 13

4. Pemeriksaan IGF-1.
Penatalaksanaan Acromegali
a. Medikasi
Untuk gangguan prolaktinoma, obat yang sering dipakai adalah
bromocryptine. Bromocriptine dapat mengembalikan kadar hormone ke
normal, memulihkan fertilitas, dan memperkecil tumor. Somatostatin
(sandostatin ) juga berhasil memperbaiki akromegali Karen abisa
menekan hormone pertumbuhan. Obat ini diberikan subkutan 3-4 kali
sehari (Beradero, etc 2005).
b. Pembedahan
Pembedahan dan radiasi merupakan dua macam pengobatan yang juga
bisa menjadi pilihan pasien. Radiasi dipakai apabila tumor sudah besar
dan tidak bisa semua diangkat dengan pembedahan. Radiasi diberikan
selama 4-6 minggu. Pengobatan pilihan untuk adenomapenyekresi
hormone pertumbuhan adalah reseksi transfenoidal. Kraniotomi frontal
dilakukan apabila tumor sudah besar.komplikasi pembedahan adalah
transien diabetes insipidus dari beberapa hari sampa dua minggu ),
meningitis,

infeksi,

rinoria

serebrospinal,

dan

hipopituitarisme

(Beradero, etc 2005).


c. Radiasi
Untuk tercapainya hasil yang diharapkan dengan terapi radiasi
diperlukan waktu bertahun-tahun. Terapi radiasi konvensional saja
menghasilkan remisi sekitar 40% setelah 2 tahun dan 75% setelah 5
tahun terapi, namun disertai efek negatif berupa panhipopituitarisme.
Terapi radiasi hanya diberikan sebagai terapi penunjang untuk tumor
besar dan invasif dan apabila terdapat kontraindikasi operasi. Apabila
mungkin, terapi radiasi harus dihindari untuk pengobatan gigantisme
(Beradero,etc 2005).
d. Diet
Perubahan diet perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga karena
intoleransi karbohidrat dapat mengakibatkan diabetes mellitus. Diet

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 14

pasien diabetes mellitus dapat dipakai sebagai patokan. Pembatasan


natrium dan lipid diperlukan bagi pasien dengan gagal jantung
kongestif karena akromegali (Beradero,etc 2005).

WOC Acromegali
lesi neoplastik
di hipofisis

trauma
kepala

pasca operasi
di hipofisis

Tumor
hipofisis

Penekana
n chiasma
opticum

sekresi GH

Antagonis insulin

Penggunaan glukosa

Glukosa darah

Merangsang
pancreas
membuat
insulin

di hati mensekresi
insulin growth
factor 1(IGF-1)

produksi
somato
medin

MK:
nyeri

MK: resiko
cidera

tingkat IGF-1
abnormal
Tulang
menebal

MK: ansietas

akromegali

Kurang
pengetahuan

Lama-lama
rusak

PK: DM

Pembesa
ran
jantung

tangan dan
kaki
membesar
dengan cepat

PK : gagal
jantung

MK : gangguan citra tubuh

perubahan
bentuk
badan

kelem
ahan

otot
proksimal
lemah

MK : intoleransi
aktivitas

kulit
berminyak

MK :
kerusakan
integritas
kulit

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 15

ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasein Gigantisme
Pengkajian
A. Anamnesis
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya. Gigantisme biasanya
menyerang pada anak-anak umur 6-15 tahun.
2. Riwayat masuk
Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti pertumbuhan
tubuh secara longitudinal yang sangat cepat dan abnormal, tinggi badan
mencapai

meter.

Pada

gigantisme

klienbiasanya

mengatakanpertumbuhan tulang yangberlebihan sehingga tinggi


badan

abnormal,

untukanak-anakpertumbuhannya

2x

tinggi

badan normalpada usia tersebut. Didapatkan masa pubertas


yangtertundadan alat kelamin tidak dapat tumbuhsempurna.
Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh
dengan baik. Disfagia akibat lidah membesar.
B. Pemeriksaan fisik
B1 (Sistem Pernafasan)
DS

:-

DO

:-

B2 (Sistem kardiovaskuler)
DS

: kaji adanya riwayat hipertensi

DO : Perubahan tekanan darah postural, nadi yang menurun,


lipatan kulit kasar.
B3 (Sistem Persyarafan)
DS : pusing/ pening, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan.
DO : disorientasi; mengantuk, letargi.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 16

B4 (Sistem Perkemihan)
DS : DO : urine encer juga kuning.
B5 (Sistem Pencernaan)
DS : sering terjadi kehilangan nafsu makan.
DO : kulit tebal, turgor jelek, basah dan berminyak.
B6 (Sistem muskuloskeletal)
DS : lemah, cepat lelah, Kelelehan dan kelemahan
DO : lemah
C. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan glukosa darah
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
b. Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1):
Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
c. Pemeriksaan Somatostatin
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
d. Pemeriksaan radiologi
e. CT-Scan
f. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Roentgenogram tengkorak dapat menunjukkan pembesaran sella
tursika dan sinus paranasalis ; sken tomografi komputasi atau foto
resonansi nmagnetik (MRI) menampakkan tumor. Ikatan falangs
dan bertambahnya penebalan bantal tumit adalah biasa. Maturasi
tulang adalah normal

Analisa Data
Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 17

DO : pasien mengaku
malu

akan

Gangguan citra diri

tubuhnya,

tidak percaya diri.

Lempeng epifisis belum

DS : pasien menarik diri


dari

Sekresi GH

lingkungan.

menutup

Tidak

mau bergaul dengan orang


sekitar

karena

merasa

malu

akan

bentuk

tubuhnya

Gigantisme

Pertumbuhan organ yang


berlebih

Ganggua citra diri


DO : -

Gigantisme

DS : kulit tebal, turgor


buruk,

kulit

berminyak

Resti

gangguan

integritas kulit
Kulit tebal dan berminyak

dan licin
Resti gangguan integritas
kulit
DS :lemah, cepat lelah

Sekresi GH

Intoleransi aktivitas

DO :letargi/ disorientasi
Lempeng epifisis belum
menutup

Gigantisme

Kelelahan

Intoleransi aktivitas

DS : pasien merintih,

Adenoma hipofisis

Nyeri

mengeluh nyeri
DO : wajah menyeringai,

Nyeri kepala bitemporal

skala nyeri

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 18

DS : penglihatan kabur

Tumor hipofisis

Resiko Cidera

DO : penurunan visus
penekanan siasma optikum

Gangguan penglihatan

Resiko Cidera
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan
organ-organ yang berlebihan.
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit
basah, tebal, dan berminyak yang disebabkan oleh hiperlipidemia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Nyeri berhubungan dengan tumor hipofisis
5. Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan.
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan
organ-organ yang berlebihan.
Tujuan

: Pengurangan kecemasan pasien.

Kriteria hasil : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri


dalam

kemampuan untuk menghadapi penyakit,

perubahan hidup dan kemungkinan


No. Intervensi
1.

Dorong

keterbatasan.

Rasional
mengungkapkan Mendorong

mengenai masalah tentang masalah


proses penyakit

penyakit

mengungkapkan
tentang
dan

proses

memberikan

kesempatan

untuk

mengidentifikasi rasa takut.


2.

Ikut sertakan pasien dalam Mengikut


merencanakan perawatan dan dalam

sertakan

pasien

memenentukan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 19

membuat jadwal aktivitas.

perawatan untuk meningkatkan


perasaan
kompetensi/ harga diri dan
mendorong kemandirian.

3.

Bantu

dengan

kebutuhan Membantu

perawatan yang diperlukan.

kebutuhan

perawatan

yang

untuk

diperlukan

mempertahankan

penampilan

yang

dapat

meningkatkan citra diri.


4.

Berikan bantuan positif.

Memberikan bantuan positif


bila

perlu agar

memungkinkan pasien merasa


senang

terhadap

diri

sendiri, menguatkan perilaku


positif, meningkatkan percaya
diri.
5.

Kolaborasikan

untuk Untuk

mengurangi

melakukan pembedahan pada menghentikan

atau
produksi

tumor atau terapi penyinaran. hormone pertumbuhan yang


berlebihan
angkat.

maka
Terapi

tidak

tumor

di

penyinaran

mempengaruhi

pembentukkan

hormone

hipofisa lainnya.
6.

Kolaborasikan
pemberian

okreotid

untuk Untuk
atau pembentukan

bromokriptin.

menghalangi
hormon

pertumbuhan

2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit


basah, tebal, dan berminyak yang disebabkan oleh hiperlipidemia.
Tujuan : turgor kembali normal
Kriteria hasil : 1. Turgor kulit baik (keelastisannya)

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 20

2. Berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk


mencegah

kerusakan kulit

3. Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan


No. Intervensi
1.

Kaji

Rasional
turgor

kulit Mengkaji

(keelastisannya).
2.

Observasi

turgor

kulit

(keelastisannya).

keadaan

kulit Mengobservasi keadaan kulit.

(kelembapan)
3.

Anjurkan

pasien

agar Menganjurkan pasien untuk

menjaga pakaian agar tetap menjaga pakaian agar tetap


kering dan bebas kotoran.

kering untuk mencegah adanya


iritasi pada kulit.

4.

Bersihkan
kulit

dan

keringkan Membersihkan

khususnya

dan

me-

daerah- ngeringkan kulit karena kulit

daerah kelembapan tinggi.

yang

bersih

dan

cenderung

kering

mengalami

kerusakan.
5.

Kolaborasi

dalam

mem- Berkolaborasi

dalam

mem-

berikan cairan untuk hidrasi berikan cairan untuk hidrasi


yang adekuat.

yang adekuat.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


Tujuan : pasien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
Kriteria hasil :
1. Kebutuhan personal terpenuhi
2. Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh dan
memenuhi AKS dengan teknik penghematan.
No. Intervensi
1.

Kaji

kemampuan

Rasional
pasien Untuk mengetahui sejauh mana

dalam beraktivitas (makan, kelemahan yang terjadi.


minum)
2.

Dekatkan keperluan pasien Untuk

mempermudah

www.saktyairlangga.wordpress.com

pasien

Page 21

dalam jangkauannya
3.

dalam melakukan aktivitas

Berikan latihan mobilisasi Untuk menghindari kekakuan


secara bertahap

sendi dan mencegah adanya


dekubitus.

4. Nyeri berhubungan dengan tumor hipofisis


Tujuan

: Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan


tindakan keperawatan.

Kriteria Hasil : skala nyeri berkurang berkurang sampai dengan


hilang
No

Rencana Tindakan

Kaji

Rasional

karakteristik

nyeri, Mengetahui tingkat nyeri sebagai

lokasi, frekfensi

evaluasi

untuk

intervensi

selanjutnya
2

Kaji faktor penyebab timbul Dengan


nyeri (takut , marah, cemas)

penyebab

mengetahui
nyeri

faktor

menentukan

tindakan untuk mengurangi nyeri


3

Ajarkan tehnik relaksasi tarik Tehnik relaksasi dapat mengatsi


nafas dalam

Kolaborasi

rasa nyeri
dengan

dokter Analgetik

untuk pemberian analgetik

efektif

untuk

mengatasi nyeri

5. Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori


penglihatan
Tujuan

: tidak terjadi cidera pada pasien.

Kriteria Hasil : Pasien tidak ada cidera


Pasien tidur dengan tempat tidur yang terpasang
pengaman
Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya
dalam lingkungan.
No. Intervensi
1.

Orientasikan pasien terhadap


lingkungan, staf, orang lain

Rasional
memberikan peningkatan,
kenyamanan, dan kekeluargaan,

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 22

di areanya.

serta mampu menurunkan cemas.

Tempatkan pasien pada


tempat tidur yang
menggunakan pengaman.

Menurunkan kemungkinan
adanya trauma jika pasien
bergerak.

2.

Letakkan

barang

yang memungkinkan pasien melihat

dibutuhkan atau posisi bell objek


pemanggil dalam jangkauan

lebih

muda

dan

memudahkan panggilan untuk


pertolongan bila dibutuhkan.

3.

Lakukan

tindakan

untuk menurunkan bahaya, keamanan,

membantu pasien menangani berhubungan dengan perubahan


keterbatasan
contoh

penglihatan, lapang pandang atau kehilangan


atur

perabot/ penglihatan dan akomodasi pupil

permainan, terutama perbaiki terhadap sinar lingkungan.


sinar suram dan masalah
penglihatan malam.

Asuhan Keperawatan pada Pasien Acromegali


Pengkajian
A. Anamnesis
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya. Acromegali terjadi pada usia
dewasa, ketika lempeng epifise telah menutup. Biasanya terjadi pada
usia 30-50 tahun. Akromegali terjadi paling sering pada usiapertengahan
rata-rata 40 tahun pada laki-lakidan

45

tahun

pada

perempuan

saatterdiagnosis
2. Riwayat masuk
pasien datang dengan keluhan pertumbuhan tubuh yang abnormal serta
pembesaran yang abnormal pada wajah, kedua kaki dan tangan. Pada

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 23

akromegali klien mengeluhkan tulangmengalami kelainan bentuk,


bukan memanjang,gambarantulang wajah kasar, tangan dan kakinya
membengkak.

Klien

mengatakanmemerlukan

cincin,sarung

tangan, sepatu dan topi dengan ukuran yang lebih besar. Pada akromegali
keluhan utama umumnya memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki
B. Pemeriksaan fisik
B1 (Sistem Pernafasan)
biasanya pada pasien akromegalidan gigantisme tidak terjadi
perubahan polanapas, bunyi napas normal. Gangguan napas
biasanya terjadi akibat adanya proses pembesaran tumor hipofisis.
B2 (Sistem kardiovaskuler)
akromegali jantung biasanya membesar danfungsinya sangat
terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
B3 (Sistem Persyarafan)
Terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor dan penekanan
kiasma optikum
B4 (Sistem Perkemihan)
Pada akromegali terdapat penurunan libido,impotensi, oligomenorea,
infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu ginjal.
B5 (Sistem Pencernaan)
Pembesaran hati dan kelenjar ludah
B6 (Sistem muskuloskeletal)
Pasien cepat lelah, otot proximal lemah, kulit tebal dan
berminyak,

turgor

kulit

buruk

serta

nyeri

sendi,

kulit

mengeluarkan keringat berlebih. Pada akromegali pembesaran


pada kaki dantangan perubahan bentuk raut wajah, sinusfrontalis
dan sinus paranasalis membesar. Deformitas tulang belakang karena
pertumbuhantulang yang berlebihan, mengakibatkantimbulnya
nyeri punggung dan perubahan fisiologik tulang belakang. Terdapat
nyeri sendi pada bahu tulang dan lutut.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 24

C. Pemeriksaan Diagnostik
a. MRI
b. Pemeriksaan kadar GH.
c. Pemeriksaan IGF-1.
d. Pengukuran kadar somatemedin C
Analisa Data
Data
DO

lemah,

Etiologi
otot

Sekresi GH

Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas

proksimal lemah, cepat


lelah.

Di hati mensekresi IGF-1

DS : pasien men-gatakan
lemas.

Tingkat IGF-1 abnormal

Tulang, jaringan organ


abnormal

Akromegali

Kelemahan

otot proksimal lemah

Intoleransi Aktivitas
DO : kulit tebal dan

Akromegali

berminyak, mengeluarkan
keringat berlebih, turgor

Resiko

kerusakan

integritas kulit
Kulit berminyak

kulit buruk.
DS : -

Kerusakan integritas kulit

DO : Pasien lebih banyak

Akromegali

gangguan citra tubuh

berdiam dan tidak mau


berinteraksi dengan orang Tangan dan

perubahan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 25

lain.

Kaki cepat

bentuk

DS : pasien mengatakan membesar

wajah

malu

atas

bentuk

tubuhnya yang abnormal

gangguan citra tubuh

a
DO : penurunan visus
penglihatan.

Resiko Cidera

Penekanan chiasma

DS : pasien mengeluh
tajam

Tumor hipofisis

optikum

penghilahatan

berkurang

Gangguan penglihatan

Resiko cidera
DO : DO :
P=faktor

tumor hipofisis

Nyeri

yang

menyebabkan nyeri

Nyeri

Q=kualitas nyeri
R=letak nyeri
S=skala nyeri
T=lama terjadinya nyeri
DS : Pasien mengeluh
nyeri di kepala
DO :pasien terlihat cemas

Acromegali

dan gelisah
Kurang pengetahuan

tidak mengetahui cemas


khawatir

penyakitnya.

yang

berhubungan

DS : pasien mengatakan

dan

Cemas

akan

cemas

dengan

kurang

pengetahuan

tentang

prognosis

penyakit

dan

perubahan kesehatan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 26

Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit berminyak
dan tebal.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perawakan yang abnormal.
4. Resiko

cidera

berhubungan

dengan

kerusakan

fungsi

sensori

penglihatan.
5. Nyeri berhubungan dengan tumor hipofisis.
6. Cemas yang berhubungan dengan kurang penegtahuan tentang
prognosis penyakit dan perubahan kesehatan
Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : pasien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
Kriteria hasil :
6. Kebutuhan personal terpenuhi
7. Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh dan
memenuhi AKS dengan teknik penghematan.
No. Intervensi
1.

Rasional

Beri motivasi pada pasien Agar pasien dan keluarga


dan

kelurga

melakukan

untuk mengetahui pentingnya


mobilisasi mobilisasi bagi pasien.

sebatas kemampuan (missal.


Miring kanan, miring kiri)
2.

Kaji

kemampuan

pasien Untuk mengetahui sejauh mana

dalam beraktivitas (makan, kelemahan yang terjadi.


minum)
3.

Dekatkan keperluan pasien Untuk


dalam jangkauannya

4.

mempermudah

pasien

dalam melakukan aktivitas

Berikan latihan mobilisasi Untuk menghindari kekakuan


secara bertahap

sendi dan mencegah adanya

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 27

dekubitus.

2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit berminyak


dan tebal.
Tujuan : turgor kembali normal
Kriteria hasil : 1. Turgor kulit baik (keelastisannya)
2. Berpartisipasi pada tingkat kemampuan untuk
mencegah

kerusakan kulit

3. Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan


No. Intervensi
1.

Kaji

Rasional
turgor

kulit Mengkaji

(keelastisannya).
2.

Observasi

turgor

kulit

(keelastisannya).

keadaan

kulit Mengobservasi keadaan kulit.

(kelembapan)
3.

Anjurkan

pasien

agar Menganjurkan pasien untuk

menjaga pakaian agar tetap menjaga pakaian agar tetap


kering dan bebas kotoran.

kering untuk mencegah adanya


iritasi pada kulit.

4.

Bersihkan
kulit

dan

keringkan Membersihkan

khususnya

dan

me-

daerah- ngeringkan kulit karena kulit

daerah kelembapan tinggi.

yang

bersih

dan

cenderung

kering

mengalami

kerusakan.
5.

Kolaborasi

dalam

mem- Berkolaborasi

dalam

mem-

berikan cairan untuk hidrasi berikan cairan untuk hidrasi


yang adekuat.

yang adekuat.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perawakan yang abnormal.


Tujuan

: Pengurangan kecemasan pasien.

Kriteria hasil : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam


kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan
hidup dan kemungkinan

keterbatasan.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 28

No. Intervensi
1.

Dorong

Rasional
mengungkapkan Mendorong

mengungkapkan

mengenai masalah tentang masalah


proses penyakit

penyakit

tentang
dan

proses

memberikan

kesempatan

untuk

mengidentifikasi rasa takut.


2.

Ikut sertakan pasien dalam Mengikut

sertakan

merencanakan perawatan dan dalam


membuat jadwal aktivitas.

pasien

memenentukan

perawatan untuk meningkatkan


perasaan
kompetensi/ harga diri dan
mendorong kemandirian.

3.

Bantu

dengan

kebutuhan Membantu

perawatan yang diperlukan.

perawatan
untuk

kebutuhan
yang

diperlukan

mempertahankan

penampilan

yang

dapat

meningkatkan citra diri.


4.

Berikan bantuan positif.

Memberikan bantuan positif


bila

perlu agar

memungkinkan pasien merasa


senang

terhadap

diri

sendiri, menguatkan perilaku


positif, meningkatkan percaya
diri.
4. Resiko

cidera

berhubungan

dengan

kerusakan

fungsi

sensori

penglihatan.
Tujuan

: tidak terjadi cidera pada pasien.

Kriteria Hasil

: Pasien tidak ada cidera


Pasien tidur dengan tempat tidur yang terpasang
pengaman
Mengidentifikasi/ memperbaiki potensial bahaya

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 29

dalam lingkungan.
No

Intervensi

Rasional

1.

Sediakan lingkungan yang Dengan

mengorientasikan

aman bagi pasien dengan pasien pada keadaan sekitar


menyingkirkan furnitur yang maka dapat mengurangi resiko
berlebihan dan orientasikan terjatuh.
pasien pada ruangan.
Tempatkan pasien pada
tempat tidur yang
menggunakan pengaman.
Letakkan
barang
yang

2.

3.

Menurunkan kemungkinan
adanya trauma jika pasien
bergerak.
memungkinkan pasien melihat

dibutuhkan atau posisi bell objek


pemanggil dalam jangkauan

lebih

muda

dan

memudahkan panggilan untuk


pertolongan bila dibutuhkan.

4.

Lakukan

tindakan

untuk menurunkan

bahaya,

membantu pasien menangani keamanan,


keterbatasan
contoh

penglihatan, dengan
atur

berhubungan
perubahan

perabot/ pandang

atau

permainan, terutama perbaiki penglihatan


sinar suram dan masalah pupil
penglihatan malam.

dan

lapang

kehilangan
akomodasi

terhadap

sinar

lingkungan.

5. Nyeri berhubungan dengan lesi neoplastik di hipofisis.


Tujuan : mengurangi / menghilangkan nyeri
Kriteria hasil : 1. Melaporkan nyeri terkontrol
2. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan
relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai indikasi
untuk situasi individual.
No

Intervensi

Rasional

Kaji karakteristik nyeri

Mengkaji karakteristik nyeri

(catat intensitasnya skala 010, lamanya)


2

Observasi

adanya

tanda- Mengobservasi adanya tanda-

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 30

tanda

nyeri

seperti:

non

ekspresi

verbal, tanda nyeri non verbal


wajah;

gelisah, menangis, menarik


diri
4

Ciptakan lingkungan yang Menciptakan lingkungan yang


nyaman

nyaman

Berikan posisi yang nyaman Memberikan


pada klien

posisi

yang

nyaman pada klien.

Anjurkan

pasien

untuk Menganjurkan pasien untuk

beristirahat diruangan yang beristirahat agar menurunkan


tenang

stimulasi yang berlebihan yang


dapat
mengurangi nyeri

Berikan

kompres

panas Memberikan kompres panas

lembab pada kepala

lembab pada kepala untuk


meningkatkan sirkulasi pada
otot dan mengurangi tegangan.

Anjurkan
melaporkan

pasien
nyeri

untuk Menganjurkan pasien untuk


dengan melaporkan

segera jika nyeri itu muncul

nyeri

dengan

segera jika nyeri itu muncul

Ajarkan tehnik relaksasi bila Mengajarkan tehnik relaksasi


nyeri

bila nyeri Berkolaborasi dalam

Kolaborasi dalam pemberian pemberian analgesik


analgesik

6. Cemas yang berhubungan dengan kurang penegtahuan tentang


prognosis penyakit dan perubahan kesehatan
Tujuan

: Kecemasan berkurang / menghilang

Kriteria Hasil

: Mengenai perasaanya , dapat mengidentifikasi


penyebab atau faktor yang mempengaruhinya dan

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 31

menyatakan ansietas berkurang atau hilang

Intervensi

Rasional

Kaji tanda verbal dan nonverbal

Reaksi verbal/nonverbal dapat

kecemasan, dampingi klien dan

menunjukkan rasa agitasi, marah

lakukan tindakan bila timbul

dan gelisah

perilaku merusak
Mulai melakukan tindakan untuk

Mengurangi rangsangan

mengurangi kecemasan. Beri

eksternal yang tidak perlu

lingkungan yang tenang dan


suasana penuh istirahat
Tingkatkan kontrol sensasi klien

Kontrol sensasi klien (dan dalam


menurunkan ketakutan) dengan
cara memberikan informasi
tentang keadaan klien,
menekankan pada penghargaan
terhadap sumber sumber
koping (pertahanan diri) yang
positif, membantu latihan
relaksasi dan teknik pengalihan
serta memberikan respon balik
yang positif

Memberi kesempatan pada klien

Dapat menghilangkan

mengungkapkan kecemasannya

ketegangan terhadap
kekhawatiran yang tidak
diekspresikan

Berikan privasi untuk klien dan

Memberi waktu untuk

orang terdekat

mengekspresikan perasaan
menghilangkan cemas dan
perilaku adaptasi. Adanya
keluarga dan teman yang dipilih

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 32

klien melayani aktivitas dan


pengalihan (misalnya membaca)
akan menurunkan perasaan
terisolasi.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 33

PENUTUP
Kesimpulan
Gigantisme merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah. Gigantisme mulai terjadi sebelum penutupan epifiseal dan
menyebabkan pertumbuhan proporsional berlebihan disemua jaringan tubuh.
Akromegali adalah gangguan di mana abnormal pelepasan hormone
pertumbuhan dari kelenjar hipofisis di otak menyebabkan peningkatan
pertumbuhan tulang dan jaringan lunak, serta berbagai gangguan yang lain di
seluruh

tubuh.

Acromegali

terjadi

setelah

kelainan

tulang

berhenti

pertumbuhan. Hipersekresi hormone pertumbuhan bisa disebabkan oleh


disfungsi hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 34

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,

Harold.

2011.

Akromegali

dan

Gigantisme

(Antropobiologi).

http://krewengcool.blogspot.com. Diakses tanggal 11 Maret 2012 pukul


02.15 WIB.
Arvin, Behrman Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Azwari, Renal. 2012. http://banjaristi.blogspot.com/2011/09/makalah-hipofungsikelenjar-hipofisis.html. Makalah Hipofungsi Kelenjar Hipofisis
(Hipopitutarisme). Diakses Tanggal 26 April 2012 pukul 09.53 WIB.
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Beradero, Mary, Mary Wilfrid Dayrit dan Yakobus Siswandi. 2005. Seri Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Endokrin. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC..
Ivones, Jeanny.2011. Akromegali dan Gigatisme. http://nezfine.wordpress.com/.
Diakses tanggal 13 maret 2012 pukul 04.22 WIB.
Suddart & Bruner. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Sunarto, I Negah. 2012. Askep Acromegali. http://suryamalakiano.blogspot.com/.
Diakses tanggal 13 Maret 2012 pukul 04.22 WIB.
Taylor, Cynthia M, dan Sheila Sparks Ralph. 2003. Diagnosis Keperawatan
dengan Rencana Asuhan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tjokronegoro, Arjatmo. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi
Ketiga. Jakarta: Balia Penerbit FKUI
Zaif. 2010. Sistem hormone Manusia. http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/13
/sistem-hormon-manusia/. Diakses Tanggal 26 April 2012 pukul 09.53
WIB.

www.saktyairlangga.wordpress.com

Page 35

Vous aimerez peut-être aussi