Vous êtes sur la page 1sur 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI POST PARTUM

OLEH :
JAINURI ACHMAD AFFANDI

PRGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2016
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang di perlukan untuk
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang
berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan
abnormal pada masa nifas yang di sebabkan oleh masuknya kuman-kuman
pada alat genetalia pada waktu persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
pada ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan
merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai
penyebab kematian dan morbiditas ibu.
B.

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi?

2.

Bagaimana diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan gangguan


infeksi?

3.

Bagaimana rencana tindakan pada ibu nifas dengan gangguan infeksi?

C. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi

2.

Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada ibu nifas dengan


gangguan infeksi

3.

Untuk mengetahui rencana tindakan pada ibu nifas dengn gangguan


infeksi
2

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I.

KONSEP DASAR MEDIK


A.

PENGERTIAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya
dari endometrium, bekas insersi plasenta.
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas. Infeksi nifas meliputi:
1.

Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan


endometrium

2.

Penyebaran melaui vena, saluran limfe, permukaan endometrium


Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana

organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini


membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999:
237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan.
B.

ETIOLOGI
Menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2009:122-123) :
1.

Berdasarkan masuknya kuman kedalam alat kandungan.


a.

Ektogen (kuman datang dari luar)

b.

Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)

c.

Endogen (dari jalan lahir sendiri)

2.

Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.


a.

Streptococcus Haemolyticus Aerobik


Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat
yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci
hama, tangan penolong.

b.

Staphylococcus aureus
Masuk

secara

eksogen,

infeksinya

sedang,

banyak

ditemukan sebagai penyebab infeksi dirumah sakit.


c.

Eschericia coli
Sering

berasal

dari

kandung

kemih

dan

rektum,

menyebabkan infeksi terbatas.


d.

Clostridium welchii
Kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan
pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun
dari luar rumah sakit.

C.

PATOFISIOLOGI
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan
sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaanya tidak rata,
berbenjol-benjol karena banyaknya vena yang ditutupi thrombus.
Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman
dan masuknya jenis yang pathogen dalam tubuh wanita. Servik
sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva,
vagina dan perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman
patogen. Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu
infeksi yang terbatas pad perineum, vulva, vagina, servik dan
endometrium, kedua penyebaran dari tempat tersebut melalui venavena, melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium.

D.

MANIFESTASI KLINIS
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi,
berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. manifestasi
klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
1.

Infeksi local
Pembekakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna
kulit, pengeluaran lhocea bercampur nanah, mobilitasi terbatas
karena rasa nyeri, temperature badan dapat meningkat.

2.

Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah
menurun dan nadi meningkat, pernapasan dapat meningkat dan
teras sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi
gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor

E.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.

Jumlah sel darah putih (SDP)

2.

Hemoglobin ( Hb / ht ), untuk mengetahui penurunan pada


adanya anemia

3.

Kultur ( aerobik / anaerobik ) dari bahan intra uterus atau intra


servikal atau drainase luka atau pewarnaan gram dari lokhia
serviks dan uterus mengidentifikasi organisme penyebab.

4.

Urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi saluran


kemih

5.

Ultrasonografi : menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta


yang tertahan, melokalisasi abses peritoneum.

6.

Pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi nyari


pelvis. Masa atau pembentukan abses atau adanya vena-vena
dengan trombosis.

F.

PENATALAKSANAAN
1.

Pencegahan
a.

selama kehamilan
pencegahan infeksi selama kehamilan antara lain :
1)

Perbaikan Gizi

2)

Koitus pada kehamilan tua sebaiknya di larang


karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban dan
terjadinya infeksi

3)
b.

Personal Hygine

Selama persalinan
1)

Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan


bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik

2)

Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama

3)

Jagalah sterilisasi kamar bersalin dan pakai masker,


alat-alat harus suci hama

4)

Perlukaan jalan lahir karena tindakan pervaginam


maupun perabdominan di bersihkan, dijahit sebaikbaiknya supaya terjaga sterilisasi selama masa nifas

5)

Luka di rawat dengan baik, jangan sampai terkena


infeksi, begitupula alat-alat dan pakaian serta kain
yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril

6)

Penderita dengan infeksi nifas sebaliknya di isolasi


dalam ruangan khusus, tidak tercampur dengan ibu
sehat

7) Tamu yang berkunjung harus di batasi

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A.

PENGKAJIAN
1.

Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record, dan lain-lain.

2.

Riwayat kesehatan
a.

Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan yang dirasakan ibu saat ini:
1)

pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah dalam


bentuk rubra dalam beberapa hari postpartum atau lebih dari
2 minggu postpartum.

2)
b.

adanya leukore dan lochia berbau menyengat

Riwayat kesehatan dahulu


1)

Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,


hemofilia,mioma uteri ,riwayat pre eklampsia,trauma jalan
lahir,

kegagalan

kompresi

pembuluh

darah,

tempat

implantasi plasenta retensi sisa plasenta.


2) Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah /sedang menderita
hipertensi,peny

jantung

dan

pre

eklampsia,penyakit

keturunan hemopilia dan penyakit menular.


3)

Riwayat obstetric
a)

Riwayat menstruasi meliputi : menarche, lamanya


siklus,
banyaknya,baunya,keluhan waktu haid.

b)

Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, kawin yang


keberapa, usia mulai hamil

4)

Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu


a)

Riwayat hamil meliputi:waktu hamil muda,hamil tua,


apakah ada abortus.

b)

Riwayat persalinan meliputi : Tuanya kehamilan, cara


persalinan, penolong, tempat bersalin, adakah kesulitan
dalam persalinan, anak lahir hidup atau mati, BB dan
panjang anak waktu lahir.

c)

Riwayat nifas meliputi : Keadaan lochia, apakah ada


perdarahan, ASI cukup atau tidak, kondisi ibu saat nifas,
tinggi fundus uteri dan kontraksi.

5)

Riwayat kehamilan sekarang


a)

Hamil muda:keluhan selama hamil muda

b)

Hamil tua : keluhan selama hamil tua,peningkatan


BB,suhu nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.

c) Riwayat ANC meliputi : Dimana tempat pelayanan,


berapa

kali,perawatan

serta

pengobatannya

yang

didapat.
6)

Riwayat persalinan sekarang


Pada riwayat persalinan sekarang meliputi : Tuanya
kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
apakah ada penyulit dalam persalinan (misalnya : retensio
plasenta, perdarahan yang berlebihan setelah persalinan),
anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu
lahir.

3.

Pemeriksaan fisik
a.

Pemeriksaan umum
1)

Aktivitas istirahat
Tanda : Kelelahan / keletihan ( persalinan lama, seresor,
pasca partum multipel )

2)

Sirkulasi
Tanda : Takikardi

3)

Penggunaan Obat-Obatan
Tanda : Ansietas jelas ( peritonitis )
8

4)

Status Psikologis
Tanda :

5)

a)

Anoreksia, mual / muntah.

b)

Haus, membran mukosa kering

c)

Distenti abdomen, kekakuan, nyeri lepas (peritonitis)

Neurosensori
Tanda : Sakit kepala

6)

Nyeri / Ketidaknyamanan
Tanda :
a)

Nyeri lokal, disuria, ketidakmampuan abdomen.

b)

Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau


uterus serta nyeri tekan dengan guarding (endometritis)

c)

Nyeri / kekakuan abdomen unilateral / bilateral


( salpingitis / ooferitis, parametritis ).

7)

Pernapasan

8)

Tanda : Pernapasan cepat / dangkal ( berat / proses sistemik

9)

Keamanan
Suhu 104,40 F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus
menerus, namun 24 jam pasca partum adalah tanda infeksi,
namun suhu tinggi dari 1010 F (38,90 C) pada 24 jam
pertama menandakan berlanjutnya infeksi.

b.

Pemeriksaan khusus
1)

Uterus
Meliputi

tinggi

fundus

uteri

dan

posisinya

serta

konsistensinya.
2)

Lochia
Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.

3)

Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
9

4)

Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak

5)

Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Gangguan rasa nyaman nyeri b / d respon tubuh pada agen tidak


efektif

2.

Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang


tidak adekuat

C.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan atau intervensi adalah tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan.

10

11

Diagnosa

Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil

Keperawatan
Gangguan rasa

Tujuan dan kriteria hasil :

Intervensi
Kaji lokasi dan sifat

Rasional
Membantu dalam diagnosa banding

nyaman nyeri b / d Gg rasa nyaman nyeri dapat ketidaknyamanan / nyeri

keterlibatan jaringan pada proses infeksi

respon tubuh pada

berikan instruksi mengenal,

Meningkatkan kesejahteraan umum dan

membantu, mempertahankan

pemulihan, menghilangkan ketidaknyamanan

wajah klien tampak rileks

kebersihan dan kehangatan

berkenaan dengan menggigil

atau tidak meringis

Instruksikan klien dalam

Memfokuskan kembali perhatian klien,

melakukan teknik relaksasi,

meningkatkan prilaku positif dengan

memberikan aktivitas

ketidaknyamanan

pengalihan seperti : radio,

Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran

televisi, membaca

payudara, meningkatkan keadekuatan suplai

Anjurkan kesinambungan

ASI pada klien menyusui

menyusui saat kondisi klien

Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi

teratasi

agen tidak efektif TTV dalam batas normal,

memungkinkan karenanya
anjurkan dan berikan instruksi
dalam penggunaan pompa
payudara listrik / manual
Kolaborasi :
Berikan analgetik / antipiretik
Berikan kompres panas local
dengan menggunakan lampu
pemanas / rendam duduk
sesuai indikasi
Resiko tinggi

Tujuan dan kriteria hasil :

Tinjau ulang catatan prenatal, .Mengidentifikasi factor-faktor yang

penyebaran infeksi penyebaran infeksi tidak

intra partum dan


12pasca partum menempatkan klien pada kategori resti terhadap

b /d infeksi

Pertahankan kebijakan

terjadinya penyebaran infeksi pasca partum

mencuci tangan dengan ketat

Membantu mencegah kontaminasi silang

untuk staf, klien dan

pembersihan melepaskan kontaminasi

kerusakan kulit

terjadi
mencapai pemulihan tepat

D.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.
Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan
yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
yang diharapkan.

E.

EVALUASI KEPERAWATAN
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang
diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat
teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau
pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi

13

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari
endometrium, bekas insersi plasenta dan juga Infeksi nifas adalah infeksi
bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan
suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama
pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh
kuman aerob juga kuman anaerob. Infeksi bisa terjadi melalui tangan
penderita, droplet infeksion, infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam
rumah sakit, dan Koitus karena ketuban pecah. Manifestasi yang muncul
bergantung pada tempat-tempat infeksi, ada infeksi yang terbatas pada
perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium kemudian bisa menyebar
dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan limfe dan permukaan
endometrium. Bila menyebar maka manifestasi yang muncul juga dapat
memperburuk keadaan penderita.

B.

SARAN SARAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.

Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti


melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik
dalam berkomunikasi dengan klien.

2.

Agar

dapat

memberikan

asuhan

keperawatan

yang

berkualitas

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional


dalam menetapkan diagnosa keperawatan

14

Vous aimerez peut-être aussi