Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB II

LANDASAN TEORI
1.1 Fisiologi Suhu Tubuh
Suhu yang dimaksud adalah panas dan dingin suatu substansi. Suhu tubuh adalah
derajat panas yang dipertahankan oleh tubuh dan dipertahankan oleh hipotalamus
(dipertahankan dalam batas normal yaitu 60C dari 370C) dengan menyeimbangkan panas
yang dihasilkan dan panas yang dilepaskan atau suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah
panas yang diproduksi oleh proses di dalam tubuh dan jumlah panas yang hilang keluar
lingkungan.

panas yang diproduksi pengeluaran panas = suhu tubuh

2.1.1
Temperatur tubuh normal
Rata-rata suhu normal sesuai dengan jenis termometer :
Oral

Rektal

Aksila

Timpani

37,0C

37,5C

36,5C

37,5C

Selama 3

Selama 3

Selama 3-5

Selama 2-3

menit

menit

menit

detik

Alat yang di gunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah termometer. Termometer yang
diletakkan di bawah lidah (area sublingual) digunakan untuk mengukur suhu oral. Sedangkan
pada aksila untuk memperoleh suhu aksila.
Suhu normal rata-rata bervariasi pusat panas tubuh menggambarkan suhu dari viseral
(dalam) dan otot, yang disekat dengan jaringan adiposa dan kulit untuk mencegah kehilangan
panas. Panas akan menghilang ketika panas dari dalam pusat panas ditransfer keseluruh area
kulit oleh darah.

2.1.2

Pengeluaran Panas Tubuh

Pelepasan panas terjadi secra simultan. Kulit adalah tempat keluarnya panas tubuh.
Struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara
normal melalui :
a. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek lain tanpa keduanya
bersentuhan (Thibodeau dan Patton, 1993) (Potter & Perry, 2005). Panas berpindah
melalui gelombang elektromagnetik. Penyebaran suhu akan meningkat jika perbedaan
suhu antara objek juga meningkat. Menutup tubuh dengan pakaian gelap dan rajutan
juga mengurangi jumlah kehilangan panas melalui radiasi. Contohnya yaitu
Meningkatkan kehilangan panas dengan pakaian atau selimut, Mengurangi jumlah
kehilangan panas dengan menutupi tubuh dengan pakaian gelap atau pakaian hangat.
b. Evaporasi
Evaporasi adalah perpindahan energi panas ketika cairan menjadi gas. Selama
evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap air yang menguap. (Guyton,
1991) (Potter & Perry, 2005). Evaporasi dari keringat akibat pemanasan dan
pelembaban udara inspirasi. Evaporasi yang berlebihan dapat menyebabkan kulit gatal
dan bersisik, serta hidung dan faring kering. Contohnya yaitu Cairan tubuh dalam
bentuk perspirasi atau berkeringat.
c. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikoveksi secara
langsung dalam kontak dengan kulit. Kehilangan panas konveksi meningkat ketika

kulit lembab kontak dengan udara yang bergerak ringan. Contohnya yaitu Hembusan
angin dari kipas atau pendingin udara.
d. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas satu objek ke objek lain dengan kontak langsung.
Konduksi normalnya kehilangan sedikit panas. Tubuh menambah panas dengan
konduksi ketika kontak dilakukan dengan material yang lebih hangat dari suhu kulit.
Memberikan kompres dingin atau memandikan klien dengan air dingin.
2.1.3
Produksi Panas Tubuh
Sumber panas tubuh adalah metabolisme. Panas membantu proses aktivitas metabolik
yang menghasilkan energi untuk fungsi sel. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari
proses produksi panas. Mekanisme yang meningkatkan metabolisme tubuh adalah hormon,
pergerakan otot, dan latihan (exercise). Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
membantu meningkatkan metabolisme dan memproduksi panas. Ketika metabolisme
menurun, panas yang diproduksi lebih sedikit. Proses produksi panas terjadi selama
istrahahat, gerakan otot plolos, getaran otot dan termogenesis tanpa menggigil. Menggigil
merupakan keadaan yang meningkatkan produksi panas yang diinisiasi oleh hipotalamus dan
menghasilkan tremor otot. Ketika panas tambahan dibutuhkan maka epineprin dan
noreprineprin akan dibebaskan, sementara metabolisme dihambat sehingga produksi energi
menurun dan produksi panas meningkat.
a. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah
rata-rata laju metabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon
tiroid juga mempengaruhi BMR. Tidak ada hormon tiroid maka akan mengurangi
setengah jumlah BMR.
b. Gerakan volunter, seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan energi.
Laju metabolik dapat meningkat di atas 2000 kali normal. Produksi panas dapat
meningkat di atas 50 kali suhu tubuh.
c. Mengggigil merupakan respons tubuh invootlunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh. Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan tenaga yang signifikan.
Mengigil dapat meningkat produksi panas 4 sampai 5 kali lebih besar dari normal.
Panas di produksi untuk mempertahankan suhu tubuh.
1.1.3

Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh yaitu :


a. Irama sirkadia
Perubahan lingkungan dan fisiologi terjadi dan selalu berputar. Pola perputaran
menunjukkan suatu ritme sirkadia (0,5C - 1C selama periode 24 jam). Fluktuasi dari

nilai suhu tubuh merupakan salah satu ritme sirkadia. Penelitian membuktikan bahwa
puncak peningkatan suhu tubuh seseorang antara pukul 4-7 sore/malam. Hasil
penelitian ini lebih banyak terjadi pada bayi dan anak-anak.
b. Usia
Usia sangat muda maupun sangat tua lebih sensitif pada perubahan suhu lingkungan.
Suhu tubuh bayi dan anak-anak berespon lebih cepat terhadap suhu udara panas
ataupun dingin. Bayi baru lahir mengeluarkan kurang lebih 30% panas tubuhnya
melalui kepala, dan oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk
mencegah pengeluaran panas. Regulasi suhu tubuh tidak stabil sampai anak-anak
mencapai masa pubertas. Lansia mempunyai rentan suhu tubuh yang lebih sempit dari
pada dewasa awal. Suhu oral 35C tidak lazim pada lansia dalam suhu dingin. Namun
rentan suhu pada lansia sekitar 36C.
c. Jenis kelamin
Wanita cenderung mengalami fluktuasi suhu tubuh dibandingkan pria. Hal ini
dikarenakan adanya peningkatan sekresi progesteron pada wanita saat ovulasi
sehingga meningkatkan suhu tubuh sebesar 0,3C-0,6C.
d. Stres
Stres fisik dan stres emosional sangat berpengaruh pada suhu tubuh karena apabila hal
itu terjadi, maka akan meningkatkan metabolisme. Kenaikan suhu terjadi melalui
stimulus hormonal dan persarafan.
e. Temperatur lingkungan
Sebagian besar individu berespon terhadap perubahan lingkungan dengan
menggunakan pakaian, baik saat suhu lingkungan panas ataupun dingin. Pada keadaan
suhu dingin, pembuluh darah kutaneus (perifer) akan mengalami penyempitan
(vasokontriksi) sehingga panas lebih banyak di organ internal dan panas yang
dilepaskan akan minimal. Sementara pada cuaca yang hangat, pembuluh darah
kutaneus akan melebar (vasodilatasi) sehingga membawa darah lebih banyak ke
permukaan yang akan meningkatkan pelepasan panas.
f. Kadar hormon
Wanita mengalami fluktualisasi yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormon
selama siklus menstruasi menyebabkan fluktualisasi suhu tubuh. Bila kadar
progesteron menurun, suhu tubuh rendah sampai terjadinya ovulasi. Selama ovulasi,
jumlah progesteron yang lebih besar memasuki sitem sirkulasi dan meningkatkan
suhu tubuh sampai kadar batas. Variasi suhu ini dapat digunakan untuk mengetahui
dan memperkirakan masa paling subur pada wanita.

1.1.4

Gangguan suhu tubuh

a. Periksia adalah peningkatan suhu diatas normal biasanya disebut panas, orang yang
mengalami peningkatan suhu disebut demam (febrile). Hiperperiksia adalah panas
yang tinggi, umumnya diatas 40C dan manusia jarang dapat hidup apabila suhu
mencapai 44C. Pada anak-anak respon panas terjadi secara cepat. Pada usia lanjut,
periksia merupakan suata tanda sakit dimana suhu tubuh dapat naik 1-2 derajat di atas
normal walaupun proses patologis penyakit sudah meluas. Setelah suhu tubuh
meningkat, maka mekanisme pelepasan panas terjadi untuk mengontrol suhu tubuh
yang terlalu tinggi dan berbahaya. Klien yang demam memiliki gejala kehilangan
nafsu makan, sakit kepla, kulit kering, panas, muka merah, haus, dan seluruh tubuh
lemah.
b. Hipertemia yaitu peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan
tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
c. Hipotermia yaitu Suhu tubuh di bawah normal. Kematian dapat terjadi jika suhu
tubuh dibawah 34C, biasanya hal ini terjadi pada seseorang yang tenggelam di air
dingin atu terjebak di salju. Kematian terjadi dikarenakan organ tubuh hampir tidak
berfungsi.
1.1.5

Tempat pengukuran suhu tubuh.

Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari arteri
paru-paru, esofagus dan kandung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Tempat yang
paling sering digunakan untuk pengukuran suhu ini juga invasif tetapi dapat digunakan secara
intermiten. Termasuk membran timpani, mulut, rektum dan aksila. Untuk memastikan bacaan
suhu yang akurat, setiap tempat harus diukur dengan akurat.
Variasi suhu yang didapatkan tergantung tempat pengukuran, tetapi harus antara 36 0C
dan 380C. Secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5 0C lebih tinggi dari suhu oral
dan aksila 0,50C lebih rendah dari suhu oral (Pontious et al, 1994) (Potter & Perry, 2005).
1.1.6 Peralatan Pengukuran Suhu Tubuh
Peralatan yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh yaitu :
1. Termometer kaca atau termometer air raksa
Termometer ini terdapat merkuri di atasnya, merupakan termometer yang paling
sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Termometer kaca umumnya dikalibrasi
dalam celsius atau farenheit dengan rentang 34C (94F) sampai 42,2C (108F).

2. Termometer elektrik atau digital


Termometer ini mengukur suhu dalam jangka waktu 25-50 detik. Memiliki dua
pengukur suhu yang tidak mudah pecah, satu untuk oral dan satu lagi untuk rektal.
Suara yang timbul mengindikasi kenaikan temperatur pada batas puncak suhu tubuh
seseorang.

3. Termometer membran timpani


Termometer dengan sensor infra merah untuk mengetahui panas yang dikeluarkan
oleh membran timpani. Termometer ini dimasukkan ke dalam lubang telinga. Hasil
pemeriksaan dengan termometer ini menunjukkan klien tersebut mengalami
peningkatan suhu tubuh yang abnormal.

4. Termometer sekali pakai.


Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat
dari platik dengan sensor suhu pada slah satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas
matriks dari lekukan seperti titik yang mengandung bahan kimia yang larut dan
berbeda warna pada perubahan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, teritama
pada anak-anak.

http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Termometer-Tepat-Buat-Sikecil

Vous aimerez peut-être aussi