Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abses serebri merupakan infeksi intraserebral fokal yang dimulai sebagai serebritis
yang lokalisatorik dan berkembang menjadi kumpulan pus yang dikelilingi oleh
kapsul.
Epidemiologi
Di Indonesia belum ada data pasti, namun amerika serikat dilaporkan sekitar 15002500 kasuus abses serebri per tahun. Prevalensi diperkirakan 0,3-1,3 per 100.000
orang/tahun. Jumlah penderita pria lebih banyak daripada wanita, yaitu dengan
perbandingan 2-3:1.
Dengan perkembangan pelayanan vaksin, pengobatan pada infeksi pendiarti,
pendemi AIDS, terjadi pergeseran prevalensi ke usia decade 1-5 kehidupan.
Patogenesis
Mekanisme kuman masuk ke otak melalui beberapa cara:
1. perluasan langsung dari kontak focus infeksi (25-50%) : berasal dari sinus, gigi,
telinga tangah, atau mastoid. Akses menuju vena drainase otak melalui vena
emissary berkatup yang menjadi drain region ini.
2. hematogen (30%) ; berasal dari focus infeksi jauh seperti endokarditis bacterial,
infeksi primer paru dan pleura. Sering menghasilkan multiple abses cerebri.
3. setelah trauma kepala maupun tindakan bedah saraf yang mengenai dura dan
leptomeng.
4. kriptogenik (hingga 30%) :tidak ditemukan jelas sumber infeksinya.
Setelah kuman masuk ke otak maka selanjutnya akan terjadi proses evolusi
pembentukan abses melalui tahap 4 tahap sebagaimana dapat disimak di tabel 1
Etiologi
Banyak
organism dapat menjadi penyebab abses serebri, tergantung pada lokasi masuknya
infeksi.
Tabel 2. Sumber infeksi, lokasi lobus, flora mikroba
Infeksi oportunistik meningkatkan penyebab abses serebri pada pasien dengan
transplantasi organ , HIV, imunodifesiensi. Oreganisme tersebut: toxoplasma
Manifestasi klinis
Gejala dan tanda klinis dari abses otak terganggu kepada banyak faktor , antaralain
lokasi, ukuran ,stadiumdan jumlah lesi, keganasan kuman , derajat edem otak,
respon pasine terhadap infeksi , dan jugaumur pasien. Bagian otak yang terkena
dipengaruhi oleh infeksi primernya.
Pada stadium awal gambaran klinik abses otak tidak khas, terdapat gejala-gejala
infeksi seperti demam, malaise, anoreksia dan gejala peningkatan tekanan
intracranial berupa muntah, sakit kepala dan kejang. Dengan semakin besarnya
abses otak gejala semakin khas berupa trias absesotak yang terdiri dari infeksi,
peningkatan intracranial dan gejala neurologi fokal.
Manifestasi abses otak sebenarnya didasarkan dengan adanya:
1. manifestasi peningkatan intracranial, berupa sakit kepala, muntah, dan
papiledema.
2. manifestasi supurasi intrakaranial berupa iritabel, drowsniess, atau stupor, dan
tanda rangsangan meningeal.
3. tanda infeksi berupa demam,menggil,leukositosis
4. tanda local jaringan otak yang terkena berupa kejang, gangguan saraf cranial,
afasia, ataksia, paresis.
Abses pada lobus frontalis biasanya tenang dan bila ada gejala-gejala neurologic
seperti hemikonvulsi, hemi paresis, hemianopsia homonym diseratai kesadaran
yang menurun menunjukan progmosis yang kurang baaik.karena baisanya terjadi
herniasis dan perforasi kedalam kavum ventrikel.
Abses lobus temporalis selain menyebabkan gangguan pendengaran dan mengecap
didapatkan disfasia, defek penglihatan kwadran alas kontralateral dan hemianopsi
komplit. Gangguan motorik terutama wajah dan anggota gerak atas dapat terjadi
. Sebagian besar abses otak berasal langsung dari penyebaran infeksi telinga
tengah, sinusitis (paranasal, ethmoidalis, sphenoidalis dan maxillaries) abses
dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru sistemik
(empyema, abses paru, brokhiektasis, pneumonia)., endokarditis bacterial
akutdan sub akut dan penyakit jantung bawaan tetralogi fallot (abses
multiple, lokasi pada substansia putih dan abu dari jaringan otak).
Abses otak yang penyebarannya secara hematogen, letak absesnya sesuai dengan
peredaran darah yang didistribusi oleh arteri cerebri media terutama lobus
parietalis atau cerebellum dan batang otak.
Abses dapat juga dijumpai pada penderita penyakit imunologik seperti AIDS,
penderita penyakit kronis yang mendapat kemoterapi/steroid yang dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh.
20-37 % penyebab abses otak tidak diketahui
Penyebab abses yang jarang dijumpai ., osteomyelitis tengkorak, selluliti,
erysipelas wajah, abbess tonsil, pustule kulit, luka tembus pada tengkorak
kepala, septicemia
Berdasarkan sumber infeksi dapat ditentukan lokasi timbulnya abses dilobus
otak.
Infeksi sinus paranasal dapat menyebar secara retrograde thrombophlebitis
melalui klep vena diploika menuju obus frontalis atau temporal. Bentuk
absesnya baisanya tunggal, terletak superficial di otak, dekat dengan sumber
infeksinya.
Sinusitis sphenoidalis dapat menyebabkan abses abses pada lobus frontalis
atau temporalis
Sinusitis maxilaris dapat menyebabkan abses pada lobus temporalis
Sinusitis ethmoidalis dapat menyebabkan abses pada lobus frontalis.
Infeksi pada telinga tengah dapat menyebar ke lobus temporalis.
Pemeriksaan loboratorium
Jumlah leukosit : 10.000- 20.000/cm3 (60-70%)
Laju endapan darah meningkat : 45 mm/jam (75-90%)
Lumbal punksi tidak dianjurkan ( tidak spesifik untuk abses otak),
karena dapat dengan cepat menunjukan tanda-tanda herniasis otak.