Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Terdapat beragam pendapat mengenai akar kata tasawuf . Ada yang
mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shufah (kain dari bulu),
karena kepasrahan seorang sufi kepada Allah ibarat kain wol yang
dibentangkan.
Karomah

adalah

kemuliaan

atau

penghormatan,

yakni

kemuliaan/penghormatan dari Allah Swt. Itu pengertian karomah secara


bahasa, dari kata karoma - karim (mulia).
Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang
banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual,
seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.
Istilah 'khadam' berasal dari bahasa Arab. Orang Jawa menyebut khadam
dengan 'perewangan' yaitu makhluk gaib yang menjadi pembantu manusia.
Aliran kejawen.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan tasawuf ?
2. Apa yang di maksud dengan karamah ?
3. Apa yang di maksud dengan barokah ?
4. Apa yang di maksud dengan khadam ?
5. Apa yang di maksud dengan suwuk ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang tasawuf.
2. Untuk mengetahui tentang karamah.
3. Untuk mengetahui tentang barokah.
4. Untuk mengetahui tentang khadam.
5. Untuk mengetahui tentang suwuk.

BAB 2
PEMBAHASAN

TASAWUF
A. Pengertian Tasawuf

Terdapat beragam pendapat mengenai akar kata tasawuf . Ada yang


mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shufah (kain dari bulu),
karena kepasrahan seorang sufi kepada Allah ibarat kain wol yang
dibentangkan. Ada yang berpendapat shifah (sifat) sebab, seorang sufi adalah
orang yang menghiasi diri dengan segala sifat terpuji dan meninggalkan setiap
sifat tercela. Pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shuffah
(sufah) sebab, seorang sufi mengikuti ahli sufah dalam sifat yang telah
ditetapkan Allah bagi mereka. Al-Qusyari berpendapat bahwa tasawuf berasal
dari shafwah (orang pilihan atau suci). shaf (saf), seolah para sufi berada di saf
pertama dalam menghadapkan diri kepada Allah dan berlomba-lomba untuk
melakukan ketaatan. Sebagian kalangan mengatakan, kata tasawuf dinisbatkan
pada kain wol yang kasar (shuf khasyin). Sebab, para sufi gemar memakainya
sebagai simbol zuhud dan kehidupan yang keras. Jadi Tasawuf adalah usaha
untuk membersihkan jiwa, memperbaiki akhlak dan mencapai maqam ihsan.
Dengan kata lain yaitu usaha menaklukan dimensi jasmani manusia agar
tunduk dimensi rohani. Tasawuf oleh kaum orientalis disebut dengan sufisme.
Sufisme dipakai untuk mistisisme Islam dan tidak dipakai untuk mistisisme
agama-agama lain. Orang yang pertama kali memakai kata sufi adalah Abu
Hasyim al-kufi di Irak (150 H).
B. Sejarah perkembangan tasawuf.
Fase-fase dalam perkembangan tasawuf:
1. Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum diperlukan,
karena pada era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli ibadah.
Mereka semua berlomba mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam
setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum membutuhkan tasawuf karena
segala sesuatunya didasarkan pada perkataan, perbuatan dan ketetapan
Rasulullah.
2. Pada masa sahabat dan tabiin sudah menggunakan tasawuf, tetapi belum
mengggunakan istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin merupakan
sufi yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat umum yang
terdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanya

perasaan takut dan cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah melebihi
dirinya sendiri.
3. Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulai memeluk Islam.
Bidang ilmu pengetahuan semakin meluas dan terspesialisasi, muncullah
ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu faraid dan ilmuilmu lainnya.
4. Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demi sedikit
melemah. Manusia mulai lupa akan kewajibannya kepada Allah, sehingga
ahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikan ilmu tasawuf serta
menerangkan kemuliaan dan keutamaannya diantara ilmu-ilmu lainnya.
Mulai dari fase inilah ilmu tasawuf berkembang.
C. Dalil-Dalil Al-Quran dan Hadits yang Berkenaan tentang Perlunya
Tasawuf
Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang menjadi sumber ajaran tasawuf dan sebagai
pendorong untuk mengikatkan dan mendekatkan diri kepada Allah, di
antaranya adalah sebagai berikut:

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Al-Baqarah: 186).




Artinya: Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana pun kamu
menghadap, di-sanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha
Luas lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 115).


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang
murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum
yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS: Al-Maidah
Ayat: 54)
Hadits
1. Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku
mendekatinya sehasta, jika dia mendekat sehasta, maka Aku mendekat
sedepa, jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang
kepadanya berlari (H.R.Bukhari).
3

2. Senantiasa hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan amal nawafil


sehingga Aku mencintainya, apabila Aku mencintainya jadilah Aku
pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, matanya yang
dipergunakan untuk melihat, lidahnya yang digunakan untuk berbicara,
tangannya yang digunakan untuk menggenggam, kakinya yang
digunakan untuk berjalan, dengan Aku dia mendengar, berpikir,
menggengam,

dan

berjalan

(H.R.

Bukhari). Hadits

juga

menggambarkan Tuhan itu dekat. Nabi itu sudah dekat dengan Tuhan,
dan praktek Sufi juga tergambar dalam sunah nabi. Jadi terlepas dari
kemungkinan adanya atau tidak adanya pengaruh dari luar, ayat-ayat
serta hadits-hadits di atas dapat membawa kepada timbulnya aliran
sufisme atau tasawuf dalam Islam, yaitu ajaran-ajaran tentang berada
sedekat mungkin pada Tuhan.
D. Manfaat tasawuf
Tasawuf memiliki banyak manfaat dalam kehidupan, di bawah ini adalah
beberapa manfaat tasawuf yaitu:
1. Dalam bidang kecerdasan emosional, Apabila dapat mengamalkan tasawuf
dengan baik maka dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik pula
2. Dalam bidang kecerdasan spiritual
Tasawuf mengingatkan manusia tentang kemaitian, agar umat manusia
selalu beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan
kejahatan.
3. Dalam bidang Agama
Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam secara kaffah serta untuk
mengembangkan kerukunan hidup beragama dan integrasi sosial.
4. Dalam bidang etos kerja
Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam ajaran Islam bekerja
itu wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.
5. Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di
Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan
kehidupan

agama

yang

komprehensif

dan

utuh

serta

untuk

mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju.


6. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan

Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang


bijaksana dan rasional serta mendidik untuk memiliki tanggung jawab
sosial.
E. Istilah-Istilah dalam Tasawuf
1. Fana: hilangnya sifat-sifat buruk (maksiat lahir dan maksiat batin). Bahwa
fana itu ialah lenyapnya segala-galanya.
2. Itihad: satu tingkatan dalam tasawuf dimana seorang sufi telah merasa
dirinya bersatu dengan Tuhan. Yaitu pertukaran peranan antara yang
mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu atau tegasnya antara sufi
dengan Tuhan.
3. Baqa: kekal, tetap, terus hidup.
4. Hulul: Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil
tempat di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada di dalam
tubuh itu dilenyapkan.
5. Maqamat: Pada Istilah Maqam atau arti jamak adalah maqamat ,
sebagaimana juga ahwal, yang dipahami berbeda menurut para sufi.
Namun semuanya sepakat dalam memahami maqamat yang berarti
kedudukan seorang pejalan spiritual atau sufi di hadapan Allah yang
diperoleh melalui kerja keras dalam beribadah kepadaNya, bersungguhsungguh melawan hawa nafsu (mujahadah), serta latihan-latihan
keruhanian budi-pekerti (adab) yang dapat membuatnya memiliki syarat syarat dalam melakukan usaha - usaha untuk menjalankan berbagai
kewajiban dengan baik dan mendekati sempurna.
6. Ahwal: hal atau arti jamak adalah ahwal adalah suasana atau keadaan yang
menyelimuti kalbu, yang diciptakan sebagai hak prerogatif pada Allah
dalam hati setiap hambanNya, tidak ada sufi yang mampu merubah
keadaan tersebut apabila datang saatnya, atau memperhatikannya apabila
pergi.
KARAMAH
A. Pengertian
Karomah

adalah

kemuliaan

atau

penghormatan,

yakni

kemuliaan/penghormatan dari Allah Swt. Itu pengertian karomah secara


bahasa, dari kata karoma - karim (mulia).
Kata karomah tidak dikenal dalam kamus bahasa Indonesia. Dalam KBBI
hanya ada kata "keramat" diadaptasi dari kata karomah (Arab).
5

keramat adalah suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan


manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan .Secara istilah, karomah
adalah hal atau kejadian yang luar biasa di luar nalar (logika) dan kemampuan
manusia awam yang terjadi pada diri seseorang (wali Allah).
Karomah dimiliki sebagian orang yang suka menjalankan kebaikan,
sunnah, dan memiliki keistiqomahan yang sempurna. Allah Swt memberikan
kemuliaan dengan karomah ini kepada siapa saja yang Dia dikehendaki .
Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarh al-Aqidah al-Wasithiyah,
Ahlus Sunnah wal Jamaah mengimani adanya karomah bagi wali-wali Allah.
Oleh karena itu, Imam At Thahawi didalam kitab akidahnya yang terkenal,
Aqidah Thahawiyah, berkata:
Kita tidak mengutamakan seorang wali pun lebih di atas para nabi a.s. dan
kita katakan: satu orang nabi itu lebih utama dari seluruh para wali. Dan kita
mengimani tentang karomah mereka dan kabar yang shohih dari orang-orang
yang tsiqah (terpercaya) berkenaan dengan riwayat mereka .
Syarat suatu kejadian itu dikatakan sebagai karomah, di antaranya orangorang yang beriman, jujur, bertakwa, dan menjalankan syariat Allah Taala.
Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada ketakutan terhadap
mereka dan tidak (pula) bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan
mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira didalam kehidupan
dunia dan ( dalam kehidupan) akhirat . (QS. Yunus : 61-63 ).
Ayat di atas juga menegaskan "setiap muslim yang beriman dan selalu
bertakwa adalah wali Allah".
Di antara karomah yang ditetapkan oleh Al-Quran yang terjadi pada
umat terdahulu adalah kisah Ashabul Kahfi yang hidup di antara kaum
musyrikin sementara mereka beriman kepada Allah
Menurut

Imam

Al-Quthubi, pemilik

karomah

biasanya

menyembunyikan karomah itu dan tidak menampakkannya kecuali ada


manfaat yang diketahui kebaikkannya.

Imam

Al-Quthubi

berkata:

Al-Karomah

salah

satu

cirinya

disembunyikan sedangkan mujizat salah satu cirinya ditampakkan; sedangkan


pendapat yang mengatakan al-karomah tampak tanpa ada keinginan atau
permintaan dari (pemiliknya) sedangkan mujizat apa-apa yang tampak pada
saat permintaan para nabi-nabi mereka diminta bukti (oleh para umatnya),
maka muncullah tanda-tanda mu'jizat. Wallahu a'lam.

BAROKAH ATAU BERKAH


A. Pengertian
BERKAH adalah salah satu kata yang terkandung dalam salam Islam
--Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Semoga keselamatan,
rahmat Allah, dan keberkahan selalu menyertai Anda (kalian).
Kata berkah juga termasuk dalam doa kita kepada yang menikah:
baarokalloohu lakuma.... Semoga keberkahan Allah untuk kalian berdua
(pasangan pengantin).
Dalam khotbah Jumat, khotib biasanya menutup khutbah pertama dengan
ungkapan baarokallohu lii walakum, semoga berkah Allah untukku dan untuk
kalian. Demikian pula di akhir khotbah kedua sebelum doa penutup khotbah.
Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa Arab: barokah () , artinya
nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab
adalah mubarak dan tabaruk.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah karunia
Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.
Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni bertambahnya
kebaikan

(Imam

Al-Ghazali,

Ensiklopedia

Tasawuf,

hlm.

79).

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang
banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti
keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia.
Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah
memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan (2) kebaikan
7

yang berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah


kebaikan yang banyak dan abadi.
Dalam keseharian kita sering mendengar kata "mencari berkah", bermaksud
mencari

kebaikan

atau

tambahan

kebaikan,

baik

kebaikan

berupa

bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal


kebaikan (pahala).
B. Kata berkah dalam Al-Quran
Dalam Al-Qur`an kata berkah (barakah) hadir dengan beberapa makna, di
antaranya: kelanggengan kebaikan, banyak, dan bertambahnya kebaikan. AlQuran sendiri merupakan berkah bagi manusia sebagaimana firman-Nya:
"Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran. (QS. Shaad:
29).
Berkah dalam arti kebaikan, keselamatan, dan kesejahteraan tercantum
dalam ayat berikut ini:
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS.
Al-A'raf: 96).
C. Kata Berkah dalam Hadits
Dalam hadits juga banyak ditemukan kata berkah, semuanya mengarah pada
kebaikan dan pahala.
"Berkumpullah kalian atas makanan dan sebutlah nama Allah, maka Allah
akan memberikan keberkahan pada kalian di dalamnya." (HR. Abu Daud)
"Ya Allah, berkahilah umatku yang (bersemangat ) di pagi harinya." (HR. Abu
Daud).
Penjual dan pembeli itu diberi pilihan selama keduanya belum berpisah. Bila
keduanya jujur dan menjelaskan (kondisi barangnya), maka keduanya
diberkahi dalam jual belinya. Namun bila keduanya menyembunyikan dan
berdusta, maka akan dihilangkan keberkahan jual beli keduanya. (HR.
Bukhari-Muslim).
Sungguh, Allah menguji hamba dengan pemberian-Nya. Barangsiapa rela
dengan pembagian Allah terhadapnya, maka Allah akan memberikan

keberkahan baginya dan akan memperluasnya. Dan barangsiapa tidak rela,


maka tidak akan mendapatkan keberkahan. (HR. Ahmad). Wallahu a'lam.

KHADAM
A. Pengertian
Istilah 'khadam' berasal dari bahasa Arab. Orang Jawa menyebut khodam
dengan 'perewangan' yaitu makhluk gaib yang menjadi pembantu manusia.
Aliran kejawen dan hikmah berbeda pendapat mengenai siapakah khodam itu?
Aliran kejawen beranggapan bahwa perewangan adalah jenis makhluk tertentu
yang memang diciptakan Tuhan untuk membantu manusia. Menurut faham
kejawen, perewangan bukanlah jin dan bukan malaikat, melainkan makhluk
gaib khusus yang berfungsi menimbulkan kekuatan supranatural pada manusia
sakti atau benda bertuah.
Sedangkan aliran hikmah yakin bahwa 'khodam' sebetulnya hanya julukan
bagi Jin atau Malaikat yang menbantu manusia. Pendapat ini setidaknya
berdasarkan dua alasan sebagai berikut: Pertama, Khodam dalam bahasa Arab
berarti pembantu, penjaga, atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa
Arab, pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan bodyguard juga bisa
disebut sebagai khodam. Kedua, dalam kitab suci Al-Quran, sudah diterangkan
bahwa Tuhan hanya menciptakan hambanya yang berakal dalam tiga bentuk
saja, yaitu: Malaikat, Manusia, dan Jin. Kalaupun ada yang istilah 'khodam' ,
maka tidak lain hanyalah nama alias untuk ketiga jenis makhluk tersebut.
Seperti istilah 'setan' sebetulnya bukanlah jenis makhluk, melainkan hanya
julukan bagi jin dan manusia yang suka berbuat kejahatan.
Dalam teori metafisika, datangnya khodam bisa dipelajari atau diusahakan.
Usaha untuk memperoleh pendamping gaib bisa dilakukan dengan puasa
tertentu, wirid atau mantra, meditasi atau cara yang paling mudah yaitu:
pemindahan khodam dari guru yang sudah menguasai Ilmu Khodam.
Setidaknya ada 3 manfaat utama jika Anda memiliki khodam, yaitu: khodam
selalu mengikuti, melindungi dan membantu Anda menyelesaikan masalahmasalah Anda.
B. Sifat khadam

Sebagian dari Anda mungkin menjadi takut mempelajari ilmu khodam


setelah tahu bahwa selain Malaikat, khodam juga bisa berasal dari bangsa jin.
Namun, ketahuilah bahwa jin yang menjadi khodam sifatnya sangat berbeda
dengan jin penggangu yang Anda khawatirkan. Jin yang menjadi khodam
bersifat pasif dan tidak memiliki nafsu seksual. Dia tidak bisa mempengaruhi
pikiran Anda, dan tidak bisa menampakkan diri. Penampilannya pun dalam
bentuk yang indah dan sopan. Umumnya khodam tampil dalam bentuk lakilaki berpakaian serba putih dengan wajah yang tampan.
Meskipun khodam selalu mengikuti Anda, dia tidak akan berkomentar apa
pun tentang tindakan Anda. Khodam juga tidak bisa berkomunikasi dengan
Anda, kecuali Anda sudah mencapai Ilmu Khodam tingkat tinggi dan Anda
ingin melihat sosok khodam. Jadi intinya, meskipun ratusan khodam mengikuti
Anda, Anda tetaplah diri Anda yang merdeka, boleh melakukan apa saja sesuka
hati. Anda tidak perlu takut dengan khodam karena khodam sepenuhnya hanya
akan membantu Anda tanpa minta imbalan dan tidak mengganggu.
C. Khodam Ilmu/Qorin.
Khodam Ilmu adalah khodam yang bertugas untuk menjaga, melaksanakan,
menyatakan dan memperkuat sebuah ilmu tertentu, sehingga ilmu tersebut bisa
berfungsi secara maksimal. Hal ini banyak terdapat dalam ilmu-ilmu atau ajian
kebal dan lain-lain. Salah satu dari ilmu tersebut adalah Asmak Khodam
Malaikat. Khodam Asmak sangatlah kuat, karena muncul dari keyakinan atas
kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga energinya setingkat malaikat, dan
sangat ditakuti oleh bangsa jin atau makhluk halus lainnya. Anda dapat
merasakan kehadiran khodam ini setelah dibangkitkan, dia akan menjaga Anda
24 jam. Tidak ada pantangan kecuali melanggar semua aturan agama seperti
berzina, mabuk-mabukan dan lain-lain, tidak akan menggangu akhir
kehidupan, karena dia muncul dari energi, tidak menuntut tumbal atau
makanan atau sesaji apapun. Jadi, Anda tidak perlu khawatir akan segala akibat
buruk dari khodam ini, karena mereka hadir semata-mata karena doa atau wirid
untuk keselamatan Anda.

10

SUWUK
A. Pengertian suwuk
Suwuk adalah suatu cara penyebuhan alternatif dimana seseorang yang
dianggap memiliki kemampuan pengobatan dengan mantera membacakan
suatu mantra pada media air yang kemudian diminumkan kepada pasien atau
yang sedang menderita suatu penyakit. Pengobatan ini pada intinya dengan
melalui doa-doa memakai perantara air putih. Dalam berbagai literasi juga
ditemukan bahwa media yang digunakan bukan sekedar menggunakan air
putih melainkan juga kadang dengan menggunakan ludah dari penyuwuk.
Dalam bingkai budaya, tradisi suwuk sudah dilakukan secara turun
temurun dalam berbagai tradisi budaya khususnya pada masyarakat jawa,
dimana proses pengobatan dilakukan dengan membacakan mantera-matera
dari seseorang yang dianggap sebagai ahli, atau dukun atau tabib melalui
media air yang kemudian air tersebuh diberikan kepada pasien yang sakit, baik
diminumkan, digunakan untuk mandi maupun sekedar dibasuhkan dan
dicipratkan. Pada hari ini tradisi suwuk ini masih tetap bertahan dan masih
bisa ditemui dalam berbagai ritual penyembuhan dan terapi alternatif.
B. Sejarah budaya suwuk di indonesia
Budaya suwuk tidak lahir begitu saja di Indonesia. Ketika jaman
Walisongo, salah seorang anggotanya, Maulana Ishaq yang berasal dari
Samarkand, Rusia selatan ini adalah seorang ahli pengobatan. Salah satu
metode pengobatan yang dilakukan Maulana Ishaq adalah dengan suwuk.
Metode dakwah Maulana Ishaq yakni lewat jalur memberikan pengobatan
gratis kepada warga disuatu daerah yang dilewatinya. Hingga suatu saat
Maulana Ishaq dipanggil oleh seorang raja di Blambangan yang anaknya sakit
keras. Atas ijin Allah, pengobatan yang dilakukan Maulana Ishaq diberi
kesembuhan. Suwuk biasanya dilakukan oleh para kiai yang wirai, zuhud
atau mereka yang mendalami ilmu ketabiban.
11

Hampir semua kiai tempo dulu membekali dirinya dengan ilmu suwuk ini.
Biasanya para kiai yang memberikan pengobatan model ini menyertakan
pesan:Jangan lupa minta kesembuhan kepada Allah SWT, karena yang punya
kesehatan dan sakit itu hanyalah Allah. Manusia hanya ikhtiar dan obat
hanyalah perantara. Allah yang menentukannya.
C. Proses pembuatan air suwuk
Praktek menyuwuk biasanya menggunakan wasilah (media) air putih.
Paling baik menggunakan air zam-zam. Kalau tidak ditemukan, bisa juga
menggunakan air hujan, air sumur disekitar makam wali, atau air sumur di
sekitar makam Sunan Ampel Surabaya. Kalau semua itu sulit didapatkan,
setiap air putih juga bisa dipakai. Bahkan termasuk air mineral dalam
kemasan.
Wadah air dibuka tutupnya didepan kiai, dibacakan doa-doa tertentu lalu
ditiupkan ke dalamnya. Namun secara umum doa itu adalah: Ya Allah, Tuhan
Pencipta

Alam

dan

Pemelihara

Manusia,

hilangkanlah

penyakit,

sembuhkanlah dia. Engkaulah yang menyembuhkan. Tiada kesembuhan


kecuali kesembuhan dari Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan
penyakit. (HR. Bukhari)
Adapun cara penggunaannya: air yang sudah ditiupkan doa didalamnya itu
diminumkan kepada pasien. Bisa juga diusap-usapkan ke seluruh tubuhnya,
atau hanya ke bagian yang dirasakan sakit, atau dipercik-percikkan di
sekitarnya. Biasanya para kiai yang memberikan pengobatan model ini
menyertakan pesan:Jangan lupa minta kesembuhan kepada Allah SWT,
karena yang punya kesehatan dan sakit itu hanyalah Allah. Manusia hanya
ikhtiar dan obat hanyalah perantara. Allah yang menentukannya.
Pesan yang disampaikan (misalnya kiai) yang menyuwuk tadi ke pasien
merupakan efek placebo yakni dengan mendengarkan kata-kata kiai
tersebut, rasa cemas dan takut dalam diri mereka benar-benar hilang.

12

Kata-kata tersebut membangunkan kekuatan untuk menyembuhkan diri


sendiri, yang memang sudah ada dalam tubuh manusia.
Jadi, para kiai bukan sekedar memberikan pelayanan pengobatan suwuk,
namun sekaligus memberikan efek placebo lewat kata-kata positif berupa
doa atau motivasi yang sarat nilai spiritual. Sehingga, pasien dapat
menumbuhkan rasa percaya akan kesenbuhannya.
D. Suwuk dalam bingkai tradisi dan akidah
Banyak masyarakat yang masih mensakralkan suwuk. Berbondongbondong masyarakat mengambil dan berebut air berkah dari upacaraupacara adat tertentu. Bahkan, banyak pula yang lebih percaya pada air
berkah tersebut dibanding kekuasaan Allah swt yang bisa menyembuhkan.
Dalam ajaran Islam, perbuatan itu bisa dikatakan syirik atau menyekutukan
Allah. Karena jelas-jelas mengenyampingkan posisi Allah swt sebagai
pemberi penyakit dan penyembuh. Tapi, budaya suwuk kini tidak bisa
dilepaskan dari tradisi bangsa Indonesia. Tak hanya di pedesaan, suwuk pun
hadir di dunia modern dan kehidupan kota.
Secara tradisi, suwuk memang memiliki sisi positif karena melestarikan
budaya dari jaman terdahulu. Namun, dari segi akidah, suwuk bisa menjadi
hal yang mengancam ketauhidan pada Allah swt atas perilaku menyekutukan
tersebut.

13

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
tasawuf berasal dari kata shufah (kain dari bulu), karena kepasrahan seorang
sufi kepada Allah ibarat kain wol yang dibentangkan.
Karomah adalah kemuliaan atau penghormatan.
Dalam keseharian kita sering mendengar kata "mencari berkah", bermaksud
mencari

kebaikan

atau

tambahan

kebaikan,

baik

kebaikan

berupa

bertambahnya harta, rezeki, maupun berupa kesehatan, ilmu, dan amal


kebaikan (pahala).
khadam atau 'perewangan' yaitu makhluk gaib yang menjadi pembantu
manusia. Aliran kejawen.
Pada hari ini tradisi suwuk ini masih tetap bertahan dan masih bisa ditemui
dalam berbagai ritual penyembuhan dan terapi alternatif.
2. Saran
Umat islam harus percaya dengan semua keputusan allah. Termasuk soal maut,
jodoh, dan rejeki. Seperti tasawuf, barokah, karamah, khadam, suwuk.

DAFTAR PUSTAKA

14

Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M A. 2014. membumikan Awaja, Pegangan Para
Guru NU. Surabaya, khalim
Anonim tanpa tahun (http://www.asysyariah.com di akses 12 oktober 2014)
Anonim tanpa tahun (http://www.risalah.islam.com di akses 12 oktober 2014)

15

Vous aimerez peut-être aussi