Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
yang
melakukan
tugas
tersebut
terhadap
umat.
(Al-Ahkam
Sulthoniyah, hal 3)
Di dalam pengertian di atas Imam Al Mawardi menyebutkan bahwa tugas
utama seorang imam (baca : ulil amri) adalah menjaga agama dan mengatur
kehidupan duniawi berdasarkan agama. Dan kedua tugas tersebut tidak akan
bisa terwujud kecuali dengan menerapkan syariat Allah. Lebih jauh beliau
mengatakan
bahwa
imamah
tersebut
diberikan
kepada
orang
yang
Ibnu Khaldun berkata, Pada dasarnya Imamah itu adalah mandat dari
pemilik syariat untuk dalam menjaga agama dan mengurus urusan duniawi
dengan agama. (Al-Muqoddimah, hal 195. Dinukil dari Al-Imamah AlUdzma inda Ahl As-Sunnah wa Al-Jamaah, hal. 29)
Allah SWT berfirman :
( 49)
Artinya, Jika kalian dipimpin oleh seorang hamba sahaya yang buruk rupa
saya kira perawi menambahkan kata hitam- yang memimpin kalian
dengan kitab Allah, maka dengarkanlah dan taatilah. (HR Muslim)
:
Artinya, Rasulullah SAW memerintahkan untuk mentaati ulil amri, walaupun
memiliki kondisi yang tidak baik seperti di atas.
Ketaatan
itu
diperintahkan
selama
mereka
(para
ulil
amri)
memimpin dengan Kitab Allah. Para ulama berkata, Selama para ulil
amri berpegang dengan Islam dan menyeru kepada Kitab Allah,
apapun keadaan mereka, kondisi fisik, keagamaan dan akhlak.
(Syarh An Nawawi Ala Shohih Muslim 9/47, terbitan Dar Ihya At
Turats Al Arabi, Bairut, cetakan kedua, 1392. Versi Maktabah
Syamilah)
Syaikhul Islam Ibnu Taimyah berkata :
Jika seseorang diangkat sebagai pemimpin dan diperintahkan
untuk
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ulil amri yang sah
secara syari adalah ulil amri yang menegakkan hukum-hukum Allah
memimpin umat dengan kitam Allah dan Rasul-Nya. Walaupun pada
beberapa kondisi dia melakukan kezaliman dan kefasikan (pembahasan
dalam
masalah
ini
pembahasan
tentang
Imamatul
Fasiq).
Adapun
Artinya, Sesuatu yang tidak wujud secara syari maka dianggap tidak
berlaku.
Penjelasan dari kaidah di atas adalah sesuatu yang ada secara hakikat, tapi
keberadaannya menyelisihi syariat maka keberadaannya tidak dianggap.
Contohnya, adalah akad nikah. Jika akad nikah dilakukan tidak terpenuhi
rukun dan syaratnya, maka secara syari dianggap tidak sah. Pasangan yang
melakukan akad tersebut dianggap tidak melakukan akad. Karena akadnya
tidak sah secara syari. begitu juga halnya dengan pemimpin. Pemimpin
yang dianggap legal secara syari adalah pemimpin yang berhukum dengan
hukum Allah. Jika ada kepemimpinan yang tidak menegakkan hukum Allah
dan malah mencampakkannya sebagaimana pemimpin sekuler, maka
keberadaanya tidak dianggap secara syari. jika keberadaannya tidak
dianggap secara syari maka tidak berlaku atasnya konsekuensi syari
apapun.
*
Artinya, Dari Abdullah bin Masud, bahwasanya rasulullah SAW bersabda,
Tidaklah seorang nabi yang Allah utus kpada umat setelahku melainkan
ada dari umatnya yang enjadi pengikur setinya dan para pengikut yang
mengambil sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian aka nada dari
generasi setelah mereka yang berkata apa yang tidak mereka kerjakan dan
mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Siapa yang melawan mereka
dengan tangannya maka dia beriman, siapa yang elawan mereka dengan
lisan maka dia mukmin, siapa yang melawannya dengan hati maka dia
mukmin. Dan tidak ada lagi setelah itu sebiji keimanan. (HR Muslim)
Hadits lainnya, sabda rasulullah SAW :
Artinya : Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muttholib dan
orang
yang
mendatangi
pemimpin
yang
zalim,
kemudian
dia
adalah
dengan
menghilangkan
kemungkaran
yang
dilakukan
Semua
itu
diperbolehkan
dan
tidak
termasuk
dalam
Vonis khuruj terhadap ulil amri adalah vonis yang berbahaya. Karena vonis
tersebut secara tidak langsung menghalalkan darah pihak yang tertuduh.
Oleh karena itu janganlah seseorang terlalu tergesa-gesa menjatuhkan vonis
khuruj. Karena sebenarnya khuruj tersebut adala istilah yang digunakan oleh
para salaf yang mayoritas mereka menggunakan istilah tersebut untuk
mengugkapkan perlawanan bersenjata terhadap imam yang sah secara
syari.
Di sisi lain, sebagian lainnya menyamakan antara penguasa zalim yang
hidup pada zaman salaf dengan para penguasa sekuler yang mencampakkan
hukum Allah dan mencampur-adukkan hukum Allah dengan hukum manusia.
Imamah adalah wasilah demi terwujudnya syariat Allah di tengah-tengah
kehidupan manusia. Oleh karena itu menyamakan para khalifah zaman
dahulu
yang
masih
menegakkan
hukum
Allah
walaupun
melakukan
dianggap sebagai
bughot dan khawarij tentunya ini adalah sebuah tindakan yang salah kaprah.
Agar kita tidak terjebak kepada vonis khuruj yang salah, maka mari kita
pahami istilah khuruj secara komprehensif, pahami lagi siapa yang menjadi
objek khuruj, pahami kembali realitas yang terjadi dengan benar. Wallahu
alam bish showab.
Penulis : Miftahul Ihsan