Vous êtes sur la page 1sur 1

Antibiotik tidak rasional? Sehat kah atau berbahaya?

Siapa sih yang nggak pernah sakit. Sesempurna apapun manusia, baik yang kaya
maupun yang kurang kaya, pasti pernah mengalami sakit misalnya demam. Terus
jika demam, selanjutnya diapakan sakitnya biar sembuh? Tentu sudah pasti berobat
ke dokter baik di puskesmas, klinik, rumah sakit maupun di bidan dan mantri desa.
Atau bahkan ada juga yang memilih untuk berobat ke dukun.
Setelah berobat tentu saja badan yang tadinya sakit kembali sehat. Nah, terus yang
menjadi masalahnya apa dong? Kata dr. Rezki, ada suatu masalah yang timbul
ketika seseorang mengeluhkan sakit kemudian berobat baik di puskesmas, klinik
maupun rumah sakit. Yaitu seringnya penggunaan antibiotic yang tidak rasional.
Padahal sebenarnya tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik dan tidak
semua penyakit disebabkan oleh nfeksi bakteri. Contohnya jika seseorang sedang
demam, hal ini bisa dikarenakan kurangnya cairan hingga infeksi, infeksi dapat
disebabkan oleh virus, jamur, parasit dan bakteri. Kegunaan antibiotik hanya
diperlukan jika demamnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau sebagai profilaksis
(mencegah) supaya tidak terjadi infeksi sekunder oleh bakteri.
Masalah yang timbul pada penggunaan antibiotik yang tidak rasional bisa berupa
dampak buruk seperti, pertumbuhan kuman yang resisten akan semakin pesat,
hingga efek samping yang bisa membahayakan fungsi normal tubuh pasien meliputi
gangguan hati, ginjal, gangguan darah dan efeknya pada ibu hamil dan menyusui.
Mengapa penggunaan antibiotik yang tidak rasional ini terjadi? Sebenarnya hal ini
merupakan suatu fenomena di masyarakat kita. Masyarakat beranggapan, supaya
cepat sembuh kasih antibiotik aja. Bahkan banyak pasien yang merasa aneh jika
dokternya tidak memberikan antibiotik. Bahkan pasien tidak segan mengkonsumsi
sendiri antibiotic tanpa anjuran dari dokter. Hal lain yang menyebabkan
penggunaan antibiotic yang tidak rasional adalah karena kesalahan penggunaan
antibiotic yang diberikan. Contoh antibiotik A diminum 3 kali sehari, kebanyakan
masyarakat akan mengartikan minum obatnya 3 kali sehari setelah makan. Padahal
seharusnya obat tersebut diminum setiap 8 jam sekali. Disinilah letak
kesalahannya. Bisa karena dokternya yang tidak menjelaskan dengan baik, atau
alasan yang berasal dari pasien itu sendiri karena mengkonsumsi asal-asalan tanpa
anjuran dokter.
Nah, jadi jika teman-teman kedepan mengeluh sakit dan mendapatkan antibiotic,
pastikan apakah penggunaannya sudah sesuai indikasi, tepat jenis, dosis, cara
pemberian dan kapan saatnya obat tersebut dihentikan. Dengan penggunaan
atibiotik yang rasional, efek obat menjadi lebih adekuat dan efek samping pun
minimal.
Untuk keadaan darurat, silahkan hubungi UGD 24 RS Yasmin di nomor telepon
(0333) 423118. Info seputar RS Yasmin www.yasminhospital.com

Vous aimerez peut-être aussi