Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
oleh :
NAMA
NIP.
PANGKAT/GOL
JABATAN
UNIT KERJA
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Tergerak oleh pembinaan narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Raba
Bima yang belum optimal, maka penulis menyususn karya tulis dengan judul
Implementasi Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja Kami Pasti Dalam Proses Analisa Dan
Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Di Rumah Tahanan Negara Klas IIb
Raba Bima.
Dengan selesainya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih
dan penghargaan setinggi tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun tercapainya penulisan yang baik.
Harapan Penulis semoga kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi terhadap kemajuan pemasyarakatan serta kementerian hokum dan hak
asasi manusi pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI ii
ABSTRAK. iii
BAB I. PENDAHULUAN.. 1
A. Latar Belakang.. 1
B. Rumusan Masalah.. 3
C. Tujuan. 4
D. Fungsi/Manfaat 4
E. Output Yang Diharapkan 4
F. Metode .. 5
BAB II. PEMBAHASAN. 6
A. Sejarah awal mula perumusan slogan Kami Pasti di kemenkumham
terkait gerakan revolusi mental.. 6
B. Pengertian tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti 8
C. Implementasi sikap mental Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan Anggaran di Satuan Kerja.. 10
D. Tantangan yang dihadapi. 25
BAB III. KESIMPULAN 29
DAFTAR PUSTAKA.. 30
ii
ABSTRAK
Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja Kami Pasti adalah suatu gagasan revolusi mental yang
merupakan implementasi reformasi birokrasi khususnya di area manajemen
perubahan. Gerakan ini bukan hanya gerakan himbauan saja, tetapi merupakan
wujud nyata sebagai pengejawentahan pengabdian seluruh jajaran Kementerian
Hukum dan HAM, dan akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam
rangka pencapaian visi kementerian, yaitu mewujudkan "masyarakat memperoleh
kepastian hukum".Gerakan ini penting, karena saat ini kita berada dalam
pemerintahan "Kabinet Indonesia Kerja". Bekerja berarti berkarya, berkarya berarti
menghasilkan sesuatu yang nyata. Bukan hanya dalam bentuk konsep yang tanpa
makna, tetapi harus berbentuk satu operasionalisasi tindakan yang dapat dirasakan
hasilnya oleh masyarakat dan bangsa1.
Nilai
nilai
dari
gerakan
ini
sejak
awal
mula
terbentuknya,
langsung
iii
ABSTRACT
Lalu Budi Setiawan. Implementation of value order of the movements from lets
work KAMI PASTI in the process of the work plan analytical and composing in the
National Prison of Raba Bima.
National Prison of Raba Bima, 2016.
The value order of the movements from lets work Kami Pasti is the concept of
mental revolutions that being the implementations of bureaucracy reformation,
particulary in the conversion management area. This movements not only the appeal
persuasion, but also the real form as manifestation of perpetuation from entire line of
the Law and Human Right Ministry, and will be directed continuously in order the
ministry vision performance, that actualize people gain the certainty of law.
This movements is important, because now we are stayed in the governmental
cabinet of Indonesia Kerja. Kerja or work means created, created means make
something real. Not only in the shape of concept without sense, but should be one
operationalization of actions that can be feel its result by all people and nation.
The value orders of this movements, from the first beginning of formed, have
implementated directly to the entire line of the ministry, from the central until the
technic implementer units, not except in National Prison of Raba Bima. The
conversions start feeled in the task and duty implementations in field, included in the
estimate planning sector.
The estimate planning, as the top of the spear from the all task and duty, have get
the conversions. In the implementations, the estimate planning now have make in
transparently and accountable, appropriate with the principle of money follow
program.
Key Words : Estimate Planning, RKAKL, Lets Work Kami PASTI, National Prison of
Raba Bima.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun 2010 merupakan titik awal dilaksanakannya reformasi birokrasi di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Segala aspek melakukan perubahan
(reform) dimulai dari merubah pola pikir dan budaya kerja, penataan peraturan
perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana,
penataan sistem manajemen aparatur, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja dan yang terakhir tentu untuk dipersembahkan kepada
masyarakat, bangsa dan negara yaitu peningkatan kualitas layanan publik atau
dikenal dengan nama 8 area perubahan. Masih ingat kala itu di tahun 2010, kita
harus mulai belajar bekerja penuh dengan disiplin, bekerja yang terukur, bekerja
yang berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Jika kita flashback perjalanan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dari tahun 2010 sampai dengan 2016 saat ini, ketika landasan dasar/
pondasi ditetapkan di tahun 2010, di masa itu kita secara bersama sama
menyatukan tekad dengan menyatakan satu motto yaitu harmoni dalam gerak dan
langkah di setiap pidato dan sambutan, di setiap spanduk dan stiker pada pojok
kantor di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Itu berarti kita
semua
sedang meyakinkan diri kita sendiri untuk serasi, selaras dan seimbang berpadu
dalam mewujudkan cita-cita. Itu semua tidak akan tercapai kalau tidak melakukan
gerak sebagai perubahan dari kondisi semula menuju kondisi yang berikutnya
(perubahan yang lebih baik). Untuk mewujudkan gerak yang terarah maka
diperlukan langkah sebagai pelaksanaan tindakan, maka dengan harmoni dalam
gerak dan langkah sesungguhnya perubahan besar sedang dilakukan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam rangka turut mewujudkan Indonesia yang
mandiri, maju, adil dan makmur.
Masih di tahun 2010, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan
transformasi di segala aspek dari perubahan logo pengayoman, perubahan seragam
dinas, yel-yel reformasi birokrasi juga diperkenalkan sebagai spirit baru di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Salam Pembaharuan ..! Siap
Laksanakan!!!!! menggema di setiap hari mengawali aktivitas dan kegiatan hari itu.
Akhirnya spirit baru dan terbarukan tersebut membuahkan hasil. Pada tahun 2011
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan yang sebelumnya di tahun 2010
mendapatkan opini WTP-DPP. Disamping itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia juga mendapatkan predikat B atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang semula mendapat predikat CC dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Kemudian di tahun 2012, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2012, Kementerian
Hukum dan HAM melalui layanan Sistem Penerbitan Paspor Republik Indonesia
meraih peringkat ke 2 didalam Kompetisi Open Goverment Indonesia yang
diselenggarakan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4). Penganugerahan langsung diberikan oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia. Kemudian berturut-turut Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
menerima
Piagam
Inovasi
Penghargaan
Pelayanan
Publik
dari
berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara menuju Indonesia
menjadi bangsa kelas dunia2
Kementerian Hukum dan HAM, sebagai sebuah lembaga yang besar, dengan
segala prestasi yang dimilikinya, tidak terlepas dari peranan seluruh jajaran mulai
dari pusat hingga daerah, termasuk di Rutan Raba Bima.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Rumah Tahanan Negara klas IIB Raba
Bima harus memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pemasyarakatan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang
matang, dengan tetap memperhatikan skala prioritas dan target kegiatan, sesuai
dengan tata nilai Kami PASTI
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan membahas nya secara sistematis
dalam suatu karya ilmiah, dengan judul Implementasi Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja
Kami Pasti Dalam Proses Analisa Dan Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Raba Bima.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan, maka permasalahan tersebut
dibagi dalam beberapa sub permasalahan yaitu :
1. Apa itu tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti dan bagaimana
pengertiannya
2. Bagaimana awal mula perumusan slogan Kami Pasti di kemenkumham
3. Bagaimana makna atau penjelasan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
4. Seperti apa bentuk Implementasi sikap mental Profesional, Akuntabel,
Sinergi, Transparan, dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan
Anggaran di Satuan Kerja
5. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan tata nilai
gerakan Kami PASTI
Dra. Sri Puguh Budi Utami, Bc.IP, M.Si., Mars Kementerian Hukum dan HAM
C. TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
2. Mengetahui sejarah awal mula dirumuskannya slogan Kami Pasti di
kemenkumham
3. Mengetahui makna dan penjelasan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
4. Memahami cara menerapkan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi
5. Dapat mengimplementasikan sikap mental Profesional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan, dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan Anggaran
di Satuan Kerja
6. Mengetahui tantangan yang ada dalam mengimplementasikan tata nilai
gerakan Kami PASTI serta dapat menghadapinya
D. FUNGSI/MANFAAT
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam
membangun argumentasi dan menuangkan dalam suatu karya tulis yang
sistematis dan ilmiah, serta untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat luas
tentang proses analisa dan penyusunan rencana kerja dan anggaran di UPT
pemasyarakatan khususnya di RUTAN Raba Bima, selain itu penelitian ini juga
berguna
sebagai
memperhatikan
masukan
segala
bagi
Kementerian
permasalahan
dalam
Hukum
Proses
dan
Kerja,
HAM
agar
mulai
dari
F. METODE
Sesuai dengan judul yang telah dibuat maka penelitian ini adalah penelitian
deskripsi hubungan variabel atau disebut juga dengan penelitian deskriptif
korelasional research, dimana penelitian dapat dilaksanakan dengan penelitian
kepustakaan (library research) dan dengan penelitian lapangan (field research)
sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah.
Sumber data
Guna memudahkan penelitian, maka diambil data dari sumber data primer yaitu
sumber data yang didapat langsung dari penelitian dengan cara memakai
seperti:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Tinjauan pustaka dari sumber data yaitu terdiri dari:
1. Bahan data primer, seperti peraturan perudang-undangan
2. Bahan data sekunder, seperti buku atau karangan ahli yang berkaitan
dengan penelitian
3. Bahan data tersier, yaitu bahan penunjang penelitian seperti : diktat
seminar dan browsing internet.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
AWAL
MULA
PERUMUSAN
SLOGAN
KAMI
PASTI
DI
Gerakan Ayo Kerja Kami PASTI sebagai bentuk perubahan yang meliputi 3
aspek, yaitu menghadirkan Negara yang bekerja, kemandirian yang
mensejahterakan, dan revolusi mental.
Hal ini sejalan dengan area perubahan capaian reformasi birokrasi yang
dimiliki Kemenkumham, antara lain :
Penguatan Pengawasan
Penjelasan
Makna
Kementerian
Tata
Nilai
Hukum
(Core
dan
Value)
Hak
Logo
Kami
Asasi
PASTI
Manusia
senantiasa
mempunyai
semangat
kebersamaan
dalam
https://twitter.com/kanwilkumhamdki/status/600187623190048768
Kerja keras, kerja cerdas serta kerja ikhlas itulah karakter aparatur yang
"PROFESIONAL". Serta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Inilah ciri-ciri aparatur Negara yang "AKUNTABEL". Bekerja dalam kebersamaan
tentu lebih maksimal hasilnya dibandingkan dalam kesendirian. Ibarat lidi saat
sendiri dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, namun saat berada dalam
ikatan berbentuk sapu maka pekerjaan besar dalam membersihkan kotoran
dapat diselesaikan dengan sempurna 5 dan inilah makna dari "SINERGI". Apabila
kita telah mampu melaksanakan hal tersebut, maka kita menjadi aparatur yang
memegang teguh nilai-nilai "TRANSPARAN".
Dari penggambaran itulah maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali
mengoptimalkan diri untuk terus berkreatifitas, dan mengembangkan inisiatif
serta senantiasa melakukan pembaharuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
sehingga mampu menguatkan peran organisasi Kementerian Hukum dan HAM
untuk terus berprestasi. Karena sejatinya, kesadaran itulah yang menjadikan kita
sebagai aparatur yang "INOVATIF"6
C. IMPLEMENTASI SIKAP MENTAL PROFESIONAL, AKUNTABEL, SINERGI,
TRANSPARAN,DAN
INOVATIF
DALAM
PROSES
ANALISA
DAN
Secara garis besar, proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran mengatur
3 (tiga) materi pokok, yaitu : pendekatan penyusunan anggaran, klasifikasi
anggaran, dan proses penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri atas
pendekatan : (1) penganggaran terpadu, (2) Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK), dan (3) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
5
Kepala Biro Humas dan KLN Ansaruddin, amanat Menkumham saat Apel Pagi Gerakan Ayo Kerja Kami Pasti di
Kanwil Sumbar, Senin (01/06/2015)
6
Himbauan Menkumham pada apel serentak gerakan ayo kerja Kami PASTI di lapangan upacara
Kemenkumham, dibacakan oleh Direktur Jenderal HAM, Mualimin Abdi
10
agar
dapat
dihasilkan
APBN
yang
kredibel
dan
dapat
di
pertanggungjawabkan.
C.1 PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang
atau
keterpaduan
proses
perencanaan
dan
penganggaran
dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L
baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat
mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi
yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta
adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga
dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.
11
yang
efisiensi
dan
transparansi
dalam
penganggaran
(operational efficiency);
c. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan
tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
12
jangka menengah ;
b. penyusunan proyeksi /rencana/ target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit,
13
anggaran
merupakan
pengelompokan
anggaran
berdasarkan
orgamsasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi) yang bertujuan untuk melihat
besaran alokasi anggaran menurut organisasi K/ L, tugas-fungsi pemerintah,
dan belanja K/ L.
C.2.1 Klasifikasi Menurut Organisasi
Klasifikasi organisasi mengelompokkan alokasi anggaran belanja sesuai
dengan struktur organisasi K/ L. Organisasi diartikan sebagai K/ L yang
dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundanganundangan yang berlaku.
14
yang
misinya
yang
15
belanja
dan
pertanggung
jawaban/pelaporan
anggaran.
Namun
a. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang maupun dalam bentuk barang, yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah, baik kepada Pejabat Negara, PNS dan
pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS
maupun kepada non-PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit organisasi
pemerintah, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal dan/atau kegiatan yang mempunyai keluaran (output) dalam
kategori belanja barang. Belanja Pegawai terdiri atas belanja gaji dan
tunjangan, belanja honorarium/vakasi/lembur/tunjangan khusus, belanja
kontribusi social dan belanja pegawai transito.
perjalanan.
Dalam pengertian
belanja
tersebut
termasuk
16
Belanja Barang terdiri atas Belanja Barang (Operasional dan NonOperasional), Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan,
Belanja Badan Layanan Umum (BLU), serta Belanja Barang Untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat.
c. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset
tetap dan/ atau aset lainnya atau menambah nilai aset tetap dan/ atau
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan
melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap / aset lainnya yang
ditetapkan pemerintah . Dalam pembukuan nilai perolehan aset dihitung
semua pendanaan yang dibutuhkan hingga aset tersebut tersedia dan
siap digunakan. Aset tetap / aset lainnya terse but dipergunakan untuk
operasional kegiatan sehari hari suatu Satker atau dipergunakan oleh
masyarakat /publik, tercatat sebagai aset K/ L terkait dan bukan
dimaksudkan untuk dijual/ diserahkan kepada masyarakat /Pemda.
Belanja Modal terdiri atas Belanja
Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal
Gedung dan Bangunan, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan,
Belanja Modal Lainnya, Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap / Aset
Lainnya, serta Belanja Modal BLU.
C.3 PROSES PENETAPAN PAGU BELANJA K/ L
Dalam rangka penyusunan APBN, seperti telah diamanatkan dalam PP90/2010,
terdapat 3 (tiga) kali penetapan pagu dana untuk K/ L yaitu pagu indikatif, pagu
anggaran, dan alokasi anggaran. Angka yang tercantum dalam ketiga pagu
tersebut merupakan angka tertinggi yang tidak boleh dilampaui oleh K/L sebagai
acuan dalam menyusun RKA-K/L-nya. Secara garis besar penjelasan tentang
ketiga pagu dijelaskan sebagai berikut:
C.3.1 Pagu Indikatif
Mulai tahun 2012, angka yang tercantum dalam prakiraan maju untuk tahun
anggaran 2013 yang dicantumkan pada saat penyusunan RKA-K/ L tahun
anggaran 2012 dijadikan sebagai angka dasar, sebagai salah satu variabel
17
menetapkan
pembangunan
nasional,
yaitu
Presiden
Pagu
Indikatif
untuk
tahun
yang
direncanakan
disusun
dengan
18
b. Trilateral Meeting
Proses penyusunan Renja K/L dilakukan dalam pertemuan 3 (tiga) pihak
antara K/L, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan.
Pertemuan tersebut dilakukan setelah ditetapkannya Pagu Indikatif
sampai dengan sebelum batas akhir penyampaian Renja K/L ke
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan. Pertemuan
tersebut dilakukan dengan tujuan:
1) Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara K/L, Kementerian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Badan
Perencanaan
konsistensi
kebijakan
yang
ada
dalam
dokumen
19
20
21
riil
pengalokasian
anggaran
berdasar
realisasi
tahun
22
Setelah
menentukan
Satuan
Kerja
dapat
23
Untuk anggaran non operasional (Tugas dan Fungsi) dapat merujuk dari
Standar biaya yang sudah ditentukan (SBK atau Kepmen atau Dirjen), serta
Pagu TA. berjalan dikali persentase Realisasi anggaran tahun lalu dikali
Inflasi (1,04)
Untuk
pemenuhan
anggaran
Bahan
Makanan
digunakan
rata-rata
24
dalam
25
maupun
eksternal,
juga
merupakan
tantangan
yang
siap
Keterbatasan Anggaran
Faktor Eksternal :
-
26
Salah satu pelumas dalam menggerakan roda Gerakan Kami PASTI adalah
sosialisasi atas pertanyaan: Mengapa kita memerlukannnya. Apa memang
itu yang dibutuhkan? Apa manfaat yang bisa diperoleh kalau kita berhasil
menggulirkannya. Dengan kata lain Kesepahaman Definisi dan Rasionalitas
dibalik gerakan tersebut.
Penerimaan motive ini menjadi amat penting, karena gerakan Kami PASTI
sebagai gerakan perubahan, berarti kita harus sepakat bahwa cara-cara lama
tidak efektif, dan akan berganti dengan cara atau metode baru yang lebih
komprehensif.
Gerakan Kami PASTI juga menyangkut perubahan substansial, bersifat
mayor, bukan suatu operasi tambal sulam. Gerakan perubahan ini juga bukan
sebuah upaya perbaikan proses terus- menerus dalam artian pasif. Tetapi
sebuah gebrakan terobosan untuk menantang dan mengubah mekanisme
kerja dengan lebih terpadu, sehingga terjadi perubahan mind set secara
Overhauling. Ia mengandung makna perubahan radikal. Ia seperti tombol
27
restart, yang membuat pikiran dan perilaku kolektif tidak lagi terkooptasi
oleh
lompatan (quantum leap) suatu perubahan perilaku kolektif yang baru dan
berbeda dari pola tindakan dan pola pikir sebelumnya.
Setelah latar belakang dibalik perlunya gerakan ini bisa disosialisasikan dan
diimplementasikan, maka perlu ada suatu ukuran yang jelas tentang
bagaimana mengukur keberhasilkan implementasi tersebut. Apa saja factor
keberhasilan dalam mengimplementasinya. Bisakah Kementerian, khususnya
Pemasyarakatan mewujudkan visi dan misinya tanpa Gerakan Kami PASTI.
28
BAB 3
KESIMPULAN
Perumusan Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja Kami PASTI yang dicanangkan
oleh Kemenkumham, berisi suatu harapan untuk menciptakan aparatur yang
sehat, cerdas, dan berkepribadian, sehingga mampu berperan aktif dalam
mensukseskan
sasaran
pembangunan
nasional
yang
diemban
oleh
Gerakan Kami PASTI harus memiliki orientasi terhadap hasil dan proses.
Orientasi pada proses memastikan sikap dan budaya kerja akan mengambil
jalan dan metode Baru. Sedangkan orientasi pada hasil memastikan bahwa
inovasi dari gerakan itu akan membawa kemajuan yang berarti dan terukur,
bukan hanya sekedar slogan.
Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran di Satker Rutan Raba Bima
telah dilaksanakan dengan baik, serta berpedoman pada tata nilai gerakan
Kami PASTI, tercermin dari adanya tuntutan terhadap pemenuhan skala
prioritas Kemenkumham dan Pemasyarakatan yang menitikberatkan pada
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.
29
PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/313636745/Materi-Sosialisasi-Gerakan-Ayo-Kerja-KamiPasti
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2010 Petunjuk Penyusunan Dan
Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga Tahun
Anggaran 2011, Jakarta: Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015 Petunjuk Penyusunan Dan
Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Jakarta: Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015 Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.02/2015 Tentang Petunjuk Penyusunan Dan
Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Jakarta: Direktur Jenderal
Peraturan Perundang Undangan Kementerian hukum dan HAM Republik Indonesia
Keputusan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-19.PR.01.01 Tahun
2015 tanggal 11 Juni 2015 tentang Rancana Strategis Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan
2015-2019
30