Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
meletus, gempa bumi, tsunami, dan angin puting beliung maupun bencana karena perilaku
manusia yang mengakibatkan semakin rusaknya alam seperti banjir, tanah longsor dan
kecelakaan massal.
Sementara kesehatan sebagai hak azasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
manusia Indonesia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis dan budaya.
Kesehatan bagi sebagian penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan
kemampuan mereka. Di samping itu, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan
investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia juga masih harus dipromosikan melalui
soialisasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan
(stakeholders) di berbagai jenjang administrasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang ada dan melakukan upaya pemecahan
masalah.
2.
1.
2.
3.
Tujuan Khusus
Mampu mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah kesehatan.
Mampu membuat perencanaan berbasis masalah.
Mampu memonitor dan mengevaluasi kegiatan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa :
a. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan masalah kesehatan
b.
c.
a.
melaksanakan masalah.
b. Terbentuknya kader-kader kesehatan dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya
c.
pembangunan kesehatan.
Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam melaksanakan program kesehatan
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3. Perguruan Tinggi
a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembanguan
di tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang ada
di Perguruan Tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan kesehatan.
b. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan instansi serta departemen lain
melalui rintisan kerja sama dari mahasiswa yang melakukan Praktek Komunitas Lapangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI ISPA
A. PENGERTIAN ISPA
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran
pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan
tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan dianggap enteng, bila
infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni
yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi dua
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan
pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan
napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.
B. ETIOLOGI
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita.
Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus
mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan
bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada area pediatri. Infeksi
saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua
golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan
pneumonia
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.
Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang
kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah
dan tidak ada napas cepat.
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak,
napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratoris ISPA:
hypoxemia,
hypercapnia dan
acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak
golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya
menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran
menurun, stridor, Wheezing.
PENGKAJIAN
I.
: Tn. S
b. Umur
: 35 tahun
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Suku/bangsa
: Bima/Indonesia
e. Pendidikan
: SMA
f. Agama
: Islam
g. Pekerjaan
: Petani
h. Alamat
i.
Komposisi keluarga :
NO
Nama
Umur
L
1.
Tn.S
Ny.A
An.J
Hubunga
P
35
30
5
Pendidikan
KK
SMA
B
C
G
x
Istri
SMA
x x x x x x x x x x
Anak
Belum
sekolah
Keterangan :
x : Tidak di kaji
: sudah dilakukan
j.
Genogram
IMUNISASI
Ke
Polio
DPT
H-B
Ca
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 m
Pak
x x x x x x x x x x x
x
Keterangan :
: Laki Laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Klien
: Garis keturunan
: Tinggal
Serumah
Ayah klien adalah anak pertama dari empat bersaudara, ibu klien adalah anak ke dua dari tiga
bersaudara. Klien adalah anak satu-satunya dari keluarga tersebut dan dia tinggal serumah
dengan orang tuanya.
k.
l.
status social
Tn. S . berpenghasilan sekitar Rp. 750.000 Perbulannya. Dan ada Penghasilan tambahan dari
istri yaitu menjual sembako.Tn. s & Ny.A Hidup masih berkecukupan
II.
a yang belum terpenuhi : tugas keluarga yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi pendidikan yg baik
bagi anak.
3. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada penyakit keturunan, bu A sehat.
Keadaan Lingkungan
1. Karakterisitik rumah :
luas rumah lebar 6 M , panjang 9 M , terdiri 2 kamar tidur,
WC nya memanfaatkan ruang belakang , ruang tamu, dan dapur
Type bangunan : lantai dari semen
Ventilasi : ventilasi setiap ruangan, Jendela kamar ada
Kebersihan ruang : barang numpuk teratur , masak dengan kompor
WC
Sumber air : sumur bor
Denah rumah
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Pak S sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati
antar anggota keluarga,
2. Fungsi Sosial
Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingkungan Sekitar ,
hidup berdampingan dan merasa tentram.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat.
4.
Fungsi reproduksi
Masih ingin punya anak lagi, mengikuti KB, hubungan suami istri masih harmonis.
5. Fungsi Ekonomi
Penghasilannya mencukupi.
VI.
Masalah (P)
Resiko serangan
Penyebab (E)
Lingkungan Yg tidak
adekuat .
An. J .
Pemeliharaan
kesehatan tidak
efektif
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan dan
mengambil keputusan
: 36,5 0C
:100/60 mmHg
(3). Nadi
: 86 x/menit
(4). Respirasi
: 28 x/menit
: An J
Alamat
NO
1
TUJUAN
KRITERIA
Setelah dilakukan
tindakan
STANDAR
Pengetahuan:
terjadi resiko
penyakit ISPA
Psikomotor
serangan berulang
pada An J
sikap :
selama di rumah
Keluarga mampu
(boleh jangka
pendek dan jangka
panjang )
INTERVENSI
dari penyakit
psikomotor :
keluarga memodifikasi
lingkungan sehat
: An J
Alamat
No dx Implementasi
I
Mendiskusikan tentang penyakit An J pada orang tua
Menjelaskan mula datangnya penyakit pada klien
II
Evaluasi
Tanggal dan waktu
3 januari 2013
No dx
Evaluasi
I S : keluarga mengatakkan bahwa masih kurang mengerti
tentang penyakitnya
O : lingkungan sekitar rumah sudah tampak bersih
A : implementasi yang dilaksanakan dengan metode ceramah
belum dimengert ioleh keluarga , perlu metode lain
P. : berikan pendidikan ulang , dengan metode lain
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan PKL (Praktek Komunitas Lapangan) yang telah dilakukan selama 2
minggu baik intervensi fisik maupun non fisik di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi
1.
2.
1)
a.
b.
2)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
B. Saran
Ada beberapa hal yang kami sarankan berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PKL di Desa
Lewintana, yaitu :
1. Perlu adanya intervensi yang berkelanjutan untuk dapat mengembangkan Desa Lewintana "Desa
Menuju Sehat" menjadi "Desa Sehat dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2015.
2. Perlu ditingkatkan peran serta aktif masyarakat serta organisasi kemasyarakatan yang ada di
Desa Lewintana dalam pelaksanaan program kesehatan.
3. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bima agar lebih aktif dalam memantau jalannya program
kerja kesehatan di masyarakat dan selalu memperbaharui data kesehatan masyarakat yang
dimiliki, agar setiap program kerja yang dibuat relevan dengan masalah-masalah kesehatan yang
ada dalam masyarakat.
4.
Petugas puskesmas utamanya petugas kesehatan lingkungan harus lebih aktif menanggulangi
masalah-masalah kesehatan, seperti masalah air bersih, SPAL (Saluran Pembuangan Air
5.
2.
a. Pengkajian
Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 / RW 10
Agama
: Islam
Suku
: Makasar
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
Pendapatan / bulan
: Rp. 500.000 / bulan
Identitas Anggota Keluarga
No
Nam
Umu
JK
Hub.
Alama
Aga
Pdk
Pk
.
1.
2.
3.
3.
Ny.
30
th
An.
12
th
An.
6 th
Istri
Ana
k
Ana
k
ma
SDKK
Islam
SDKK
Islam
SDKK
Islam
r
SD
SM
P
SD
Genogram
Keluarga Tn.S merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua
orang anak. Lingkungan keluarga Tn.S bersifat heterogen. Keluarga Tn.S
mengatakan setiap kali ada anggota yang sakit, langsung dibawa ke
Puskesmas.
Tidak
ada
suatu
nilai-nilai
kepercayaan
tertentu
yang
c.
5.
a.
ISPA.
Lingkungan
Jenis Bangunan
Jenis bangunan semi permanen dengan luas 3 m x 4 m, lantai terbuat dari
semen, atap berupa seng, tidak ada ventilasi, penerangan berasal dari
b.
lampu listrik.
Kebersihan Rumah
Kebersihan rumah dalam
keadaan
kurang
baik.
Banyak
pakaian
licin,
bak
air
terendap
kotoran
menumpuk.
Keluarga
1)
2)
6.
a.
Struktur Keluarga
Pola Komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan
pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa
Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan
tempe,telur, ikan dan sayur mayur .
c.
makanan
yang
bergizi
seperti
Fungsi sosial
Fungsi ekonomi
Fungsi reproduksi
masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha
9.
yang
sedang
sakit.
Ny.B
mengatakan anaknya demam, batuk, dan pilek sejak dua hari yang lalu
Upaya
yang
memeriksakan
dilakukan
kesehatan
dalam
mengatasi
anaknya
ke
keluhan
puskesmas
adalah
dan
dengan
minum
obat
terdapat kelainan
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, tidak terdapat kelainan,
5.
Analisa Data
Data
Penyebab
Masalah
o.
1.
DS : Ibu klien
Virus Influenza
Peningkatan
mengatakan
suhu tubuh
anaknya demam
berhubungan
dengan
lalu, batuk,
proses
disertai pilek
DO : Klien terlihat
Masuk ke dalam
tubuh
infeksi
rewel, S = 39oC ;
nadi = 100
x/mnt ; rr = 30
x/mnt, terdapat
Infeksi
pengeluaran
sekret dari
hidung dengan
karakteristik
kental
2.
DS = Keluarga
Suhu tubuh
meningkat
Kurangnya
mengatakan tidak
mengetahui
Resiko
penyakit
pengetahuan
menular
tentang syarat-
berhubungan
syarat rumah
dengan
sehat
DO = Tidak
sanitasi
terdapat
Ventilasi, baju
Sanitasi
lingkungan tidak
tepat
tergantung,
sampah
berserakan di
dapur, selokan
tersumbat,
terdapat
Resiko
penyakit menular
lingkungan
tidak tepat
pencemaran air
limbah
B.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
C.
Intervensi Keperawatan
N
o.
1.
Diagnosa
Keperawata
n
Perencanaan
Tujuan
Peningkatan
Setelah
suhu
dilakukan
tubuh
Tindakan
a.
Rasional
Kompresa.
air hangat
Pori-pori
kulit
berhubunga
tindakan
membesar
keperawata
dengan
proses
infeksi
n selama 1 x
b.
30
menit
suhu
tubuh
Banyak
minum
diharapkan
air
turun
Air
hangat
pasien
menurun
Dengan
c.
kriteria hasil
Theraphy
obat
pct,
c.
normal,
dapat
mengence
rkan
dan OBH
: suhu tubuh
sekret
Pct
penurun
berkurang,
panas
OBH
tidak
rewel
obat
batuk
2.
Resiko
Setelah
obat
batuk
klien
akan
b.
hangat
tubuh
panas
a.
a.
penyakit
dilakukan
Informasik
Pemaham
menular
tindakan
an
an
berhubunga
keperawaan
keluarga
keluarga
selama 1x20
tentang
akan
sanitasi
menit
lingkungan
memberik
lingkungan
diharapkan
yang tepat
an
tidak tepat
pasien
perubaha
memahami
n ke arah
dengan
tentang
lebih baik
b.
sanitasi
lingkungan
yang
tepat
dengan
kriteria hasil
:
pola
keluarga
b.
Pemaham
Informasik
an
an tentang
keluarga
penyakit
akan
menular
menjadika
n sebagai
mengubah
kekuatan
sanitasi
untuk
lingkungan
tetap
sesuai
menjaga
denga
kesehatan
syarat
lingkunga
kesehatan,
resiko
penyakit
menular
tidak terjadi
D.
Implementasi Keperawatan
N
o.
1.
DX
Pelaksanaan
Tindakan
Hasil
38oC,
Klien
hangat
Memberikan
theraphy
2.
sanitasi
dan
akan
mengatakan
mengubah
sesuai
dengan
tidak
terkena
ingin
penyakit
menular
E.
Evaluasi
N
DX
Evaluasi
o.
1.
dan
akan
melakukan
yang
telah
2S
Keluarga
mengatakan
mengerti
tentang
penjelasan
yang
diberikan
oleh
penyuluh
makasih referensinya,,,
lihat juga ya web aku di
http://tempatberbagiilmukeperawatan.blogspot.com/
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2015 (3)
2014 (2)
2013 (2)
o
November (2)
Mengenai Saya
Devy Anggraini
Aku adalah gadis yang dilahirkan oleh keluarga sederhana yang penuh
dengan cinta kasih, penuh perhatian, memberi apa yang tidak aku miliki,
selalu berdoa di setiap heningnya malam, untuk keberhasilanku nanti.
pengorbanan besar yang tiada henti,mewujudkan mimpi-mimpi indah....
Lihat profil lengkapku
divinemusic.info
Template Travel. Gambar template oleh Juxtagirl. Diberdayakan oleh Blogger.
ASKEP KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2008
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU
1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan
klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya
perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.
7. Komplikasi
a.
Batuk darah
b. Pneumothorax
c.
Luluh paru
d. Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
b. Terapi pencegahan
c.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.
j.
ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan
1.
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan nafas.
Tujuan
Intervensi
Bersihan jalan nafas
1. kaji fungsi pernafasan, contoh
kembali efektif
bunyi nafas, kecepatan dan
irama.
2.
Perubahan nutrisi
kurangn dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan produksi sputum,
anoreksia
Rasion
Penurunan bunyi n
menunjukkan atel
ronchi, mengi men
akumulasi sekret k
mampuan membe
nafas.
Posisi membantu
memaksimalkan e
dan menurunkan u
pernafasan.
Pemasukan tinggi
membantu untuk
mengencerkan sek
membuatnya mud
dikeluarkan.
Agen mukolitik m
kekentalan dan pe
sekret paru untuk
pembersihan.
Berguna dalam m
derajat / masalah d
menentukan piliha
yang tepat.
Berguna dalam m
keefektifan nutrisi
dukungan cairan.
Menurunkan rasa
karena sisa sputum
obat.
3.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, aturan
tindakan dan
perpindahan.
Menyatakan
1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemahaman proses
belajar. Contoh : masalah
penyakit / prognosis
kelemahan, tingkat partisipasi
dan kebutuhan
dan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi
dan diit karbohidrat dan masukan
cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi,
kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum
alkohol dan tidak merokok
Memaksimalkan m
nutrisi sebagai keb
energi dan menuru
gaster.
Memberikan bant
perencanaan diet d
nutrisi adekuat un
kebutuhan metabo
Belajar tergantung
dan kesiapan fisik
pada tahapan indiv
Memenuhi kebutu
metabolic, memba
meminimalkan ke
meningkatkan pen
Meningkatkan ker
dalam program pe
dan mencegah pen
obat.
Kombinasi INH d
telah menunjukka
peningkatan insid
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
Diagnosa medis
: TB Paru
: 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :
A
: Pihak ayah
: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Sudah meninggal
erkemihan
encernaan
ntegumen
a.
Eliminasi
:
klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:
dentitas
Harga diri
deal diri
Mandi
Berpakaian
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.
sebagai laki-laki.
:
klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
Gambaran diri :
eran
Eliminasi
ebelum sakit
aat dikaji
klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
j.
4. Pemeriksaan Fisik
TTV
TD
: 130/80 mmHg
: 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB
: 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
Palpasi
Mata
Inspeksi
Palpasi
Hidung
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Mulut
:
Inspeksi
bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher
:
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ronchi +/ +, wheezing +/ +a
Abdomen
Inspeksi
datar
Palpasi
Perkusi
tidak kembung
Auskultasi
Atas
Ekstremitas
:
akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah
a.
Hasil
5,7 g/ dL
Normal
13-17 g/ dL
Eritrosit
2,03 uL
4,20-5,40 uL
Leukosit
7400 uL
5.000-10.000 uL
Trombosit
230.000 uL
150.000-450.000 uL
GDS
67 mg/ dL
110-160 mg/ dL
Ureum
31 mg/ dL
10-50 mg/ dL
Creatinin
1,1 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
Asam urat
8,5 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
Protein total
7,6 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
Albumin
2,2 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
DS
DO
- TTV
TD
: 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
ANALISA DATA
N
o
1
Data
Dampak Masalah
Peradangan parenkim
berlendir
paru
Masalah
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Keluarnya eksudut
- TTV
dalam alveoli
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
Peningkatan produksi
R : 24 x/ mnt
sputum
SB : 36,5 C
- auskultasi paru ronchi +/
+
Kemampuan batuk
menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
:
Kelemahan tubuh
- terpasang IVFD
Terpasang infuse di
Intoleransi aktivitas
lengan kanan
- klien mengeluh
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
Ketidakseimbangan
Batuk produktif
kebutuhan tubuh
Data
Dampak Masalah
Masalah
o
badan
:
- BB sebelum sakit : 46
Peningkatan frekuensi
pernafasan
SD
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
n jalan nafas
Bersihan jalan
ektif b/d
nafas kembali
i sputum
efektif setelah
seperti bunyi,
nafas dapat
frekuensi pernafasan
setelah diat
dengan :
diberikan tindakan
menunjukkan
posisi semi
en mengeluh
keperawatan
ketidakmampuan
teratur, terdengar
erlendir
selama 3 hari
untuk membersihkan
sputum yan
en mengeluh
dengan kriteria
hari
jalan nafas.
pernafasan torakal
banyak
fas
hasil:
abdominal
: - TTV
- batuk berlendir
: 130/80mmHg
berkurang atau
: 80 x/ mnt
hilang
: 24 x/ mnt
- sekret encer
: 36,5oC
- tanda-tanda vital
11-8-08, jm.12.00
2. Mengukur TTV
2. Penyimpangan
- klien m
TD : 130/80mmH
N : 82 x/ mnt
TD : 130/80mmHg
R : 24 x/ mnt
normal TTV
N : 84 x/ mnt
SB : 36,2oC
menunjukkan
R : 24 x/ mnt
A : masalah
SB : 36,2oC
2. Observasi tanda-tanda
kultasi paru
dalam putus
perubahan status
/+
normal
hari
pasien.
utum kental
- ronchi -/-
: - kaji fun
- Mengawasi klien
06.00, 12.0
- observa
11-8-08, jm.12.15
3. Merubah posisi tidur
3. Atur posisi klien
pernafasan
3. Posisi membantu
teratasi
setiap 8 jam
- pertaha
tidur semi f
- anjurka
untuk minu
menurunkan upaya
semi fowler
yang banya
pernafasan.
- anjurka
11-8-08, jm.13.15
untuk tetap
4. Mengajarkan teknik
menggunak
batuk efekt
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
ventilasi dan
11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien
dapat belajar
batuk
dialaminya.
11-8-08, jm.13.45
batuk
6. Menganjurkan
keluarga dan klien
6. Pemasukan cairan
untuk memenuhi
yang banyak
meningkatkan asupan
membantu
cairan sedikitnya
mengencerkan sekret.
sesuai instruksi
teratur mempercepat
proses penyembuhan
3 cc melalui IVFD
Menganjurkan klien
12.00, 18.00)
berhenti
Eva
batuk
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
1. Melakukan observasi
belum bisa
(06.00)
INH 1x3 tab (06.00)
PZA 1x3 tab (06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
Klien dapat
an tubuh dan
enyakit ditandai
baik dengan
mobilitas dengan
tingkat
derajat ketergantungan
beraktivitas
kriteria hasil :
menggunakan skala
ketergantungan
terbatas pad
berpakaian = 4,
mobilisasi
nya dibantu
AB dan BAK
an di tempat
pasang infus
1. Untuk mengetahui
ketergantungan
beraktivitas secara
eliminasi = 3,
mandiri
mobilisasi = 2, pindah
- klien m
merasa lela
dilakukan sendiri
tangga = 4. Hasil :
melakukan
di toilet
terjadi ketergantungan
aktivitas
e 5% di lengan
- BAB da
tempat tidu
11-8-08, jm.08.10
A : masalah
2. Membantu pasien
2. Memenuhi kebutuhan
sehari-hari klien
teratasi
: - bantu k
dengan menyediakan
pemenuhan
- anjurka
saat BAB
untuk berak
berdasarkan tingkat
11-8-08, jm.08.15
secara man
ketergantungannya
3. Menganjurkan klien
untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Eva
beraktivitas secara
bertahap
mandiri
4. Beri reinforcement
4. Pujian
semangat pasien
untuk bisa mandiri
seimbangan
Menunjukkan
urang dari
an b/d produksi
dengan kriteria
mendefinisikan
walaupun m
dan anoreksia
hasil :
porsi
- Peningkatan BB
pilihan intervensi
kebutuhan, BB saat
: - porsi m
- Bebas tanda
atau tidak
yang tepat
dihabiskan
dengan :
en mengeluh
mi penurunan
12-8-08, jm.08.00
malnutrisi
1. Berguna dalam
: - klien m
sudah bisa
- frekuen
akan
en mengeluh
mi penurunan
dan
sebelum sakit :
2. Mengganti cairan
2. Awasi masukan
meningkat
- BB 40 k
sebagian
: - awasi m
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
BB sesudah
0 kg
Rasional
Implementasi
Eva
Awasi pengeluaran
gtt/ mnt, BB : 40 kg
urine, keringat
dukungan cairan
hari
12-8-08, jm.08.10
masukan nutrisi
makanan TKTP
sebagai kebutuhan
- timbang
- mengan
3. Menganjurkan klien
klien untuk
mempertah
tapi sering
masukan nu
energi
12-8-08, jm.12.00
4. Kolaborasi ahli gizi
4. Mengawasi pola
komposisi diit
klien menghabiskan
dalam perencanaan
makanannya, porsi
makan sedikit
yang adekuat
pengetahuan
Klien mengerti
13-8-08, jm.08.00
penyakitnya b/d
tentang
ya informasi
penyakitnya
kemampuan klien
tentang pen
dengan :
setelah diberikan
kesiapan fisik
diderita
1. Kaji pengetahuan
1. Belajar tergantung
1. Mengukur
: - klien da
mengatakan
en mengatakan
penyuluhan dengan
: - klien da
engerti tentang
kriteria hasil :
penyuluhan
menjelaska
tnya
- Klien
pentingnya
gkat pendidikan
13-8-08, jm.08.20
mat SD
pemahaman
tentang penjelasan
dan pengobatan di
pengobatan di rumah
2. Memberikan
penyuluhan kepada
dan akibat p
A : masalah
: - anjurka
sa Keperawatan
Tujuan
yang diberikan
Intervensi
rumah sakit
- Klien dapat
menjelaskan
kembali secara
Rasional
Implementasi
Eva
keluarga be
mengurangi
tentang pentingnya
teratur dan
komplikasi
perawatan di rumah
putus obat
sakit
umum penjelasan
tentang proses
yang diberikan
13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan
pengetahuan pada
klien tentang
penyakitnya
13-8-08, jm.09.30
4. Mencegah pasien
4. Menjelaskan pada
obat
meningkatkan kerja
tentang pentingnya
sama dalam
pengobatan dan
pengobatan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan dimulai
dari pertama dan
penyakit yang diderita
bisa bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl.
Senin,
Dx
I
11-08-08
Jam
Implementasi
08.00- Mengkaji fungsi
Evaluasi
: - klien mengatakan
pernafasan klien
I, II
frekuensi 24 x/ mnt,
: - TTV
pernafasan torakal/
TD : 130/80mmHg
abdominal
N : 82 x/ mnt
SB : 36,2oC
A : masalah belum
N : 82 x/ mnt
teratasi
R : 24 x/ mnt
: - kaji fungsi
SB : 36,2oC
18.00
- anjurkan klien untuk
klien dapat
menggunakan teknik
mengeluarkan sekret,
batuk
jumlah + sendok
makan
13.25- Merubah posisi tidur
klien dari tidur
terlentang menjadi semi
fowler
I
efektif
melakukan dengan baik,
- klien mengeluh
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk menggunakan
Evaluasi
18.00 Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
irama teratur, frekuensi
22 x/ mnt
Selasa,
12-8-08
II
Diagnosa I
derajat ketergantungan
: - klien mengatakan
pada klien
Hasil :
- klien mengatakan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Mandi = 2, berpakaian = sesak nafas berkurang
2, eliminasi = 3,
mobilisasi = 2, pindah =
08.00 klien
Hasil : nutrisi kurang
sebagian
: - pertahankan posisi
semi fowler
- kaji frekuensi
masuk RS : 40 kg,
12.00, 18.00
Diagnosa II
: - klien mengatakan
aktivitasnya masih
dibantu
: - BAK dilakukan di
abdominal
tempat tidur
III
teratasi
pemenuhan kebutuhan
sehari
- anjurkan untuk
beraktivitas secara
mobilisasi
- Menganjurkan klien
II, III
: - klien mengatakan
sudah bisa makan
Hari/ Tgl.
Dx
II
Jam
Implementasi
untuk bisa melakukan
Evaluasi
walaupun dalam porsi
yang sedikit
: - porsi makan
dihabiskan
melakukan aktivitas
- frekuensi makan
- Mengukur TTV
TD : 130/80mmHg
I, III
meningkat
A : masalah teratasi
N : 82 x/ mnt
sebagian
R : 22 x/ mnt
: - awasi pemasukan
SB : 36,5oC
dan pengeluaran
Hasil : klien
menghabiskan
makanannya porsi
makan sedikit
- Menganjurkan klien
untuk tetap
menggunakan teknik
batuk efektif setiap
ingin batuk
I
Rabu,
13-8-08
I, II
I, II,
III, IV
Diagnosa I
frekuensi pernafasan 24
: - klien mengeluh
batuk berlendir
: - sputum kental
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
abdominal
- Observasi derajat
Evaluasi
- TTV
TD : 130/80mmHg
R : 22 x/ mnt
eliminasi = 2, mobilisasi
SB : 36,5oC
= 0, pindah = 3,
A : masalah belum
ambulasi = 2, naik
teratasi
tangga = 3
: - pertahankan posisi
- Mengukur kemampuan
klien untuk belajar
meningkatkan asupan
diberikan penyuluhan
cairan
- Memberikan
penyuluhan kepada
III
semi fowler
Diagnosa II
: - klien mengatakan
sepenuhnya masih
terbatas pada mobilisasi
: - BAB dan BAK di
tempat tidur
- berpakaian dibantu
oleh keluarga
A : masalah belum
teratasi
: - anjurkan klien
beraktivitas mandiri
secara bertahap
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
meningkatkan aktivitas
Evaluasi
Diagnosa III
- Mengobservasi TTV
: - klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mnt
sedikit
R : 22 x/ mnt
- klien mengatakan
12.00
SB : 36,5oC
sering makan
makanan dihabiskan
A : masalah teratasi
- Menimbang BB pasien
sebagian
Hasil : BB = 40 kg
- Memberikan suntikan
mempertahankan asupan
nutrisi yang
- timbang BB setiap
hari
Diagnosa IV
: - klien
mengungkapkan
mengerti tentang cara
pencegahan penularan
selesai
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
obat sendiri
A : masalah teratasi
: -
Materi
Metode
Konsep TB
Paru
Pengertian
Penyebab
Gejala
Cara penularan
Alasan dirawat di RS
Pentingnya
pengobatan dan
akibat putus
obat
Ceramah Tanya
jawab
Ceramah Tanya
jawab
Aktivitas KMB
Media
Petugas
Klien
Kesehatan
Flip chart Menjelaskan
Memperhatikan Leaflet
kepada klien
penjelasan
dan keluarga
petugas dan
konsep
bertanya jika tuberkolosis
tidak mengerti paru
Flip chart Menjelaskan :
Memperhatikan Leaflet - Alasan dirawat penjelasan
di RS
petugas dan
- Pentingnya
bertanya jika
pengobatan dan putus obat satu
akibat putus
hari saja
obat
Evaluasi
Proses
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya?
Gejalanya?
Cara penularan?
Mengapa
dirawat di RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan? Akibat dari
putus obat
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.
Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 2001
1.
Hasil
Klien dan
keluarga
memahami
tentang konse
penyakit
tuberkolosis p
Klien dan
keluarga men
mengapa dira
di RS
Klien dan
keluarga men
pentingnya
pengobatan d
akibat putus o
2.
Ina fitriana9 Juni 2015 17.52
makasih banyak ya gan ilmunya mengenai askep tbc,salam kenal
Balas
3.
Adem Banget26 Agustus 2015 23.34
ijin copas ya
makasi
Balas
4.
Dunia Keperawatan11 Desember 2015 00.45
Salam Kesehatan...
Kunjungi : http://dunia-keperawatan33.blogspot.co.id/
Kumpulan Askep+LP+SAP+SOP+Leaflet+Video+Info Kesehatan Terlengkap.
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2016 (4)
2014 (2)
2013 (3)
Agustus (3)
ASKEP Fraktur
ASKEP TBC
ASKEP
2012 (6)
Mengenai Saya
dolvi criswanto
Lihat profil lengkapku
dolvi. Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.