Vous êtes sur la page 1sur 4

AMALAN DI BULAN MUHARRAM

.

.









.






,




.
















.






.













:


,





.





.



.








Jamaah Jum'at yang berbahagia
Pada siang yang berbahagia ini, mari, dengan senang hati menghaturkan syukur kehadirat Allah
Swt. Dengan tidak bosan-bosan mendidik diri agar menjadi hamba yang pandai bersyukur padaNya, atas segala nikmat-Nya. Sebab, pandai bersyukur itu, bila tidak diperdi dan dididikkan secara
khusus dan kontinyu, yang terjadi adalah kebalikannya. Mudah terjebak dan terseret pada
kekufuran. Yang mana, bila diperinci lebih detail, akar-akar kufur tersebut dapat terbangun dari
beberapa kebiasaan, semacam: gemampang, sembrono, ceroboh, kurang hati-hati, kurang
waspada, dan lain sebagainya.
Perlu disyukuri pula bahwa pada detik ini, masih diberi waktu dan kesempatan menapaki bulan
Muharram. Bulan pengawal atau pertama tahun Hijriyah yang sangat bersejarah dan sarat
berbagai makna peristiwa. Bersyukur yang direalisasikan dengan meningkatkan iman dan taqwa,
meningkatkan ibadah, meningkatkan semangat dan kesungguhan, baik dalam belajar bekerja dan
olah pikir, serta meningkatkan segala kebaikan melimit segala kesalahan, dibanding tahun
sebelumnya.
Jamaah Jumat yang berbahagia

1.Menyambut tahun baru, termasuk tahun baru Islam 1438 H, tidak perlu dibesar-besarkan, karena
tidak ada syariat untuk memperingatinya dan merayakannya, kecuali jika dikaitkan dengan hal-hal
yang bermashlahah;
2.Yang lebih penting justru kita harus melakukan muhasabah, introspeksi, mawas diri, melakukan
perbaikan-perbaikan dalam diri kita agar ke depan bisa lebih baik dari sebelumnya, tidak menyianyiakan waktu;







) :






(








) :
























. (

Ulama salaf berkata: di antara tanda-tanda kerusakan adalah menyianyiakan waktu. Mereka selalu berusaha meningkatkan keadaan dirinya untuk
menjadi lebih baik. Hari ini diusahakan lebih baik daripada hari kemarin, dan
besok lebih baik daripada hari ini. Sebagian mereka berkata: barangsiapa
yang hari ini sama dengan kemarin maka ia tertipu, dan barangsiapa yang hari
ini lebih jelek daripada kemarin, maka ia terlaknat. ( Majalah al-Bayan,
134/106)
3.Menyambut tahun baru Islam (Hijriyah) hendaknya dengan menjadikannya sebagai momentum
untuk berhijrah, merubah sikap-sikap yang tidak baik menuju sikap-sikap yang baik dan lebih baik;
Dari Abdullah bin Amr, Nabi Saw bersabda:

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang
oleh Allah (HR. Al-Bukhari No. 6484).

4. Memperbanyak amal shalih dan menghindari perbuatan dzalim.


Sementara di antara keutamaan lain yang terkandung di bulan Muharram adalah dosa yang
dilakukan pada bulan-bulan yang dimuliakan tersebut lebih dahsyat dari bulan-bulan selainnya. Dan
begitu juga sebaliknya bahwa pahala amal shalih begitu besar dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:







Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (bulan Zulkaidah,
Zulhijjah, Muharram dan Rajab). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu
Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya
sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Taubah, 36)
5.Khusus menyambut Muhamrram, kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 10 Muhamrram atau
tanggal 9 dan 10 Muharram;

-
:- -


)) :



-



. ( (




Dari Abu Qatadah ra, bahwasanya Rasulullah Saw pernah ditanya tentang puasa Asyura (10
Muharram), Nabi menjawab: Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa selama satu tahun yang lalu.
(HR. Muslim).

:

-
: -

. ( (








))

Dari Ibn Abbas ra, Rasulullah Saw bersabda: Sekiranya tahun depan aku masih
hidup, maka aku akan berpuasa pada tanggal sembilan ( 9 Muharram). HR.
Muslim.
Keutamaan berpuasa di bulan Muharram oleh para ulama telah disepakati, namun terdapat
silang pendapat di antara mereka tentang hukum dan waktunya. Ada sebagian pendapat yang
mengatakan wajib, tetapi jumhur ulama berpendapat hukumnya adalah sunnah. Demikian pula
tentang waktunya mereka bersilang pendapat. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:

Hari yang kesepuluh saja. Berdasarkan dhahir hadits-hadits yang telah lewat penyebutannya.

Hari kesembilan dan kesepuluh. Berdasarkan penggabungan dua hadits yang telah
disebutkan.

Hari yang kesembilan dan kesepuluh atau hari yang kesepuluh dan kesebelas, berdasarkan
dalil-dalil yang menerangkan diwajibkannya untuk menyelisihi Ahlul Kitab.

Hari yang kesembilan saja. Berdasarkan hadits-hadits Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah Saw
bersabda: Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun mendatang, aku akan berpuasa di
hari yang kesembilan. (HR. Muslim 1134)

Diantara pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat kedua yang
menyatakan disyariatkannya puasa di bulan Muharram di hari yang kesembilan dan kesepuluh.
Pendapat ini yang dianut kebanyakan para ulama, seperti: Imam Syafi'i, Imam Ahmad, Ishaq bin
Rahawaih, Ibnul Qayyim dan lain-lain dari selain mereka. Hal ini berdasarkan pemaduan haditshadits yang dlahirnya Rasulullah melakukan puasa di hari kesepuluh sebagaimana dalam hadits
Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Abu Qatadah yang telah lewat, dengan hadits yang dlahirnya bahwa
beliau berniat untuk berpuasa di hari yang kesembilan sebagaimana hadits Ibnu Abbas yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Adapun yang perlu dihindari adalah (1)Keyakinan bahwa bulan Muharram bulan
keramat; (2) Doa khusus pada awal dan akhir tahun; (3) Puasa khusus awal
tahun baru hijriyyah; (4) Doa dan Shalat khusus pada malam Asyuro; dan (5)
Memperingati hari kematian Husein.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Akhir, sekali lagi, mumpung masih di awal-awal tahun baru hijriyah, mari kita pancang semangat
baru dan tekat yang kuat untuk berhijrah. Tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman dan tingkat
kemampuan masing-masing. Dengan diiringi permohonan, semoga niatan suci ini diridhoi Dzat
Yang Maha Kuasa, mendapat limpahan pangestu utusan-Nya. Sehingga menjadikan kita
selangkah lebih mantap mendekat disisi-Nya. Amien.

.



Khutbah II



















.

.







,



,


,




,











.








.





,






















.



,


.









.








,













. .

Vous aimerez peut-être aussi