Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Lulut Tutik Margirahayu
Kelas
1414100061
:A
Dosen Pengampu:
Dr. Djoko Hartanto, M.Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
Reaksi ini harus terjadi dalam dua langkah yang berbeda, jika tidak, anda harus
membenturkan 3 inti helium menjadi satu atau tunggal. Jadi karena itu, berilium pertama
terbentuk, kemudian karbon juga terbentuk. Proses ini dapat dijelaskan pada gambar
berikut :
Proses triple-alpha adalah seperangkat reaksi fusi nuklir, dimana tiga helium-4 inti (
partikel alpha) diubah menjadi karbon.
Sumber : http://astronomy.nmsu.edu/tharriso/ast110/class19.html
4. - proses
Proses alpha, juga dikenal sebagai tangga alpha adalah salah satu dari dua kelas
reaksi fusi nuklir dimana bintang mengkonversi helium menjadi elemen yang lebih
berat, atau disebut proses triple-alpha. Sementara proses triple-alpha hanya
membutuhkan helium, setelah beberapa karbon tersedia, reaksi lain yang menggunakan
helium yang mungkin terjadi yaitu :
Untuk atom yang lebih berat dari Fe, terdapat proses-s, dimana penambahan neutronnya
lebih lambat dibandingkan -decay ; dan proses-r. Merupakan proses yang menangkap
neutron lebih lambat pada inti benih, terjadi dalam suhu sedang. Proses ini terjadi pada
unsur berat seperti stronsium, barium, dan timbal.
5.2. r proses
r - proses jauh lebih mudah daripada s - proses baik dari sudut pandang perhitungan
kelimpahan yang diharapkan dan bukti-bukti pendukung dari kelimpahan diamati.
Faktor utama yang menunjuk ke kemungkinan sebagai suatu proses adalah adanya
unsur yang lebih berat daripada 209Bi. Sebuah sketsa dari prosedur residu seperti
ditunjukkan di bawah ini.
rp-proses (proses penangkapan proton cepat) terdiri dari proton berturut - turut
menangkap ke inti biji untuk menghasilkan elemen yang lebih berat.
p - proses dianggap mekanisme menangkap proton. Proses ini dibayangkan proses yang
kaya hidrogen di bintang-bintang besar dan mengalami ledakan supernova. Ledakan
seperova melewati daerah ini akan memanaskan material dan reaksi menangkap proton
akan menghasilkan p - inti . Namun, kepadatan, suhu, dan rentang waktu yang
dibutuhkan tidak realistis untuk proses yang kaya hydrogen.
5.5 E-process
Merupakan proses terjadinya supernova. Ledakan supernova adalah suatu ledakan yang
terjadi pada bintang dan menimbulkan energi atau tenaga yang sangat besar. Kejadian
ini merupakan suatu tanda dari berakhirnya kehidupan bintang tersebut. Bintang yang
mengalami ledakan ini akan terlihat lebih cermelang dan kekuatan sinarnya bisa
menjadi beratus ratus juta kali lipat dari sebelumnya. Hal ini terus berlangsung dalam
jangka waktu mingguan maupun bulan. Kemudian sinar bintang dari ledakan supernova
ini akan melepas energi yang kekuatannya sama dengan energi dari matahari. Lalu
setelah ledakan terjadi material bintang akan runtuh dan memunculkan suatu
gelombang kejut sehingga medium antar bintang menjadi musnah semua.
6.6. X-proses (Spallation )
Spallation nuklir terjadi secara alami di atmosfer bumi karena dampak dari sinar
kosmik, dan juga pada permukaan tubuh dalam ruang seperti meteorit dan bulan .
Komposisi sinar kosmik sendiri juga menunjukkan bahwa mereka telah mengalami
spallation sebelum mencapai bumi, karena proporsi unsur-unsur ringan seperti Li, B di
dalamnya melebihi rata-rata kelimpahan kosmik. Unsur-unsur dalam sinar kosmik yang
jelas terbentuk dari spallation oksigen, nitrogen, karbon dan silicon. Spallation nuklir
adalah salah satu proses di mana sebuah akselerator partikel dapat digunakan untuk
menghasilkan sinar neutron .
C. Stellar nucleosynthesis
Tahap yang selanjutnya adalah Stellar Nucleoshynthesis. Pada tahap ini, unsur-unsur
berat terbentuk. Tahap ini merupakan evolusi bintang. Reaksi pembentukan unsurunsur berat terjadi melalui reaksi inti helium. Unsur-unsur yang terbentuk diperlihatkan
pada gambar 2. Dalam tahapan ini, inti helium dapat bereaksi menghasilkan unsurunsur yang lebih berat
Selain reaksi proton, helium juga dihasilkan dalam tahapan Stellar Nucleoshynthesis.
Sementara atom-atom unsur mulai terbentuk, ukuran bintang menjadi bertambah besar,
densitas inti bintang bertambah. Unsur yang lebih berat akan mengumpul di bagian inti bintang
(Utami, 2015).
(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1pembentukanunsur )
Gaya gravitasi dan penurunan suhu memungkinkan inti atom memadat, hingga
akhirnya terbentuk planet. Unsur-unsur atom mulai memadat dan terpisah menurut densitasnya
(Utami, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Balick, B., & Frank, A. (2004). The Extraordinary Deaths of Ordinary Stars. Scientific
American, 291(July), 50-59.
D.D. Clayton, W.A. Fowler, T. Hull and B. Zimmerman, Neutron capture chains in heavy
element synthesis, Ann. Phys., 12, 331-408 (1961); Donald D. Clayton, Principles of
Stellar Evolution and Nucleosynthesis, McGraw-Hill (New York 1968) Chapter 7.
Donald D. Clayton, Handbook of isotopes in the cosmos, Cambridge University Press (
Cambridge 2003).
Ulmschneider, Peter.,(2006), Intelligent Live in the Universe, Springer: Germany
http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1-pembentukan-unsur,
(diakses Jumat, 23-09-2016 : 13.00 WIB)
http://www.opencourse.info/astronomy/introduction/12.sun_interior/ (diakses Jumat, 23-092016 : 13.00 WIB)
(diakses
(dakses
minggu
11