Vous êtes sur la page 1sur 60

Gangguan Tidur Lanjut Usia

TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Tidur pada Lanjut Usia


Diagnosis dan Penatalaksanaan
Nurmiati Amir
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta
dan memori, mood depresi,
sering terjatuh, penggunaan
hipnotik
yang
tidak
dengan seseorang yang lama
semestinya,
dan
penurunan
PENDAHULUAN
tidurnya antara 7-8 jam
hidup.
Angka
Tidur merupakan suatu proses otak yangkualitas
per hari. Berdasarkan
angka
sakit
dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi kematian,
dugaan
etiologinya,
dengan baik. Masyarakat awam belum begitu jantung dan kanker lebih
gangguan tidur dibagi
mengenal gangguan tidur sehingga jarang mencari tinggi pada seseorang yang menjadi empat kelompok
pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwalama tidurnya lebih dari 9 yaitu,
gangguan
tidur
tidak ada orang yang meninggal karena tidak tidur jam atau kurang dari 6 jam primer, gangguan tidur
adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur dapat per hari bila dibandingkan
akibat gangguan mental
mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya
lain, gangguan tidur akibat
insomnia yang bersifat keturunan dan fatal dan
kondisi medik umum, dan
apnea tidur obstruktif) atau secara tidak langsung
gangguan
tidur
yang
misalnya kecelakaan akibat gangguan tidur. Di
diinduksi oleh zat.
Amerika
Serikat,
biaya
kecelakaan
yang
Gangguan tidur-bangun
berhubungan dengan gangguan tidur per tahun
dapat
disebabkan
oleh
sekitar seratus juta dolar.
perubahan
fisiologis
Insomnia merupakan gangguan tidur yang
misalnya
pada
proses
paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan
penuaan normal. Riwayat
sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya
tentang
masalah
tidur,
gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami
higiene tidur saat ini,
gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan
riwayat
obat
yang
tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67 %.
digunakan,
laporan
Walaupun demikian, hanya satu dari delapan kasus
pasangan, catatan tidur,
yang menyatakan bahwa gangguan tidurnya telah
serta polisomnogram malam
didiagnosis oleh dokter.1
hari perlu dievaluasi pada
Lansia dengan depresi, stroke, penyakit jantung,
lansia
yang
mengeluh
penyakit paru, diabetes, artritis, atau hipertensi
gangguan tidur. Keluhan
sering melaporkan bahwa kualitas tidurnya buruk
gangguan tidur yang sering
dan durasi tidurnya kurang bila dibandingkan
diutarakan oleh lansia yaitu
dengan lansia yang sehat. Gangguan tidur dapat
insomnia, gangguan ritme
meningkatkan biaya penyakit secara keseluruhan.
tidur,dan
apnea
tidur2.
Gangguan tidur juga dikenal sebagai penyebab
Makalah ini akan membahas
morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak
tentang diagnosis gangguan
serius gangguan tidur pada lansia misalnya
tidur tersebut serta cara
mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi
penatalaksanaannya.

dikaitkan dengan tidur, sirkadian


tidur,
dan
KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR
stadium tidur tertentu atau disomnia yang tidak dapat
I. Gangguan tidur primer
perpindahan tidur-bangun.
diklasifikasikan.
Gangguan tidur primer adalah gangguan tidur
Disomnia terdiri dari
Parasomnia terdiri dari
yang bukan disebabkan oleh gangguan mental lain,insomnia
primer, gangguan mimpi buruk,
kondisi medik umum, atau zat. Gangguan tidur ini hipersomnia
primer, gangguan
teror
tidur,
dibagi dua yaitu disomnia dan parasomnia. narkolepsi, gangguan tidur berjalan saat tidur, dan
Disomnia ditandai dengan gangguan pada jumlah,yang berhubungan dengan parasomnia yang tidak dapat
kualitas, dan waktu tidur. Parasomnia dikaitkanpernafasan, gangguan ritmik diklasifikasikan.
dengan perilaku tidur atau peristiwa fisiologis yang
196 Cermin Dunia
Kedokteran No. 157, 2007

Gangguan Tidur Lanjut


Usia

mood)
tetapi
II. tidak
Gan
memenuhi
ggua
syarat
n
tidur untuk
terka ditegakka
it
n sebagai
gang
guan gangguan
ment tidur
al
tersendiri.
lain Ada
Gdugaan
angg bahwa
uan mekanism
tidur e
terkai patofisiolo
t
gik yang
gang mendasari
guan gangguan
ment mental
al
juga
lain mempeng
yaitu aruhi
terda terjadinya
patny gangguan
a
tidurkeluh bangun.
an Gangguan
gang tidur ini
guan terdiri
tidur dari:
yang Insomnia
meno terkait
njol aksis
I
yang atau II dan
diaki Hipersom
batka nia terkait
n
aksis
I
oleh atau II.
gang
guan III.
ment Ganggua
n tidur
al
akibat
lain kondisi
(serin medik
g
umum
karen
Gang
a
guan
gang akibat
guan kondisi

medik
umum
yaitu
adanya
keluhan
gangguan
tidur yang
menonjol
yang
diakibatka
n
oleh
pengaruh
fisiologik
langsung
kondisi
medik
umum
terhadap
siklus
tidurbangun.
IV.
Ganggua
n tidur
akibat zat
Yaitu
adanya
keluhan
tidur yang
menonjol
akibat
sedang
mengguna
kan atau
menghenti
kan
pengguna
an
zat
(termasuk
medikasi).
Penil
aian
sistematik
terhadap
seseorang
yang
mengalam
i keluhan
tidur

seper butuhkan
waktu 7
ti
evalu jam untuk
asi tidur
bentu setiap
malam.
k
Walaupun
gang
demikian,
guan
ada
tidur
beberapa
yang orang
spesi yang
fik, membutuh
gang kan tidur
guan lebih atau
ment kurang.
Tidur
al
saat normal
ini, dipengaru
oleh
kondi hi
beberapa
si
faktor
medi
misalnya
k
usia.
umu
Seseorang
m, yang
dan berusia
zat muda
atau cenderung
medi tidur lebih
kasi banyak
yang bila
digun dibanding
akan, kan
perlu dengan
lansia.
dilak
Waktu
ukan3
tidur
.
lansia
FISI berkurang
OLO berkaitan
GI dengan
TID faktor
UR
ketuaan.
NOR
Fisiol
MA
ogi tidur
L
Rdapat
ata- dilihat
rata melalui
dewa gambaran
sa ekektrofisi
sehat ologik selmem sel otak

selama
tidur.
Polisomno
grafi
merupaka
n
alat
yang
dapat
mendeteks
i aktivitas
otak
selama
tidur.
Pemeriksa
an
polisomno
grafi
sering
dilakukan
saat tidur
malam
hari. Alat
tersebut
dapat
mencatat
aktivitas
EEG,
elektrooku
lografi,
dan
elektromi
ografi.
Elektromi
ografi
perifer
berguna
untuk
menilai
gerakan
abnormal
saat tidur.
Stadi
um tidur diukur
dengan
polisomno
grafi
terdiri dari
tidur
rapid eye
movement
(REM)
dan tidur

non- lambat
rapid atau tidur
eye S. Kedua
move stadia ini
ment bergantian
(NR dalam
EM). satu siklus
Tidur yang
REM
diseb
ut
juga
tidur
D
atau
berm
impi
karen
a
dihub
ungk
an
deng
an
berm
impi
atau
tidur
parad
oks
karen
a
EEG
aktif
sela
ma
fase
ini.
Tidur
NRE
M
diseb
ut
juga
tidur
ortod
oks
atau
tidur
gelo
mban
g

berlangsu
ng antara
70 120
menit.
Secara
umum ada
4-6 siklus
NREMREM
yang
terjadi
setiap
malam.
Periode
tidur
REM
I
berlangsu
ng antara
5-10
menit.
Makin
larut
malam,
periode
REM
makin
panjang.
Tidur
NREM
terdiri dari
empat
stadium
yaitu
stadium
1,2,3,4.
STADIUM
TIDUR
NORMAL
PADA
DEWASA

Stadi
um
0
adalah
periode
dalam
keadaan
masih
bangun
tetapi
mata
menutup.
Fase ini

ditan Tidur
dai dimulai
deng dengan
an stadium
gelo NREM.
mban Stadium 1
g
NREM
volta adalah
se perpindah
renda an
dari
h,
bangun ke
cepat tidur. Ia
, 8-menduduk
12 i sekitar
siklu 5% dari
s pertotal
detik. waktu
Tonu tidur. Pada
s ototfase
ini
meni terjadi
ngkat penurunan
.
aktivitas
Aktiv gelomban
itas g
alfa
alfa (gelomban
menu g
alfa
run menurun
deng kurang
an dari 50%),
meni amplitudo
ngkat rendah,
nya sinyal
rasa campuran,
kantu predomina
k.
n beta dan
Pada teta,
fase tegangan
meng rendah,
antuk frekuensi
terda 4-7 siklus
pat per detik.
gelo Aktivitas
mban bola mata
g alfamelambat,
camp tonus otot
uran. menurun,
Sberlangsu
tadiu ng sekitar
m 1 3-5 menit.
diseb Pada
ut
stadium
onset ini
tidur. seseorang

mudah
dibangunk
an
dan
bila
terbangun
merasa
seperti
setengah
tidur.
Stadi
um
2
ditandai
dengan
gelomban
g
EEG
spesifik
yaitu
didominas
i
oleh
aktivitas
teta,
voltase
rendahsedang,
kumparan
tidur dan
kompleks
K.
Kumparan
tidur
adalah
gelomban
g ritmik
pendek
dengan
frekuensi
12-14
siklus per
detik.
Kompleks
K
yaitu
gelomban
g tajam,
negatif,
voltase
tinggi,
diikuti
oleh
gelomban
g
lebih
lambat,
frekuensi
2-3 siklus

per 20%-50%
menit aktivitas
,
delta,
aktivi frekuensi
tas 1-2 siklus
positi per detik,
f,
amplitudo
deng tinggi, dan
an disebut
duras juga tidur
i 500delta.
mdeti Tonus otot
k.
meningkat
Tonu tetapi
s otottidak ada
renda gerakan
h,
bola mata.
nadi
Stadi
dan um
4
tekan terjadi
an jika
darah gelomban
cend g
delta
erung lebih dari
menu 50%.
run. Stadium 3
Stadi dan 4 sulit
um 1dibedakan
dan 2. Stadium
diken 4
lebih
al
lambat
sebag dari
ai
stadium 3.
tidur Rekaman
dang
EEG
kal.
berupa
Stadi
delta.
um
Stadium 3
ini
dan
4
mend
disebut
uduki
juga tidur
sekit
gelomban
ar
g lambat
50%
atau tidur
total
dalam.
tidur.
Stadium
S
ini
tadiu
menghabi
m 3
skan
ditan
sekitar
dai
10%-20%
deng
waktu
an
tidur total.

Tidur ini
terjadi
antara
sepertiga
awal
malam
dengan
setengah
malam.
Durasi
tidur ini
meningkat
bila
seseorang
mengalam
i deprivasi
tidur.
Tidur
REM
ditandai
dengan
rekaman
EEG yang
hampir
sama
dengan
tidur
stadium 1.
Pada
stadium
ini
terdapat
letupan
periodik
gerakan
bola mata
cepat.
Refleks
tendon
melemah

Dunia
Cer Kedokt
min eran

No.
157,
2007

197

Gangguan Tidur Lanjut


Usia
normal
NREM
tetapi
dengan
atau pada
pikiran
hilan penderita
abstrak.
g.
depresi,
Fungsi
Teka gangguan
otonom
nan makan,
bervariasi
darah skizofreni
pada tidur
dan a,
REM
nafas gangguan
tetapi
meni kepribadia lambat
ngkat n ambang, atau
.
dan
menetap
Pada gangguan
pada tidur
pria pengguna
NREM.
terjad an alkohol
Jadi,
i
durasinya
tidur
ereks lebih
dimulai
i
pendek.
pada
penis.
Sebag stadium 1,
Pada ian tidur masuk ke
tidur delta
stadium 2,
REM (NREM)
3, dan 4.
terda terjadi
Kemudian
pat pada
kembali
mimp separuh
ke
iawal
stadium 2
mimp malam
dan
i.
dan tidur akhirnya
Fase REM pada
masuk ke
ini separuh
periode
meng malam
REM 1,
guna menjelang
biasanya
kan pagi.
berlangsu
sekita Tidur
ng 70-90
r
REM dan menit
20%- NREM
setelah
25% berbeda
onset.
wakt dalam hal
Pergantian
u
dimensi
siklus dari
tidur. psikologik
NREM ke
Laten dan
siklus
si
fisiologik.
REM
REM Tidur
biasanya
sekita REM
berlangsu
r 70-dikaitkan
ng
90
100 dengan
menit.
menit mimpiDurasi
pada mimpi
periode
subye sedangkan
REM
k
tidur
meningkat

menj Latensi
elang tidur yaitu
pagi waktu
2
yang
.
Kdibutuhka
untuk
ondis n
jatuh
i
tidur tidur.Wakt
ini
siang u
hari diukur
dapat untuk
dinila masingmasing tes
i
deng dan
an digunakan
multi sebagai
ple indeks
sleep fisiologik
laten tidur.
cy Kebalikan
test dari
(MSL MSLT
T). yaitu
Suby maintena
of
ek nce
dimin wakefulne
ss
test
ta
untuk (MWT).
berba Subyek
ring ditempatk
an
di
di
ruang dalam
an ruangan
gelap yang
dan tenang,
tidak lampu
boleh suram,
mena dan
han diinstruksi
kantu kan untuk
knya. tetap
Tes terbangun.
ini
ini Tes
diula juga
ng diulang
beber beberapa
apa kali.
kali Latensi
(lima tidur
kali diukur
pada sebagai
siang indeks
hari). kemampu

an
individu
untuk
memperta
hankan
tetap
bangun.
Beberapa
terminolo
gi standar
ukuran
polisomn
ografi

1. Konti
nuita
s
tidur
yaitu
kesei
mban
gan
antara
tidur
denga
n
bangu
n
selam
a satu
mala
m.
Konti
nuitas
tidur
dikata
kan
baik
bila
tidur
lebih
banya
k
daripa
da
bangu
n dan
dikata
kan
buruk
bila
tidur
sering
terint

e
r
u
p
s
i
a
t
a
u
t
e
r
b
a
n
g
u
n
.
U
k
u
r
a
n
k
o
n
ti
n
u
it
a
s
ti
d
u 2.
r
y
a
n
g
s
p
e
s
i
f
i
k
a
d

alah
latens
i tidur
(juml
ah
waktu
yang
dibut
uhkan
untuk
jatuh
tidur,
biasa
nya
dihitu
ng
dalam
menit
).
Terba
ngun
inter
miten
yaitu
jumla
h
waktu
terban
gun
setela
h
onset
tidur
(dala
m
menit
).
Efisie
nsi
tidur
yaitu
rasio
antara
waktu
seben
arnya
yang
digun
akan
untuk
tidur
denga
n

waktu
yang
dihabi
skan
di
tempa
t tidur
diuku
r
dalam
perse
ntase.
Angk
a
tinggi
menu
njukk
an
efisie
nsi
tidur
baik.

3. Arsite
ktur
tidur
yaitu
jumla
h dan
distri
busi
stadiu
m
tidur.
Ukura
nnya
adala
h
jumla
h
absol
ut
tidur
REM
dan
masin
g-

lambat
mrelatif
a stabil.
s Kontinuita
i
s
dan
n
g dalamnya
titidur
d berkurang
u setelah
r
dewasa.
N
RPengurang
Ean
Mtersebut
, ditandai
d dengan
i
peningkat
h
itan
u frekuensi
n bangun,
g tidur
d stadium 1,
a
l serta
a penurunan
mstadium 3
dan
4.
mOleh
e
karena itu,
n
itusia harus
. dipertimb
3
angkan
Tdalam
idur mendiagn
manu osis
sia gangguan
berva tidur.
Siklus
riasi
sepan sirkadian
jang tidurkehid bangun
upan dapat
nya. mempeng
Pada aruhi
anak- fungsi
anak neuroendo
dan krin
remaj misalnya
a
sekresi
awal, kortisol,
jumla melatonin,
h
dan
tidur
hormon
gelo
pertumbu
mban
han. Pada
g

dewasa
normal,
temperatu
r
tubuh
juga
mengikuti
ritme
sirkadian;
puncakny
a
pada
sore hari
dan paling
rendah
pada
malam
hari.
Gangguan
siklus
temperatu
r dikaitkan
dengan
insomnia.

S
i
k
l
u
s
s
i
r
k
a
d
i
a
n
t

i
d
u
r
b
a
n
g
u
n
d
a
p
a
t

n
g
s
i
n
e
u
r
o
e
n
d
o
k
r
i
n

m
e Umur
,
pola
m
tidur
ppremorbid
e, dan
status
nkesehatan
gsecara
umum
amempeng
aruhi
rtidur.
uApabila
dibanding
hkan
idengan
tidur
subyek
dengan
usia
muda,
tidur

f
u

lansia
kurang
dalam,
lebih
sering
terbangun,
tidur delta
berkurang,
dan
tidurnya
tidak
efektif.
Meng
antuk di
siang hari
sering
terjadi
pada
lansia.
Keadaan
ini dapat
mempeng
aruhi
jadual
tidurbangunny
a
di
malam
hari.
Walaupun
demikian,
beberapa
individu
memang
mempuny
ai durasi
tidur lebih
pendek
atau
kebutuhan
tidurnya
lebih
sedikit.
Individu
ini tidak
mempuny
ai keluhan
susah
masuk
tidur dan
tidak ada
tanda-

tanda UR
khas PADA
LANSIA
inso
NORMA
mnia L
seper
Pola
ti
tidurserin bangun
g
berubah
terba sesuai
ngun, dengan
letih, bertambah
susah nya umur.
konse Pada masa
ntrasi neonatus
, dansekitar
iritab 50%
ilitas. waktu
Fung tidur total
adalah
si
siang tidur
harin REM.
ya Lama
tidak tidur
terga sekitar 18
nggu jam. Pada
mesk usia satu
ipun tahun
lama tidur
ia
tidur sekitar 13
kuran jam dan
%
g dari30
tujuh adalah
jam4. tidur
REM.
PER Waktu
UBA
tidur
HAN
TID menurun
dengan
min
198 Dunia
Cer Kedokt

tajam
setelah
itu.
Dewasa
muda
membutuh
kan waktu
tidur 7-8
jam
dengan
NREM
75% dan
REM
25%.
Kebutuha
n
ini
menetap
sampai
batas
lansia.
Lansi
a
menghabi
skan
waktunya
lebih
banyak di
tempat
tidur,
mudah
jatuh
tidur,
tetapi juga
mudah
terbangun
dari

eran
No.
157,

2007

Gangguan Tidur Lanjut


Usia

asi tidur
karena
tidur seringnya
nya. terbangun.
Peru Gangguan
baha juga
n
terjadi
yang pada
sanga dalamnya
t
tidur
meno sehingga
njol lansia
yaitu sangat
terjad sensitif
i
terhadap
peng stimulus
urang lingkunga
an n.
pada
Sela
gelo ma tidur
mban malam,
g
seorang
lamb dewasa
at, muda
teruta normal
ma akan
stadi terbangun
um 4,sekitar 2-4
gelo kali. Tidak
mban begitu
g alfahalnya
menu dengan
run, lansia, ia
dan lebih
meni sering
ngkat terbangun.
nya Walaupun
freku demikian,
ensi rata-rata
terba waktu
ngun tidur total
di
lansia
mala hampir
m
sama
hari dengan
atau dewasa
meni muda.
ngkat
Ritmi
nya k
frag sirkadian
ment tidur-

bangun
lansia
juga
sering
terganggu.
Jam
biologik
lansia
lebih
pendek
dan fase
tidurnya
lebih
maju.
Seringnya
terbangun
pada
malam
hari
menyebab
kan
keletihan,
mengantu
k,
dan
mudah
jatuh tidur
pada siang
hari.
Dengan
perkataan
lain,
bertambah
nya umur
juga
dikaitkan
dengan
kecenderu
ngan
untuk
tidur dan
bangun
lebih
awal.
Toleransi
terhadap
fase atau
jadual
tidurbangun
menurun,
misalnya

sanga mont
hormon
renta ini
n
dikeluarka
deng n selama
an tidur
perpi dalam.
ndah Sekresi
an melatonin
jam juga
kerja. berkurang
A.
dany Melatonin
a
berfungsi
gang mengontr
guan ol
ritmi sirkadian
k
tidur.
sirka Sekresiny
dian a terutama
tidur pada
juga malam
berpe hari.
ngaru Apabila
h
terpajan
terha dengan
dap cahaya
kadar terang,
horm sekresi
on melatonin
yaitu akan
terjad berkurang
2
i
.
penur
HIGIEN
unan
E TIDUR
sekre PADA
si
LANSIA
horm
Gang
on guan tidur
pertu dapat
mbuh berbentuk
an, buruknya
prola higiene
ktin, tidur dan
tiroid gangguan
, dantidur
kortis spesifik.
Evaluasi
ol
pada keluhan
lansi tidur
lansia
a.
Hor hendaklah

selalu
dilakukan.
Keluhan
tidur
hendakny
a jangan
diabaikan
meskipun
mereka
sudah tua.
Buruknya
higiene
tidur
dapat
disebabka
n
oleh
harapan
yang
berlebihan
terhadap
tidur atau
jadual
tidur.
Akibatnya
,
lansia
sering
menghabi
skan
waktunya
di tempat
tidur atau
sebentarsebantar
tertidur di
siang hari.
CHECKL
IST
HIGIEN
E TIDUR
Tidur
bangun
Wakt
u
tidur
yang tidak
teratur
menunjuk
kan
adanya
gangguan
ritmik
sirkadian
tidur.

Pema kecemasa
njang n.
an Terbangun
laten dini hari
si
atau
tidur memanjan
menu gnya
njukk durasi
an tidur
adan dapat
ya menunjuk
keteg kan
anga depresi.
n
atau
kece
masa
n
sehin
gga
terjad
i
inso
mnia.
Penin
gkata
n
freku
ensi
dan
duras
i
terba
ngun
di
mala
m
hari
dikait
kan
deng
an
noktu
ria,
kejan
g otot
kaki,
perna
fasan
pend
ek,
dan

Peningkat
an
frekuensi
dan durasi
mengantu
k di siang
hari
menunjuk
kan tidak
adekuatny
a tidur di
malam
hari.
Pasien
mesti
didorong
untuk
mengatur
dan
menguran
gi
waktunya
di tempat
tidur.
Selain itu,
pasien
mesti
didorong
untuk
lebih aktif
di siang
hari (fisik
dan
sosial).
Lingkung
an
Suara
gaduh,
cahaya,
dan
temperatu
r
dapat
menggang
gu tidur.
Lansia
sangat
sensitif
terhadap
stimulus
lingkunga
nnya.

Peng makan,
guna menonton
an TV, dan
tutup memecah
teling kan
a danmasalahtutup masalah
mata serius.
dapat Faktormeng faktor ini
urang mesti
i
dievaluasi
peng ketika
aruh berhadapa
buru n dengan
k
lansia
lingk yang
unga mengalam
n.
i
Temp gangguan
eratu tidur.
r danLansia
alas mesti
tidur dianjurkan
yang untuk
tidak menciptak
nyam an
an suasana
juga yang
dapat nyaman
meng untuk
gang tidur.
gu
Diet dan
tidur. Penggun
Kebi aan obat
asaan
Minu
m kopi,
kebia teh, dan
saan soda, serta
yang merokok
tidak sebelum
baik tidur
di
dapat
temp menggang
at
gu tidur.
tidur Alkohol
juga dapat
harus memperce
dihin pat onset
dari tidur
misal tetapi
nya beberapa

jam
kemudian
pasien
kembali
tidak bisa
tidur.
Obat-obat
tidur atau
obat-obat
yang
diresepka
n
untuk
gangguan
kondisi
medik
dapat
kadangkadang
dapat
menggang
gu tidur.
Pengaruhn
ya dapat
terjadi
secara
berangsurangsur
setelah
beberapa
lama
mengguna
kan obat
tersebut.
Pasien
dianjurkan
untuk
menguran
gi
atau
mengubah
jam-jam
pengguna
an
obat
atau diet
yang
dapat
mempeng
aruhi
tidur.
Hal-hal
Umum
Eduk
asi

tenta kecemasa
ng nnya.
tidur Membaca
mala sampai
m
mengantu
perlu k
diber merupaka
ikan n
salah
kepa satu cara
da untuk
lansi menghilan
a.
gkan
Pasie kecemasa
n
n
yang
dianj menggang
urkan gu tidur
untuk 1,2.
mem Ganggua
buat n tidur
konta pada
lansia
k
Gang
sosial
guan tidur
dan
pada
aktivi
lansia
tas
dapat
fisik
bersifat
secar
nonpatolo
a
gik karena
teratu
faktor usia
r didan ada
siang pula
hari. gangguan
Pasie tidur
n
spesifik
harus yang
pula sering
diban ditemukan
tu
pada
untuk lansia.
meng Ada
hilan beberapa
gkan gangguan
Dunia
Cer
Kedokt
min
eran

tidur yang
sering
ditemukan
pada
lansia.
INSOMN
IA
PRIMER
Ditandai
dengan:

1 Keluh

No.
157,
2007

an
sulit
masu
k
tidur
atau
mem
perta
hanka
n
tidur
atau
tetap
tidak
segar
meski
pun
sudah
tidur.
Kead
aan
ini
berla
ngsun
g
palin
g
sediki
t satu
bulan
199

Gangguan Tidur Lanjut


Usia
mpair
dengan
insomnia
ment
1 M sosial primer
e
sering
,
n
okupa mengeluh
y
sulit
sional
e
, atau masuk
b
fungsi tidur dan
a
pentin terbangun
b
berkalig
k
lainny kali.
a
Bentuk
a.
n 2 Gang
keluhan
p
tidur
guan
e
bervariasi
tidur
dari waktu
n
tidak
ke waktu.
d
terjad
Misalnya,
e
i
r
secara seseorang
yang saat
it
ekskl
ini
a
usif
mengeluh
a
selam
sulit
n
a ada
masuk
y
gangg
tidur
a
uan
mungkin
n
menta
suatu saat
g
l
mengeluh
b
lainny
sulit
e
a.
memperta
r
3 Tidak hankan
m
diseb
tidur.
a
abkan
Meskipun
k
oleh
jarang,
n
kadangpenga
a
kadang
s
ruh
seseorang
e
fisiol
mengeluh
c
ogik
tetap tidak
a
langs
segar
r
ung
meskipun
a
kondi
sudah
k
si
tertidur.
li
medik
Diagnosis
n
umu
gangguan
i
insomnia
m
k
dibuat bila
atau
a
penderitaa
t
zat.
n
atau
a
Seseo
impairme
u
rang
ntnya
i

berm disebut
akna. juga
Sinsomnia
eoran psikofisiol
g
ogik
pend persisten.
erita Insomnia
inso ini dapat
mnia disebabka
serin n
oleh
g
kecemasa
berpr n; selain
eoku itu, dapat
pasi pula
deng terjadi
an akibat
tidur. kebiasaan
Maki atau
n
pembelaja
berok ran atau
upasi perilaku
deng maladaptif
an di tempat
tidur, tidur.
maki Misalnya,
n
pemecaha
berus n masalah
aha serius di
keras tempat
untuk tidur,
tidur, kekhawati
maki ran, atau
n
pikiran
frustr negatif
asi terhadap
dan tidur
maki
(
sudah
n
berpikir
tidak
tidak akan
bisa
bisa
tidur.
tidur).
Akib
Adanya
atnya
kecemasa
terjad
n
yang
i
berlebihan
lingk
karena
aran
tidak bisa
setan.
tidur
I
menyebab
nsom
kan
nia
seseorang
kroni
berusaha
k
keras

untuk
tidur
tetapi ia
semakin
tidak bisa
tidur.
Ketidakm
ampuan
menghilan
gkan
pikiranpikiran
yang
menggang
gu ketika
berusaha
tidur dapat
pula
menyebab
kan
insomnia
psikofisiol
ogik.
Selain itu,
ketika
berusaha
untuk
tidur
terjadi
peningkat
an
keteganga
n motorik
dan
keluhan
somatik
lain
sehingga
juga
menyebab
kan tidak
bisa tidur.
Penderita
bisa
tertidur
ketika
tidak ada
usaha
untuk
tidur.
Insomnia
ini disebut
juga

inso k
tidur
mnia (lebih dari
yang satu jam),
terko terbangun
ndisi. lebih lama
M(lebih dari
ispers 30 menit),
epsi dan durasi
terha tidur
dap kurang
tidur dari lima
dapat jam.
pula Tetapi dari
terjad hasil
polisomno
i.
Diag grafi
nosis terlihat
diteg bahwa
akka onset
n bilatidurnya
seseo kurang
15
rang dari
meng menit,
eluh efisiensi
tidak tidur 90%,
bisa dan waktu
masu tidur
totalnya
k
atau lebih
mem lama.
perta Pasien
hank dengan
an gangguan
tidur seperti ini
tetapi dikatakan
tidak mengalam
ada i
bukti mispersep
objek si
tif terhadap
adan tidur.
Inso
ya
gang mnia
guan idiopatik
tidur. adalah
Misal insomnia
nya, yang
pasie
sudah
n
terjadi
meng
sejak
eluh
kehidupan
susah
masu dini.
Kadang-

kadang
insomnia
ini sudah
terjadi
sejak lahir
dan dapat
berlanjut
selama
hidup.

hari dapat
Peny menyebab
ebab kan tidak
nya bisa tidur.
tidak Insomnia
jelas, kronik
ada dapat
duga menyebab
an kan
diseb penurunan
abka mood
n
(risiko
oleh depresi
ketid dan
aksei anxietas),
mban menurunk
gan an
neuro motivasi,
kimia atensi,
otak energi,
di
dan
form konsentras
asio i,
serta
retiku menimbul
laris kan rasa
batan malas.
g
Kualitas
otak hidup
atau berkurang
disfu dan
ngsi menyebab
foreb kan lansia
rain. tersebut
Llebih
ansia sering
yang mengguna
tingg kan
al
fasilitas
sendi kesehatan.
ri
Seseo
atau rang
adan dengan
ya insomnia
rasa primer
ketak sering
utan mempuny
yang ai riwayat
dieks gangguan
aserb tidur
asi sebelumn
pada ya. Sering
mala penderita
m
insomnia

mengobati
sendiri
dengan
obat
sedatifhipnotik
atau
alkohol.
Anksioliti
k sering
digunakan
untuk
mengatasi
keteganga
n
dan
kecemasa
n.
Kopi
dan
stimulansi
a
digunakan
untuk
mengatasi
rasa letih.
Pada
beberapa
kasus,
pengguna
an
ini
berlanjut
menjadi
ketergantu
ngan zat.
Peme
riksaan
polisomno
grafi
menunjuk
kan
kontinuita
s
tidur
yang
buruk
(latensi
tidur
buruk,
sering
terbangun,
efisiensi
tidur
buruk),
stadium 1

meni bersifat
ngkat tiba-tiba.
, danInsomnia
stadi biasanya
um 3terjadi
dan 4akibat
menu stresor
psikologik
run.
, fisik dan
Kete
sosial.
gang
Insomnia
an
sering
otot berlanjut
meni meskipun
ngkat kausanya
dan sudah
jumla dapat
h
diatasi.
aktivi Hal
ini
tas disebabka
alfa n
dan terjadinya
beta kondisioni
juga ng negatif
meni atau
kewaspad
ngkat
aan yang
2,3
meningkat
PERJ .
ALAN
Misalnya,
AN
GANG seorang
GUAN
INSO lansia
MNIA
yang
PRIM
ER
menderita
Fnyeri
aktor dapat
menghabi
fakto skan
r
waktunya
yang di tempat
mem tidur dan
presi sulit tidur
pitasi karena
inso nyerinya.
mnia Kondision
berbe ing negatif
da- dapat
beda. terjadi.
Onse Kondisi
t
ini dapat
inso bertahan
mnia meskipun
bisa nyeri

sudah
tidak ada
lagi.
Insom
nia juga
dapat
berkemba
ng dalam
konteks
stresor
psikologik
akut atau
gangguan
mental.
Perjalanan
insomnia
dapat
bervariasi.
Insomnia
harus
dibedakan
dari
gangguan
mental
yang salah
satu
gambaran
kliniknya
insomnia
(skizofren
ia,
gangguan
depresi
berat,
gangguan
cemas
menyeluru
h).
Insomnia
primer
tidak
ditegakka
n
jika
insomnia
terjadi
secara
eksklusif
selama
adanya
gangguan
mental
lain.

Diag insomnia
mental
nosis dan
lain,
inso gangguan
diagnosis
mnia mental
yang lebih
prime mempuny
cocok
r
ai
adalah
dibua perjalanan
insomnia
t jikayang
terkait
gang berbeda.
gangguan
guan Jika
mental
ment insomnia
lain.
al
merupaka
Diagnosis
lain n
dibuat jika
tidak manifestas keluhan
dapat i
insomnia
mene gangguan
sangat
rangk mental
menonjol
an dan secara dan perlu
inso eksklusif
mendapat
mnia, terjadi
perhatian
atau selama
klinik
jika gangguan
tersendiri2.
min
eran 2007
200 Dunia
No.
Cer Kedokt
157,

Gangguan Tidur Lanjut


Usia

terjadinya
hipoksia
GAN dan
GGU terbangun
AN berkaliTID kali.
UR Keadaan
TER ini dapat
KAI terjadi
T
akibat
PER gangguan
NAF ventilasi
ASA
ketika
N
tidur
(AP
(hipoventi
NEA
lasi
TID
alveolar
UR)
sentral).
G
Gangguan
angg
tidur ini
uan
tidak
tidur
disebabka
terkai
n
oleh
t
gangguan
perna
mental
fasan
lain dan
atau
tidak pula
Breat
akibat
hinglangsung
Relat
pengaruh
ed
fisiologik
Sleep
atau zat
Diso
(termasuk
rders
medikasi).
atau
Pende
apne
rita sering
a
mengeluh
tidur
mengantu
ditan
k
dai
berlebihan
deng
di siang
an
hari
episo
sehingga
de
menggang
berul
gu
ang
fungsinya.
henti
Rasa
nafas
kantuk
yang
yang
meny
berlebihan
ebab
ini terjadi
kan

akibat
seringnya
terbangun
di malam
hari
karena
penderita
berusaha
untuk
bernafas
normal.
Rasa
kantuk
sering
muncul
pada
situasi
santai
misalnya
ketika
membaca
dan
menonton
TV atau
dalam
pertemuan
. Bila rasa
kantuk
sangat
berlebihan
, penderita
bisa jatuh
tidur
meskipun
ia sedang
dalam
keadaan
aktif
misalnya
sedang
bercakapcakap,
makan,
berjalan,
atau
berkendar
a. Tertidur
sejenak
tidak
menyegar
kan

bahk nea
an (respirasi
dapat lambat
meni dan
mbul dangkal),
kan dan
nyeri hipoventil
kepal asi
a.
( abnorma
Apne l
kadar
a
oksigen
tidur dan
lebih karbon
serin dioksida
g
darah).
terjad
Episo
i
de apnea
pada dapat
laki- dieksaserb
laki asi oleh
teruta pengguna
ma an obatbila obat yang
ia
mendepre
tidur si susunan
telent saraf
ang. pusat dan
Palkohol.
eristi Mendengk
wa- ur,
perist hipertensi,
iwa dan
respir penyakit
asi kardiovas
abnor kuler
mal berkaitan
yang dengan
terjad apnea
i
tidur. Bila
pada sindrom
apne apnea
a
tidur
tidur
derajatnya
yaitu
berat dan
apne
tidak
a
diobati,
(epis
gangguan
ode
fungsi
berhe
jantung
nti
dapat
nafas
terjadi dan
),
mortalitas
hipop

meningkat
.
Ada tiga
bentuk
apnea
tidur
yaitu:
Sindrom
apnea
tidur
obstruktif
Sindrom
apnea
tidur
sentral
Sindrom
hipoventil
asi
alveolar
sentral.
Sindr
om apnea
tidur
obstruktif
adalah
bentuk
apnea
tidur yang
paling
sering
ditemukan
. Sindrom
ini
ditandai
dengan
episode
berulang
obstruksi
jalan
nafas atas
(apneahipopnea)
selama
tidur.
Biasanya
terjadi
pada
penderita
yang
sangat
gemuk.
Penderita
biasanya
tidur

mend nafas
engk disebabka
ur n
(sang terjadinya
at
obstruksi
keras sempurna
) danjalan
nafas nafas.
pend Berhenti
ek nafas
berga kadangntian kadang
deng terjadi 60an 90 detik
episo sehingga
de bisa
diam terjadi
yang sianosis.
berla Sebagian
ngsu besar
ng penderita
sekit tidak
ar
menyadari
2030
detik.
Deng
kuran
yang
keras
terjad
i
karen
a ia
berna
fas
melal
ui
aliran
udara
yang
tersu
mbat
sebag
ian.
Adan
ya
perio
de
diam
atau
berhe
nti

gangguan
nya ini 2,5.

S
i
n
d
r
o
m
a
p
n
e
a
ti
d
u
r
o
b
s
tr
u
k
ti
f
a
d
a
l
a
h

b
e
n
t
u
k
a
p
n
e
a
t
i
d
u
r
y
a
n
g
p
a
l
i
n
g
s
e

ri
n
g
d
it
e
m
u
k
a
n
Sindr
om apnea
tidur
sentral
ditandai
dengan
penghenti
an
episodik
ventilasi
ketika
tidur
(apnea
dan
hipopnea)
tanpa
obstruksi
jalan
udara.
Gangguan
ini sering
terjadi
pada
lansia
akibat
gangguan
jantung
atau
neurologi
k
yang
menggang
gu
regulasi
ventilasi.
Mendengk

ur ringan
sering
ditemukan
pada
penderita
dengan
gangguan
tidur ini.
Sindr
om
hipoventil
asi
alveolar
sentral
ditandai
dengan
gangguan
pengontro
lan
ventilasi
yang
mengakib
atkan
rendahnya
kadar
oksigen
arteri.
Bentuk ini
paling
sering
terjadi
pada
orang
yang
sangat
gemuk
dan
adanya
keluhan
tidur
berlebihan
di siang
hari.
Seseo
rang
dengan
apnea
tidur
sering
mengeluh
adanya
rasa tidak
enak
di

dada dengan
pada apnea
mala tidur.
m
Mengantu
hari, k di siang
rasa hari dapat
terce menyebab
kik, kan
dan kecelakaa
kece n
masa misalnya
n.
tertidur
Pasie saat
n
berkendar
meng a. Selain
alami itu, dapat
gang pula
guan terjadi
mem impairme
ori, n
kons okupasion
entra al
dan
si
sosial.
buru
Nokt
k,
uria dan
dan inkontinen
iritab sia
el. nokturnal
Gang merupaka
guan n
salah
mood satu gejala
(gang apnea
guan tidur
depre obstruktif.
si
Hal
ini
mayo terjadi
r,
karena
disti ekskresi
mia), urin
gang meningkat
guan dan juga
cema karena
s
faktor
(gang mekanik
guan (tekanan
panik diafragma
) dan).
deme Nokturia
nsia juga
serin meningkat
g
kan risiko
dikait terjadinya
kan kecelakaa

n (jatuh)
terutama
pada
lansia
yang
mengguna
kan
sedatifhipnotik.
Prevalensi
penyakit
renal
kronik
meningkat
dengan
bertambah
nya umur;
gangguan
ini sering
menyebab
kan
nokturia.
TandaTanda
dan
Gejala
Apnea
Tidur
Obstrukti
f
Susunan
saraf
pusat
Somnolen
berlebihan
di siang
hari
Gelisah
nokturnal
Depresi
Deterioras
i kognitif
Nyeri
kepala di
pagi hari
Berkurang
nya
dorongan
seksual
Respirasi
Mendengk
ur
Mulut dan
tenggorok
kering

Dunia
Cer
Kedokt
min
eran

No.
157,
2007

201

Gangguan Tidur Lanjut


Usia
ular yang menjalar
berkaitan
di tungkai.
Kard dengan
Gagal
iovas
tidur.
ginjal,
kuler
Restless
diabetes,
Hiper
anemia
tensi Leg
Syndrome
kronik,
Gaga
disebut
dan
l
jantu juga
gangguan
ng sindrom
saraf
Atrit Ekbom.
perifer
mia Sindrom
sering
dihubungk
Rena ini
ditandai
an dengan
l
dengan
RLS.
Enur
esis, adanya
Restless
noktu dorongan
leg
ria yang kuat syndrome
dapat pula
Hem untuk
memindah
diinduksi
atolo
gi
oleh
Polisi mindahka
neurolepti
temia n
kaki k,
1,2
. dengan
antidepres
cepat
an,
RES ketika
lithium,
TLE mau jatuh diuretik,
SS tidur.
dan
LEG Gerakannarkotik.
SYN gerakan
Agonis
DRO kaki
dopamin
ME sering
dapat
(RLS bersamaan menguran
) dandengan
gi RLS.
PER apnea
Narkotik
IODI tidur.
juga
C
Pasien
efektif
LEG sering
tetapi
MO mengeluh
harus hatiVEM adanya
hati
ENT rasa sakit karena
(PL atau
dapat
M) parestesia
menimbul
Lyang
kan
ansia menjalar.
resistensi.
dapat KadangUntuk
meng kadang
gangguan
alami ada
ini belum
disfu sensasi
ada terapi
ngsi seperti
yang
neuro semut atau ideal.
musk cacing
Benzodiaz

epin pine, juga


(clon cukup
azepa bermanfaa
m) t.
dan
Perio
tema dic Leg
zepa Movement
m
disebut
dapat juga
meng mioklonus
urang nokturnal
i
yaitu
freku gerakan
ensi kaki
terba berulang,
ngun stereotipi,
tetapi dan
kuran durasinya
g
pendek.
berm Gerakan
anfaa berupa
t
fleksi
terha cepat dan
dap periodik
gerak tungkai
an- dan
gerak telapak
an kaki.
kaki. Keadaan
Selai ini dapat
n itu,menyebab
obat kan
ini terbangun
dapat berulang
meny kali
ebab sepanjang
kan malam.
sedas Prevalensi
i di
nya
siang
meningkat
hari.
dengan
Obatbertambah
obat
nya umur.
seper
Gangguan
ti
ini
opioi
dihubungk
d,
an dengan
dan
sebablevod
sebab
opa,
metabolik,
serta
vaskuler,
carba
anemia,
maze
defisiensi

asam
folat, dan
gangguan
neurologi
k.
Apne
a tidur dan
gerakan
kaki
periodik
juga
sering
pada
lansia.
Prevalensi
nya
berkisar
antara
25%-60%.
Individu
dengan
gerakan
kaki
periodik
memiliki
waktu
tidur satu
jam lebih
kurang
bila
dibanding
kan
dengan
kontrol
normal 2,6.
GANGG
UAN
RITMIK
SIRKADI
AN
TIDUR
Gamb
aran
penting
gangguan
ritmik
sirkadian
yaitu pola
menetap
dan

berul
ang jam
gang biologik
guan sirkadian
internal
tidur
seseorang
akiba
dengan
t
siklus
tidak tidursinkr bangun.
onny Hal
ini
terjadi
a
karena
tidak
cocoknya
jam
sirkadian
dengan
tuntutan
eksogen
mengenai
saat dan
lama tidur
misalnya
karena
perjalanan
melintasi
zona
waktu
yang
berbeda.
Penyebab
lain dapat
berupa
disfungsi
ritmik
biologik
dasar.
Akiba
t
tidak
samanya
siklus
sirkadian,
seseorang
dengan
gangguan
ini dapat
mengeluh
insomnia
pada
waktu
tertentu
(misalnya

malam
hari) dan
tidur
berlebihan
pada siang
hari
sehingga
terjadi
gangguan
fungsi
sosial,
pekerjaan,
fungsi
lainnya
atau dapat
menyebab
kan
penderitaa
n secara
subyektif.
Diagnosis
ditegakka
n
bila
terjadi
gangguan
fungsi
sosial,
pekerjaan,
atau
penderitaa
n
subyektif
secara
signifikan.

L
ans
ia
ce
nd
eru
ng
tid
ur
leb

i wa
h l
a
w
a
l
d
a
n
b
a
n
g
u
n
j
u
g
a
l
e
b
i
h
a

Kema
mpuan
individu
beradaptas
i dengan
perubahan
sirkadian
bervariasi
sangat
luas.
Kebanyak
an
individu
dengan
gejala ini
tidak
mencari
pertolonga
n karena
gejalanya
tidak
berat.
Ritme
sirkadian
dapat
berkurang
amplitudo
nya
dengan
bertambah
nya umur.
Lansia
cenderung
tidur lebih
awal dan
bangun
juga lebih
awal.
Dewasa
normal
membutuh
kan dua
jam
cahaya
siang hari
untuk
mendapat
kan ritme

tidur yang
stabil,
tetapi
lansia
hanya
membutuh
kan
sekitar 45
menit.
Oleh
karena itu,
lansia
disaranka
n
mengguna
kan
kacamata
hitam bila
keluar
rumah di
pagi hari.
Pajanan
cahaya
terang
buatan
antara
pukul 7-9
malam
dapat
meningkat
kan
keterjagaa
n. Suara
gaduh
juga bisa
mempeng
aruhi
tidur.
Ritme
sirkadian
yang
dangkal
dikaitkan
dengan
gangguan
tidur 2,7.
GANGG
UAN
TIDUR
AKIBAT
KONDIS
I MEDIK

UM mengeluh
UM insomnia.
Peny Beberapa
akit pasien
kardi pasca
ovas infark
kuler jantung
Pyang
asien diobati
angin dengan
benzodiaz
a
dapat epin dapat
mend mengalam
apnea
erita i
inso tidur
mnia berulang
akiba dengan
durasi
t
seran pendek.
gan Selain itu,
angin pasien
a digagal
mala jantung
kronik
m
hari. dapat pula
Begit mengalam
i
apnea
u
pula pernafasa
yang
pasie n
sangat
n
pasca berat saat
infar berbaring
Tekan
k
jantu an darah
ng secara
dan normal
pasca menurun
beda ketika
tidur dan
h
jantu meningkat
ng ketika
serin bangun.
Kejadiang
202 min
Cer Dunia
Kedokt

kejadian
kardiovas
kuler atau
jantung
mengikuti
pola
sirkadian
yaitu
gangguan
nya sering
terjadi
antara
pukul 611 pagi.
Aritmia
juga
berkaitan
dengan
tidurbangun.
Takikardia
ventrikel
sering
terjadi
antara
pukul
4
dan
9
pagi.
Pasie
n

stroke

akut dapat
mengalam
i
gangguan
tidur baik
insomnia
atau
hipersomn
ia. Sering
terbangun
setelah
onset

eran
No.
157,

2007

Gangguan Tidur Lanjut


Usia

penyakit
paru
tidur obstruktif
dikait kronik
kan sering
deng terbangun
an dan
buru mengalam
knya i
kelua penurunan
ran efisiensi
strok tidur, juga
lebih
e.
Pasie berisiko
untuk
n
strok apnea
tidur;
e
serin pengguna
an
g
triazolam
terba
0,25 mg
ngun
malam
di
hari cukup
mala
aman.
m
Selain itu,
hari.
penyakit
Nyeri asma dan
kepal hipoventil
a
asi juga
yang dapat
serin menyebab
g
kan
terjad sindrom
i saatapnea
tidur tidur
obstruktif.
biasa Insomnia
nya juga
tidur sering
REM pada
penderita
,
dapat asma;
meng sekitar
inter 60%-70%
upsi lansia
terbangun
tidur.
tengah
Peny malam
akit karena
paru
serangan
P
asmanya.
asien

Obat
seperti
xanthine,
beta
adrenergik
,
dan
steroid
sistemik
yang
digunakan
untuk
asma atau
penyakit
paru
obstruktif
kronik
dapat pula
menyebab
kan
insomnia.
Bila
pasien
mengeluh
gangguan
tidur
pertimban
gkan
kemungki
nan apnea
tidur.
Dengkura
n
dapat
menunjuk
kan
adanya
apnea
tidur.
Ganggua
n
neurodeg
eneratif
Sekit
ar
30%
pasien
Alzheimer
mengalam
i
gangguan
tidur
seperti
kurang

tidur, insomnia.
serin Agitasi
g
nokturnal
terba dan
ngun, insomnia
bingu sering
ng menjadi
atau alasan
berjal penderita
an dibawa ke
saat rumah
tidur, sakit.
dan Penderita
meng Alzheimer
antuk yang
di
gangguan
siang tidurnya
hari. lebih berat
Inso dapat
mnia mengalam
yang i
terjad penurunan
i
kognitif
dikait lebih
kan cepat.
deng Mereka
an lebih
perub sensitif
ahan terhadap
pola efek
tidur samping
siang obat yang
diresepka
mala n
untuk
m
tidur2,8.
yang
Gang
biasa guan tidur
nya dapat pula
terjad terjadi
i
pada
pada penyakit
awal Parkinson.
peny Gangguan
akit. tidur pada
Agita pasien ini
si
dikaitkan
noktu dengan
rnal nokturia,
juga nyeri,
bisa kekakuan,
meny sulit
ebab
membalik
kan

kan tubuh
di tempat
tidur, dan
dapat pula
akibat
terapi
levodopa
dan
bromocrip
tine.Gang
guan
degenerati
f
lain
seperti
Huntingto
n
atau
penyakit
lain yang
menimbul
kan
mioklonus
dan
khorea
dapat
menimbul
kan
insomnia9.
Penyakit
endokrin
Hiper
tiroidisme
sering
menimbul
kan
insomnia.
Walaupun
demikian,
insomnia
kadangkadang
dapat pula
ditemukan
pada
penderita
hipotiroidi
sme.
Gangguan
tidur
kronik
dapat
menggang

gu n.
regul Kualitas
asi tidur
gluko lansia
sa. penderita
Sebal diabetes
iknya lebih
,
buruk
diabe daripada
tes yang tidak
melit menderita
us diabetes.
dapat
pula
meni
mbul
kan
inso
mnia.
Hipo
glike
mia
noktu
rnal
dan
noktu
ria
atau
penur
unan
gluko
sa
dapat
meni
ngkat
kan
rasa
kantu
k.
Kura
ng
tidur
meru
paka
n
sinya
l
untuk
meni
ngkat
kan
maka

Kanker
Insomnia
sering
terjadi
pada
penderita
kanker.
Penyakit
saluran
pencerna
an
Ulkus
peptikum,
hernia
hiatus,
refleks
gastroesof
agus, atau
kolitis
dapat
menimbul
kan
insomnia.
Hal
ini
dikaitkan
dengan
adanya
nyeri
nokturnal.
Pasien
gagal
hepar juga
dapat
mengalam
i
insomnia.
Insomnia
memburu
k
bila
penyakit
heparnya
progresif.
Ensefalop
ati hepatik
ringan
juga dapat
menimbul
kan
insomnia.
Pembatasa
n protein
bermanfaa
t
secara

klini nafas dan


k.
refluks
Bgastroesof
enzo agus dapat
diaze menyebab
pin kan
seper bronkospa
ti
sme akut
loraz sehingga
epam menggang
dan gu tidur 8.
oxaz
Penyakit
epam muskulos
yang keletal
Tidur
meta
bolis sering
meny terganggu
akibat
a
tidak penyakit
mem medik lain
erluk seperti
an artritis,
siste rematik,
m
dan
mikr sindrom
osom nyeri
al
lainnya.
hepar Terapi
dapat yang
digun sesuai
akan dapat
pada memperba
lansi iki tidur
a
(misalnya,
gagal analgesik
hepar untuk
.
nyeri).
Tidur Pasien
dapat sindrom
pula fibromialg
terga ia sering
nggu mengeluh
karen gangguan
a
tidur.
diure Gangguan
sis tidur yang
noktu sering
rnal; terjadi
gang yaitu RLS
guan 6.
jalan

GANGG
UAN
TIDUR
AKIBAT
GANGG
UAN
MENTAL
LAINNY
A
Ganggua
n cemas
dan
depresi
Pola
tidur
pasien
depresi
berbeda
dengan
pola tidur
pasien
tidak
depresi.
Pada
depresi
terjadi
gangguan
pada
setiap
stadium
siklus
tidur.
Efisiensi
tidurnya
buruk,
tidur
gelomban
g pendek
menurun,
latensi
REM juga
turun,
serta
peningkat
an
aktivitas
REM.
Lansi
a dengan
keluhan
insomnia
harus
dipikirkan

kemu kontinuita
lansia10.
ngkin s
tidur; Demensia
an episode
dan
delirium
adan tidur
Gang
ya REM-nya
depre lebih awal guan tidur
si
daripada
sering
atau orang
ditemukan
anksi normal.
pada
etas. Akibatnya
demensia.
Inso ,
ia Berjalan
mnia terbangun
saat tidur
dan lebih
di malam
meng awal,
hari sering
antuk tidak
ditemukan
di
merasa
pada
siang segar di
delirium
hari pagi hari,
meskipun
meru dan
pada siang
paka mengantu
hari
n
k di siang
pasien
fakto hari.
terlihat
r
Sekitar
normal.
risiko 40%
Pasien
depre penderita
Alzheimer
si. lansia
sering
Sebal depresi
terbangun
iknya mengalam
dan durasi
,
i
bangunny
pend gangguan
a
lebih
erita tidur.
lama.
depre Keluhan
Tidur
si
tidur
dapat dapat pula REM dan
gelomban
pula mempredi
meng ksi akan g lambat
meningkat
alami terjadinya
2,8
gang depresi
.
guan pada
No.
203
Cer Dunia
157,
min Kedokt
eran
2007

Gangguan Tidur Lanjut


Usia
dan
suplemen
juga dapat
nonfarma
PEN
digunakan
kologik
ATA
LAK diperlukan .
Pengg
SAN untuk
unaan
AAN terapi
GAN
jangka
gangguan
GGU
panjang
AN tidur baik
obat
TID primer
hipnotik
UR maupun
tidak
Lsekunder
dianjurkan
angk 2.
.
Obat
ah
hipnotik
perta Farmakol
ogik
hendaklah
ma
Benz
digunakan
untuk
odiazepin
dalam
meng
paling
waktu
atasi
sering
terbatas
inso digunakan
atau untuk
mnia dan tetap
mengatasi
sekun merupaka
insomnia
der n pilihan jangka
terha utama
pendek.
dap untuk
Dosis
gang mengatasi
harus
guan insomnia
kecil dan
medi baik
durasi
primer
k
pemberian
atau maupun
harus
psiki sekunder.
singkat.
atrik Kloralhidr
Benzodiaz
at
dapat
adala
epin dapat
pula
h
direkomen
bermanfaa
meng
dasikan
t
dan
optim
untuk dua
cenderung
alkan
atau tiga
tidak
terapi
hari dan
disalahgu
dapat
terha
nakan.
diulang
dap
Antihista
tidak lebih
peny min,
dari tiga
akit prekursor
kali.
yang protein
mend seperti l- Pengguna
an jangka
asari triptofan
nya. yang saat panjang
dapat
Cara ini
menimbul
farma tersedia
kan
kolog dalam
masalah
bentuk
ik

tidur
atau
dapat
menu
tupi
peny
akit
yang
mend
asari.
Peng
guna
an
benz
odiaz
epin
harus
hatihati
pada
pasie
n
peny
akit
paru
obstr
uktif
kroni
k,
obesi
tas,
gang
guan
jantu
ng
deng
an
hipov
entila
si2,11.

B
e
n
z
o
d
i

az
e
pi
n
p
al
in
g
se
ri
n
g
di
g
u
n
a
k
a
n
d
a
n
te
ta
p
m
er
u
p
a
k
a
n

pi
li
h
a
n
ut
a
m
a
u
nt
u
k
m
e
n
g
at
as
i
in
so
m
ni
a,
b
ai
k
pr
i
m
er
m
a

sering
u rik
ditemukan
p . Oleh
itu,
u karena
pengguna
n an

benzodiaz
epin pada
lansia
harus hatihati dan
dosisnya
serendah
mungkin.
Benz
odiazepin
dengan
waktu
paruh
pendek
B(triazolam
enzo dan
diaze zolpidem)
pin merupaka
obat
dapat n
pilihan
meng
gang untuk
gu membantu
ventil orangasi orang
pada yang sulit
apnea masuk
tidur. tidur.
Efek Sebalikny
obat
samp a,
ing yang
berup waktu
paruhnya
a
penur panjang
unan (estazola
kogni m,
tif temazepa
dan
dan m,
lorazepam
terjat
uh ) berguna
akiba untuk
penderita
t
gang yang
guan mengalam
koord i interupsi
inasi tidur.
moto Benzodiaz
epin yang

s
e
k
u
n
d
e
r

kerjanya
lebih
panjang
dapat
memperba
iki
anksietas
di siang
hari dan
insomnia
di malam
hari.
Sebag
ian obat
golongan
benzodiaz
epin
dimetaboli
sme
di
hepar.
Oleh
karena itu,
pemberian
obat-obat
yang
mengham
bat
oksidasi
sitokrom
(seperti
simetidin,
estrogen,
INH,

terhadap
eritro delirium
misin pada
, danlansia.
fluox Dosis
etine) rendahdapat sedang
meny benzodiaz
ebab epin
kan seperti
sedas lorazepam
i
digunakan
berle untuk
bihan memperku
di
at
efek
siang neurolepti
hari. k terhadap
Ttidur.
riazol
Antid
am epresan
tidak yang
meny bersifat
ebab sedatif
kan seperti
gang trazodone
guan dapat
respir diberikan
asi bersamaan
pada dengan
pasie benzodiaz
n
epin pada
COP awal
D
malam.
ringa Antidepre
nsan
sedan kadangg
kadang
yang dapat
meng memperbu
alami ruk
inso gangguan
mnia. gerakan
Neur terkait
olepti tidur
k
(RLS) 2.
dapat
Mirta
digun zapine
akan merupaka
untuk n
inso antidepres
mnia an
baru
sekun golongan
der noradrene

rgic and
specific
serotonin
antidepres
sant
(NaSSA).
Ia dapat
memperpe
ndek
onset
tidur,
stadium 1
berkurang,
dan
meningkat
kan
dalamnya
tidur.
Latensi
REM,
total
waktu
tidur,
kontinuita
s
tidur,
serta
efisiensi
tidur
meningkat
pada
pemberian
mirtazapin
e. Obat ini
efektif
untuk
penderita
depresi
dengan
insomnia
tidur 12.
Tidak
dianjurkan
mengguna
kan
imipramin
,
desiprami
n,
dan
monoamin
oksidase
inhibitor
pada
lansia

karen beberapa
a
pasien tapi
dapat pengguna
mens annya
timul harus hatiasi hati
inso karena
mnia. dapat
Lithi mengindu
um ksi
dapat delirium2.
meng
Melat
angg
onin
u
merupaka
konti
n hormon
nuita
yang
s
disekresik
tidur
an
oleh
akiba
glandula
t efek
pineal. Ia
samp
berperan
ing
poliu mengatur
ria. siklus
Ktidur. Efek
hloral hipnotikn
hidrat ya terlihat
dan pada
barbit pasien
urat gangguan
jaran tidur
primer. Ia
g
digun juga
memperba
akan
iki tidur
karen
pada
a
penderita
cende
depresi
rung
mayor13,14.
mene
Melatonin
kan
juga dapat
perna
memperba
fasan.
iki tidur,
Antih
tanpa efek
istam
samping,
in
pada
dan
lansia
difen
dengan
hidra
insomnia15
min
.
berm
Melatonin
anfaa
dapat
t
ditambahk
untuk
an
ke

dalam
makanan.
Non
farmakol
ogik
Higene
tidur
Mem
berikan
lingkunga
n
dan
kondisi
yang
kondusif
untuk
tidur
merupaka
n syarat
mutlak
untuk
gangguan
tidur.
Jadual
tidurbangun
dan
latihan
fisik
sehari-hari
yang
teratur
perlu
dipertahan
kan.
Kamar
tidur
dijauhkan
dari
suasana
tidak
nyaman.
Penderita
diminta
menghind
ari latihan
fisik berat
sebelum
tidur.
Tempat
tidur
jangan
dijadikan

temp ahan
tentang
at
kebiasaan,
higene
untuk sikap, dan tidur
menu lingkunga
merupaka
mpah n
ini n
kan efektif
intervensi
kema untuk
efektif
rahan memperba yang tidak
.
iki tidur. memerluk
Perub Edukasi
an biaya.
min
eran 2007
204 Dunia
No.
Cer Kedokt
157,

Gangguan Tidur Lanjut


Usia

ditemukan
pada
Tera insomnia.
pi
Ada
peng
beberapa
ontro
lan instruksi
stim yang
ulus harus
Tdiikuti
erapi oleh
ini penderita
bertu insomnia:
juan
1. Ke
untuk
tempa
mem
t tidur
hanya
utus
ketika
siklu
telah
s
meng
masa
antuk.
lah
2. Meng
yang
gunak
serin
an
tempa
g
t tidur
dikait
hanya
kan
untuk
deng
tidur.
an
kesul
itan
mem
ulai
atau
jatuh
tidur.
Terap
i ini
mem
bantu
meng
urang
i
fakto
r
prim
er
dan
reakti
f
yang
serin
g

perbaikan
yang
didapat.
Teknik ini
dapat
dikombina
si dengan
higene
tidur dan
terapi
pengontro
lon tidur.
Terapi
apnea
tidur
obstruktif
Apne
a
tidur
obstruktif
dapat
diatasi
dengan
menghind
ari tidur
telentang,
mengguna
kan
perangkat
gigi
(dental
appliance
),
menurunk
an berat
badan,
menghind
ari obatobat yang
menekan
jalan
nafas,
mengguna
kan
stimulansi
a
pernafasa
n seperti
acetazola
mide

3.

4.

(Dia ), nasal s
mox continuou
,
m
menelpo
Ja
m
a
n
di
ng
e
k
positive
an
m
a
airway
me
b
n
pressure
no
a
,
(NCPAP
nto
c
d
), upper
n
a
a
airway
TV
,
n
surgery
us
ru
ng Ja
an
te
tra
m
g
an
kem ng
pa
si
ter
g
bali. an
tjik
lih
m
lai
tid
a
at
n, 6. Ban en
ur.
tid
gun
gg
pa
ke
Ja
ak
pada
un
da
rja
n
bi
saat
ak
be
ka
g
sa
yang
an
be
n
a
tid
sam
sti
ra
n
se
ur.
a
m
pa
b
su
setia ul
er
bu
at
p
an
b
la
u
hari sia
ar Jik ya
n
tanp
(k
a
in
pe
ng
a
op
g-tid
rta
tid
men i,
b ak
m
ak
ghir ro
ar bis
a.
m
auka ko
in a
Bi
e
n
k,
g tid
la
m
wakt dll
di ur
ke
u
)
te (se bu
bi
tidur da
at
m tel
as
,
la
ter
p
ah
aa
total m
ja
at
be
n
tidur
4ga,
ti
be
,
6
ini
m
d
ra
atau
ja
ter
as
ur
pa
hari m
us
k
uk
(mis
se
m
di
ar
ka
alny
be
en
pr
e
m
a
lu
it)
ak
n
ar
hari
m
ha
tik
a
tid
Min
tid
ka
bi ru
ur
ggu)
ur.
s
sa
n,
set
.
H
b ba
ga
ela 7. Men asi
er ng
ng
h
ghin l
ta un
gu
dari ter
ka
m,
an
tidur
nt
b pe
di ap
tid
uk
sian i
a rgi
ur
da
g
ini
h
ak
ke
hari. jar
ta
fr

a e
nm
b ba
er tas
ki
ur wa
a kt
u
n
di
g
te
b
m
ai
pa
kt
fr tid
e ur
k da
u pa
e t
nm
si e
nm
y ba
a nt
mu
a m
en
u
gk
p
on
u
sol
n
id
b asi
er ka
at n
n tid
y ur
a. .
Te
S ra
le pi
e
p ini
R be
e rm
st an
ri fa
ct
at
io
n un
T tu
hk
e pa
r
sie
a
pn
y ya
ng

be pan jamdu
rb waktu ras
ari yang
i
ng dihabisk ter
di annya diba
te tempat ng
m tidur,
un
pa waktu didi
t tempat m
tid tidurnya ala
ur harus
m
ta dikurang ha
np i. Tidurri.
a di siangTe
ra
bis hari
pi
a harus
re
ter dihindari
la
tid . Lansiaks
ur. dibolehk as
Mi an tiduri
sal sejenak da
n
ny di siang
bi
a, hari
of
bil yaitu
ee
a sekitar db
pa 30 menit.ac
k
sie Bila
T
n efisiensi
er
m tidur
en pasien ap
ga mencapa i
ta i
85%ini
ka (rata-rata ha
n setelah ru
s
ba lima
dil
h hari),
wa waktu diak
ia tempat uk
ha tidurnya an
ny boleh
da
a ditambah n
ter 15 menit.di
tid Terapi pe
ur pembatas laj
li an tidur,ari
m secara de
a berangsu ng
ja r-angsur, an
m dapat
ba
da mengura ik.
ri ngi
M
de frekuensi en
la dan
gh

ip
no
sis
dir
i
se
nd
iri,
rel
ak
sa
si
pr
og
res
if,
da
n
lat
ih
an
na
fas
da
la
m
se
hi
ng
ga
ter
ja
di
ke
ad
aa
n
rel
ak
s
cu
ku
p
ef
ek
tif
un
tu
k
m
e
m

pk
er ya
b itu
ai m
ki e
ti m
d be
ur rik
. an
Pu
as m
ie pa
n nm ba
e lik
m pe
b ru
ut ba
u ha
hn
k fis
a iol
n og
la ik
ti ya
h ng
a ter
n ja
y di
a set
n ela
gh
c rel
u ak
k sa
u si.
pU
dm
a pa
nn
se ba
ri lik
u ini
s. da
B pa
io t
fe m
e en
d in
b gk
a at
c ka

n (UAS). pil
ke Nasal ih
sa continuo an
ter
da us
ra positive ap
n airway i
dir pressure un
i ditoleran tu
pa si baikk
ap
sie oleh
sebagian
ne
n
a
te besar
pasien.
tid
nt
an Metode ur
g ini dapatbe
memperb rat
aiki tidur.
pasien diPe
malam ng
hari, rasagu
mengant na
uk
dian
siang
ke
hari, dandu
keletihan a
serta
be
perbaika nt
n fungsiuk
kognitif. ter
Uvu ap
lopalato i
pharyng be
eoplasty da
(UPP) h
merupak ini
an salahsa
satu
ng
teknik at
pembeda ter
han yangba
digunaka tas
n untukka
terapi
re
apnea na
tidur.
ris
Efikasi ik
metode o
ini
m
kurang. or
Trakeost bi
omi jugadit
merupak as
an
da

n
m
ort
ali
tas
.
K
ep
ut
us
an
un
tu
k
m
en
go
ba
ti
ap
ne
a
tid
ur
di
da
sar
ka
n
ata
s
fre
ku
en
si
da
n
be
rat
ny
a
ga
ng
gu
an
tid
ur,
be
rat
ny
a

d ka
er rdi
aj or
at es
k pir
a asi
nt ).
u
kK
E
di
SI
si M
a P
nU
gL
A
hN
ar T
i, id
d ur
a m
n er
a up
ki ak
b an
at su
m at
e u
di pr
k os
y es
a di
n ot
g ak
di ya
ti ng
m di
bu
b
tu
ul
hk
k
an
a
se
n
se
n
or
y
an
a
g
(a un
b tu
nk
or da
m pa
al t
it be
as rfu

ng tidur.
m
si Ganggua ed
de n tidurik
ng yang
u
an paling m
ba sering u
ik. ditemuka m
In n padase
so lansia pe
m yaitu
rti
ni insomnia pe
a ,
ny
m ganggua ak
er n ritmikit
up tidur, danka
ak apnea rdi
an tidur.
ov
ga
Berd as
ng asarkan ku
gu dugaan ler
an etiologin ,
tid ya,
pe
ur ganggua ny
ya n tidurak
ng dibagi it
pa menjadi pa
lin empat ru,
g kelompo ne
ser k yaitu,ur
in ganggua od
g n tidureg
dit primer, en
e ganggua er
m n tidurasi
uk akibat ,
an.ganggua pe
Se n mentalny
kit lain,
ak
ar ganggua it
67 n tiduren
% akibat do
la kondisi kri
nsi medik n,
a umum, ka
m dan
nk
en ganggua er,
ga n tidurda
la yang
n
mi diinduksi pe
ga oleh zat. ny
ng
Beb ak
gu erapa
it
an kondisi sal

ur
an
pe
nc
er
na
an,
ser
ta
pe
ny
ak
it
m
us
ku
los
ke
let
al
ser
in
g
m
en
im
bu
lk
an
ga
ng
gu
an
tid
ur.
G
an
gg
ua
n
m
en
tal
se
pe
rti
de
pr
esi
,
an
ksi
eta

s, pu
d la
e m
m en
e im
n bu
si lk
a an
se ga
rt ng
a gu
d an
el tid
ir ur.
iu Po
m la
d ga
a ng
p gu
at an
r
Cm
e in

tid tidak
m
ng
ur menderit en
m
pa a
go
en
da depresi; pti
da
pe pada
m
sar
nd depresi al
in
eri terjadi ka
ya.
ta ganggua n
Te
de n padater
ra
pr setiap ap
pi
esi stadium i
far
be ganggua ter
m
rb n tidur.ha
ak
ed Langkah da
ol
a pertama p
og
de mengoba pe
ik
ng ti
ny
se
an ganggua ak
pe
ya n tidurit
rti
ng adalah ya
Da
1
2 7
u Kedokte 5
0 20
ni ran No. 7,
0 5

Gangguan Tidur Lanjut


Usia
gangguan
ur
ata
yang
benz mendasari
u
odiaz nya. Efek
me
epin samping
mp
meru sedasi
erta
paka dapat
han
n
kan
menyebab
piliha kan
tid
n
ur?
kecelakaa
utam n seperti
2. Ap
a
aka
terjatuh.
h
untuk Obat-obat
An
meng seperti
da
atasi antidepres
me
gang an,
ng
guan neurolepti
ant
uk
tidur; k
dapat
di
wala pula
sia
upun digunakan
ng
demi untuk
har
kian, gangguan
i?
lama tidur.
Jawa
peng
ban
guna
Lamp
perta
iran.
anny
nyaan
Tiga
a
ini
puluh
harus
menit
dapat
dibat
wawa
mene
asi
ncara
muka
tidur
karen
n
a
peng
guna
an
jangk
a
lama
mala
h
dapat
meni
mbul
kan
masal
ah
tidur
atau
dapat
menu
tupi

Ada
dua
pertan
yaan
yang
perlu
ditany
akan
pada
lansia:

1. Ap
aka
h
An
da
suli
t
ma
suk
tid

masal
ah
fisik
dan
psiko
logik.

Pertan
yaan
selanj
utnya
adalah
:
Bera
pa
lama
biasan
ya
Anda
tertidu
r?


A
p
a
k
a
h
A
n
d
a
s
e
ri
n
g
t
e
r
b
a
n
g
u
n
u
n
t
u
k
k
e
k
a
m
a
r
m
a
n
d
i
?

A
p
a
k
a
h
A
n
d
a
t
e
r
b
a
n
g
u
n

lebih
dini ?
Apa
kah
An
da
me
nga
lam
i
sen
sasi
tida
k
ena
k
di
tun
gka
i/ka
ki
yan
g
me
nye
bab
kan
An
da
tida
k
bis
a
tid
ur
?
Apa
kah
gan
ggu
an
tid
ur
An
da
me
mp
eng
aru
hi
fun
gsi

An
da
di
sia
ng
har
i?
Apak
ah
Anda
meng
antuk
di
siang
hari ?
L
angka
h
selanj
utnya
adala
h
mena
nyaka
n
riway
at
tidur
yang
komp
rehen
sif,
higen
e
tidur,
riway
at
obat
yang
digun
akan,
lapor
an
tema
n
seka
mar,
catata
n
tidur,
riway
at
medi

k
d
a
n

sat
tidur
untuk
dipan
tau
atau
menj
alani
peme
riksaa
n
polis
omno
grafi

p
s
i
k
i
a
t
r
(1,2)
i
.
k
.
Mem
A
perbaiki
d
higene
a
tidur
k
seperti
a
kamar
l
tidur harus
a
nyaman,
n
tidak
y
menonton,
a
membaca,
p
dan
a
berdiskusi
s
di tempat
i
tidur dapat
e
memperba
n
iki tidur.
Tidak
p
meminum
e
minuman
r
yang
l
bersifat
u
stimulansi
a
juga
d
dapat
i
memperba
k
iki tidur.
i
Terapi
r
pengontro
i
lan
m
stimulus,
terapi
k
e pembatasa
tidur,
pn
u dan terapi
relaksasi

serta
biofeedba
ck dapat
pula
dilakukan.

2001.h
kan bedah
al.
Nseperti
643-66
asal UPP, UAS
2. Printz
conti dan
PN,
nuou trakeosto
Vittelo
MV.
s
mi dapat
Sleep
positi pula
disorde
ve dilakukan
rs.
airw untuk
Dalam:
Compr
ay memperba
ehensi
press iki apnea
ve
ure tidur
Textbo
ok of
ditole obstruktif.
Psychi
ransi Pengguna
atry.
baik annya
Sadock
oleh sangat
BJ,
Sadock
sebag terbatas
VA,
ian karena
eds,
besar risiko
7th ed,
Lippin
pasie morbiditas
cott
n.
dan
Willia
Meto mortalitas
ms &
Wilkin
de iniyang
s.
A
dapat cukup
Wolter
mem tinggi.
s
perba
Kluwer
Co.;
iki
KEPUSTA
2000.
tidur
KAAN hal.
pasie
305359.
n di 1. Frost
R.
mala
3. Diagno
Sleep
stic
m
Disord
and
hari,
er.
Statisti
Dalam:
cal
rasa
Manua
Introdu
meng
l
of
ctory
antuk
Mental
Textbo
Disord
di
ok of
ers, 4th
Psychi
siang
ed,
atry,
hari,
Text
Andrea
Revisi
dan
sen
on,
keleti
NC,
Americ
Black
han
an
DW.
Psychi
serta
eds,
atric
perba
3rd ed.
Associ
Am
ikan
ation,
Psychi
2000.
fungs
hal.
atric
i
579Publ.
661.
kogni
Inc,
Washin
4.
Reynol
tif.
gton
ds CF,
Bebe
DC,
Kufer
rapa
Londo
DJ,
tinda
n.
Taska

L
S
.
E
E
G5.
s
l
e
e
p
i
n
e
l
d
e
r
l
y
d
e
p
r
e
s
s
e 6.
d
,
d
e
m
e
n
t
e
d
,
a
n
d
h
e
a
lt
h
y
s
u
b
j
e
c
t
s
.
B 7.
i
o
l
P
s
y
c

hiatry
1985;
20:
43142.
Koske
nvoo
M,
Kaprio
J,
Partine
n M.
Snorin
g
as
risk
factor
for
hyperte
nsion
and
angina
pectori
s.
Lancet
1985;1
: 89396.
Salih
AM,
Gray
RE,
Mills
KR. A
clinical
,
serolog
ical,
and
neurop
sychol
ogical
study
of
restless
leg
syndro
me in
rheuma
toid
and
arthriti
s. Br J
Rheum
atol.
1994;
33: 603
Lambe
rg L.
Illness,
not age
itself,
most
often
the

trigger
of
sleep
proble
ms in
older
adults.
JAMA;
2003;
290(3):
31924.

8.

Wellsb
urg JE,
Winkel
man
JW.
Sleep
disorde
rs.
Dalam:
Textbo
ok of
consult
ationliaison
psychi
atry.
Psychi
atry in
the
medica
lly ill.
Wise
MG,
Rundel
l JR,
eds.
2nd ed,
2002:
495513.

9.

Nausie
da P,
Weiner
W,
Kaplan
LR.
Sleep
disrupt
ion in
the
course
of
chronic
levodo
pa
therapy
:
an
early
feature
of
levodo
painduce

s
p
s
y
c
h
o
s
e
s
.
C
li
n 11.
N
e
u
r
o
p
h
a
r
m
a
c
o
l.
1 12.
9
8
2
:
5
:
1
8
3
9
4

10. T
h
a
s
e
M
E
.
D
e 13.
p
r
e
s
s
i
o
n
,
s

leep,
and
antidep
ressant
s.
J
Clin.
Psychi
atry
1998;
59
(suppl
4) : 5565.
Guelle
minaul
t
C.
Benzo
diazepi
ne,
breathi
ng, and
sleep.
Am J
Med
1990,
88: 258.
Thase
ME.
Antide
pressan
t
treatme
nt of
the
depress
ed
patient
s with
insomn
ia.
J
Clin
Psychi
atry
1999;
60
(suppl
17):
28-31.
Dolber
g
T,
Hirsch
man S,
Grunha
us L.
Melato
nin for
the
treatme
nt
of

sleep
disturb
ances
in
major
depress
ive
disorde
r. Am J
Psychia
try
1998;1
55:
111921.

14. Dahliz
M,
Alvare
z
B,
Vignan
J,Parles
JP,
Arendt
J.
Delaye
d sleep
phase
syndro
me
respons
e
to
melato
nin.
Lancet
1991;3
37:112
1-4

15. Garfink
el

D,

Laidon
M,
Noff D.
Improv
ement
of sleep
quality
in
elderly
people
by
controll
edrelease
melato
nin.
Lancet
1995;3
46:5414.

Dunia
Kedok
206
teran
Cermin No.

157 , 2007

Vous aimerez peut-être aussi