Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.1
2.1.1
b)
c)
2.1.2
Etiologi
Sebagian besar kanker payudara terjadi tanpa penyebab yang jelas, walaupun
diketahui terdapat beberapa factor predisposisi, yaitu :
Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx
To
Tis
: Karsinoma in situ.
T1mic
T1a
T1b
T1c
T2
: Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm
sampai 5 cm.
T3
T4
: Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding
dada atau kulit.
T4a
T4b
: Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit
yang terbatas pada 1 payudara.
T4c
T4d
: Metastasis karsinomatosa.
N0
N1
N2
: Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi,
atau adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa
adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a
: Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau
melekat ke struktur lain.
N2b
: Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara
klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3
: Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau
tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb
aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis pada kgb aksila/mamaria interna.
N3a
N3b
N3c
Catatan
atau
M1
1.
Jalur Penyebaran
Invasi lokal
Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor
pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke
sekitarnya, ke anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga
ke dinding toraks.
Metastasis kelenjar limfe regional
Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar.
Data di China menunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada
konsultasi awal menderita metastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut
stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin buruk, angka metastasis makin
tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga merupakan jalur metastasis
yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial dan
kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe mammaria
interna adalah 50%; jika kelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis
adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam kelenjar mammae saling
beranastomosis, ada sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral, juga
mungkin bermetastasis ke kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di
kelenjar limfe aksilar maupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih
lanjut bermetastasis ke kelenjar limfe supraklavikular.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah,
juga dapat langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava
atau sistem vena interkostal-vertebral) hingga timbul metastasis
hematogen. Hasil autopsy menunjukkan lokasi tersering metastasis adalah
paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.
2.1.6
1. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
1. Sistologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus
2. Pemeriksaan Hematologi
Dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sedimental dan sentrifugis darah.
2.1.7
1)
Bedah Paliatif
3)
Radioterapi
1)
Terapi Hormonal
Biasanya diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan
efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker mammae peka terhadap
terapi hormonal. Terapi estrogen bloker diresepkan apabila pada tubuh tersebut
reseptor estrogennya positif, artinya pertumbuhan tumor distimulasi oleh
estrogen. Contoh estrogen adalah Tamoxifen (Nolvadex), Ralaxifene (Evista).
3)
Imunoterapi
Komplikasi
2.2
2.2.1
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
Suku/Bangsa
Agama
Tanggal Masuk
No. Rekam Medis
2.2.2
:
:
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
2.2.3
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2. Rambut
: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3. Mata
: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga
: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung
: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6. Mulut
: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher
: biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada
: adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
9. Hepar
: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10.Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
2.2.6
Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
1. Nutrisi Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
1. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
NANDA
NOC
1. Nyeri
1. 1.
Kontrol
(kronik) b.d
nyeri
proses
Definisi : Tindakan
penyakit
pribadi untuk
(penekanan/ke mengontrol nyeri.
rusakan
jaringan
indikator:-Mengenali
syaraf,
faktor penyebabinfiltrasi
Mengenali onset
sistem suplay
(lamanya sakit)
syaraf,
-Menggunakan
obstruksi jalur
metode pencegahan
syaraf,
inflamasi),
NIC
1. 1.
Manajemen
nyeri
Definisi :
Penanggulangan nyeri atau
penurunan nyeri sampai
tingkat kenyamanan yang
dapat diterima oleh pasien.
Aktivitas :
Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan
factor presipitasi
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri pasien
Tentukan lokasi,
karakteristik, mutu, dan
intensitas nyeri sebelum
Tingkat mengobati pasien
1. 2.
nyeri
Defenisi : Seberapa
besar seseorang
melaporan dan
mendemontrasian
nyeri
indikator:melaporkan adanya
nyeri-luas bagian
tubuh yang
terpengaruh
-frekuensi nyeri
Periksa
order/pesanan medis untuk
obat, dosis, dan frekuensi
yang ditentukan analgesic
obat
Tentukan analgesic
yang cocok, rute pemberian
dan dosis optimal.
-panjangnya episode
Utamakan
pemberian secara IV
dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
Cek pemberian
analgesic selama 24 jam
untuk mencegah terjadinya
puncak nyeri tanpa rasa
sakit, terutama dengan
nyeri yang menjengkelkan
Evaluasi efektivitas
analgesic pada interval
tertentu, terutama setelah
dosis awal, pengamatan
juga diakukan melihat
nyeri
adanya tanda dan gejala
buruk atau tidak
-pernyataan nyeri
menguntungkan
( berhubungan dengan
pernapasan, depresi, mual
-ekspresi nyeri pada
muntah, mulut kering dan
wajah
konstipasi)
-posisi tubuh
protektif
2. Resiko tinggi
terhadap
infeksi b.d jaringan
trauma, kulit rusak,
prosedur invasif,
lamanya
penyembuhan luka
pada pasien
DMDefinisi :
peningkatan resiko
masuknya
orgaanisme patogen.
Dokumentasikan
respon pasien tentang
analgesic, catat efek yang
merugikan
1. Pengetahuan
1. 1.
Pengontrolan
:Kontrol
infeksi
infeksi
Definisi: meminimalkan
Definisi :
mendapatkan infeksi dan
meminimalisir/
transmisi agen infeksi.
mengurangi
perpindahan agenagen penyebab
infeksi (bakteri,
mikroba dan lain-lain) Aktivitas :
Indikator:
Ciptakan lingkungan
( alat-alat, berbeden dan
Mendeskripsikan
tanda-tanda dan
gejala
Mendeskripsikan
tampilan prosedurprosedur
Mendeskripsikan
aktivitas-aktivitas
meningkatkan daya
tahan terhadap
infeksi
Gunakan alat-alat
yang baru dan berbeda
setiap akan melakukan
tindakan keperawatan ke
pasien
Tempatkan pasien
yang harus diisolasi yang
sesuai dengan kondisi
pasien
1. 2.
Proteksi
infeksi
Aktivitas :
Mendeskripsikan
tingkat keberhasilan
Monitor tanda-tanda
diagnose infeksi
dan gejala sistemik dan
local dari infeksi.
1. 2.
Kontrol
resiko
Mengetahui
resiko
Monitor jumlah
granulosit, WBC, dan
perbedaan nilai.
Memperhatikan factor
Ikuti kewaspadaan
resiko lingkungan
neutropenic.
Perhatikan
Batasi pengunjung.
factor resiko perilaku
individu
Pertahankan teknik
asepsis untuk pasien yang
Kembangkan
berisiko.
strategi pengawasan
factor resiko yang
efektif
Tentukan
strategi kontrol resiko
kering.
Tingkatkan intake
nutrisi yang cukup.
Anjurkan intake
cairan.
yang dibutuhkan
Menjalankan
strategi
3. Kurangnya
pengetahuan tenta
ng penyakit,
prognosis dan
pengobatan b.d
kurangnya informasi,
misinterpretasi,
keterbatasan
kognitif. Defenisi
: Kehilangan
atau defesiensi
informasi kognitif b.d
topic spesifik
Batasan
Karakteristik :
Prilaku yang
berlebihan
Petunjuk yang
Anjurkan istirahat.
Monitor perubahan
tingkat energi / malaise.
Anjurkan
peningkatan mobilitas dan
latihan.
Mengikuti
strategi yang dipilih
Mengubah
gaya hidup untuk
mengurangi resiko
Instruksi pasien
untuk mendapatkan
antibiotik sesuai resep.
1.Pengetahuan :
Proses
PenyakitDefenisi :
Pemahaman yang
mendalam tentang
proses penyakit
spesifikIndicator :
Familiarnya
tentang nama
penyakit
1. Pendidikan : Proses
PenyakitDefenisi :
Membantu bantuan untuk
memahami informasi yang
berhubungan dengan
proses penyakit yang
spesifikAktivitas :
Hargai tingkat
pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
Deskripsi
proses penyakit
Jelaskan patofisiologi
penyakit dan bagaiman
hubungan denagn anatomy
dan fisiologi
Deskripsi
factor yang
berhubungan dengan
Deskripsikan tanda
penyakit
dan gejala penyakit
Deskripsi
factor resiko
Pengungkapan
masalah
Deskripsi
effek dari penyakit
Deskripsi
tanda dan gejala
Deskripsikan proses
penyakit
Identifikasi factor
penyebab
Sediakan informasi
sesuai dengan kondisi
pasien
Deskripsi
komplikasi
Diskusikan
perubahan gaya hidup yang
dibutuhkan untuk
Deskripsi
mencegah komplikasi lebih
kewaspadaan untuk
lanjut dan atau konyrol dari
mencegah komplikasi
proses penyakit
2.Pengetahuan:
Perawatan
Penyakit
Indikator:
Diskusikan pilihan
terapi/pengobatan
Deskripsikan
komplikasi kronik yang
mungkin terjadi
Diet
Proses
penyakit
Mengontrol
infeksi
Prosedur
pengobatan
Cara
pengobatan
2. Pendidikan :
Prosedur/Pengobatan
Defenisi : mempersiapkan
pemahaman dan mental
pasien untuk prosedur
pengobatan
Aktifitas:
Perbaiki harapan
yang tidak terwujudkan dari
pembedahan, dengan tepat
Sediakan waktu
kepada pasien untuk
bertanya dan
mendiskusikan masalah
Ikutsertakan
keluarga/orang penting
lainnya, dengan tepat
Informasikan pada
pasien bagaimana mereka
dapat membantu pada
proses penyembuhan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA MAMMAE PADA NY. P
3.1
Nama
: Ny. P
No. MR
: 00-82-11-00
Tanggal Masuk
: 04 April 2013
Ruang
Umur
: 36 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Lubuk Buaya
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta (menjahit)
Status
: Cerai
Diagnosa
3.2
Riwayat Kesehatan
3.2.1
Keluhan Utama
Pasien masuk RS karena mengalami penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu
sebelum masuk RS. Pasien sebelumnya (tanggal 25 Maret 2013) telah
mengalami operasi payudara dan sudah dibiopsi dengan hasil Ca. Mamae
dengan susp. Metastasi ke otak/ penyebaran sampai ke otak. Pada saat masuk
RS (tanggal 04 April 2013), klien mengalami hipertensi/ tekanan darah tinggi
160/70 mmHg. Pasien juga mengalami kejang.
3.2.3
Ny. P mengalami penurunan kesadaran, yaitu pada saat masuk RS yaitu 04 April
2013 GCS klien 6 (E2M2V2), dan pada saat dilakukan pengkajian tanggal 26 April
2013 GCS klien 9 (E2M4V3). Pada tanggal 30 April 2013 GCS klien 12 dengan
(E4M5V3). Penyebaran Ca. Mamae Ny. P T2N1M1 dan Ca. Mamae ini sudah stadium
IV. Payudara bagian kanan Ny. P telah dimastektomi pada operasi pertama
(tanggal 25 Maret 2013). Luka operasi Ny. P dibalut dengan perban, yaitu
lukanya dari pangkal aksila kanan sampai dengan iga ke-5. Luka Ny. P masih
terlihat basah, namun pushnya tinggal sedikit, pada saat dilakukan dedreshing
pendarahan kecil masih ada. Pada tanggal 11, 12, 13 April 2013 pasien
mengalami koma. Saat pasien masuk RS, pasien masih mengalami kejang.
3.2.4
Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya pernah dirawat di RS dan payudara sebelah kanan telah
dimastektomi. Klien juga tidak memiliki riwayat kanker lainnya, namun keluarga
mengatakan waktu masih SMP klien hamper setiap hari makan mie pangsit.
3.2.5
Keluarga klien tidak ada yang mengalami Ca. Mamae sebelumnya ataupun jenis
Ca. Lainnya (ovarium, serviks dll).
3.3
Pemeriksaan Fisik
: Fremitus kiri-kanan
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
: sonor
1. Pemeriksaan Mamae
Payudara bagian kanan telah di mastektomi, luka operasi dari ujung klavikula
sampai ke iga ke V. Lukanya basah dan masih ada perdarahan kecil. Sekitar luka
klien kebersihannya kurang terdapat bercak-bercak hitam.
1. Pemeriksaan Abdomen
A.
Inspeksi
: tidak membuncit, distensi(-), asites(-)
B.
Palpasi : kembung(+), nyeri tekan(-)
C.
Perkusi
: Tympani
D.
Auskultasi
: BU normal
E.
Ekstremitas
Klien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 12 pada pemeriksaan
terkhir dengan (E4M5V3).
3.4
Pemeriksaan Penunjang
No.
Angka
1.
Hemoglobin
2.
3.
4.
5.
6.
3.5
Lukosit
Trombosit
Cl darah
Kalium darah
Hematokrit
Terapi Obat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Normal
Keterangan
11 g/dl
12-14 gr/dl
Rendah
5.0-10.0
10.1 10^3/mm3 10^3/mm3
Tinggi
40.1 10^3/mm3
90 mmol/l
97-112 mmol/l Rendah
3.0 mmol/l
3.5-5.1 mmol/l Rendah
32 %
40-48 %
Rendah
Nama Obat
Banyak
28 tetes/i
2 X 1 gr/hari
2 X 1 amp/hari
3 X 1 / hari, jika diperlukan
3 x 500
2 X 1 amp/hari
1 X 1 amp, jika pasien mengalami
7.
Luminal
kejang
8.
Aminofusin
600 gr/dl
3.6
Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
3.6.1
3.6.2
Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit, klien sangat teratur dalam pola makannya. Klien sangat jarang
mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG/penyedap. Setelah klien
mengetahui penyakitnya, klien juga tidak mengkonsumsi pantangan makanan
dari penyakitnya. Namun riwayat makanan klien pada saat duduk di bangku SMP
sangat buruk, klien hampir tiap hari mengkonsumsi makanan yang mengandung
MSG yaitu berupa mie ayam. Setelah klien masuk RS untuk pertama kalinya (14
Maret 2013), klien mengkonsumsi bubur kacang padi dan bubur promina,
namun saat masuk RS untu ke dua kalinya (04 April 2013), klien hanya
mengkonsumsi MC berupa susu sebanyak 1800 cc (3600 cc) melalui NGT. Klien
tidak suka diberi bubur lagi. BB klien sebelumnya 52 kg, 6 bulan terakhir BB
klien turun 10 kg menjadi 42 kg dan TB 155 cm (BMI kategori underweight,
17,48).
3.6.3
Pola Eliminasi
Untuk BAB, klien mengalami mencret sejak 1 minggu yang lalu, indikasi dari
ketidak cocokan MC yang klien konsumsi. Konsistensi fesesnya cair, warna keruh
dan berbau. Untuk BAK klien, klien terpasang kateter.
3.6.4
Aktivitas dan latihan klien terganggu, klien bedrest. Segala aktivitas dan
kebutuhan klien dibantu oleh oranglain/keluarganya. Klien mengalami
penurunan kesadaran dengan GCS terakhir 12(E4M5V3). Pada saat masuk RS,
klien mengalami kejang, dan pada tanggal 1 Mei kembali mengalami kejang lagi
dengan TD 190/90 mmHg. Kekuatan tonus otot klien 3, pekerjaan klien
sebelumnya adalah penjahit.
3.6.5
Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum masuk RS, pola istirahat/tidur klien berkisar 7 jam dan nyenyak.
Namun beberapa hari terakhir setelah masuk RS, klien mengalami gangguan
pada pola tidurnya. Tidur klien hanya 10 menit kemudian bangun lagi(tidak
nyenyak). Pada tanggal 30 April malam, klien tidak tidur atau susah tidur,
namun TTV nya normal. Klien tampak gelisah diakibatkan penurunan kesadaran
yang dialaminya. Klien mengalami kejang.
3.6.6
Klien belum bisa menerima penyakit yang diterimanya, apalgi setelah dilakukan
matestomi pada payudara bagian kanan klien. Klien menangis jika mengingat
penyakit yang dialaminya(saat klien masih sadar). Keluarga klien dari kelurga
yang tidak mampu, klien menggunakan jamkesmas.
3.6.7
Klien adalah seorang ibu dengan 1 orang anak (LK) yang berumur 8 tahun. Klien
telah bercerai dengan suaminya saat anak klien berusia 1 bulan. Sebelum klien
masuk RS klien bekerja sebagai penjahit, hubungan dengan keluarganya baik,
begitu juga dengan lingkungan rumahnya, terlihat dari tetangga yang
menjenguk pasien.
3.6.9
Pola seksual klien terganggu. Klien dalam penurunan kesadaran dan klien dalam
keadaan bedrest. Klien seorang janda dengan suaminya. Klien terpasang kateter,
klien manarche pada umur 12 tahun.
3.6.10
Klien seorang muslimah, sebelum sakit klien sangat rajin beribadah, mulai dari
yang wajib hingga yang sunnah (shalat dhuha dan tahajjud). Namun ketika
sakit/setelah dirawat di RS, klien mengalami gangguan dalam menjalani
ibadahnya. Klien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 12 (E 4M5V3).
3.7
Perumusan Diagnosa NANDA, NOC, dan NIC
No.
1.
NANDA
NOC
Kelurga
Tekanan
klien mengatakan
NIC
Manajemen AsambasaJaga
kepatenan akses
IVJaga
kepatenan jalan nafas
Pantau
kehilangan asam
(muntah, diare,
Komunikasi
Posisikan untuk
Keluarga baik
memfasilitasi ventilasi
klien mengatakan
yang adekuat seperti
klien demam
membuka jalan nafas
Ukuran pupil
dan menaikkan kepla
(N)
tempat tidur
Keluarga
klien mengatakan
Pola
pandangan klien
Pantau pola
pergerakan mata
kosong
nafas
DO:
Klien
tampak gelisah
Klien
mengalami
kejang
Pola nafas
TTV dalam
keadaan normal
Aktivitas
kejang tidak ada
Sediakan terapi
oksigen
Pantau status
neurologis
Manajemen cairan dan
elektrolit
Ca. Mame
klien sudah
stadium IV
dengan metastasi
ke otak (T2N1M1)
Klien
mengalami
penurunan
kesadaran
GCS klien
12 dengan
(E4M5V3)
TD :
160/70 mmHg
Monitor hasil
lab yang relevan
dengan retensi cairan
N:
90x/menit
P:
40x/menit
Promosikan
intake oral
Pasang infuse IV
Monitor tanda
dan gejala retensi
cairan
Monitor TTV
Beri cairan
Terapi Oksigen
Menyediakan
peralatan pemberian
O2 sistem kekebalan
2.
Memberikan
O2tambahan sesuai
petunjuk dokter
Mengontrol
aliran O2
Memeriksa alat
pernapasan O2
Kerusakan
Integritas
Perawatan Lukaintegritas kulit b.d Jaringan:kulit dan
Bersihkan balurtan
pengangkatan
membran
yang melekat dan
bedah jaringanDS mukosaSuhu debrisCukur
:Keluarga jaringanrambut sekitar area
klien mengatakan Sensasi
yang rusak
luka klien besar
Elastisitas
Berikan
Keluarga
perawatan pada
klien mengatakan
tempat IV
Warna
klien demam
Tekstur
Keluarga
klien mengatakan
klien tidak
Ketebalan
bergerak/tidak
beraktifitas
Jaringan
yang tak luka
DO :
Klien
bedrest
Pertumbuhan
rambut di kulit
Berikan
perawatan ulkus pada
kulit
Perawatan kulit:
perawatan topical
Inspeksi kondisi
daerah insisi bedah,
jika diperlukan
Pantau area
Payudara
kulit
yang
Kelengkapan
sebelah kanan
kemerahan/rusak
kulit
klien sudah di
mastektomi
Pantau kulit dari
Penyembuhan luka
adanya infeksi,
primer
Terdapat
khususnya di daerah
luka basah dari
yang ada oedem
Pengeringan
ujung klavikula
purulensi
sampai iga ke V
Pantau warna
kulit dan suhu
Terdapat
Pengurangan
pus pada luka dan
drainase dari luka Perawatan daerah
berbau
Insisisi
Luka
sebelah kanan
pada bekas
operasi dengan
diameter 11 cm
Pengurangan area
yang kemerahan
Bau luka(-)
Penyembuhan luka
Inspeksi daerah
insisi, adanya
kemerahan dan
bengkak
Monitor proses
penyembuhan pada
daerah insisi
sekunder
Granulasi
Pengeringan
purulensi
Pengurangan
drainase
Nekrosis
Monitor insisi
untuk tanda dan gejala
infeksi
Ganti balutan
dengan teratur
Seka dari
daerah bersih kearah
daerah kurang bersih
Gunakan
balutan yang tepat
untuk menjaga daerah
insisi
Penyembuhan luka
3.
Ketidakseimbang Status
Monitoring
an Nutrisi kurang Nutrisi:NutrisiTimbang
dari kebutuhan
Asupan zat
BB klienMonitor
b.d penurunan
giziAsupan kehilangan dan
BBDS :makanan dan cairan pertumbuhan BB
Keluarga klien
Energi
Monitor respon
mengatakan klien
emosi klien terhadap
hanya
situasi dan tempat
Indeks
mengkonsumsi
makan
massa tubuh
makanan cair
berupa susu 31
Monitor
hari
Berat badan
interaksi orangtua dan
Keluarga
anak saat makan
klien mengatakan
Pengontrolan Berat
berat badan klien
badan
menurun
Monitor turgor
kulit
Mengontrol
Keluarga
berat badan
klien mengatakan
Monitor adanya
klien mengalami
mual dan muntah
demam
Mempertahankan
Terapi Nutrisi
intake kalori optimal
DO :
harian
Mengontrol
Klien diet
penyerapan
makanan cair
makanan/cairan dan
Menyeimbangkan
31 hari
menghitung intake
latihan dengan
kalori harian, jika
intake kalori optimal
Intake
1800 cc
Output
400cc/15 menit
BB turun
10 kg dari 52 kg
menjadi 42 kg
harian
diperlukan
Menyeimbangkan
latihan dengan
intake kalori
Memantau
ketepatan urutan
makanan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi harian
Menggunakan
suplemen nutrisi,
jika diperlukan
Menentukan
makanan pilihan
dengan
mempertimbangkan
budaya dan agama
Klien
mengalami
demam dengan T:
Memelihara
0
39,5 C
penyerapan
Turgor
makanan
Menentukan
kulit jelek
kebutuhan makanan
saluran NGT
Mukosa
Mempertahankan
bibir kering
keseimbangan
Anjurkan intake
cairan
makanan yang tinggi
kalsium, jika diperlukan
Klien
tampak lemah
Mengenal
tanda-tanda dan
Anjurkan intake
sympton
makanan dan cairan
Klien
ketidakseimbangan yang tinggi kalium, jika
mengalami diare
elektrolit
diperlukan
dengan
konsistensi cair,
berwarna keruh
Mengatur
dan berbau
pemasukan makanan,
jika diperlukan
Mengajarkan
dan merencanakan
makan, jika diperlukan
Manajamen Nutrisi
Mengontrol
penyerapan
makanan/cairan dan
menghitung inatake
kalori harian, jika
diperlukan
Memantau
ketepatan urutan
makanan untuk
memenuhi kebutuhan
Menentukan
kebutuhan saluran NGT
Manajemen Cairan
Timbang BB
Hitung haluan
Pertahankan
intake yang adekuat
urin
Pasang kateter
Monitor TTV
Anjurkan klien
untuk intake oral
Distribusikan
cairan >24 jam