Vous êtes sur la page 1sur 62

ASKEP KELUARGA

Minggu, 03 Februari 2013


STIKYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada
setiap insan di muka bumi ini. Bahkan, kesehatan menjadi salah satu pilar terlaksananya
pembangunan nasional di suatu negara. Akan tetapi, bukanlah hal yang mudah untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Pada dasarnya, kesehatan masyarakat merupakan interaksi antara
faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum). Oleh karena
itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen dalam suatu negara, baik itu
pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat itu sendiri.
Upaya pendekatan masyarakat yang komprehensif merupakan suatu jalan untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat, melalui pembinaan perilaku hidup sehat, kesehatan
lingkungan, dan meningkatkan sarana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif tetapi lebih ke arah peningkatan upaya promotif dan
preventif.
Secara umum, hal yang menjadi masalah kesehatan di negara- negara berkembang,
khususnya di Indonesia yang sampai hari ini belum maksimal mendapatkan perhatian khusus
dari pihak-pihak yang berkepentingan adalah masih seputar permasalahan dasar seperti buruknya
sanitasi lingkungan, dan tidak diterapkannya perilaku hidup sehat oleh masyarakat.
Melihat gambaran masyarakat Indonesia yang menunjukkan tingginya angka kematian
ibu dan kematian bayi, mengindikasikan bahwa masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan.
Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan
munculnya kembali penyakit lama seperti malaria dan tuberkulosis paru, merebaknya berbagai
penyakit baru yang bersifat pandemik contohnya HIV/AIDS, Flu Burung dan Flu Babi; serta
belum hilangnya penyakit-penyakit endemis seperti diare, ISPA dan demam berdarah. Keadaan
ini diperparah dengan timbulnya berbagai kejadian bencana karena faktor alam seperti gunung

meletus, gempa bumi, tsunami, dan angin puting beliung maupun bencana karena perilaku
manusia yang mengakibatkan semakin rusaknya alam seperti banjir, tanah longsor dan
kecelakaan massal.
Sementara kesehatan sebagai hak azasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
manusia Indonesia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis dan budaya.
Kesehatan bagi sebagian penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan
kemampuan mereka. Di samping itu, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan
investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia juga masih harus dipromosikan melalui
soialisasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
(stakeholders) di berbagai jenjang administrasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang ada dan melakukan upaya pemecahan
masalah.
2.
1.
2.
3.

Tujuan Khusus
Mampu mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah kesehatan.
Mampu membuat perencanaan berbasis masalah.
Mampu memonitor dan mengevaluasi kegiatan.

C. Manfaat
1. Mahasiswa :
a. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan masalah kesehatan
b.

yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.


Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya nalar dalam melakukan penelaahan,

c.

perumusan, dan pemecahan masalah secara pregmatis ilmiah.


Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan dan memecahkan
masalah secara langsung, akan menumbuhkan sifcat profesionalisme dan kepedulian social
dalam diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa
kesejawatan.

2. Masyarakat dan Pemerintah Daerah/Institusi

a.

Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan dan

melaksanakan masalah.
b. Terbentuknya kader-kader kesehatan dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya
c.

pembangunan kesehatan.
Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam melaksanakan program kesehatan
yang berada di bawah tanggung jawabnya.

3. Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembanguan
di tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang ada
di Perguruan Tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan kesehatan.
b. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan instansi serta departemen lain
melalui rintisan kerja sama dari mahasiswa yang melakukan Praktek Komunitas Lapangan.

BAB II
TINJAUAN TEORI ISPA

A. PENGERTIAN ISPA
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran
pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan
tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila
infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni
yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.
B. ETIOLOGI
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita.
Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus
mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan
bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada area pediatri. Infeksi
saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

C. JENIS JENIS ISPA


Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan
pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2

bulan sampai 5 tahun.


Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah atau
napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau
lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau napas cepat.

Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang

tldak menangis atau meronta).


Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50

kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah
dan tidak ada napas cepat.

D. TANDA TANDA BAHAYA ISPA


Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat
dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin
meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan
tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh
dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda
laboratoris.

Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak,

napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratoris ISPA:
hypoxemia,
hypercapnia dan
acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak
golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya
menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran
menurun, stridor, Wheezing.

E. PENATALAKSANAAN KASUS ISPA


Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk
pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.
A. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Immunisasi.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
B. Pengobatan dan perawatan

Prinsip perawatan ISPA antara lain :


Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
Meningkatkan makanan bergizi
Bila demam beri kompres dan banyak minum
Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan hidung dengan sapu tangan bersih
Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek
Pengobatan antara lain :
Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2
bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu
2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok
the dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA KELUARGA TN.S DENGAN DIAGNOSA ISPA
DI DESA LEWINTANA KECAMATAN SOROMANDI
A.

PENGKAJIAN

I.

Identitas Kepala Keluarga


a. Nama

: Tn. S

b. Umur

: 35 tahun

c. Jenis kelamin

: Laki-laki

d. Suku/bangsa

: Bima/Indonesia

e. Pendidikan

: SMA

f. Agama

: Islam

g. Pekerjaan

: Petani

h. Alamat

: RT/RW 02/01 Desa Lewintana Kec. Soromandi

i.

Komposisi keluarga :

NO

Nama

Umur
L

1.

Tn.S

Ny.A

An.J

Hubunga
P

35
30
5

Pendidikan

KK

SMA

B
C
G
x

Istri

SMA

x x x x x x x x x x

Anak

Belum

sekolah
Keterangan :
x : Tidak di kaji
: sudah dilakukan

j.

Genogram

IMUNISASI

Ke

Polio
DPT
H-B
Ca
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 m
Pak
x x x x x x x x x x x
x

Keterangan :

: Laki Laki

: Perempuan

: Sudah meninggal

: Klien
: Garis keturunan

: Tinggal
Serumah
Ayah klien adalah anak pertama dari empat bersaudara, ibu klien adalah anak ke dua dari tiga
bersaudara. Klien adalah anak satu-satunya dari keluarga tersebut dan dia tinggal serumah
dengan orang tuanya.
k.

type keluarga : keluarga inti

l.

status social
Tn. S . berpenghasilan sekitar Rp. 750.000 Perbulannya. Dan ada Penghasilan tambahan dari
istri yaitu menjual sembako.Tn. s & Ny.A Hidup masih berkecukupan

m. Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga tidak memiliki waktu untuk rekreasi bersama istri dan anaknya. Hanya Bercocok tanam
Di sawahnya, tetapi hampir setiap hari Keluarga nonton TV.

II.

Riwayat Tahap Perkembangan


1. Tahap perkembangan keluarga : keluarga dg anak usia dini

a yang belum terpenuhi : tugas keluarga yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi pendidikan yg baik
bagi anak.
3. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada penyakit keturunan, bu A sehat.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn S mengatakan anaknya pernah menderita


penyakit ISPA sekitar 6 bulan terakhir.
III.

Keadaan Lingkungan

1. Karakterisitik rumah :
luas rumah lebar 6 M , panjang 9 M , terdiri 2 kamar tidur,
WC nya memanfaatkan ruang belakang , ruang tamu, dan dapur
Type bangunan : lantai dari semen
Ventilasi : ventilasi setiap ruangan, Jendela kamar ada
Kebersihan ruang : barang numpuk teratur , masak dengan kompor

WC
Sumber air : sumur bor
Denah rumah

2. Interaksi dengan komunitas


Aktif kumpul di masyarakat
3. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat An J hanya istrinya saja, jarak rumah dengan puskesmas 1 KM.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Musyawarah, tapi kadang Tn S suka marah pada istrinya jika tidak patuh
2. Struktur Peran
Tn S merasa tetap sebagai kepala keluarga, Ny A berdagang untuk menopang kekurangan
kebutuhan
3. Norma Keluarga
Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada.
V.
1.

Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Pak S sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati
antar anggota keluarga,

2. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingkungan Sekitar ,
hidup berdampingan dan merasa tentram.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat.
4.

Fungsi reproduksi

Masih ingin punya anak lagi, mengikuti KB, hubungan suami istri masih harmonis.
5. Fungsi Ekonomi
Penghasilannya mencukupi.
VI.

Stress Dan Koping Keluarga

1. Stressor yang dimiliki


Tidak ada penyakit yang kronis, hanya ISPA sejak 6 bulan terakhir dan Tn S tidak
mempunyai penyakit keturunan.
2. Kemampuan keluarga Berespon terhadap stressor
Tn S sangat mengharapkan agar anaknya cepet sembuh, Bekerja lebih giat untuk kebutuhan
Keluarga
3. Strategi Koping yang dilakukan
Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu bermusyawarah untuk pengambilan keputusan
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
Kadang-kadang Tn S marah kepada istrinya jika keadaan anaknya kurang baik.
.
VII. Pemeriksaan fisik
Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe
VIII. Harapan Keluarga
Berharap bisa hidup dengan tentram, damai,dan keluarga ingin agar hidupnya selalu sehat.
B.
1.

Diagnosis Keperawatan Keluarga


Analisa Data
Data (sign- symptom)
DS :

Masalah (P)
Resiko serangan

Tn S mengatakan anaknya masih terkena berulang pada


penyakit ISPA sejak 6 bulan terakhir

Penyebab (E)
Lingkungan Yg tidak
adekuat .

An. J .

Tn. S Merasa Bosan dengan pengobatan


yang terus menerus
DO :
barang bertumpuk-tumpuk teratur,lantai tehel

Pemeliharaan
kesehatan tidak
efektif

Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan dan
mengambil keputusan

,kotor ,sinar matahari kurang masuk melalui


ventilasi,ada debu dll
Hasil pemeriksaan fisik : TTV
(1). Suhu

: 36,5 0C

(2). Tekanan Darah

:100/60 mmHg

(3). Nadi

: 86 x/menit

(4). Respirasi

: 28 x/menit

2. Rumusan Diagnosis Keperawatan


1. Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh An J b/d ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada An. J berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan dan mengambil keputusan.

C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


Nama Klien

: An J

Alamat

: RT/RW 02/01 Desa Lewintana Kec. Soromandi

NO
1

TUJUAN

KRITERIA

Setelah dilakukan
tindakan

STANDAR
Pengetahuan:

Pengetahuan keluarga dapat

keperawatan Tidak Sikap

mengetahui apa itu

terjadi resiko

penyakit ISPA

Psikomotor

serangan berulang

Diskusikan tentang penyakit


An J pada orang tua
Jelaskan mula datangnya
penyakit pada klien
Ajarkan cara menghindari

pada An J

sikap :

selama di rumah

Keluarga mampu

(boleh jangka
pendek dan jangka
panjang )

INTERVENSI

dari penyakit

Bersama keluarga kita


anjurkan selalu jaga kesehatan
memutuskan
sehingga tidak terjadi resiko
u/menyediakan sarana serangan berulang pada
keluarga Tn S
yg aman

psikomotor :
keluarga memodifikasi
lingkungan sehat

D. Implementasi dan evaluasi


Implementasi
Nama Klien

: An J

Alamat

: RT/RW 02/01 Desa Lewintana Kec. Soromandi

Tanggal dan waktu


30 desember 2012

No dx Implementasi
I
Mendiskusikan tentang penyakit An J pada orang tua
Menjelaskan mula datangnya penyakit pada klien
II

Mengajarkan cara menghindari dari penyakit ISPA


Menganjurkan kepada klien untuk memelihara lingkungan
Bersama keluarga kita anjurkan selalu jaga kesehatan
sehingga tidak terjadi resiko serangan berulang pada keluarga
Tn S

Evaluasi
Tanggal dan waktu
3 januari 2013

No dx
Evaluasi
I S : keluarga mengatakkan bahwa masih kurang mengerti
tentang penyakitnya
O : lingkungan sekitar rumah sudah tampak bersih
A : implementasi yang dilaksanakan dengan metode ceramah
belum dimengert ioleh keluarga , perlu metode lain
P. : berikan pendidikan ulang , dengan metode lain

S : keluarga mengatakkan sudah mengerti tentang cara


II

menghindari penyakit ISPA


O : tampak rumah terasa nyaman dilihat
A : implementasi yang dilaksanakan dapat di terima oleh
keluarga Tn S
P. : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan PKL (Praktek Komunitas Lapangan) yang telah dilakukan selama 2
minggu baik intervensi fisik maupun non fisik di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi
1.
2.
1)
a.
b.
2)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.

Kabupaten Bima, maka dapat disimpulkan bahwa:


Hasil observasi telah dilaksanakan untuk merencanakan program kerja
Intervensi yang dilakukan yaitu:
Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masing-masing rumah.
Penyuluhan tentang manfaat TOGA (Tanaman Obat Keluarga).
Intervensi Fisik
Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan gratis.
Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Pembuatan tong sampah masing-masing RT
Gotong royong setiap hari jumat
Melakukan pemghijauan
Membuat papan nama ketua RT, RW, dan Kepala Dusun.
Program kerja terlaksana 100 % yaitu 2 program intervensi non fisik dan 6 program fisik

B. Saran
Ada beberapa hal yang kami sarankan berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PKL di Desa
Lewintana, yaitu :
1. Perlu adanya intervensi yang berkelanjutan untuk dapat mengembangkan Desa Lewintana "Desa
Menuju Sehat" menjadi "Desa Sehat dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2015.
2. Perlu ditingkatkan peran serta aktif masyarakat serta organisasi kemasyarakatan yang ada di
Desa Lewintana dalam pelaksanaan program kesehatan.
3. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bima agar lebih aktif dalam memantau jalannya program
kerja kesehatan di masyarakat dan selalu memperbaharui data kesehatan masyarakat yang
dimiliki, agar setiap program kerja yang dibuat relevan dengan masalah-masalah kesehatan yang
ada dalam masyarakat.

4.

Petugas puskesmas utamanya petugas kesehatan lingkungan harus lebih aktif menanggulangi
masalah-masalah kesehatan, seperti masalah air bersih, SPAL (Saluran Pembuangan Air

5.

Limbah), tempat sampah, dan lain-lain.


Pemerintah desa lebih peka dalam menanggapi keluhan-keluhan masyarakat, baik mengenai

masalah kesehatan maupun masalah-masalah lainnya.


6. Untuk seluruh komponen masyarakat Desa Lewintana agar lebih memperhatikan kesehatan, baik
kesehatan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Anggraini (Nurse Station)


Sabtu, 30 November 2013
askep komunitas ISPA

Asuhan Keperawatan Komunitas


Pada Pasien ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan
Atas)
A.
1.

2.

a. Pengkajian
Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 / RW 10
Agama
: Islam
Suku
: Makasar
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Pendapatan / bulan
: Rp. 500.000 / bulan
Identitas Anggota Keluarga
No

Nam

Umu

JK

Hub.

Alama

Aga

Pdk

Pk

.
1.

2.

3.

3.

Ny.

30

th

An.

12

th

An.

6 th

Istri
Ana
k
Ana
k

ma

SDKK

Islam

SDKK

Islam

SDKK

Islam

r
SD
SM
P
SD

Genogram
Keluarga Tn.S merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua
orang anak. Lingkungan keluarga Tn.S bersifat heterogen. Keluarga Tn.S
mengatakan setiap kali ada anggota yang sakit, langsung dibawa ke
Puskesmas.

Tidak

ada

suatu

nilai-nilai

kepercayaan

tertentu

yang

mempengaruhi kesehatan. Pencari nafkah dalam keluarga hanya Tn.S.


Rekreasi keluarga Tn.S adalah menonton tv bersama.
Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn S saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia
sekolah, tahap perkembangan keluarga masih ada yang belum terpenuhi,
antara lain tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak
bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.
b.
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Anggota keluarga Tn.S saat ini, An. H menderita penyakit ISPA. Dengan
4.
a.

c.

gejala demam, pilek, serta batuk.


Riwayat Kesehatan Keluarga
Kedua orang tua tidak pernah menderita penyakit yang mengganggu
aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, An.H setiap bulannya selalu terkena

5.
a.

ISPA.
Lingkungan
Jenis Bangunan
Jenis bangunan semi permanen dengan luas 3 m x 4 m, lantai terbuat dari
semen, atap berupa seng, tidak ada ventilasi, penerangan berasal dari

b.

lampu listrik.
Kebersihan Rumah
Kebersihan rumah dalam

keadaan

kurang

baik.

Banyak

pakaian

tergantung di tembok, banyak sampah berserakan di dapur, kamar mandi


lantainya
c.

licin,

bak

air

terendap

kotoran

menumpuk.

mengatakan tidak tahu tentang syarat rumah yang sehat


Fasilitas Rumah Sehat

Keluarga

1)
2)

Sumber air berasal dari air PAM


Terdapat selokan air, namun terdapat banyak sampah pada selokan

tersebut, sehingga airnya tidak mengalir


3) Terdapat jamban leher angsa yang jaraknya + 3 m dari sumber air
4) Sampah keluarga diletakkan di kantong plastik, kemudian dibuang ke
5)

belakang rumah, selanjutnya dibakar


Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga
langsung ke SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam dan
berbau.

6.
a.

Struktur Keluarga
Pola Komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan
pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa

Makassar dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.


b.
Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambil keputusan pada keluarga adalah Tn.S. Selain itu, Tn.S berperan
sebagai pencari nafkah, sementara Ny.B sebagai pengasuh anak dan
mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga.
7.
Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b.

Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan
tempe,telur, ikan dan sayur mayur .
c.

makanan

yang

bergizi

seperti

Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari


bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
d.

Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang


baik bagi anak-anaknya
e.

Fungsi ekonomi

Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam mencari


nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
f.

Fungsi reproduksi

Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun merupakan usia


produktif, saat ini Ny B menggunakan alat kontrasepsi suntik
Koping Keluarga
Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan
kondisi An.Z yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas
dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang
dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mampu mengenal dan merawat
penyakit An.Z
b.
Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni
keluarga membawa An.Z ke Puskesmas.
c.
Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga
8.
a.

masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha
9.

agar masalah kesehatan dapat diatasi.


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada An.H

yang

sedang

sakit.

Ny.B

mengatakan anaknya demam, batuk, dan pilek sejak dua hari yang lalu
Upaya

yang

memeriksakan

dilakukan
kesehatan

dalam

mengatasi

anaknya

ke

keluhan

puskesmas

adalah

dan

dengan

minum

obat

paracetamol dan istirahat yang cukup.


Hasil pemeriksaan fisik :
1.
TTV : N = 100x/mnt ; S = 39oC ; RR = 30x/mnt
2.
Rambut berwarna hitam, kebersihannya baik, tidak ada kelainan
3.
Kulit berwarna kuning langsat, seluruh tubuh warna kulitnya sama, tidak
4.

terdapat kelainan
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, tidak terdapat kelainan,

5.

mengeluarkan air mata setiap kali batuk


Tidak ada pernafasan cuping hidung, terdapat sekret pada lubang

hidung yang menghalangi penciuman


6.
Telinga simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat kelainan
7.
Gigi dan mulut kebersihannnya baik, tidak terdapat kelainan
8.
Bunyi jantung murni tidak ada suara tambahan
9.
Dada simetris, pergerakan dada mengikuti pola nafas
10. Abdomen tidak terdapat kelainan
11.
Ektermitas atas dan bawah simetris, tidak terdapat kelainan

Analisa Data

Data

Penyebab

Masalah

o.
1.

DS : Ibu klien

Virus Influenza

Peningkatan

mengatakan

suhu tubuh

anaknya demam

berhubungan

sejak 2 hari yang

dengan

lalu, batuk,

proses

disertai pilek
DO : Klien terlihat

Masuk ke dalam
tubuh

infeksi

rewel, S = 39oC ;
nadi = 100
x/mnt ; rr = 30
x/mnt, terdapat

Infeksi

pengeluaran
sekret dari
hidung dengan
karakteristik
kental
2.

DS = Keluarga

Suhu tubuh
meningkat
Kurangnya

mengatakan tidak
mengetahui

Resiko
penyakit

pengetahuan

menular

tentang syarat-

berhubungan

syarat rumah

dengan

sehat
DO = Tidak

sanitasi

terdapat
Ventilasi, baju

Sanitasi
lingkungan tidak
tepat

tergantung,
sampah
berserakan di
dapur, selokan
tersumbat,
terdapat

Resiko
penyakit menular

lingkungan
tidak tepat

pencemaran air
limbah

B.

Diagnosa Keperawatan

1.
2.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi


Resiko penyakit menular berhubungan dengan sanitasi lingkungan tidak
tepat

C.

Intervensi Keperawatan
N
o.
1.

Diagnosa
Keperawata
n

Perencanaan
Tujuan

Peningkatan

Setelah

suhu

dilakukan

tubuh

Tindakan
a.

Rasional

Kompresa.
air hangat

Pori-pori
kulit

berhubunga

tindakan

membesar

keperawata

dengan

proses
infeksi

n selama 1 x
b.
30
menit
suhu

tubuh
Banyak
minum

diharapkan

air

turun
Air
hangat

pasien
menurun
Dengan

c.

kriteria hasil

Theraphy
obat

pct,

c.

normal,

dapat
mengence
rkan

dan OBH

: suhu tubuh

sekret
Pct
penurun

berkurang,

panas
OBH

tidak

rewel

obat
batuk

2.

Resiko

Setelah

obat

batuk
klien

akan

b.

hangat

tubuh

panas

a.

a.

penyakit

dilakukan

Informasik

Pemaham

menular

tindakan

an

an

berhubunga

keperawaan

keluarga

keluarga

selama 1x20

tentang

akan

sanitasi

menit

lingkungan

memberik

lingkungan

diharapkan

yang tepat

an

tidak tepat

pasien

perubaha

memahami

n ke arah

dengan

tentang

lebih baik
b.

sanitasi
lingkungan
yang

tepat

dengan
kriteria hasil
:

pola

keluarga

b.

Pemaham

Informasik

an

an tentang

keluarga

penyakit

akan

menular

menjadika
n sebagai

mengubah

kekuatan

sanitasi

untuk

lingkungan

tetap

sesuai

menjaga

denga

kesehatan

syarat

lingkunga

kesehatan,

resiko
penyakit
menular
tidak terjadi

D.

Implementasi Keperawatan
N
o.
1.

DX

Pelaksanaan
Tindakan

Hasil

1 Memberikan kompres air Suhu tubuh menurun


menjadi

38oC,

Klien

hangat

sudah tidak rewel


Sekret menjadi encer,
Memberikan air minum
mudah
untuk
hangat
dikeluarkan
Suhu normal menjadi
36,4oC, batuk reda

Memberikan

theraphy

obat pct & OBH

2.

Memberikan penyuluhan Keluarga memahami,


tentang

sanitasi

lingkungan yang baik

dan
akan

mengatakan
mengubah

sesuai

dengan

kategori rumah sehat


Keluarga mengatakan
Memberikan penyuluhan
akan
menjaga
tentang
penyakit
kesehatan
menular
lingkungannya
karena

tidak

terkena

ingin

penyakit

menular

E.

Evaluasi
N

DX

Evaluasi

o.
1.

1 S = Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak


demam,

dan

akan

melakukan

yang

telah

diajarkan oleh penyuluh


O = Klien tidak rewel, Suhu = 36,4 oC, batuk reda,
sekret encer
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan Intervensi
2.

2S

Keluarga

mengatakan

mengerti

tentang

penjelasan

yang

diberikan

oleh

penyuluh

mengenai sanitasi lingkungan yang baik, dan


penyakit menular
O = Keluarga mulai membersihkan sampah-sampah
yang berserakan di dalam maupun lingkungan
luar rumah
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan Intervensi

Diposkan oleh Devy Anggraini di 01.26


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
1 komentar:
1.
restudiana putri8 Desember 2014 06.33

makasih referensinya,,,
lihat juga ya web aku di
http://tempatberbagiilmukeperawatan.blogspot.com/
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Cari Blog Ini

Arsip Blog

2015 (3)

2014 (2)

2013 (2)
o

November (2)

askep komunitas ISPA

Keprof (Hak Pasien dan Issue Legal)

Mengenai Saya

Devy Anggraini
Aku adalah gadis yang dilahirkan oleh keluarga sederhana yang penuh
dengan cinta kasih, penuh perhatian, memberi apa yang tidak aku miliki,
selalu berdoa di setiap heningnya malam, untuk keberhasilanku nanti.
pengorbanan besar yang tiada henti,mewujudkan mimpi-mimpi indah....
Lihat profil lengkapku

divinemusic.info
Template Travel. Gambar template oleh Juxtagirl. Diberdayakan oleh Blogger.

ASKEP KEPERAWATAN

Rabu, 07 Agustus 2013


ASKEP TBC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M


DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2008

LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU

1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.

Gejala respiratorik

1. Batuk lebih dari 3 minggu


2. Batuk darah
3. Nyeri dada
b. Gejala sistemik
1. Demam
2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
5. Pemeriksaan diagnostic
a.

Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat


c.

Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.

d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.

Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f.

Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan
klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya
perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.
7. Komplikasi
a.

Batuk darah

b. Pneumothorax
c.

Luluh paru

d. Gagal nafas
e.

Gagal jantung

f.

Efusi pleura

8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.

Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.

b. Terapi pencegahan
c.

Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.

Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.

b. Riwayat keluhan utama


Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu
makan dan kelemahan tubuh.
B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
a.

Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan


Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

b. Aktifitas dan latihan


Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami.
c.

Istirahat dan tidur


Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari

d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.

e.

Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

f.

Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.

Pola seksual reproduksi


Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien
tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh

j.

Pola peran Hubungan


Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.

k. Nilai dan kepercayaan


Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya
pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.

ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan
1.
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan nafas.

Tujuan
Intervensi
Bersihan jalan nafas
1. kaji fungsi pernafasan, contoh
kembali efektif
bunyi nafas, kecepatan dan
irama.

2. berikan pasien posisi semi fowler


atau fowler tinggi bantu pasien
untuk batuk efektif dan latihan
nafas dalam.
3. pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari, kecuali
kontra indikasi

4. kolaborasi untuk pemberian obat


sesuai indikasi, obat mukolitik

2.

Perubahan nutrisi
kurangn dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan produksi sputum,
anoreksia

Menunjukkan berat 1. catat status nutrisi pasien, catat


badan meningkat.
turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan,
kemampuan / ketidak mampuan
menelan, riwayat mual-muntal.
2. awasi masukan atau pengeluaran
dan berat badan secara periodic
3. berikan perawatan mulut
sebelum dan sesudah tindakan
pernapasan.
4. dorong makan sedikit dan sering
dengan makanan TKTP

Rasion
Penurunan bunyi n
menunjukkan atel
ronchi, mengi men
akumulasi sekret k
mampuan membe
nafas.

Posisi membantu
memaksimalkan e
dan menurunkan u
pernafasan.

Pemasukan tinggi
membantu untuk
mengencerkan sek
membuatnya mud
dikeluarkan.

Agen mukolitik m
kekentalan dan pe
sekret paru untuk
pembersihan.

Berguna dalam m
derajat / masalah d
menentukan piliha
yang tepat.

Berguna dalam m
keefektifan nutrisi
dukungan cairan.

Menurunkan rasa
karena sisa sputum
obat.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi


untuk menentukan komposisi
diet.

3.

Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, aturan
tindakan dan
perpindahan.

Menyatakan
1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemahaman proses
belajar. Contoh : masalah
penyakit / prognosis
kelemahan, tingkat partisipasi
dan kebutuhan
dan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi
dan diit karbohidrat dan masukan
cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi,
kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum
alkohol dan tidak merokok

Memaksimalkan m
nutrisi sebagai keb
energi dan menuru
gaster.

Memberikan bant
perencanaan diet d
nutrisi adekuat un
kebutuhan metabo
Belajar tergantung
dan kesiapan fisik
pada tahapan indiv

Memenuhi kebutu
metabolic, memba
meminimalkan ke
meningkatkan pen

Meningkatkan ker
dalam program pe
dan mencegah pen
obat.

Kombinasi INH d
telah menunjukka
peningkatan insid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M


DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama

: Tn. D.M

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Kr. Protestan

Pendidikan

: SD (tamat)

Pekerjaan

: Tani

Status

: Kawin

Suku/ bangsa

: Minahasa/ Indonesia

Tgl. MRS

: 15 - 07- 2008

Tgl. Pengkajian

: 10 - 08-2008, jam 08.00 wita

Diagnosa medis

: TB Paru

No. Med. Reg

: 19 09 69

2. Riwayat Kesehatan
a.

Keluhan Utama
Batuk berlendir.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram

Keterangan :
A

: Pihak ayah

: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

: Sudah meninggal

erkemihan

encernaan

ntegumen

3. Pengkajian Kasus Kelolaan

a.

Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan


Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.

b. Pola Nutrisi Metabolik


Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c.

Eliminasi
:

klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine

warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:

klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak

ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:

klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.

d. Aktivitas dan Latihan


Aktivitas

dentitas

Harga diri

deal diri

Mandi

Berpakaian

Mobiliasasi

Pindah

Ambulasi

Naik tangga

Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.

Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.

f.

Pola Istirahat dan Tidur


:

klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur

malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur


:

klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00

wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.


g. Konsep Diri
:

klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya

sebagai laki-laki.
:

klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan

ingin segera cepat sembuh.


:

Gambaran diri :

eran

Eliminasi

ebelum sakit

aat dikaji

klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.


klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan

kepala keluarga yang baik.


:

klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga

yang baik bagi anggota keluarganya.

h. Pola Koping Intoleransi Stres


Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.

Pola Peran Hubungan


Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.

j.

Pola Seksual Reproduksi


Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan


Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.

4. Pemeriksaan Fisik

TTV
TD

: 130/80 mmHg

: 80 x/ mnt

: 24 x/ mnt

SB

: 36,5oC

BB : 40 kg
Head to Toe
-

Kepala

Inspeksi

warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat

Palpasi

nyeri tekan tidak ada

Mata

Inspeksi

sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat

Palpasi

nyeri tekan tidak ada

Hidung

Inspeksi

bentuk simetris, sekret tidak ada

Palpasi

nyeri tekan tidak ada

Inspeksi

Mulut
:

Inspeksi

bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher

:
-

tidak ada pembesaran kelenjar tyroid


Thorax/ dada

Inspeksi

simetris kiri dan kanan

Palpasi

stem fremitus kiri dan kanan

Perkusi

sonur kiri dan kanan

Auskultasi

ronchi +/ +, wheezing +/ +a

Abdomen

Inspeksi

datar

Palpasi

lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa

Perkusi

tidak kembung

Auskultasi

bising usus normal

Atas

Ekstremitas
:

akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%

20 gtt/ mnt
Bawah

akral hangat, tidak ada odem


5. Pemeriksaan Penunjang

a.

Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008


Jenis
HB

Hasil
5,7 g/ dL

Normal
13-17 g/ dL

Eritrosit

2,03 uL

4,20-5,40 uL

Leukosit

7400 uL

5.000-10.000 uL

Trombosit

230.000 uL

150.000-450.000 uL

GDS

67 mg/ dL

110-160 mg/ dL

Ureum

31 mg/ dL

10-50 mg/ dL

Creatinin

1,1 mg/ dL

0,6-1,1 mg/ dL

Asam urat

8,5 mg/ dL

2,4-7,0 mg/ dL

Protein total

7,6 mg/ dL

6,6-8,3 mg/ dL

Albumin

2,2 mg/ dL

3,7-5,3 mg/ dL

b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.

Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj

Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
DS

- klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya

DO

- TTV

TD

: 130/80 mmHg

N : 80 x/ mnt

: 24 x/ mnt

SB : 36,5oC

- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +


- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD

ANALISA DATA
N
o
1

Data

Dampak Masalah

- klien mengeluh batuk

Peradangan parenkim

berlendir

paru

- klien mengeluh sesak


nafas
:

Masalah
Bersihan jalan
nafas tidak efektif

Keluarnya eksudut

- TTV

dalam alveoli

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/ mnt

Peningkatan produksi

R : 24 x/ mnt

sputum

SB : 36,5 C
- auskultasi paru ronchi +/
+

Kemampuan batuk
menurun

- sputum kental

Tertahannya sekresi

- klien mengatakan

aktivitasnya dibantu
:

Jalan nafas terganggu


Proses penyakit

- BAB dan BAK

Kelemahan tubuh

dilakukan di tempat tidur

- terpasang IVFD

Terpasang infuse di

dextrose 5% di lengan kanan

Intoleransi aktivitas

lengan kanan

- klien mengeluh

mengalami penurunan nafsu


makan
- klien mengeluh
mengalami penurunan berat

Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada

Ketidakseimbangan

saluran pernafasan dan nutrisi kurang dari


di bagian mulut

Batuk produktif

kebutuhan tubuh

Data

Dampak Masalah

Masalah

o
badan
:

- BB sebelum sakit : 46

kg, BB sesudah sakit : 40 kg

Peningkatan frekuensi
pernafasan

- klien mengatakan tidak

mengerti tentang penyakitnya


:

- pendidikan klien tamat

SD

Nafsu makan menurun


Tingkat pendidikan
tamat SD

Kurang informasi
tentang penyakitnya

Kurang pengetahuan

Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi

Kurang
pengetahuan

ASUHAN KEPERAWATAN

sa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

Eva

11-8-08, jm.08.00

: - klien m

n jalan nafas

Bersihan jalan

ektif b/d

nafas kembali

i sputum

efektif setelah

seperti bunyi,

nafas dapat

frekuensi pernafasan

setelah diat

dengan :

diberikan tindakan

kecepatan dan irama

menunjukkan

24x/ mnt, iramanya

posisi semi

en mengeluh

keperawatan

setiap jam 06.00,

ketidakmampuan

teratur, terdengar

erlendir

selama 3 hari

12.00, 18.00 setiap

untuk membersihkan

ronchi dan jenis

sputum yan

en mengeluh

dengan kriteria

hari

jalan nafas.

pernafasan torakal

banyak

fas

hasil:

abdominal

: - TTV

1. Kaji fungsi pernafasan1. Penurunan fungsi

- batuk berlendir

: 130/80mmHg

berkurang atau

: 80 x/ mnt

hilang

: 24 x/ mnt

- sekret encer

: 36,5oC

- tanda-tanda vital

11-8-08, jm.12.00
2. Mengukur TTV
2. Penyimpangan

- klien m

TD : 130/80mmH
N : 82 x/ mnt

TD : 130/80mmHg

R : 24 x/ mnt

normal TTV

N : 84 x/ mnt

SB : 36,2oC

vital setiap jam 06.00,

menunjukkan

R : 24 x/ mnt

A : masalah

SB : 36,2oC

2. Observasi tanda-tanda

kultasi paru

dalam putus

12.00, 18.00 setiap

perubahan status

/+

normal

hari

pasien.

utum kental

1. Melakukan pengkajian sesak berku

- ronchi -/-

: - kaji fun
- Mengawasi klien

06.00, 12.0

tablet dan cefixime 1

- observa

11-8-08, jm.12.15
3. Merubah posisi tidur
3. Atur posisi klien

pernafasan

minum obat codein 1


tablet

3. Posisi membantu

teratasi

klien dari tidur satu

setiap 8 jam

- pertaha

tidur semi f

- anjurka

ekspansi paru dan

bantal menjadi posisi

untuk minu

dengan posisi semi

menurunkan upaya

semi fowler

yang banya

fowler setiap kali klien

pernafasan.

merasa sesak nafa


4. Ajarkan teknik nafas 4. Memaksimalkan

- anjurka
11-8-08, jm.13.15

untuk tetap

4. Mengajarkan teknik

menggunak

nafas dalam dan batuk

batuk efekt

sa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

dalam dan batuk

Implementasi

ventilasi dan

efektif pada klien

efektif pada pertemuan meningkatkan gerakan


pertama

sekret ke dalam jalan


nafas besar sebagai
mudah dikeluarkan

11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien

5. Melatih pasien untuk


5. Anjurkan pasien untuk

untuk gunakan teknik

dapat belajar

batuk efektif setiap

gunakan teknik batuk

mengatasi batuk yang

batuk

efektif setiap ingin

dialaminya.

11-8-08, jm.13.45

batuk

6. Menganjurkan
keluarga dan klien
6. Pemasukan cairan

6. Anjurkan klien untuk

untuk memenuhi

yang banyak

asupan cairan yang

meningkatkan asupan

membantu

cukup bagi klien

cairan sedikitnya

mengencerkan sekret.

dengan minum air

2.500 ml/ hari

putih yang banyak +


2500 ml/ hari
11-8-08, jm.18.00
7. Memberikan obat

7. Kolaborasi beri obat 7. Beri obat dengan

sesuai instruksi

sesuai instruksi dokter

teratur mempercepat

ranitidine inj 1 ampul/

Ranitidine inj 2x1 amp

proses penyembuhan

3 cc melalui IVFD

(06.00 & 18.00)

Menganjurkan klien

Cefixime 2x1 tab

untuk minum obat

(06.00, 12.00, 18.00)

tablet secara teratur

Codein 3x1 tab (06.00,

dan tidak boleh

12.00, 18.00)

berhenti

Rifampisin 1x3 tab

Eva
batuk

sa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

Eva

11-8-08, jm.08.00

: - klien m

1. Melakukan observasi

belum bisa

(06.00)
INH 1x3 tab (06.00)
PZA 1x3 tab (06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)

nsi aktivitas b/d

Klien dapat

an tubuh dan

beraktivitas dengan1. Monitor derajat

enyakit ditandai

baik dengan

mobilitas dengan

tingkat

derajat ketergantungan

beraktivitas

kriteria hasil :

menggunakan skala

ketergantungan

pada klien. mandi = 4,

terbatas pad

berpakaian = 4,

mobilisasi

en mengatakan - Klien dapat

nya dibantu

AB dan BAK

an di tempat

pasang infus

1. Untuk mengetahui

ketergantungan

beraktivitas secara

eliminasi = 3,

mandiri

mobilisasi = 2, pindah

- BAB dan BAK

- klien m

merasa lela

= 4, ambulasi = 4, naik : - klien be

dilakukan sendiri

tangga = 4. Hasil :

melakukan

di toilet

terjadi ketergantungan

aktivitas

e 5% di lengan

- BAB da

tempat tidu
11-8-08, jm.08.10

A : masalah

2. Membantu pasien

2. Bantu pasien dalam


pemenuhan kebutuhan

2. Memenuhi kebutuhan
sehari-hari klien

teratasi

dalam eliminasi BAK

: - bantu k

dengan menyediakan

pemenuhan

urinal dan pispot pada

- anjurka

saat BAB

untuk berak

berdasarkan tingkat

11-8-08, jm.08.15

secara man

ketergantungannya

3. Menganjurkan klien
untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,

sa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

3. Anjurkan klien untuk 3. Melatih klien untuk

Implementasi

Eva

miring kanan dan

beraktivitas secara

tidak tergantung dan

duduk secara mandiri

bertahap

secara bertahap bisa

tanpa bantuan orang

mandiri

lain. Hasil : klien bisa


melakukan mobilisasi
miring kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Memberikan pujian
pada klien karena
klien sudah bisa
mobilisasi secara
mandiri

4. Beri reinforcement

4. Pujian

positif terhadap tingkat membangkitkan


keberhasilan klien

semangat pasien
untuk bisa mandiri

seimbangan

Menunjukkan

urang dari

peningkatan nutrisi1. Catat nutrisi klien

an b/d produksi

dengan kriteria

pada penerimaan, BB,

mendefinisikan

klien, hasil nutrisi

walaupun m

dan anoreksia

hasil :

turgor kulit, adanya

derajat masalah dan

pasien kurang dari

porsi

- Peningkatan BB

riwayat mual muntah

pilihan intervensi

kebutuhan, BB saat

: - porsi m

- Bebas tanda

atau tidak

yang tepat

masuk : 40 kg, turgor

dihabiskan

dengan :

en mengeluh

mi penurunan

12-8-08, jm.08.00

malnutrisi

1. Berguna dalam

1. Mencatat status nutrisi

kulit baik, mual

: - klien m
sudah bisa

- frekuen

akan

muntah tidak ada,

en mengeluh

nafsu makan menurun

mi penurunan

12-8-08, jm.08.058 A : masalah

dan
sebelum sakit :

2. Mengganti cairan
2. Awasi masukan

infuse dari NaCl 0,9%

meningkat

- BB 40 k
sebagian

: - awasi m

sa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

BB sesudah

0 kg

Rasional

Implementasi

Eva

makanan dan cairan. 2. Berguna mengukur

diganti dextrose 5% 20 pengeluaran

Awasi pengeluaran

keefektifan nutrisi dan

gtt/ mnt, BB : 40 kg

urine, keringat

dukungan cairan

timbang BB setiap hari

dalam porsi sedikit

hari
12-8-08, jm.08.10

3. Anjurkan klien makan


3. Memaksimalkan

tapi sering dengan

masukan nutrisi

makanan TKTP

sebagai kebutuhan

- timbang

- mengan

3. Menganjurkan klien

klien untuk

untuk makan sedikit

mempertah

tapi sering

masukan nu

energi
12-8-08, jm.12.00
4. Kolaborasi ahli gizi

4. Mengawasi pola

komposisi diit

makan pasien, hasil

Pagi : bubur dan telur, 4. Memberikan bantuan

klien menghabiskan

Siang : nasi, telur/

dalam perencanaan

makanannya, porsi

ikan, sayur, sup, buah,

diit dengan nutrisi

makan sedikit

Sore : ekstra telur,

yang adekuat

Malam : nasi, telur/


ikan, sayur

pengetahuan

Klien mengerti

13-8-08, jm.08.00

penyakitnya b/d

tentang

ya informasi

penyakitnya

klien tentang penyakit

pada emosi dan

kemampuan klien

tentang pen

dengan :

setelah diberikan

TBC yang dialaminya

kesiapan fisik

untuk belajar, hasil

diderita

1. Kaji pengetahuan

1. Belajar tergantung

1. Mengukur

: - klien da

mengatakan

en mengatakan

penyuluhan dengan

klien mau diberikan

: - klien da

engerti tentang

kriteria hasil :

penyuluhan

menjelaska

tnya

- Klien

pentingnya

gkat pendidikan

mengungkapkan 2. Jelaskan pada klien

13-8-08, jm.08.20

mat SD

pemahaman

pentingnya perawatan 2. Perawatan

tentang penjelasan

dan pengobatan di

pengobatan di rumah

2. Memberikan
penyuluhan kepada

dan akibat p
A : masalah

: - anjurka

sa Keperawatan

Tujuan
yang diberikan

Intervensi
rumah sakit

- Klien dapat
menjelaskan
kembali secara

Rasional

Implementasi

Eva

sakit penting untuk

klien dan keluarga

keluarga be

mengurangi

tentang pentingnya

teratur dan

komplikasi

perawatan di rumah

putus obat

3. Jelaskan pada klien

sakit

umum penjelasan

tentang proses

yang diberikan

penyakit, pengobatan 3. Memberikan


dan pencegahan

13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan

pengetahuan pada

penyuluhan pada klien

klien tentang

dan keluarga tentang

penyakitnya

penyakit yang diderita


klien

4. Jelaskan pada klien


dan keluarga tentang
dosis obat, frekuensi,
alasan pengobatan

13-8-08, jm.09.30
4. Mencegah pasien

4. Menjelaskan pada

lama dan akibat putus

putus obat, dan

klien dan keluarga

obat

meningkatkan kerja

tentang pentingnya

sama dalam

pengobatan dan

pengobatan

dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan dimulai
dari pertama dan
penyakit yang diderita
bisa bertambah parah.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl.
Senin,

Dx
I

11-08-08

Jam
Implementasi
08.00- Mengkaji fungsi

Evaluasi
: - klien mengatakan

pernafasan klien

masih batuk berlendir

Hasil : pernafasan cepat,

I, II

frekuensi 24 x/ mnt,

masih sesak nafas

irama teratur, jenis

: - TTV

pernafasan torakal/

TD : 130/80mmHg

abdominal

N : 82 x/ mnt

08.15- Melakukan pengukuran


R : 22 x/ mnt
TTV :
TD : 130/80mmHg

SB : 36,2oC
A : masalah belum

N : 82 x/ mnt

teratasi

R : 24 x/ mnt

: - kaji fungsi

SB : 36,2oC

pernafasan setiap jam

13.15- Mengajarkan teknik


nafas dalam dan batuk

- observasi TTV setiap


pukul 06.00, 12.00,

Hasil : klien dapat

18.00
- anjurkan klien untuk

klien dapat

menggunakan teknik

mengeluarkan sekret,

batuk efektif setiap ingin

warna putih, encer

batuk

jumlah + sendok
makan
13.25- Merubah posisi tidur
klien dari tidur
terlentang menjadi semi
fowler
I

06.00, 12.00, 18.00

efektif
melakukan dengan baik,

- klien mengeluh

13.30- Menganjurkan klien

- anjurkan klien untuk


tetap mengkonsumsi
cairan yang banyak
- pertahankan posisi
semi fowler

Hari/ Tgl.

Dx

Jam

Implementasi
untuk menggunakan

Evaluasi

teknik batuk efektif


setiap kali ingin batuk
I

13.45- Menganjurkan keluarga


dan klien untuk
memenuhi asupan cairan
yang cukup bagi klien
dengan minum air yang
banyak
- Memberikan obat

I, II, III 18.00 sesuai instruksi


Ranitidine 1 ampul dan
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur dan tidak
boleh putus
- Mengkaji TTV dan
fungsi pernafasan
I, II

18.00 Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
irama teratur, frekuensi
22 x/ mnt

Selasa,
12-8-08

II

08.00- Melakukan observasi

Diagnosa I

derajat ketergantungan

: - klien mengatakan

pada klien

masih batuk berlendir

Hasil :

- klien mengatakan

Hari/ Tgl.

Dx

Jam

Implementasi
Evaluasi
Mandi = 2, berpakaian = sesak nafas berkurang
2, eliminasi = 3,
mobilisasi = 2, pindah =

: - sputum putih kental


- R : 22 x/ mnt

3, ambulasi = 2, naik A : masalah teratasi


tangga = 3
- Mencatat status nutrisi
III

08.00 klien
Hasil : nutrisi kurang

sebagian
: - pertahankan posisi
semi fowler
- kaji frekuensi

dari kebutuhan, BB saat

pernafasan, jenis dan

masuk RS : 40 kg,

irama setiap jam 06.00,

turgor kulit baik, mual

12.00, 18.00

muntah tidak ada, nafsu


makan menurun
- Melakukan pengkajian
frekuensi pernafasan
I

08.00 22x/ mnt, irama teratur,

Diagnosa II
: - klien mengatakan
aktivitasnya masih
dibantu

jenis pernafasan torakal

: - BAK dilakukan di

abdominal

tempat tidur

- Mengganti cairan infuse


A : masalah belum

III

dari NaCl 0,9% diganti

teratasi

dextrose 5% 20 gtt/ mnt,

: - bantu klien dalam

08.05 menimbang BB hasil


BB : 40 kg
- Membantu pasien untuk

pemenuhan kebutuhan
sehari
- anjurkan untuk

eliminasi BAK dan

beraktivitas secara

mobilisasi

mandiri dengan bertahap

- Menganjurkan klien
II, III

08.10 untuk makan sedikit tapi Diagnosa III


sering
- Menganjurkan klien

: - klien mengatakan
sudah bisa makan

Hari/ Tgl.

Dx

II

Jam

Implementasi
untuk bisa melakukan

Evaluasi
walaupun dalam porsi

mobilisasi sendiri tanpa

yang sedikit

bantuan orang lain

: - porsi makan

08.15 Hasil : klien mau

dihabiskan

melakukan aktivitas

- frekuensi makan

- Mengukur TTV
TD : 130/80mmHg

I, III

meningkat
A : masalah teratasi

N : 82 x/ mnt

sebagian

R : 22 x/ mnt

: - awasi pemasukan

SB : 36,5oC

dan pengeluaran

12.00- Mengawasi pola makan


pasien

- timbang BB tiap hari


- anjurkan klien untuk

Hasil : klien

tetap makan dalam porsi

menghabiskan

sedikit tapi sering

makanannya porsi
makan sedikit
- Menganjurkan klien
untuk tetap
menggunakan teknik
batuk efektif setiap
ingin batuk
I

13.15- Memberikan suntikan


ranitidine inj 1 ampul
via IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet

Rabu,
13-8-08

I, II
I, II,
III, IV

18.00 secara teratur


08.00- Melakukan pengkajian

Diagnosa I

frekuensi pernafasan 24

: - klien mengeluh

x/ mnt, irama teratur,

batuk berlendir

jenis pernafasan torakal

: - sputum kental

Hari/ Tgl.

Dx

Jam

Implementasi
abdominal
- Observasi derajat

Evaluasi
- TTV
TD : 130/80mmHg

ketergantungan, mandiN : 80 x/ mnt


= 2, berpakaian = 2,

R : 22 x/ mnt

eliminasi = 2, mobilisasi
SB : 36,5oC
= 0, pindah = 3,

A : masalah belum

ambulasi = 2, naik

teratasi

tangga = 3

: - pertahankan posisi

- Mengukur kemampuan
klien untuk belajar

- anjurkan klien untuk

Hasil : klien mau

meningkatkan asupan

diberikan penyuluhan

cairan

- Memberikan

- anjurkan untuk tetap

penyuluhan kepada
III

semi fowler

gunakan teknik batuk

08.20 klien tentang pentingnya efektif


perawatan di rumah
sakit, proses penyakit,

Diagnosa II

alasan pengobatan lama

: - klien mengatakan

dan akibat putus obat

belum bisa beraktivitas

- Mengatur posisi pasien


semi fowler
- Mengganti cairan dari
08.30 dextrose 5% dengan
dextrose 5%
09.00- Menganjurkan klien
untuk menggunakan
teknik batuk efektif
10.00 setiap ingin batuk
- Menganjurkan klien
untuk terus

sepenuhnya masih
terbatas pada mobilisasi
: - BAB dan BAK di
tempat tidur
- berpakaian dibantu
oleh keluarga

A : masalah belum
teratasi
: - anjurkan klien
beraktivitas mandiri
secara bertahap

Hari/ Tgl.

Dx

Jam

Implementasi
meningkatkan aktivitas

Evaluasi

10.10 secara mandiri

Diagnosa III

- Mengobservasi TTV

: - klien mengatakan

TD : 130/80mmHg

sudah bisa dalam porsi

N : 80 x/ mnt

sedikit

R : 22 x/ mnt

- klien mengatakan

12.00
SB : 36,5oC

sering makan

- Mengawasi pola makan


klien, klien makan

makanan dihabiskan

dengan porsi sedikit


makanan dihabiskan

: - porsi makan sedikit,


- BB : 40 kg

A : masalah teratasi

- Menimbang BB pasien

sebagian

Hasil : BB = 40 kg

: - anjurkan klien tetap

- Memberikan suntikan

mempertahankan asupan

via IVFD ranitidine 1


ampul
13.00- Menganjurkan untuk

nutrisi yang
- timbang BB setiap
hari

minum obat secara


teratur jangan sampai
18.00 putus obat dan akibat
putus obat
- Menjelaskan bahwa

Diagnosa IV
: - klien
mengungkapkan
mengerti tentang cara

tugas di ruangan telah

pencegahan penularan

selesai

penyakit dan akibat


putus obat
: - klien dapat
menjelaskan kembali
cara pencegahan dan
akibat putus obat
- klien dapat minum

Hari/ Tgl.

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi
obat sendiri
A : masalah teratasi
: -

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN


Topik
: Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan
: Meningkatkan Pengetahuan dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran
: Klien dan Keluarga
Tempat
: Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal
: 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami
1.
penyakit
2.
tuberkulosis
3.
paru
4.
Klien dan
keluarga
mengerti
tentang alasan
dirawat di RS,
pentingnya
pengobatan dan
akibat dari putus
obat

Materi

Metode

Konsep TB
Paru
Pengertian
Penyebab
Gejala
Cara penularan
Alasan dirawat di RS
Pentingnya
pengobatan dan
akibat putus
obat

Ceramah Tanya
jawab

Ceramah Tanya
jawab

Aktivitas KMB
Media
Petugas
Klien
Kesehatan
Flip chart Menjelaskan
Memperhatikan Leaflet
kepada klien
penjelasan
dan keluarga
petugas dan
konsep
bertanya jika tuberkolosis
tidak mengerti paru
Flip chart Menjelaskan :
Memperhatikan Leaflet - Alasan dirawat penjelasan
di RS
petugas dan
- Pentingnya
bertanya jika
pengobatan dan putus obat satu
akibat putus
hari saja
obat

Evaluasi
Proses
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya?
Gejalanya?
Cara penularan?
Mengapa
dirawat di RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan? Akibat dari
putus obat

DAFTAR PUSTAKA
Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.
Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 2001

Diposkan oleh dolvi criswanto di 21.32


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
4 komentar:

1.

Hasil

Klien dan
keluarga
memahami
tentang konse
penyakit
tuberkolosis p
Klien dan
keluarga men
mengapa dira
di RS
Klien dan
keluarga men
pentingnya
pengobatan d
akibat putus o

Wahid Gakar12 Januari 2015 20.01


Sahre perawat, gabung di situs forum keperawatan indonesia, wajib buat perawat atau
mahasiswa di http://www.forkep.com
Balas

2.
Ina fitriana9 Juni 2015 17.52
makasih banyak ya gan ilmunya mengenai askep tbc,salam kenal
Balas
3.
Adem Banget26 Agustus 2015 23.34
ijin copas ya
makasi
Balas

4.
Dunia Keperawatan11 Desember 2015 00.45
Salam Kesehatan...
Kunjungi : http://dunia-keperawatan33.blogspot.co.id/
Kumpulan Askep+LP+SAP+SOP+Leaflet+Video+Info Kesehatan Terlengkap.
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2016 (4)

2014 (2)

2013 (3)

Agustus (3)

ASKEP Fraktur

ASKEP TBC

ASKEP

2012 (6)

Mengenai Saya

dolvi criswanto
Lihat profil lengkapku
dolvi. Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi