Vous êtes sur la page 1sur 25

MAKALAH BIOKIMIA

ASAM NUKLEAT

OLEH:
KELOMPOK IV

Muhammad Afif
Nelly Takaliuang
Marliana Pasedan
Katriani Sallata
Sarni Mangese

Zulfaidah Rahma
Nurul Huda
Megawati
Maslinda

AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN


MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena

berkat rahmat, petunjuk dan hidayah-Nyalah penulis dapat dan menyusun


dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
ASAM NUKLEAT.

Pokok bahasan di dalam makalah ini menguraikan struktur


molekul dan komponen asam nukleat, termasuk macam-macam ikatan

kimia yang menghubungkan komponen-komponen tersebut.


Makalah ini disusun bertujuan sebagai salah satu tugas mata kuliah
Biokimia di semester ini. Dalam proses penyelesaian makalah ini, penulis
banyak menemukan hambatan dan tantangan, namun akhirnya dapat
diatasi atas dorongan dan bimbingan dari semua pihak. Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Biokimia
yang memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyusun
makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang ikut
berperan

dalam

menyelesaikan

makalah

ini.

Penulis

menyadari

sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan yang jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua yang telah membacanya.
Makassar,17 Oktober 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu

polimer linier yang tersusun darimonomer-monomer nukleotida yang


berikatan melalui ikatan fosfodiester. Fungsi utama asam nukleat adalah
sebagai tempat penyimpanan dan pemindahan informasi genetik .
Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut
nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino, melainkan
nukleotida. Asam nukleat juga merupakan makromolekul biokimia yang
tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
genetik. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya
adalah nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu
sebuah basa nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula
pentosa, gugus fosfat jenis asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang
terdapat pada rantai asam nukleat tersebut (misalnya, DNA atau asam
deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu, basa nitrogen
yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki

perbedaan: adenina, sitosina, dan guainaina sedangkan timin dapat ditemukan


hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya pada RNA.

1.2.

Tujuan

Mengerti struktur molekul dan komponen-komponen asam nukleat,

termasuk macam-macam ikatan kimia yang terdapat di dalamnya.


Mengetahui sifat-sifat asam nukleat.
Mengetahui jenis- jenis asam nukleat.
Memahami fungsi asm nukleat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Asam Nukleat

Asam Nukleat merupakan pengemban kode genetik dalam

sistem kehidupan. Karena informasi yang terkandung dalam asam-asam


nukleat itu, suatu organisme mampu membiosintesis tipe protein yang
berlainan (rambut, kulit, otot, enzim dan sebagainya) dan memproduksi
lebih banyak organisme dari jenisnya sendiri. Asam nukleat merupakan
suatu polimer yang terdiri dari banyak molekul nukleotida.

Ada dua macam asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA
terutama dijumpai dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode
genetik dan dapat mereproduksiatau mereplikasi dirinya dengan tujuan
membentuk sel-sel baru untuk reproduksi organisme itu, dalam sebagian
besar organisme, DNA suatu sel mengarahkan sintesis molekul RNA. Satu
tipe RNA yakni RNA pesuruh (mRNA) meninggalkan inti sel dan
mengarahkan biosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu
sesuai

dengan

kode

DNAnya.

Asam

nukleat

juga

merupakan

makromolekul pertama yang berhasil diisolasi dari dalam inti sel. Asam
nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan gabungan monomer
nukleotida sebagai unit pembangunnya.

Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang

dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka


asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam
ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila nukleotida
mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah DNA
(Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan
utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen
yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA
purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan
urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin.

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai


nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk
memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan
ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan
garam IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah
menjadi protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam
lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga
jenuh akan mengendapkan protein.

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah


menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap
jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat, dapat pula memisahkan asam
nukleat. Denaturasi protein dalam campuran dengan asam nukleat itu dapat
pula menyebabkan terjadinya denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh
karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka bila dipanasi dengan
asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna
merah

dengan

anilina

asetat

atau

warna

kuning

dengan

p-

bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana


asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi
warna untuk ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi asam nukleat.

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein


adalah menggunakan enzim pemecah protein, misalnya tripsin. .

2.2. Nukleotida dan Nukleosida

Asam nukleat merupakan polimer besar dengan ukuran

yang bervariasi antara 25.000 /1.000.000 s/d 1milyar. Asam nukleat baik
DNA maupun RNA tersusun dari monomer nukleotida. Nukleotida
tersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan gula pentosa. Basa nitrogen
berasal dari kolompok purin dan pirimidin. Purin utama asam nukleat
adalah adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin

danurasil. Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi


ke 5-nya mengikat asam fosfat (gugus fosfat) dengan ikatan ester.
Nukleosida terdiri atas pentosa( deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat
suatu basa (derivat purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida. Pentosa
yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan dari RNA ialah ribosa. Basa
purin dan pirimidin yang berasal dari DNA ialah adenin, guanin, sitosin
dan timin. Sedangkan basa RNA terdiri atas adenin, guanin, sitosin
danurasil.

Dengan demikian nukleosida adalah penyusun nukleotida

dan dapat diberi nama trivial. Nukleotida terdiri dari purin atau primidin
yaitu senyawa basa yang mengandung N, gula pentose (ribosaatau
deoksiribosa), dan fosfat. Kebanyakan nukleotida merupakan bahan
pembentuk asam nukleat. ADP(adenosine difosfat) dan ATP (adenosine
trifosfat) adalah modifikasi nukleotida tertentu yang penting dalam
mobilisasi energy dalam sel. ATP dibuat dari ADP melalui penambahan
gugus fosfat yang berenergi tinggi. Nukleotida dalam spiral ganda molekul
asam nukleat terikat di antara dua basa tersebut tetapi ikatan itu hanya di
antara adenine dan timin (pada DNA) atau di antara adenine dan urasil
(pada RNA) dan di antara guanine dan sitosin.

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat


asam fosfat. Molekul nukleosida terdiri atas pentosa (deoksiribosa atau
ribose ) yang mengikat suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila
suatu nukleoprotein dihidrolisis sempurna akan dihasilkan protein, asam
fosfat, pentosa dan basa purin atau pirimidin.

Pentosa yang berasal dari DNA ialah deoksiribosa dan yang


berasal dari RNA ialah ribose. Adapun basa purin dan basa pirimidin yang
berasal dari DNA ialah adenin, sitosin dan timin. Dari RNA akan diperoleh
adenin, guanin, sitosin dan urasil.

Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau


laktam dan bentuk enol atau laktim.

Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam bentuk keto.

Nukleosida terbentuk dari basa purin atau pirimidin dengan ribose atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat pada pentosa oleh ikatan
glikosidik, yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu
nukleosida yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan
glikosidik ini sebuah molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom
hidrogen pada atom N-9 dari basa purin dengan gugus OH pada atom C-1
dari pentosa. Untuk basa pirimidin, gugus OH pada atom C-1 berikatan
dengan atom H pada atom N-1.

Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama


basa purin atau basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida
berikut ini ialah yang membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin
dengan ribosa ; Adenin nukleosida atau Adenosin Guanin nukleosida atau
Guanosin Urasil nukleosida atau Uridin Timin nukleosida atau Timidin
Sitosin nukleosida atau Sitidin.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.

Struktur Molekul

Komponen-Komponen dan Ikatan Kimia yang Terdapat di dalam

Asam Nukleat. Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang


memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di
dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan
juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri
atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida
(basa N).

Ada

deoksiribonukleat

dua
atau

macam

asam

deoxyribonucleic

nukleat,
acid (DNA)

yaitu

asam

dan

asam

ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,


perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada
komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa,
sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O
pada posisi C nomor 2 sehingga dinamakan gula 2-deoksiribosa .
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya.
Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa
cincin aromatik heterosiklik (mengandung C dan N) dan dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa
purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin
hanya mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA,
purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin
ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau pada DNA basa pirimidin
terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan
sebagai gantinya terdapat urasil (U).

Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus

metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5metilurasil.

Gambar : komponen-komponen asam nukleat (a.gugus


fosfat , b.gula pentosa ,dan c. basa N)

Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut


di atas, hanya basa N-lah yang memungkinkan terjadinya variasi. Pada
kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada suatu molekul asam
nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain,
identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya
sehingga secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam
nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja. Penomoran posisi
atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda aksen (1, 2, dan seterusnya),
sekedar untuk membedakannya dengan penomoran posisi pada cincin basa. Posisi 1
pada gula akan berikatan dengan posisi 9 (N-9) pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada

basa pirimidin melalui ikatan glikosidik atau glikosilik. Selain ikatan glikosidik
yang menghubungkan gula pentosa dengan basa N, pada asam nukleat terdapat pula
ikatan kovalen melalui gugus fosfat yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH)
pada posisi 5 gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3 gula pentosa
nukleotida berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia
gugus fosfat berada dalam bentuk diester. Oleh karena ikatan fosfodiester
menghubungkan gula pada suatu nukleotida dengan gula pada nukleotida berikutnya,
maka ikatan ini sekaligus menghubungkan kedua nukleotida yang berurutan tersebut.
Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang masing-masing
nukleoti dan yang satu sama lain dihubungkan oleh ikatan fosfodiester. Kecuali yang
berbentuk sirkuler, seperti halnya pada kromosom dan plasmid bakteri, rantai
polinukleotida memiliki dua ujung. Salah satu ujungnya berupa gugus
fosfat yang terikat pada posisi 5 gula pentosa. Olehkarena itu, ujung ini
dinamakan ujung P atau ujung 5. Ujung yang lainnya berupa gugus hidroksil yang
terikat pada posisi 3 gula pentosa sehingga ujung ini dinamakan ujung OH atau ujung
3. Adanya ujung-ujung tersebut menjadikan rantai polinukleotida linier mempunyai
arah tertentu. Pada pH netral adanya gugus fosfat akan menyebabkan asam nukleat
bermuatan negatif. Inilah alasan pemberian nama asam kepada molekul
polinukleotida meskipun di dalamnya juga terdapat

banyak basa N.

Kenyataannya, asam nukleat memang merupakan anion asam kuat atau


merupakan polimer yang sangat bermuatan negatif.

3.2

Sifat-sifat Asam Nukleat

3.2.1.

Sifat-sifat Fisika-Kimia Asam Nukleat


Di bawah ini akan dibicarakan sekilas beberapa sifat

fisika-kimia asam nukleat. Sifat-sifat tersebut adalah stabilitas


asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali, denaturasi kimia,
viskositas, dan kerapatan apung. Stabilitas asam nukleat Ketika kita
melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau pun struktur
sekunder RNA, sepintas akan nampak bahwa struktur tersebut
menjadi stabil akibat adanya ikatan hidrogen di antara basa-basa
yang berpasangan. Padahal, sebenarnya tidaklah demikian. Ikatan

hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama


kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air
apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan
hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam
nukleat, tetapi sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa.
Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi
penempatan

(stacking

interactions)

antara

pasangan-

pasangan basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik


menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sel-sel
perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut menjadi kuat.
Pengaruh asam di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya
HClO4 dengan suhu lebih dari 100C, asam nukleat akan
mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen-komponennya.
Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan
glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga
asam nukleat dikatakan bersifat apurinik .

Pengaruh
alkali
terhadap

asam

nukleat

mengakibatkan terjadinya perubahan status tautomerik basa. Sebagai


contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan struktur
guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul
tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini
akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga
pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang
sama terjadi pula pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun,
RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila dibadingkan dengan
DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula
ribosanya. Denaturasi kimia sejumlah bahan kimia diketahui dapat
menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH netral. Contoh
yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid
(COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa
tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur

sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda


mengalami denaturasi. Viskositas DNA kromosom dikatakan
mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena diameternya
hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa
sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis
memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku
sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi.
Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan
terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri
ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh. Kerapatan
apung Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan
kerapatan apung (bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang
mengandung garam pekat dengan berat molekul tinggi, misalnya
sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama
dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3. Jika larutan ini
disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka garam
CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan
membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan
bermigrasi

menuju

posisi

gradien

yang

sesuai

dengan

kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi seimbang dalam


tingkat kerapatan

(equilibrium

density

gradient

c e n t r i f u g a t i o n ) atau sentrifugasi isopiknik . Oleh karena dengan


teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar tabung
dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik
dari RNA maupun dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga
berguna untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan apung
DNA () merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam
hal ini, = 1,66 + 0,098% (G + C).

3.2.2.

Sifat-sifat Spektroskopik-Termal Asam Nukleat


meliputi

Sifat spektroskopik-termal asam nukleat


kemampuan

absorpsi

sinar

UV,

hipokromisitas,

penghitungan konsentrasi asam nukleat, penentuan kemurnian DNA,


serta denaturasi termal dan renaturasi asam nukleat. Masing-masing
akan dibicarakan sekilas berikut ini. Absorpsi UV Asam nukleat dapat
mengabsorpsi sinar UV karena adanya basa nitrogen yang bersifat
aromatik; fosfat dan gula tidak memberikan kontribusi dalam
absorpsi UV. Panjang gelombang untuk absorpsi maksimum baik
oleh DNA maupun RNA adalah 260 nm atau dikatakan maks= 260
nm. Nilai ini jelas sangat berbeda dengan nilai untuk protein yang
mempunyai maks = 280 nm. Sifat-sifat absorpsi asam nukleat
dapat digunakan untuk deteksi, kuantifikasi, dan perkiraan
kemurniannya. Hipokromisitas Meskipun maks untuk DNA dan
RNA konstan, ternyata ada perbedaan nilai yang bergantung kepada
lingkungan di sekitar basa berada. Dalam hal ini, absorbansi pada
260 nm (A260) memperlihatkan variasi di antara basa-basa pada
kondisi yang berbeda. Nilai tertinggi terlihat pada nukleotida yang
diisolasi, nilai sedang diperoleh pada molekul DNA rantai tunggal
(ssDNA) atau RNA, dan nilai terendah dijumpai pada DNA rantai
ganda (dsDNA). Efek ini disebabkan oleh pengikatan basa di dalam
lingkungan hidrofobik. Istilah klasik untuk menyatakan perbedaan
nilai absorbansi tersebut adalah hipokromisitas. Molekul dsDNA
dikatakan relatif hipokromik (kurang berwarna) bila dibandingkan
dengan ssDNA. Sebaliknya, ssDNA dikatakan hiperkromik terhadap
dsDNA.

3.3.

Jenis-jenis Asam Nukleat

Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA

(deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA


(ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun RNA
berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat basa.

Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan
antara protein danasam nukleat disebut nucleoprotein. Molekul asam
nukleat merupakan polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah
nukleotida. Salah satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP
yang berfungsi sebagai pembawa energy.

3.3.1.

Struktur DNA dan RNA


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA

yang terdiri dari monomer nukleotida, dimana nukleotida ini


biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa nitrogen,dan gula pentosa
serta kelompok basa purin dan piridin seperti: adenine, guanine,
sitosin, timin dan danurasil.
A. DNA (deoxyribonucleic acid) Asam deoksiribonukleotida yang
terikat

satu

sama

lain

sehingga

membentuk

rantai

polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini


terbentuk oleh ini adalah polimer yang terdiri atas molekulmolekul ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5
pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat.
Secara kimia DNA mengandung karakteri/sifat sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T)
dan adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti parallel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama
banyak dan berpasangan spesifik satu dengan lain.
Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (GC),
dan adenidan adenin berpasangan dengan timin (A T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan
jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.

B. RNA (Ribonukleat acid)


Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang
terdiri atas molekul- molekul ribonukleotida. Seperti DNA,

asam ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom


C

nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribose


dengan perantaraan gugus fosfat. Meskipun banyak persamaan
antara dengan DNA dan RNA. RNA mempunyai beberapa
perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian
pentosa DNA adalah deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk
molekul RNA bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai
tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai
ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin
seperti DNA , tetapi tidak mengandung Timin. Sebagai
gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan demikian

bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian


basa pirimidin.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama
dengan Sitosin, demikian pula jumlah adenin tidak
harus sama dengan Urasil. Ada 3 macam RNA, yaitu
tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan
rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini
mempunyai

fungsi

yang

berbeda-beda,

tetapi

ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan


penting dalam sintesis.

3.3.2.

Sintesis RNA dan DNA

A. Sintesis DNA
Sintesis DNA disini dimaksud adalah replikasi DNA
yaitu proses perbanyakan bahan genetic. Pengkopian rangkaian
molekul bahan genetik( DNA atau RNA) sehingga dihasilkan
molekul anakan yang sangat identik. Model replikasi DNA
secara semikonservatif menunjukkan bahwa DNA anakan
terdiri atas pasangan untaian DNA induk dan untaian DNA
hasil sintesis baru. Model ini memberikan gambaran bahwa
untaian DNA induk berperanan sebagai cetakan (template)
bagi pembentukan untaian DNA baru. Model ini memberikan
gambaran bahwa untaian DNA induk berperanan sebagai
cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru.
Komponen utama Replikasi, adalah sebagai berikut:
DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan
direplikasi.
Molekul Deoksiribonukleotida yaitu dATP, dTTP,
dCTP, dan dGTp. Deoksiribonukleotida terdiri atas tiga
komponen yaitu: (i) basa purin atau pirimidin, (ii) gula
5-karbon (deoksiribosa) dan (iii) gugus fosfat.

Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang


mengkatalisi proses polimerisasi nukleotida menjadi
untaian DNA.
Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis
primer untuk memulai replikasi DNA.
Enzim pembuka ikatan untaian DNA induk, yaitu
enzim helikase dan enzim lain yang membantu proses
tersebut yaitu enzim girase.
Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang
sudah terbuka,yaitu protein SSB (single strand binding
protein).
Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi
untuk menyambung fragmen-fragmen DNA.

Meknisme dasar replikasi, adalah sebagai berikut:

Denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk


Peng-"awal"-an( initiation, inisiasi) sintesis DNA
Pemanjangan untaian DNA,
Ligasi fragmen-fragmen DNA, dan
Peng-"akhir"-an (termination, terminasi) sintesis
DNA

Sintesis untaian DNA yang baru akan

dimulai segera setelah kedua untaian DNA induk terpisah


membentuk garpu replikasi Pemisahan kedua untaian DNA
induk dilakukan oleh enzim DNA helikase. Sintesis DNA
berlangsung dengan orientasi 5'-P 3'-OH. Oleh karena
ada

dua

untaian

DNA cetakan

yang

orientasinya

berlawanan, maka sintesis kedua untaian DNA baru juga


berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan
namun semuanya tetap dengan orientasi 5' 3'. Sintesis
untaian DNA baru yang searah dengan pembukaan garpu
replikasi dapat berlangsung tanpa terputus (sintesis secara
kontinu). Untaian DNA yang disintesis secara kontinu

semacam ini disebut sebagai untaian DNA awal (leading


strand). Sintesis untaian DNA baru yang searah dengan
pembukaan garpu replikasi dapat berlangsung tanpa
terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang
disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai
untaian DNA awal (leading strand).

Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA


berlangsung secara kontinu sehingga molekul DNA baru
yang disintesis merupakan satu unit. Pada untaian DNA
awal, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu
sehingga molekul DNA baru yang disintesis merupakan
satu unit. Fragmen-fragmen DNA pendek yang disintesis
tersebut disebut fragmen Okazaki, karena fenomena sintesis
DNA secara diskontinun tersebut pertama kali iungkapkan
oleh Reiji Okazaki pada tahun 1968.

B. Sintesis RNA Sintesis RNA biasanya dikatalisis oleh enzim


DNA-RNA polimerase-menggunakan sebagai template,
sebuah proses yang dikenal sebagai transkripsi. Inisiasi
transkripsi dimulai dengan pengikatan enzim ke urutan
promotor dalam DNA (biasanya ditemukan "upstream"
dari gen). DNA helix ganda dibatalkan oleh aktivitas
helikase enzim. Enzim kemudian berlanjut sepanjang untai
template dalam arah 3 'to 5', mensintesiskan molekul RNA
komplementer dengan elongasi terjadi di 5 'ke 3' arah.
Urutan DNA juga menentukan dimana berakhirnya sintesis
RNA akan terjadi. RNA sering dimodifikasi oleh enzim
setelah transkripsi. Misalnya, poli dan topi 5'ditambahkan
ke mRNA eukariotik intron pra-dan dikeluarkan oleh
spliceosome. Ada juga sejumlah polimerase RNAtergantung yang menggunakan RNA sebagai template

mereka untuk sintesis untai baru RNA. Sebagai contoh,


sejumlah virus RNA (seperti virus polio) menggunakan
jenis enzim untuk mereplikasi materi genetic mereka. Juga,
RNA-dependent RNA polimerase merupakan bagian dari
jalur interferensi RNA di banyak organisme. Transkripsi
merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu
rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya
disebut

rantai

ditranskripsi

antisense.

menjadi

Rentangan

molekul

RNA

DNA

yang

disebut

unit

transkripsi. Informasi dari DNA untuk sintesis protein


dibawa oleh mRNA. RNA dihasilkan dari aktifitas enzim
RNA polimerase. Enzim polimerasi membuka pilinan
kedua rantai DNA hingga terpisah dan merangkaikan
nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai
nukleotida-nukleotida RNA dari arah 5 ke 3, saat terjadi
perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan
nukleotida spesifik di sepanjang cetakan DNA. Urutan
nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana
transkripsi suatu gen dimulai dan diakhiri.

Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi

(permulaan), elongasi (pemanjangan), terminasi (pengakhiran)


rantai mRNA.
1) Inisiasi Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan
mengawali transkripsi disebut sebagai promoter. Suatu
promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan.
2) Elongasi Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA
membuka pilinan heliks ganda DNA, sehingga terbentuklah
molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.

3) Terminasi Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase


mentranskripsi urutan DNA yang disebut terminator.
Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA
yang

berfungsi

sebagai

sinyal

terminasi

yang

sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya


berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi yaitu, polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan
DNA.Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus
melewati sinyal terminasi,suatu urutan AAUAAA di dalam
mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35
nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim
tersebut.

3.4

Fungsi Asam Nukleat

DNA mengandung gen, informasi yang mengatur sintesis

protein dan RNA. DNA mengandung bagian-bagian yang menentukan


pengaturan ekspresi gen (promoter, operator, dll.). Ribosomal RNA
(rRNA) merupakan komponen dari ribosom, mesin biologis pembuat
protein Messenger RNAs (mRNA) merupakan bahan pembawa informasi
genetik dari gen ke ribosom. Transfer RNAs (tRNAs) merupakan bahan
yang menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan asam amino
RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya fungsi-fungsi katalis.

Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki

fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan menurunkannya


kepada keturunanya. Susunan asam nukleat yang menentukan apakah

mahluk itu menjadi hewan , tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula


susunan dalam sel, apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi,
dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara (intermediary
metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi;
koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul
lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

KESIMPULAN

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang

memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di


dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan
juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida
sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri
atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida
(basa N).

Ada

deoksiribonukleat

dua
atau

macam

asam

deoxyribonucleic

nukleat,
acid

(DNA)

yaitu
dan

asam
asam

ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,


perbedaan di antara kedua macam asamnukleat ini terutama terletak pada
komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa,
sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O
pada posisi C nomor 2 sehingga dinamakan gula 2-deoksiribosa.

Ada beberapa sifat fisika-kimia asam nukleat adalah


stabilitas asam nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkali, denaturasi kimia,
viskositas, dan kerapatan apung. Sifat spektroskopik-termal asam nukleat
meliputi kemampuan absorpsi sinar UV, hipokromisitas, penghitungan
konsentrasi asam nukleat, penentuan kemurnian DNA, serta denaturasi
termal dan renaturasi asam nukleat.

Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki


fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan menurunkannya
kepada keturunanya. Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah
menyimpan,

menstransmisi,

dan

mentranslasi

informasi

genetik,

metabolisme antara (intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi


energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat
gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi
reduksi.

4.2.

Saran

Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan para

pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna
menambah wawasan untuk pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchel, L.G. 1999. Biologi jilid 1.Lestari
Rahayu. 2002. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta
Sudjadi, B dan Siti, L. 2007. Biologi 3. Yudhistira : Jakarta
Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia : Proteina, Enzima & Asam
Nukleat. ITB. Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi