Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Hirschprung
dan IBS)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
A. HIRSCHPRUNG DISEASE
1. Definisi Hirschprung Disease
Hirschsprung Disease (HD), disebut juga congenital aganglionic megacolon
adalah kelainan motilitas usus akibat tidak adanya sel ganglion parasimpatik pada
usus besar. Hal ini mencegah peristaltic dan mengakibatkan feses terakumulasi di
bagian akhir usus yang terkena defek, yang berujung pada obstruksi usus (Potts
dan Mandleco, 2007). Hockenberry dan Wilson mendefinisikan penyakit
Hirschsprung sebagai kelainan congenital akibat obstruksi mekanis dari
ketidakadekuatan motilitas usus (Hockenberry dan Wilson, 2007).
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 2
aganglion
di
area
usus,
sehingga
usus
kehilangan
reflex
diketahui
sebagai
ganglion
intramural
dari
system
saraf
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 3
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 4
Pertumbuhan Sistem
Gastrointestinal (GI)
NORMAL
Sel-sel ganglion
parasimpatik
mengontrol
kerja sfingter
internal dengan
baik
Kerja saraf
simpatis normal
Tonus usus
halus
mengingkat
Penumpukan
fekal di intestinal
bagian
rectosigmoid
MASALAH KEPERAWATAN :
2.
3.
4.
MANIFESTASI KLINIS
1.
Stimulasi
ENS
menurun
Neonatus
Infant
Toddler
- Distensi
abdomen
- Muntah dg
empedu
- Konstipasi
- Kegagalan
mengeluarkan
mekonium dlm
24-48 jam pasca
kelahiran
- Obstruksi
intestinal akut
total
- Menolak makan
- Diare akibat
obstruksi usus
- Hipoproteinemia
edema
- Konstipasi
- Distensi
abdomen
- Muntah
- BAB pada
dan
eksplosif
- Penurunan
BB dan
dehidrasi
- Disfungsi
saluran GI
- Failure to
Thrive
- Konstipasi
kronik
- Distensi
abdomen
parah
- Enterokolitis
(infeksi kolon
akibat
pertumbuha
n bakteri di
kolon
iskemik)
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 5
4. Macam-Macam Hirschprung
Jenis penyakit Hirschsprung terbagi sesuai area yang mengalami aganglionik.
Salah satu laporan menyebutkan empat keluarga dengan 22 pasangan kembar yang
terkena yang kebanyakan mengalami long segment aganglionosis. Pada dasarnya,
pembagian tersebut meliputi:
a) Hirschsprung Klasik/Segmen Pendek : daerah aganglionik meliputi rektum
sampai sigmoid (80% pd laki-laki)
b) Hirschsprung Segmen Panjang : daerah aganglionik meluas lebih tinggi dari
sigmoid (15% kejadian)
c) Hirschsprung Total : daerah aganglionik mengenai seluruh kolon (3%
kejadian)
d) Hirschsprung Aganglionik Universal : daerah aganglionik mengenai seluruh
kolon dan hampir seluruh usus halus (Wim de Jong, 1997)
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit hirschsprung dapat dibedakan berdasarkan:
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 6
a) Periode neonatal
Terdapat trias gejala klinis yang sering dijumpai, yakni pengeluaran
mekonium yang terlambat, muntah hijau, dan distensi abdomen. Pada bayi yang
baru lahir, pengeluaran mekonium terjadi saat 24 jam pertama kehidupan. Jika
pengeluaran mekonium yang terlambat (lebih dari 24 jam pertama) merupakan
tanda signifikan yang mengarah pada diagnosis penyakit hirschprung. Gejala yang
lainnya seperti muntah hijau dan distensi abdomen biasanya dapat berkurang jika
mekonium dapat dikeluarkan.
b) Periode bayi
Terlihat kegagalan tumbuh kembang, konstipasi, distensi abdomen, diare,
dan vomitus. Pada umumnya, diare ditemukan pada bayi dengan penyakit
hirschsprung yang berumur kurang dari 3 bulan. Selain itu, perlu diwaspadai
ancaman enterokolitis yang merupakan komplikasi serius bagi penderita penyakit
hirschsprung yang dapat menyerang pada usia kapan saja, tetapi paling tinggi saat
usia 2 sampai 4 minggu. Gejalanya berupa diare yang menyerupai air dan
menyemprot, keadaan umum yang buruk, distensi abdomen, feses berbau busuk,
dan demam.
c) Periode anak
Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi
kronis, gizi buruk (failure to thrive), dan distensi abdomen. Beberapa mengalami
konstipasi menetap, sehingga terjadi perubahan pada pola makan yaitu perubahan
makan dari ASI menjadi susu pengganti atau makanan padat. Selain itu, terlihat
gerakan peristaltik usus di dinding abdomen. Jika dilakukan pemeriksaan colok
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 7
dubur dengan memasukkan jari pemeriksa ke rektum, maka sphincter ani teraba
hipertonus, rektum biasanya kosong, dan feses akan keluar menyemprot dengan
konsistensi semi-liquid dan berbau tidak sedap. Penderita biasanya buang air besar
tidak teratur, sekali dalam beberapa hari, dan biasanya sulit untuk defekasi.
Gambar 3: Foto anak yang telah besar, sebelum dan sesudah tindakan definitif
bedah.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pada hirscprung disease dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
a) Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan
tinja)
b) Barium enema
c) Manometri
anus
(pengukuran
tekanan
sfingter
anus
dengan
cara
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 8
b) Laboratorium
- Tidak ditemukan adanya sesuatu yang khas kecuali jika terjadi komplikasi,
misal : enterokolitis atau sepsis.
c) Biopsi
Biopsi rektum untuk melihat ganglion pleksus submukosa meisner, apakah
terdapat ganglion atau tidak. Pada penyakit hirschprung ganglion ini tidak
ditemukan.
8. Penatalaksanaan
a) Konservatif. Pada neonatus dilakukan pemasangan sonde lambung serta pipa
rektal untuk mengeluarkan mekonium dan udara.
b) Tindakan bedah sementara. Kolostomi pada neonatus, terlambat diagnosis,
eneterokolitis berat dan keadaan umum buruk.
c) Tindakan bedah defenitif. Mereseksi bagian usus yang aganglionosis dan
membuat anastomosis.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 9
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 10
bebas laktosa sering dianjurkan. Sebuah fruktosa membatasi diet dan asupan
fructan telah terbukti berhasil mengobati gejala secara dosis-tergantung pada
pasien dengan malabsorpsi fruktosa dan IBS. Sementara banyak IBS pasien
percaya bahwa mereka memiliki beberapa bentuk intoleransi makanan, tes
mencoba
untuk
memprediksi
sensitivitas
makanan
di
IBS
telah
mengecewakan. Satu studi melaporkan bahwa tes antibodi IgG efektif dalam
menentukan sensitivitas makanan pada pasien IBS, dengan pasien dengan diet
eliminasi mengalami gejala penurunan 10% lebih besar daripada mereka yang
diet semu. Lebih data yang diperlukan sebelum pengujian IgG dapat
direkomendasikan. Tidak ada bukti bahwa pencernaan makanan atau
penyerapan nutrisi yang bermasalah bagi mereka dengan IBS pada tingkat
yang berbeda dari mereka yang tidak IBS. Namun, tindakan yang sangat
makan atau minum dapat menimbulkan reaksi yang berlebihan dari respon
gastrocolic pada beberapa pasien dengan IBS karena kepekaan yang
meningkat mendalam mereka, dan ini dapat mengakibatkan perut, sakit diare,
sembelit dan / atau konstipasi.
d) Abnormalitas aktifitas usus
Dalam 50 tahun terakhir, perubahan pada kontraktilitas kolon dan usus
halus telah diketahui pada pasien IBS. Stres psikologis atau fisik dan
makanan dapat merubah kontraktilitas kolon. Motilitas abnormal dari usus
halus selama puasa,seperti kehilangan dari komplek motor penggerak dan
adanya kontraksi yang mengelompok dan memanjang, kontraksi yang
diperbanyak, ditemukan pada pasien IBS. Juga dilaporkan adanya respon
kontraksi yang berlebihan pada makanan tinggi lemak. Nyeri lebih sering
dihubungkan dengan aktivitas motor yang ireguler dari usus halus.
e) Infeksi atau inflamasi
Sitokin inflamasi mukosa dapat mengaktivasi sensitisasi perifer atau
hipermotilitas. Ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa beberapa
pasien IBS memiliki peningkatan jumlah sel inflamasi pada mukosa kolon
dan ileum. Adanya episode enteritis infeksi sebelumnya, faktor genetik, alergi
makanan yang tidak terdiagnosis, dan perubahan pada mikroflora bakteri
dapat berperanan pada terjadinya proses inflamasi derajat rendah. Inflamasi
dikatakan dapat mengganggu reflex gastrointestinal dan mengaktivasi sistem
sensori visceral meskipun jika respon inflamasi yang minimal. Kelainan pada
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 11
dapat
mempengaruhi sel- sel saraf dan menjadikan kekejangan pada usus. Kekejangan
usus ini dapat mengantarkan kita pada penyakit irritable bowel syndrome.
Diet yang tidak benar juga dapat memicu adanya IBS. Apabila pola makan
seseorang itu sangat besar atau tidak teratur apalagi keadaan pencernaannya
bermasalah maka dapat menyebabkan kram dan diare. Setelah itu dapat
membuat seseorang itu terkena IBS.
Yang ketiga adalah abnormalitas reaksi usus. Ketidaknormalan gerakan usus
ini dapat disebabkan oleh berbagai banyak hal diantaranya : asupan makanan
yang masuk, mikroorganisme dan stres. Ketidaknormalan gerakan usus ini
apabila terlalu lambat akan menyebabkan sembelit, dan jika terlalu cepat akan
menyebabkan diare.
Intoleransi makanan juga dapat menyebabkan datangnya penyakit IBS ini.
Jika seseorang alergi terhadap suatu makanan tertentu, maka dapat menyebabkan
gangguan usus dan menjadikan irritabel bowel syndrome. Selain itu bakteri juga
dapat memberikan efek tertentu terhadap usus dan dapat menyebabkan IBS.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 12
Faktor
psikologis
(Stress)
Mengaktifkan
epinefrin dan
menstimulasi
saraf simpatis
Penurunan
peristaltik
usus dan
peningkatan
Gangguan
motilitas
GI Track
Gangguan neurotransmitter
Penimbunan feses
Merangsang
cytokine milien
dan motilitas
usus
Peningkatan
rangsangan
dr saraf
dorsal horn
(suatu area
yang kaya
akan
neurotrans
mitter
Memblok fleksus
menterikus dan
meisner
sekresi usus
Distensi perut
(perut kembung)
MK:
Konstipasi
b.d gangguan
persyarafan
rektum
Hipersensitifitas
viseral
Sel inflamasi
Mekanisme
pertahanan tubuh
untuk mengeluarkan
gas dengan cara
bersendawa
MK:
Gangguan rasa nyaman b.d
distensi abdomen (sering
buang gas & sendawa)
Penurunan
peristaltic usus
Interpretasi nyeri
melalui serat aferen
spinal
Nyeri abdomen
Perubahan status
kesehatan
MK:
Cemas b.d
perubahan status
kesehatan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 13
5. Manifestasi Klinis
Menurut Anonim, 2010. Ada beberapa gejala yang pada umumnya menyertai
irritable bowel syndrome. Diantaranya adalah :
a. Ketidak normalan frekuensi defeksi
b. Kelainan bentuk feses
c. Ketidaknormalan proses defekasi (harus dengan mengejan, inkontenensia
defekasi, atau rasa defekasi tidak tuntas)
d. Adanya mucus atau lender
e. Kembung atau merasakan distensi abdomen dan sangat bervariasi
f. Ditemukan keluhan diare dengan lendir, darah, kembung, nyeri abdomen
bawah.
g. Sembelit
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 14
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Penyebab mekanik dan obstruksi harus dilakukan dengan pemeriksaan rontgen
kontras dan endoskopi.
b) Kelainan mukosa diperiksa dengan rontgen kontras dan biopsi mukosa.
c) Jika diare masalah utama, evaluasi malabsorbsi, dengan pemeriksaan kimia
darah dan gambaran hematologic harus dilakukan.
d) Kelainan metabolic harus dicari dengan tes fungsi tiroid dan kimia darah.
e) Kelainan vascular kolagen diperikssa dengan tes serologic
f) Pemeriksaan spesifik untuk neuropati otonom harus dilakukan jika dicurigai
dari anamnesis dan pemeriksaaan fisik.
g) Jika pemeriksaan-pemeriksaan ini menunjukkan gangguan motilitas, tentukan
apakah gejala yang ada merupakan akibat komplikasi (missal bakteri tumbuh
lampau), dan identifikasi daerah yang terkena dengan pemeriksaan
pengosongan lambung, pemeriksaan motilitas usus halus, pemeriksaan
motilitas kolon, dan / atau pemeriksaan anorektal
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 15
saran
dari
penyedia
layanan
kesehatan
untuk
membantu
bahwa
hanya
Bifidobacteria
infantis
menunjukkan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 16
Akupunktur mungkin patut uji coba pada pasien pilih, tapi dasar bukti untuk
efektivitas
lemah.
meta-analisis
oleh
Cochrane
Collaboration
menyimpulkan bahwa sebagian besar uji coba berkualitas rendah dan yang
tidak diketahui apakah akupunktur lebih efektif
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 17
ASUHAN KEPERAWATAN
A. HIRSCHPRUNG DISEASE
1. Pengkajian pada Anak dengan Hirshsprung
Ibu Ani membawa bayinya usia 3 hari ke klinik karena bayi belum pernah
defekasi, perut teraba keras, pernah muntah berwarna kehijauan. Dari
pemeriksaan foto polos abdomen ditemukan gambaran kolon membesar
seperti U inferted. Anak nampak menangis hampir sepanjang hari dan ibu
klien nampak letih dan binggung.
No. Jenis pengkajian
1.
Idenstitas
Keterangan
-nama:Tidak disebutkan dalam pemicu misal ananda X
-Jenis kelamin: Tidak disebutkan dalam pemicu
-usia : 3 hari
-orangtua: Ibu Ani
2.
Riwayat
Keperawatan
3.
Pemeriksaan fisik
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 18
4.
Pemeriksaan
diagnostic
seperti U inferted
Foto polos abdomen dapat memperlihatkan loop distensi
usus dengan penumpukan udara di daerah rectum
Pada foto posisi tengkurap kadang-kadang terlihat jelas
bayangan udara dalam rektosigmoid dengan tanda-tanda
klasik penyakit Hirschsprung.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 19
Sedangkan
pada
penderita
yang
bukan
-Pemeriksaan
enzim
asetilkolin
esterase;
terdapat
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 20
1:
Konstipasi
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
kolon
Rasional
Auskultasi bising usus setiap 4 jam Memastikan fungsi bowel dan perawatan yang
sekali
sesuai
Anjurkan
untuk
penggunaan
Rasional
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk Serat dapat menyerap cairan dan membuat
mengatur makanan yang seimbang feses menjadi solid dan akhirnya menstimulasi
dan tinggi serat.
defekasi
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 21
Rasional
Mengetahui
tingkat
nyeri
dan
tindakan
menggendong,
halus, nyeri
ketenangan
Intervensi Kolaborasi
Berikan
obat
Rasional
analgesik
program
Diagnosa 3:
Risiko kekurangan cairan yang berhubungan dengan penurunan asupan
makanan atau peningkatan permukaan absorptive usus yang distensi ditandai
dengan mual, muntah
Hasil yang Diharapkan:
Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan yang ditandai oleh haluaran urine
sebesar 1-2 ml/kg/jam, waktu pengisian kembali kapiler tiga hingga lima detik, turgor
kulit baik, dan membrane mukosa lembap
Intervensi
Rasional
Timbang berat badan anak setiap hari, dan Menimbang berat badan setiap hari dan
dengan cermat pantau asupan dan haluaran pemantauan cermat terhadap asupan dan
cairan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 22
biasa
dapat
air
rectum
absorptive
permukaan
akibat
menyebabkan
peningkatan
bila
terjadi
distensi abdomen
Anjurkan anak untuk minum
Diagnosa 4:
Resiko kekurangan nutrisi b.d distensi abdomen
Hasil yang Diharapkan:
Anak mendapatkan cukup nutrisi
Intervensi
Rasional
Pantau status nutrisi anak sebelum Memantau asupan dan haluaran dapat melihat
pembedahan
Kaji asupan dan haluaran secara akurat Mengetahui status nutirsi anak
setiap 8 jam
Diagnosa 5:
Kurang Pengetahuan Ibu b.d Penyakit Hirschprung ditandai dengan Ibu bingung
Tujuan : Ibu mengetahui tentang penyakit Hirschprung
Kriteria Hasil : Ibu dapat menyebutkan apa itu penyakit hirschprung, gejala, dan
intervensi yang dapat dilakukan.
Perencanaan:
Perawat melakukan persiapan dengan mengumpulkan sumber-sumber informasi
tentang penyakit Hirschprung, menyiapkan media gambar agar ibu mudah memahami
tentang penyakit. Menyiapkan waktu yang tepat untuk memberikan penjelasan terkait
penyakit hirshcprung pada ibu.
Intervensi
Rasional
Melakukan pendekatan bina hubungan Agar ibu dapat menceritakan apa yang
saling percaya
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 23
Memberikan
pendidikan
menggunakan
penyakit
yang
diderita
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 24
2)
3)
Sepsis
4)
Fistula
5)
Enterekolitis
6)
Frekuensi defekasi
7)
Konstipasi
8)
Perdarahan
9)
Kambuhnya gejala
2)
2)
3)
2)
3)
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 25
4)
5)
2)
Inkontinensia
3)
Persiapan kulit
2)
3)
4)
2)
3)
Tampilan
2)
Bau
3)
b.
c.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 26
B1 (breathing)
: RR 24x/menit
B2 (blood)
B3 (brain)
: Kesadaran Umum CM
B4 (bladder)
:-
B5 (bowel)
B6 (bone)
:-
2. Diagnose Keperawatan
-
Gangguan
eliminasi/konstipasi
berhubungan
dengan
gangguan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 27
3. Intervensi Keperawatan
Rasional
Membantu dalam mengidentifikasi penyebab
dan faktor-faktor yang mempengaruhi, serta
membantu dalam menentukan intervensi yang
tepat.
Bising usus biasanya meningkat pada saat
konstipasi.
Membantu mengidentifikasi dehidrasi dan
kekurangan nutrisi.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 28
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 29
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelainan kongenital penyakit hisprung yang dialami oleh anak merupakan
kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan. Anak tidak dapat melakukan
defekasi seperti anak normal lainnya. Anak mengalami kosntipasi selama berharihari. Penyebab terjadinya kelainan kongenital penyakit hisprung ini adalah tidak
adanya sel ganglion pada kolon/usus besar. Tidak adanya sel ganglion tersebut
menyebabkan tidak adanya pergerakan usus besar/gerak peristaltik tidak tercipta.
Untuk memastikan apakah anak mengalami kelainan kongenital penyakit
hisprung maka beberapa tanda yang khas antara lain; anak mengalami konstipasi
berhari-hari, anak mengalami muntah yang berwarna kehijauan, perut anak
terlihat membesar dan keras, jika dilakukan colok anus maka jari pemeriksa akan
teras seperti terjepit dan kemudian feses akan menyemprot keluar. Untuk
pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan antara lain pemeriksaan foto polos
abdomen, pemeriksaan foto barium enema dan pemeriksaan biopsi hisap/biopsi
rektum.
Sedangkan Irritable bowel syndrome merupakan suatu gangguan fungsional
dari gatrointestinal yangditandai oleh rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut dan
perubahan kebiasaan defekasi tanpapenyebab organic. Terdapat 3 sub kategori
dari IBS bila dilihat dari 3 gejala utama yaitu nyeriyang berhubungan diare, nyeri
yang berhubungan dengan konstipasi dan nyeri yang disertaidiare dan
konstipasiPenyebab dari IBS adalah gabungan dari beberapa faktor yang akan
mengakibatkangangguan fungsional dari usus yang melipitu factor psikososial,
genetic, sensitifitas terhadapmakanan dan obat-obatan.Patofisiologi terjadinya
IBS merupakan kombinasi dari beberapa faktor yaituhipersensitivitas visceral,
gangguan motilitas usus, dan faktor psikososial.Keluhan IBS dapat dibagi atas
keluhan intestinal dan ekstraintestinal,Karena tidak adamarker diagnosa yang
dapat digunakan untuk menegakkan IBS, diagnosa ditegakkanberdasarkan gejalagejala yang timbul dan dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lainyang
dapat memiliki gejala yang sama.
B. SARAN
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 30
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 31
DAFTAR PUSTAKA
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 32