Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia paranoid (F.20.0)
selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi dan resiko perilaku
kekerasan. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri
terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga
semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan terjadinya
perilaku kekerasan dapat menyebabkan klien semakin jauh dari bersosialisasi dengan
orang lain, membuat khawatir orang sekitar dan membahayakan orang lain.
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Aktivitas digunakan
sebagai terapi kelompok sebagai target asuhan keperawatan.
Ruangan NAPZA adalah salah satu ruangan yang terdapat di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Kalimantan Barat, klien yang berada di ruangan ini berjumlah 31 orang
dewasa, dengan diagnosa keperawatan umumnya ialah halusinasi, retardasi mental,
epilepsi dan resiko perilaku kekerasan. Sebagian besar waktu dihabiskan klien di
ruang NAPZA dengan melakukan aktivitas yang sudah terjadwal, mulai dari mandi
pagi, membereskan tempat tidur, membersihkan ruangan, makan siang, minum obat
dan istirahat. Aktivitas klien yang berada di ruang NAPZA terbatas karena hanya
berorientasi di ruang NAPZA, hanya di hari hari tertentu bisa melakukan aktivitas di
luar ruangan, seperti terapi okupasi dan meningkatkan spiritual klien (sesuai dengan
agama masing-masing).
Atas dasar data tersebut, maka kami mahasiswa Profesi UNTAN akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu Stimulasi Persepsi Umum: pada
klien dengan Halusinasi dan Resiko Perilaku Kekerasan melalui permainan Puzzle .
B. TUJUAN
a. Klien dapat bermain puzzle dengan baik, benar dan teratur
b. Klien dapat membentuk sosialisasi dengan orang lain
c. Dapat membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis
seperti kognitif dan afektif
d. Klien mampu meningkatkan fungsi konsentrasi, daya ingat, kerja kelompok
dan terhibur dengan aktivitas yang dilakukan.
e. Klien dapat mengambil kesimpulan dari permainan puzzle
f. Klien dapat menyalurkan emosi secara konstrukif

g. Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan


sosial, kepercayaan diri, dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
sederhana.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan, atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan
dari luar. Walauppun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi
sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang
teresepsi. Individu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dari
lingkungan.
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat
membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barangbarang. Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan
secara verbal dan fisik.
Menurut KBBI 2013, kata terapi ialah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yg sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit.
Kata aktivitas ialah keaktifan dan kegiatan, sedangkan kata kelompok
ialah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantung dan mempunyai norma yang sama.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seseorang therapist atau petugas kesehatan jiwa
yang telah terlatih
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.

BAB III
PENGAMATAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Umum: pada klien
dengan Halusinasi melalui permainan Puzzle Sederhana .
B. TUJUAN
1. Klien dapat bermain puzzle dengan baik, benar dan teratur
2. Klien dapat membentuk sosialisasi dengan orang lain
3. Dapat membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi
psikologis seperti kognitif dan afektif
4. Klien mampu meningkatkan fungsi konsentrasi, daya ingat, kerja
kelompok dan terhibur dengan aktivitas yang dilakukan.
5. Klien dapat mengambil kesimpulan dari permainan puzzle
6. Klien dapat menyalurkan emosi secara konstrukif
7. Bersifat rehabilitatif : meningkatkan kemampuan ekspresi diri,
keterampilan sosial, kepercayaan diri, dan meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah sederhana.
C. INDIKASI
1. Klien yang sehat secara fisik,
2. Klien yang tidak megalami tuli, buta, dan tidak dalam keadaan fisik
yang lemah.
D. KONTRA INDIKASI
1. Klien dengan riwayat retardasi mental
2. Klien yang tidak kooperatif dalam berkomunikasi
3. Klien dengan isolasi sosial dan harga diri rendah
E. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari / tanggal : Kamis, 15 Desember 2016
2. Pukul
: 09.00 10.00 WIB
3. Tempat: Ruang TAK Napza
F. TARGET PELAKSANAAN
1. Kriteria klien :
Klien yang mengalami Halusinasi
2. Proses seleksi
- Diambil dari setiap klien kelolaan
- Klien yang sudah tenang dan kooperatif
G. METODE DAN MEDIA
1. Metode
- Dinamika kelompok
- Bermain puzzel
- Mengekspresikan perasaan
- Mendengarkan musik

- Diskusi tanya jawab


2. Media
- Puzzle
- Speaker / Musik
- Hadiah
- Laptop
H. PENGORGANISASIAN
Tim Terapis :
1. Leader :
Irfan Hidayat
Tugas Leader :
- Membuka jalan kegiatan
- Memperkenalkan diri
- Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
-

dimulai
Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok

2. Co Leader
Vivi Meliana Sitinjak
Tugas Co leader
- Membantu tugas Leader
- Memotivasi kelompok untuk aktif
- Memberi reinforcement positif
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
3. Observer
Rendra Tri Saputra
Tugas Observer :
- Ikut serta sebagai anggota kelompok
- Mengawasi jalannya kegiatan
- Menilai setiap jalannya kegiatan
4. Fasilitator
Reza Finaldiansyah
Elisabet Boru Siragih
Tri Darsih
Tugas Fasilitator
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama
-

TAK berlangsung
Menjadi role model selama acara berlangsung
Menyiapkan alat dan media

I. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
Pada saat ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik: salam mulai dari terapis, perkenalan
nama, dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan klien mulai tinggal di ruangan
NAPZA, menanyakan perasaan penurunan daya ingat dan fungsi
pendengaran.
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan dan cara main sebagai berikut.
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
-

minta izin kepada terapis


Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Lama permainan 30 menit
Klien dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri

dari 3 orang berbaris ke belakang dengan cara diundi


Setiap kali musik berbunyi, seluruh anggota kelompok
bergoyang. Saat musik dihentikan, 1 orang klien dari
masing-masing kelompok membawa satu keping puzzle
untuk disusun di tempat penyusunan puzzle, lalu klien
kembali ke barisan kelompoknya, kemudian diikuti oleh 1
anggota kelompok lainnya dengan membawa 1 keping
puzzle berikutnya. Begitu seterusnya hingga puzzle

terbentuk sempurna.
Lagu dapat diputar dan dihentikan kapan saja pada saat

permainan sedang berlangsung.


Dipilih 1 kelompok tercepat yang dapat menyusun puzzle
dengan sempurna sebagai pemenang permainan dan
diberikan hadiah, sedangkan 2 kelompok lainnya akan
diberi sanksi berupa pertanyaan cara menangani halusinasi.
Apabila terdapat anggota kelompok yang tidak dapat

menjawab pertanyaan, maka akan diminta untuk bernyanyi.


2. Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
lengkap dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah
jarum jam.

b. Setiap klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua


audiens untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan kontrak, cara, dan aturan permainan.
d. Terapis memulai permainan dengan memutar lagu. Klien
mendengar dan bergoyang. Lagu dihentikan dan masing-masing 1
anggota kelompok membawa 1 keping puzzle untuk dibawa ke
tempat penyusunan puzzle yang kemudian diikuti oleh 1 anggota
kelompok lainnya. Begitu seterusnya hingga didapatkan pemenang
yang dapat menyelesaikan puzzle dengan sempurna dan cepat.
e. Memberikan pujian kepada seluruh anggota kelompok yang telah
selesai menyusun puzzle.
f. Memberikan hadiah kepada kelompok pemenang.
g. Memberikan sanksi berupa pertanyaan mengenai cara menangani
halusinasi kepada anggota kelompok yang kalah secara bergantian.
h. Memberikan sanksi berikutnya apabila terdapat anggota kelompok
yang kalah yang tidak dapat menjawab pertanyaan.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan klien
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan kepada klien untuk melatih menyusun puzzle
bersama-sama dengan teman yang lain
2) Membuat jadwal kegiatan menyusun puzzle
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan terapi aktivitas kelompok yang akan
datang
2) Bersama klien menyepakati waktu dan tempat terapi aktivitas
kelompok yang akan datang
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan dan
respon klien sesuai dengan tujuan TAK. Evaluasi dilakukan
menggunakan formulir evaluasi yang telah dibuat sebagai berikut.
Stimulasi Persepsi Umum
Menyusun Puzzle
N

Aspek Yang Dinilai

Nama Klien (Inisial)

O
1
2
3
4
5
6
7

Menyusun puzzle dengan baik dan benar


Bersosialisasi dan bekerja sama dengan
anggota kelompok secara baik
Menunjukkan kepercayaan diri dengan baik
Menunjukkan ekspresi diri dan emosi yang
konstruktif
Klien terhibur dan termotivasi
Menyimpulkan permainan dengan baik
Mengikuti kegiatan sampai selesai
Hasil yang diharapkan:
a. Minimal 75% klien mampu menyusun puzzle dengan baik dan
benar.
b. Minimal 75% klien mampu bersosialisasi dan bekerja sama dengan
anggota kelompok secara baik.
c. Minimal 75% klien menunjukkan keperacayaan diri dengan baik.
d. Minimal 75% klien menunjukkan ekspresi diri dan emosi yang
konstruktif.
e. Minimal 75% klien merasa terhibur dan termotivasi.
f. Minimal 75% klien mampu menyimpulkan permainan dengan baik
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan pada saat TAK telah selesai dilaksanakan
dengan mencatat hasil-hasil yang didapat selama TAK berlangsung ke
dalam catatan perawatan klien.
K. SETTING TEMPAT

Vous aimerez peut-être aussi