Vous êtes sur la page 1sur 13

TUGAS UNSUR DAN SENYAWA ANORGANIK

ASAL USUL UNSUR

Oleh:
Lulut Tutik Margirahayu

Kelas

1414100061

:A

Dosen Pengampu:
Dr. Djoko Hartanto, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

A. Asal Usul Unsur


Unsur merupakan suatu zat yang tidak dapat dipecah lagi menjadi bagian-bagian yang lebih
sederhana. Untuk membentuk suatu senyawa unsur harus berkombinasi terlebih dahulu.
Kombinasi tersebut terbentuk dari dua atau lebih unsur. Pembawa sifat dari suatu unsur adalah
atom. Atom memiliki ukuran yang sangat kecil. Setiap atom tersebut terdiri dari suatu inti dan
elektron yang mengelilingi inti tersebut. Di dalam inti tersebut terdapat proton dan neutron
yang menentukan sifat nuklir dan electron terutama electron valensi merupakan partikel utama
yang menentukan sifat kimia atom suatu unsur.
Asal usul semua elemen di alam terbagi dalam dua tahap : Big Bang atau nukleosintesis
primordial - asal asul dari elemen ringan, dan Stellar nukleosintesis asal terbentuknya elemen
berat. Sekitar 14 juta tahun yang lalu, di alam semesta terjadi peristiwa sangat besar yang
dikenal dengan Big Bang.Teori paling baik yang menjelaskan tentang big bang adalah terori
dari Hubble ( Ferreas, et all, 2001). Teori lain mengenai Big Bang menjelaskan bahwa radiasi
kosmik merupakan sisa-sisa dari bola api yang membentuk alam semesta. Kemudian beberapa
miliaran tahun setelah Big Bang, temperature dari bola api tersebut mengalami penurunan dari
1023 K menjadi hanya ribuan kelvin, dan pada saat itulah hydrogen dan helium terbentuk. Pada
saat itu hanya terbentuk unsur-unsur kimia yang ringan. Setelah itu, alam semesta mengalami
perluasan, bola api akibat ledakan mengalami penurunan suhu hingga 300 K, tetapi radiasi saat
itu masih tinggi dengan radiasi infrared. Perkembangan terus terjadi, hingga akhirnya
terbentuklah bintang pertama yang disebut dengan bintang III. Material utama dari bintang
tersebut adalah Hidrogen dan Helium. Kedua unsure ini sangat penting, karena nantinya dari
keduanya akan dapat dibentuk unsur lain yang lebih berat melalui reaksi fusi nuklir. Unsur
berat tersebut terbentuk melalui peristiwa alam yang disebut dengan supernova (Peter, 2006).
B. Nukleositesis Big Bag (Primordial Nucleoshynthesis)
Tahap awal pembentukan unsure adalah Primordial Nucleoshynthesis. Pada tahap ini, unsur
yang pertama terbentuk adalah hydrogen. Selanjutnya terjadi reaksi dalam inti bintang yang
kemudian akan membentuk unsur-unsur ringan seperti yang diperlihatkan oleh Gambar.
Produk utama pada tahap ini adalah helium (Utami, 2015).

Gambar 1.Skema Pembentukan Unsur - Unsur ringan


(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1pembentukanunsur )
Berikut pembentukan beberapa unsur ringan pada saat Nukleosintesis Big Bang yaitu :

Gambar 2. Nukleosintesis Primodial


1 . Proses Pembakaran Hidrogen (Hydrogen Burning )
Merupakan proses fusi dari 4 nukleous (proton) menjadi inti helium tunggal (2 protons
+ 2 neutrons). Proses fusi terjadi melalui serangkaian reaksi.. Di matahari, proses ini
disebut rantai protonproton. Dalam proses tersebut, positron (elektron dengan muatan
positif) dan neutron dipancarkan sehingga menghasilkan banyak energi. Hampir 95%
dari semua bintang menggunakan pembakaran H dalam inti (termasuk matahari).
Hidrogen burning adalah suatu proses yang berlangsung di setiap bintang, dimana inti
hidrogen menjadi helium pada suhu dan tekanan tinggi. Hal ini umum disebut sebagai
sintesis-inti bintang.
Berikut pembentukan unsur helium melalui pembakaran hidrogen yaitu:

Gambar 3. Proses Terbentuknya Unsur Helium dari Pembakaran Hidrogen


Sumber : http://www.opencourse.info/astronomy/introduction/12.sun_interior/
2. Proses Pembakaran Helium (He )
Proses Tiga Alpha berlangsung dalam dua langkah. Pertama, dua inti helium
bergabung membentuk berilium, dan kemudian inti berilium menggabungkan dengan
inti helium lain untuk membentuk karbon.

Reaksi ini harus terjadi dalam dua langkah yang berbeda, jika tidak, anda harus
membenturkan 3 inti helium menjadi satu atau tunggal. Jadi karena itu, berilium pertama
terbentuk, kemudian karbon juga terbentuk. Proses ini dapat dijelaskan pada gambar
berikut :

Gambar 8. Pembentukan Karbon(C) dari unsur Helium (He)


Sumber:http://www.astro.cornell.edu/academics/courses/astro201/helium_burn.ht

Proses triple-alpha adalah seperangkat reaksi fusi nuklir, dimana tiga helium-4 inti (
partikel alpha) diubah menjadi karbon.

Gambar 9. Proses Triple-Alpha


Produk dari reaksi fusi nuklir lebih lanjut adalah helium dengan hidrogen atau inti
helium yang masing-masing menghasilkan lithium- 5 dan berilium-8, yang keduanya
sangat tidak stabil
3. Proses Pembakaran Karbon ( C )
Seperti pada kasus sebelumnya, pembentukan unsur berat dapat dibentuk dari fusi inti,
contohnya yaitu :

Gambar 10. Pembentukan Unsur Mg dan O dari Unsur He dan C


Sumber:http://www.astro.cornell.edu/academics/courses/astro201/carbon_fusion.htm
Sedangkan pembentukan unsur unsur berat (hingga besi) dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Gambar 11. Pembentukan Beberapa Unsur Berat

Sumber : http://astronomy.nmsu.edu/tharriso/ast110/class19.html
4. - proses
Proses alpha, juga dikenal sebagai tangga alpha adalah salah satu dari dua kelas
reaksi fusi nuklir dimana bintang mengkonversi helium menjadi elemen yang lebih
berat, atau disebut proses triple-alpha. Sementara proses triple-alpha hanya
membutuhkan helium, setelah beberapa karbon tersedia, reaksi lain yang menggunakan
helium yang mungkin terjadi yaitu :

Gambar 13. Reaksi yang melibatkan Helium


5. Proses penangkapan neutron
5.1 S-Proses
Pembakaran Silikon merupakan hal terakhir untuk menghasilkan unsur Fe. Pembakaran
ini terjadi pada suhu sekitar 3x109K. Berikut adalah gambaran pembentukan atom yang
lebih berat (sampai Fe)

Untuk atom yang lebih berat dari Fe, terdapat proses-s, dimana penambahan neutronnya
lebih lambat dibandingkan -decay ; dan proses-r. Merupakan proses yang menangkap
neutron lebih lambat pada inti benih, terjadi dalam suhu sedang. Proses ini terjadi pada
unsur berat seperti stronsium, barium, dan timbal.

5.2. r proses
r - proses jauh lebih mudah daripada s - proses baik dari sudut pandang perhitungan
kelimpahan yang diharapkan dan bukti-bukti pendukung dari kelimpahan diamati.
Faktor utama yang menunjuk ke kemungkinan sebagai suatu proses adalah adanya
unsur yang lebih berat daripada 209Bi. Sebuah sketsa dari prosedur residu seperti
ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 18. Prosedur Residu

5.3. Rp- proses

rp-proses (proses penangkapan proton cepat) terdiri dari proton berturut - turut
menangkap ke inti biji untuk menghasilkan elemen yang lebih berat.

Gambar 21. Proses Terjadinya rp-proses


Biasanya proton dalam rp-proses akan bersaing dengan (, p) proses, karena
kebanyakan lingkungan dengan fluks tinggi hidrogen juga kaya helium. Waktu skala
untuk rp-proses diatur oleh + meluruh pada atau dekat garis proton menetes , karena
interaksi lemah ini sangat lambat dibandingkan dengan interaksi yang kuat dan gaya
elektromagnetik pada temperatur tinggi.
5.4. p Proses
Istilah p-proses (p adalah untuk proton ) p-proses hanya untuk proses penangkapan
proton yang sebenarnya.

Gambar 22. Terjadinya p-proses

p - proses dianggap mekanisme menangkap proton. Proses ini dibayangkan proses yang
kaya hidrogen di bintang-bintang besar dan mengalami ledakan supernova. Ledakan
seperova melewati daerah ini akan memanaskan material dan reaksi menangkap proton
akan menghasilkan p - inti . Namun, kepadatan, suhu, dan rentang waktu yang
dibutuhkan tidak realistis untuk proses yang kaya hydrogen.
5.5 E-process

Merupakan proses terjadinya supernova. Ledakan supernova adalah suatu ledakan yang
terjadi pada bintang dan menimbulkan energi atau tenaga yang sangat besar. Kejadian
ini merupakan suatu tanda dari berakhirnya kehidupan bintang tersebut. Bintang yang
mengalami ledakan ini akan terlihat lebih cermelang dan kekuatan sinarnya bisa
menjadi beratus ratus juta kali lipat dari sebelumnya. Hal ini terus berlangsung dalam
jangka waktu mingguan maupun bulan. Kemudian sinar bintang dari ledakan supernova
ini akan melepas energi yang kekuatannya sama dengan energi dari matahari. Lalu
setelah ledakan terjadi material bintang akan runtuh dan memunculkan suatu
gelombang kejut sehingga medium antar bintang menjadi musnah semua.
6.6. X-proses (Spallation )
Spallation nuklir terjadi secara alami di atmosfer bumi karena dampak dari sinar
kosmik, dan juga pada permukaan tubuh dalam ruang seperti meteorit dan bulan .
Komposisi sinar kosmik sendiri juga menunjukkan bahwa mereka telah mengalami
spallation sebelum mencapai bumi, karena proporsi unsur-unsur ringan seperti Li, B di
dalamnya melebihi rata-rata kelimpahan kosmik. Unsur-unsur dalam sinar kosmik yang
jelas terbentuk dari spallation oksigen, nitrogen, karbon dan silicon. Spallation nuklir
adalah salah satu proses di mana sebuah akselerator partikel dapat digunakan untuk
menghasilkan sinar neutron .
C. Stellar nucleosynthesis
Tahap yang selanjutnya adalah Stellar Nucleoshynthesis. Pada tahap ini, unsur-unsur
berat terbentuk. Tahap ini merupakan evolusi bintang. Reaksi pembentukan unsurunsur berat terjadi melalui reaksi inti helium. Unsur-unsur yang terbentuk diperlihatkan
pada gambar 2. Dalam tahapan ini, inti helium dapat bereaksi menghasilkan unsurunsur yang lebih berat

Gambar 2.Pembentukan Unsur-unsur berat


(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1-pembentukanunsur )

Gambar 3.Tahapan Stellar Nucleoshynthesis.


(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1pembentukanunsur )

Selain reaksi proton, helium juga dihasilkan dalam tahapan Stellar Nucleoshynthesis.
Sementara atom-atom unsur mulai terbentuk, ukuran bintang menjadi bertambah besar,
densitas inti bintang bertambah. Unsur yang lebih berat akan mengumpul di bagian inti bintang
(Utami, 2015).

Gambar 4. Lokasi ditemukan unsur dalam lapisan bumi


(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1pembentukanunsur )

Gambar 5. Ledakan Supernova

(Sumber :http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1pembentukanunsur )
Gaya gravitasi dan penurunan suhu memungkinkan inti atom memadat, hingga
akhirnya terbentuk planet. Unsur-unsur atom mulai memadat dan terpisah menurut densitasnya
(Utami, 2015).

DAFTAR PUSTAKA
Balick, B., & Frank, A. (2004). The Extraordinary Deaths of Ordinary Stars. Scientific
American, 291(July), 50-59.
D.D. Clayton, W.A. Fowler, T. Hull and B. Zimmerman, Neutron capture chains in heavy
element synthesis, Ann. Phys., 12, 331-408 (1961); Donald D. Clayton, Principles of
Stellar Evolution and Nucleosynthesis, McGraw-Hill (New York 1968) Chapter 7.
Donald D. Clayton, Handbook of isotopes in the cosmos, Cambridge University Press (
Cambridge 2003).
Ulmschneider, Peter.,(2006), Intelligent Live in the Universe, Springer: Germany
http://www.slideshare.net/utamiirawati/kimia-unsur-pertemuan-1-pembentukan-unsur,
(diakses Jumat, 23-09-2016 : 13.00 WIB)
http://www.opencourse.info/astronomy/introduction/12.sun_interior/ (diakses Jumat, 23-092016 : 13.00 WIB)

http://www.astro.cornell.edu/academics/courses/astro201/carbon_fusion.htm (diakses jumat


23-09-2016 : 13.00 WIB)
Sumber:http://www.astro.cornell.edu/academics/courses/astro201/helium_burn.ht

(diakses

jumat 23-09-2016 : 13.00 WIB)


http://astronomy.nmsu.edu/tharriso/ast110/class19.html (diakses 12 September 2015)
http://www.opencourse.info/astronomy/introduction/12.sun_interior/
desember 2015)

(dakses

minggu

11

Vous aimerez peut-être aussi