Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen:
Dr. Ir. Rochmi Widjajanti, M.Eng.
Oleh:
Ersa Nurul Yarizsa
1513072
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat hidayah dan petunjuknya-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Paper ini dengan
baik.
Tak
lupa
sholawat
serta
salam
semoga
senantiasa
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
3
1.4
Manfaat Masalah
1
2
3
34
34
DAFTAR PUSTAKA
35
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan,
dan
kehidupan.
Salah
satu
pencemaran
itu
terjadi
dan
bagaimana
langkah
pembuatan
yang
dalam
kecap
merupakan
jenis
proses
pembuatannya
industri
disamping
sedangkan
limbah
cair
berupa
air
buangan
sisa
pencemaran
lingkungan
apabila
kualitas
air
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
No.
KEP-
Industri,
kandungan
masing-masing
polutan
yang
baku
mutu
yang
diperbolehkan,
tampak
bahwa
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk mengetahui proses
pembuatan kecap, mengetahui bagaimana cara mengolah dan
mengendalikan limbah pembuatan kecap agar tidak mencemari
lingkungan, dan mengetahui apakah limbah industri kecap telah
sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan telah ditetapkan oleh
Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup maupun Peraturan
BPLHD.
1.4 Manfaat Masalah
Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan dapat
bermanfaat :
1. Sebagai informasi tambahan mengenai limbah apa saja yang
dihasilkan dalam pembuatan kecap.
2. Sebagai informasi tambahan mengenai pengendalian dan
pengolahan limbah dalam pembuatan kecap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecap
Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau
hewani
berprotein
berwarna
coklat
tinggi
tua,
di
berbau
dalam
khas,
larutan
rasa
garam.
asin
dan
Kecap
dapat
kedelai
tersebut.
Mikroba
yang
tumbuh
pada
garam,
seperti
Zygosaccharomyces
(khamir)
dan
selain
sebagai
komoditi
ekspor.
Ikan
cepat
nelayan sepanjang negara Asean. Nama kecap ikan di negaranegara Asean juga berbeda (Indonesia : petis; Thailand : nam
pla, Filipina : patis; Jepang : shottsuru, dan Vietnam : nc mm).
Keunikan karakteristik kecap ikan adalah rasanya yang asin dan
berbau ikan.
Petis
di
Indonesia
dibuat
dengan
memasak
dan
peranannya
dalam
kehidupan.
Asam
amino
yang
proses
yang
sederhana,
dan
peralatan
yang
Kadar (%)
35-45
18-32
12-30
7
Protein (%
Berat)
36,00
Kedelai
Kacang hijau
Daging
Ikan segar
Telur ayam
Jagung
Beras
Tepung
singkong
35,00
22,00
19,00
17,00
13,00
9,20
6,80
1,10
Bahan Baku
1. Kedelai
Bahan utama dalam pembuatan kecap adalah kedelai. Jenis
kedelai dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu : kedelai kuning,
kedelai hitam kedelai hijau, kedelai coklat. Jenis-jenis kedelai
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna
kuning, putih atau hijau, yang bila dipotong melintang
memperlihatkan warna kuning pada irisan keping bijinya.
b. Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna
hitam. Kedelai hitam inilah yang biasanya dijadikan kecap.
10
biji
bulat,
kedelai
agak
bergantung
gepeng
dan
kultivarnya,
sebagian
bulat
dapat
telur.
lainnya.
2) Biji kedelai tidakgan hama dan penyakit.
3) Biji kedelai tidak memar atau rusak .
4) Kulit biji tidak keriput.
b. Syarat pokok
Tingkat mutu kedelai dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni;
mutu I, Mutu II, mutu III yang disajikan pada Tabel 2.5 sebagai
berikut:
Tabel 2.5 Syarat Pokok Mutu Kedelai
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria
Mutu I
13
1
2
0
1
0
Mutu
II
14
2
3
5
3
5
Mutu
III
16
5
5
8
5
10
11
2. Gula
Gula yang digunakan dalam pembuatan kecap adalah gula
aren. Gula aren yang digunakan biasanya berwarna coklat hingga
kekuningan dan memiliki tekstur yang keras. Untuk standard
mutu gula aren dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini:
Tabel 2.6 Standard Mutu Gula Aren
No
Kriteria Uji
1.
1.1
1.2
1.3
Keadaan
Bentuk
Rasa dan aroma
Warna
2
3
4
5
6
7
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
8
Satua
n
%b/b
%b/b
%b/b
%b/b
%b/b
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Persyaratan
Cetak
Butiran/Granul
a
Normal
Normal, khas
Kuning
kecoklatan
sampai
coklat
Maks. 1,0
Maks. 10,0
Maks. 2,0
Maks. 10,0
Maks. 77
Maks. 40,0
Maks. 2,0
Maks. 10,0
Maks. 0,03
Maks. 40,0
Maks. 1,0
Normal
Normal, khas
Kuning
kecoklatan
sampai coklat
Maks. 0,2
Maks. 3,0
Maks. 2,0
Min. 6,0
Min. 90,0
Maks. 40,0
Maks. 2,0
Maks. 10,0
Maks. 0,03
Maks. 40,0
Maks. 1,0
yang
mempunyai
digunakan
persyaratan
dalam
yaitu
proses
tidak
pengolahan
kecap
berwarna,
kadar
Peralatan
maka
dapat
menimbulkan
resiko
sehingga
13
hingga
benar-benar
selanjutnya.
bersih
Terdapat
enam
untuk
bak
dipakai
dalam
pencucian
yang
proses
dapat
perendaman
merendam
dilakukan
menyerap
kedelai
selama
air
ini
berupa
setelah
semalam
dan
drum,
proses
pencucian.
dengan
mengembang
digunakan
tujuan
sehingga
untuk
Perendaman
agar
kedelai
memudahkan
dengan
air
mengalir
kemudian
keringkan.
3. Tungku
Tungku digunakan untuk memanaskan tangki pemasakan.
Bentuknya yaitu kompor yang berbahan bakar minyak tanah.
Tungku ini dibersihkan dengan cara membersihkan lubanglubang tempat keluarnya api. Tujuannya supaya api dapat
menyala dan menghantarkan panas dengan tekanan yang
diinginkan.
4. Tangki Pemasakan
Tangki pemasakan merupakan tempat untuk memasak
kedelai setelah direndam serta untuk memasak produk kecap
bersama gula jawa dan bumbu. Terdapar enam buah tangki
pemasakan yang dapat digunakan untuk memasak secara
bersamaan. Perawatannya dilakukan dengan cara membersihkan
14
fermentasi
koji.
Perawatan
dilakukan
dengan
cara
Pencucin
dengan
air
panas
bertujuan
untuk
tangki
penampungan
dilakukan
dengan
cara
untuk
merendam
kedelai
hasil
fermentasi
koji.
15
terbuka
sehingga
dapa
menerima
sinar
matahari
langsung.
9. Bak penampung garam
Bak ini berfungsi menampung larutan garam yang akan
digunakan dalam proses fermentasi II. Pembersihannya dilakukan
setiap enam bulan sekali. Tujuan dilakukan pembersihan yaitu
untuk menjaga kebersihan dari debu yang berasal dari ruang
fermentasi moromi, karena ruangan tersebut berada di luar.
10.
Botol
Botol digunakan untuk mengemas kecap hasil produksi.
karena
dengan
dapar
melepaskan
kotoran
Sebelum
dilakukan
sikat.
yang
sulit
pencucian,
atau
pecah
tersebut
ditampung
dan
dijual
pada
16
mesin
terdapat
tangki
penampung
kecap.
diolah
menjadi
kecap
dengan
penyortiran
kedelai,
air
hingga
kedelai
mengembang,
sehingga
17
yang
dilakukan
di
dalam
plastik,
kemudian
18
tumbuh
secara
spontan
jenis
bakteri
Lactobacillus
senyawa-senyawa
organik
yang
dapat
19
20
disaring
untuk
diambil
sari
kedelainya.
diambil
sampel
untuk
diteliti.
Apabila
sudah
demi
sedikit.
Setelah
larutan
kecap
homogen
Penyaringan
dilakukan
sebanyak
dua
kali.
dan
bersih
sehingga
dapat
dialirkan
ke
bak
21
5) Proses Pengisian
Kecap disalurkan dari tangki penampungan ke tangkitangki pengemasan, kemudian diisikan ke dalam kemasan
dalam keadaan hangat atau agak dingin. Pengisian kecap
ke dalam kemasan botol dan kemasan sachet dilakukan
dengan cara yang berbeda. Untuk pengisian kecap pada
botol kaca, botol plastik, serta jirigen plastik dilakukan
secara manual dengan kran-kran pasif yang dapat dibuka
dan ditutup. Terdapat standard volume pengisian atau
aturan pengisian dalam pengisian produk kecap ke dalam
kemasan. Pengisian kecap ke dalam botol kaca tidak diisikan
sampai penuh. Hal ini memiliki tujuan unutuk meminimalkan
kandungan oksigen dalam tabung, mengatur tekanan dalam
botol, serta mengontrol mutu produk. Untuk pengemasan
dengan botol kaca, botol yang digunakan merupakan botol
bekas dari kecap sebelumnya. Botol-botol tersebut dicuci
terlebih dahulu secara manual hingga botol kaca bersih.
Kemudian setelah dikeringkan digunakan untuk mengemas
kecap. Proses pengisian ke dalam kantong sachet dilakukan
secara otomatis menggunakan mesin.
penutupan
botol.
Sedangkan
faktor
mikrobiologi
dilakukan
untuk
sortasi,
memudahkan
dilakukan
distribusi
proses
dan
juga
23
Sementara
emisi
bau
dihasilkan
dari
proses
umum
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
dibawah ini:
1. Air Limbah
Air limbah yang perlu diperhatikan, sebagaimana sumber
dan potensi yang telah dijelaskan di atas. Air limbah yang masuk
IPAL, baku mutunya harus mengikuti ketentuan BMAL Kepmen 51
Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri untuk
Industri dan peraturan daerah serta persyaratan yang ada dalam
izin.
2. Emisi
Industri kecap menggunakan boiler sebagai alat perebusan.
Emisi udara dari cerobong boiler harus diukur dan nilainya harus
25
kecap
adalah
peraturan
perundang-undangan
Pemerintah
Kedelai
Nomor
82
Tahun
2001
tentang
Air
Pencucian
Air cucian
Air
Perendaman
Air rendaman
Kegiatan Industri.
3. Peraturan Daerah seperti SK Gubernur.
Air
sedangkan
limbah
Pendinginan
cair
berupa
air
buangan
sisa
Pencampuran
Air cucian
Limbah padat yang dihasilkan biasanya
langsung dibuang Limbah
dan padat
diangkut
oleh dinas kebersihan menuju Tempat Pembuangan
Udara
panas
Pengeringan
Gula
Gambar
Bumbu
Garam
Fermentasi basah
Penyaringan
Sari kecap
Penyortiran
Low gread
High gread
Pencampuran
Limbah cair
Sterilisasi
Pembotolan
26
Botol kotor
Pencucian
Botol bersih
Air cucian
Pembuatan Kecap
Pengelolaan dan Pengendalian Limbah Padat
Umumnya limbah padat pada proses pembuatan kecap
27
Parameter
Kadar
Maksimum
(mg/L)
1
2
3
4
5
BOD5
COD
TSS
pH
Debit Maksimum
100
175
100
Beban Pencemaran
Maksimum (kg/ton)
Dengan
Tanpa Cuci
Cuci Botol
Botol
1,0
0,8
1,75
1,4
1,0
0,8
6,0-9,0
10 (m3/ton
8 (m3/ton
produk
produk
kecap)
kecap)
Catatan :
a. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas
dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
b. Beban pencemaran maksimum untuk setiap parameter pada tabel
di atas dinyatakan dalam kilogram parameter per ton produk
kecap. 1 kg kedelai = 20 liter kecap, 1 liter kecap = 1,4 kg kecap.
28
jumlahnya
konstan,
umumnya
dialirkan
dengan
flokulan
trimer
6784
sebagai
flokulan
dan
dialirkan
secara
laminar
kedalam
clarifier
untuk
Setelah
limbah
terdegradasi
dan
terbentuk
bertujuan
untuk
membunuh
atau
mengurangi
senyawa
untuk
membunuh
mikroorganisme,
30
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Lingkungan
Syarat dalam membuat suatu rencana kegiatan atau usaha
dibutuhkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL.
AMDAL menurut PP 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan
keputusan
tentang
penyelenggaraan
usaha
dan/atau kegiatan.
Berdasarkan Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup RI Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Recana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, industri kecap tidak termasuk dalam
daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki
AMDAL. Namun wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
UKL-UPL adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
31
menyusun
dokumen
UKL-UPL
suatu
industri
jawap
usaha
dan/atau
kegiatan
wajib
32
Di
bawah
ini
adalah
contoh
dalam
penyusunan
dan
50112.
: (024) 6581128
Kegiatan
Lokasi Rencana
Usaha dan/atau
Kegiatan
peruntukkan
industri
seluas
70
meter
di
atas
pabrik
sebelah
barat
dengan
saluran
dengan
dan
area
selatan
penduduk.
: Rencana pembagunan
Pembuatan
kecap
PT.
Pabrik
Karya
33
baku
kedelai
mutu
yang
sebesar
dengan
telah
standar
ditetapkan
200
kg
dan
Upaya
Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL)
Peraturan
Daerah
Provinsi
Tentang
Pengendalian
Jawa Tengah
Peraturan
Daerah
Kota
Besar
Komponen
Tentang
Pengendalian
Lingkungan Hidup
Rencana Usaha
dan/atau
Kegiatan:
Lokasi kegiatan pembagunan Pabrik Pembuatan Kecap
PT. Karya Indonesia berada di wilayah administrasi
terletak di Kota Semarang. Rencana pembangunan Pabrik
Pembuatan Kecap PT. Karya Indonesia didasarkan atas
kebutuhan kecap di Indonesia yang sangat tinggi dan
permintaan ekspor yang tinggi.
Kebutuhan air untuk kegiatan Pabrik Pembuatan Kecap
Proses Produksi
PT. Karya Indonesia
dipenuhi oleh air sumur dalam yang
Q = 135 m3/hari
dipompa langsung dengan menggunakan
pompa. Untuk
IPAL
Sungai
Pencucian Bahan Baku, Bahan penolong dan
Alat
= 85Produksi
m3/hari
penggunaannya dapat dilihat pada QGambar
2.6 sebagai
Q = 85 m3/hari
berikut:
Air sumur dalam (air bersih)
Utilitas
Q = 290 m3/hari
Q = 43 m3/hari
MCK/Toilet
Q = 27 m3/hari
Penyiraman
34
dan
(PLN),
disamping
penyediaan
genset
Kecap
PT.
untuk
Karya
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Pencema
Besaran
Dampak
Limbah
Padat
1. Pembongkaran
Mengurangui
pengemasan
estetika dan
kebersihan
pengemasan
lingkungan
31,
ton/bulan
produk jadi
2. Proses pres
96,8
kacang
3. Pemasakan gula
ton/bulan
61,76
& penyaringan
55
ton/bulan
kecap
4. Dapur, kantor
Air
limbah
dan pekarangan
1. Pencucian
bahan baku dan
Menambah
61 m3/hari
beban
35
alat-alat
pencemaran
produksi kecap
badan air
2. Aktivitas
domestik
penerima
Menambah
beban
pencemaran
badan air
Limbah
1. Bengkel
B3
penerima
Mengurangui
estetika dan
kebersihan
lingkungan
Debu,
2. Laboratorium
1. Penggilingan
65 Liter
Debu
asap dan
menambah
kebisinga
bahan penolong
beban
pencemaran
udara & suara
bising
mengganggu
2. Pemasakan
kecap
kesehatan
Polusi asap dan
panas
menyebabkan
penyemaran
3. Operasi genset
udara
Menggangu
kesehatan
pendengaran
36
Karya
Indonesia
6) Periode Pengelolaan: Setiap 6 bulan sekali selama
operasional PT. Karya Indonesia
7) Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana
: PT. Karya Indonesia
b) Pengawas
:BLH Semarang
37
c) Pelapor
: BLH Semarang
c. Operasional Kantor
1) Sumber Dampak: Operasional kantor
2) Jenis Dampak:
a) Limmbah padat perkantoran
b) Limbah cair domestik
3) Besaran Dampak:
a) Jumlah timbunan sampah padat perkantoran
b) Parameter kualitas air limbah berdasarkan KEP.MEN LH
No. 112 Tahun 2003
4) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Memantau
jumlah
timbunan
sampah
padat
perkantoran
b) Memantau kualitas air limbah berdasarkan KEP.MEN LH
No. 112 Tahun 2003
5) Lokasi Pemantauan: Lokasi PT. Karya Indonesia
6) Periode Pematauan: Setiap bulan selama operasional PT.
Karya Indonesia
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk buangan dari produksi kecap berupa limbah padat
yang berupa ampas kedelai dan bumbu serta campuran semi
kecap,
sedangkan
limbah
cair
berupa
air
buangan
sisa
produk-produk
yang
berguna
dan
tidak
39
pabrik kecap lain yang dekat, kemudian diolah dalam satu unit
IPAL sehingga menghemat pengeluaran produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro.
Anonim. 2007. Pengolahan Limbah Industri Pangan. Jakarta:
Direktorat
Jendral
Industri
Kecil
Menengah
Departemen
Perindustrian.
Anonim.
2007.
Produksi
Kecap
Indo
Moto.
(Online).
40
Anonim.
2008.
Dampak
Limbah
Industri.
(Online).
vicha.
2011.
Industri
Kecap.
(Online).(http://vicha-
cahpati.blogspot.com/2011/12/industri-kecap.html).
Diakses
Diakses
pada
tanggal
20
41