Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
4. Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit kronis dalam keluarga
5. Riwayat Pekerjaan
OS bekerja sebagai penjaga parkir
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik
OS bekerja sebagai penjaga parkir setiap malam hingga pagi, didaerah sekitar pertokoan
yang cenderung sepi.
Daftar Pustaka
1. Soertidewi L. Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranioserebral. Departemen Ilmu
Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012.
2. Budiyanto, Arif, Wiadiatmaka, Wibisana. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
1
1. Subyektif
Tn U, 21 tahun, laki-laki, datang dengan surat pengantar dari kepolisian untuk
dibuatkan Visum et Repertum karena dipukul oleh orang tidak dikenal yang sedang
bekerja menjaga parkiran 1 jam SMRS (pk. 02.00). OS mengaku tiba-tiba dipukul
oleh orang yang tidak dikenal di daerah kepala dengan tangan kosong, sehingga OS
jatuh terlentang, kepala membentur aspal. OS mengaku sakit di kepala bagian
belakang, dan pandangan dirasakan kabur. Keluhan seperti mual, muntah, pusing
berputar disangkal.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
:
Keadaan Umum :
Kesadaran
:
Tekanan Darah :
Nadi
:
Pernapasan
:
Suhu
:
Status Generalis
:
Kepala
:
Mata
THT
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
:
:
:
:
:
Ekstremitas
Status Lokalis
1. Regio Frontalis
Terdapat benjolan berupa hematom di daerah dahi sebelah kanan dan kiri. Hematom di
dahi sebelah kanan dengan ukuran panjang 1 cm lebar 1 cm berbatas tegas dengan
jarak 0,5 cm sebelah atas dari sudut luar mata, dan 4 cm sebelah kanan dari garis
tengah tubuh. Hematom di dahi sebelah kiri dengan ukuran panjang 1,5 cm lebar 1
cm berbatas tegas dengan jarak 0,5 cm sebelah atas dari sudut dalam mata, dan 1 cm
sebelah kanan dari garis tengah tubuh.
2. Regio Occipitalis Dextra
Tedapat luka robek di kepala bagian belakang kanan dengan jarak 2 cm dari garis
tengah tubuh dan 3,5 cm sebelah atas dari batas rambut terbawah, luka lecet ukuran
panjang 1,5 cm lebar 0,5 cm dan kedalaman 0,3cm, berwarna kemerahan, dengan
batas tidak tegas dan tepi tidak rata.
3. Assessment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah trauma kapitis
berupa cidera kepala ringan dengan vulnus contossum pada frontalis dextra sinistra dan
vulnus laseratum regio occipitalis dextra.
Trauma Kapitis
Definisi trauma kapitis adalah trauma mekanik kepala baik secara langsung
ataupu tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan
fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen (PERDOSSI, 2006).
Klasifikasi keparahan traumatic brain injury menurut Brain Injury Association of
Michigan (2005) :
Ringan
Sedang
GCS = 9-12
Kehilangan kesadaran 36 jam
Amnesia post traumatic 7 hari
GCS = 3-8
Berat
Traumatologi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas jaringan
tubuh yang masih hidup. Sedang logos berarti ilmu. Jadi traumatologi merupakan ilmu
yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan yang
masih hidup.
4
Memuat hasil pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati, terutama dilihat dan
ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan sistematis
dari atas ke bawah sehingga tidak ada yang tertinggal. Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai
dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis adalah jarak antara luka dengan garis tengah
badan, ordinat adalah jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis
luka atau cedera, karakteristik serta ukurannya. Rincian tersebut terutama penting pada
pemeriksaan korban mati yang pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan kembali. Pada
pemeriksaan korban hidup, bagian pemberitaan terdiri dari:
a.Pemeriksaan anamnesis atau wawancara mengenai apa yang dikeluhkan dan apa yang
diriwayatkan yang menyangkut tentang penyakit yang diderita korban sebagai hasil dari
kekerasan/tindak pidana/diduga kekerasan.
b. Hasil pemeriksaan yang memuat seluruh hasil pemeriksaan, baik pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya. Uraian hasil pemeriksaan
korban hidup berbeda dengan pada korban mati, yaitu hanya uraian tentang keadaan umum
dan perlukaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan tindak pidananya (status lokalis).
c. Tindakan dan perawatan berikut indikasinya, atau pada keadaan sebaliknya, alasan tidak
dilakukannya suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Uraian meliputi juga semua temuan
pada saat dilakukannya tindakan dan perawatan tersebut. Hal tersebut perlu diuraikan untuk
menghindari kesalahpahaman tentang tepat/tidaknya penanganan dokter dan tepat/tidaknya
kesimpulan yang diambil.
d.Keadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan cacat badan merupakan hal
penting untuk pembuatan kesimpulan sehingga harus diuraikan dengan jelas.
Pada bagian pemberitaan memuat 6 unsur yaitu anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada
tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, dan tindakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan.
4. Kesimpulan
Memuat hasil interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dari fakta yang
ditemukan sendiri oleh dokter pembuat VeR, dikaitkan dengan maksud dan tujuan
dimintakannya VeR tersebut. Pada bagian ini harus memuat minimal 2 unsur yaitu jenis luka
dan kekerasan dan derajat kualifikasi luka. Hasil pemeriksaan anamnesis yang tidak didukung
oleh hasil pemeriksaan lainnya, sebaiknya tidak digunakan dalam menarik kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan hasil anamnesis hanya boleh dilakukan dengan penuh hati-hati.
Kesimpulan VeR adalah pendapat dokter pembuatnya yang bebas, tidak terikat oleh pengaruh
suatu pihak tertentu. Tetapi di dalam kebebasannya tersebut juga terdapat pembatasan, yaitu
9
pembatasan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, standar profesi dan ketentuan hukum yang
berlaku. Kesimpulan VeR harus dapat menjembatani antara temuan ilmiah dengan manfaatnya
dalam mendukung penegakan hukum. Kesimpulan bukanlah hanya resume hasil pemeriksaan,
melainkan lebih ke arah interpretasi hasil temuan dalam kerangka ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku.
5. Penutup
Memuat pernyataan bahwa keterangan tertulis dokter tersebut dibuat dengan mengingat
sumpah atau janji ketika menerima jabatan atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau
janji lebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan serta dibubuhi tanda tangan dokter
pembuat VeR.
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No. / RSUDC/VER/ /2016
Yang bertandatangan dibawah ini dr. Michael Gunawan, Dokter Umum di RSUD
Cengkareng Jakarta Barat, menerangkan bahwa berdasarkan permintaan tertulis dari surat
saudara Sri Nurizal, Pangkat AIPTU, NRP 70090029 , Tanggal tujuh bulan Agustus tahun
dua ribu enam belas, Nomor Polisi 121/VER/VIII/2016/Sektor Kader, maka dengan ini
menerangkan bahwa pada tanggal tujuh Agustus tahun dua ribu enam belas pukul tiga
Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di RSUD Cengkareng Jakarta Barat, telah
dilaksanakan pemeriksaan terhadap korban dengan nomor registrasi 71/31/30 yang
menurut surat tersebut adalah
Nama
: Tn. Usri-------------------------------------------------------------------Jenis Kelamin
: Laki-laki------------------------------------------------------------------Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 8 Juni 1995-----------------------------------------------------Kewarganegaraan : Indonesia-----------------------------------------------------------------Agama
: Islam----------------------------------------------------------------------Pekerjaan
: Penjaga Parkir-----------------------------------------------------------Alamat
: Jl. Raya Menceng Rt/Rw 10/05 Kalideres, Jakarta Barat----------HASIL PEMERIKSAAN
Dari hasil pemeriksaan didapatkan
Kepala
: Terdapat benjolan jumlah dua buah di daerah dahi sebelah
kanan dan kiri. Benjolan di dahi sebelah kanan dengan
ukuran panjang 1 cm lebar 1 cm berbatas tegas dengan jarak
0,5 cm sebelah atas dari sudut luar mata, dan 4 cm sebelah
kanan dari garis tengah tubuh. Benjolan di dahi sebelah kiri
dengan ukuran panjang 1,5 cm lebar 1 cm berbatas tegas
dengan jarak 0,5 cm sebelah atas dari sudut dalam mata, dan
10
11