Vous êtes sur la page 1sur 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

DIABETES MELLITUS

DISUSUN

OLEH :

AMINUDIN ADITYA PAMUNGKAS


ATIK SUGIARTI
ETIK NURHAYATI
KURNIA ADRIYANTI
MUWAKHIDAH

15002 FC

15005 FC
15008 FC
15012 FC
15014 FC

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NASIONAL SURAKARTA

PROGRAM STUDI D3 FARMASI TA 2016/2017


DIABETES MELLITUS
I.
II.

TUJUAN
Mengetahui efek diabetes mellitus suatu sediaan farmasi
DASAR TEORI
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang
terjadi

akibat

adanya

gangguan

pada

metabolisme

glukosa,disebabkan kerusakan proses pengaturan sekresi


insulin

dari

kelenjar

sel-sel

pankreas

beta.Insulin
sangat

yang

dihasilkan

penting

untuk

oleh

menjaga

keseimbangan kadar glukosa darah.Kadar glukosa darah


normal pada waktu puasa antara 60-120 mg/dl.Bila terjadi
gangguan kerja pada insulin,baik secara kualitas maupun
kuantitas,keseimbangan

tersebut

akan

terganggu,dan

kadar gula darah cenderung naik (hiperglikemia) (Kee dan


Hayes,1996,Tjokroprawiro,1998).
Diabetus melitus adalah gangguan metabolisme yang
ditandai

dengan

berhubungan

hiperglikemia

dengan

dan

glukosuria

abnormalitas

yang

metabolisme

karbohidrat,lemak dan protein yang diakibatkan kurangnya


insulin yang diproduksi oleh sel
kelenjar

pankreas

baik

absolut

pulau Langerhans
maupun

(Herman,1993,Adam,2000,Sukandar,2008).
Kelainan metabolisme yang paling
kelainan

metabolisme

karbohidrat.Oleh

relatif

utama
karena

ialah
itu

diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan kadar gula


dalam plasme darah(Herman,1993; Adam,2000).
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit
yang

ditandai

dengan

meningkatnya

kadar

gula

darah(hiperglikemia)sebagai akibat dari rendahnya sekresi


insulin,gangguan

efek

insulin,atau

keduanya.Diabetes

melitus bukan merupakan patogen melainkan secara

etiologi

adalah

kerusakan

atau

gangguan

metabolisme.gejala umum diabetes adalah hiperglikemia,


pilouria,polidipsia,kekurangan
mata

kabur,dan

berat

kekurangan

badan,pandangan

insulin

sampai

pada

infeksi.Hiperglikemia akut dapat menyebabkan sindrom


hiperosmolar

dan

kekurangan

insulin

dan

ketoasidosis.Hiperglikemia kronik menyebabkan kerusakan


jangka panjang,disfungsidan kegagalan metabolisme sel,
jaringan dan organ.Komplikasi jangka panjang diabetes
adalah
macroangiophaty,microangiophaty,neuropathy,katarak
diabetes kaki dan diabetes jantung (Reinauer et,2002)
Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita
ke

penderita

lainnya

tidak

selalu

sama.Gejala

yang

disebutkan dibawah ini adalah gejala yang umumnya


timbul dengan tidak mengurangi

kemungkinan adanya

variasi gejala lain.Ada pula penderita diabetes melitus yang


tidak menunjukkan gejala apapun sampai pada saat
tertentu (Tjoktoprawiro,1998).
Pada permulaan, gejala yang ditinjukkan meliputi tiga P
yaitu:
1.

Polifagia(meningkatnya nafsu makan ,banyak makan)

2.

Polidipsia(meningkatnya rasa haus,banyak minum)

3.

Poliuria(meningkatnya keluaran urin, banyak kencing)

Dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat


badan yang terus meningkat, bertambah gemuk, mungkin
sampai terjadi kegemukan.pada keadaan ini jumlah insulin
masih dapat mengimbangi kadar glukosa dalam darah (Kee
dan Hayes,1996;Tjokroprawiro,1998)

Bila keadaan diatas tidak segera diobati,kemudian akan


timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin yaitu:
banyak minum, banyak makan, berat badan menurun dengan
cepat (dapat turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu),mudah
lelah, bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mual jika
kadarglukosa darah melebihi 500 mg/dl, bahkan penderita
akan jatuh koma (tidak sadarkan diri) dan disebut koma
diabetik.
Koma diabetik adalah koma pada penderita diabetes
melitus akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi,biasanya 600
mg/dl atau lebih.Dalam praktek,gejala dan penurunan berat
badan inilah yang paling sering menjadi keluhan utama
penderita untuk berobat ke dokter (Tjokropawiro,1998).
Kadang- kadang

penderita diabetes melitus tidak

menunjukkan gejala akut,tetapi penderita baru menunjukkan


gejala setelah beberapa bulan atau tahun mengidap penyakit
diabetes melitus.Gejala ini dikenal dengan gejala kronik atau
menahun(Katzung,2002).
Pada

ibu

hamil

sering

mengalami

gangguan

atau

kematian janin dalam kandungan, atau melahirkan bayi


dengan berat lebih dari 3,5 kg(Tjokroprawiro,1998).
Diabetes Mellitus tergantung insulin ( DMTI, TIPE 1 )
merupakan istilah yang digunakan untuk kelompok pasien
diabetes yang tidak dapat bertahan hidup tanpa pengobatan
insulin,penyebabnya

paling

umum

adalah

terjadinya

kerusakan otoimun sel-sel beta dari pulau-pulau Langerhans


(katzung,2002). Kebanyakan penderita IDDM berusia muda,
dan usia puncak terjadinya serangan adalah 12 tahun,namun

10 % pasien diabetes diatas 65 tahun merupakan pengidap


IDDM (Katzung,2002).
Diabetes millitus yang tidak tergantung insulin ( DMTTI,
TIPE II ) merupakan istilah yang digunakan untuk kelompok
diabetes mellitus yang tidak memerlukan pengobatan dengan
insulin supaya dapat bertahan hidup,meskipun hampir 20%
pasien menerima insulin dengan tujuan untuk membantu
mengontrol kadar glukosa darah. NIDDM biasanya ditunjukkan
oleh adanya kombinasi yang beragam dari tahanan insulin
dan kekurangan insulin (Tunbridge and Home, 1991).
Perawatan

diabetes

fundamental:pengajaran

diambil

pasien

dari

tentang

faktor

penyakit,latihan

fisik,diet,dan agen hipoglikemia(seperti:golongan sulfonilurea)


(Galacia et.al,2002).

lll. ALAT DAN BAHAN


ALAT :

Acu Check
Spuit injeksi
Pisau scalpel
BAHAN :

Glucosa 20 % : 2 gr / kg BB
Glibenklamid : 5 mg % : 0,45 mg /kg BB
Herbal sambiloto 4 % : 400 mg /kg BB
CMC Na 0,5 %

IV.

CARA KERJA

Satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok kecil

Tiap kelompok mendapat 4 tikus

Timbang bobot tiap tikus dan hitung volume


obat yang akan diberikan pada masing masing
Lakukan pemberian obat secara per oral,
diinduksi glukosa
Mencit Kelompoik C1.1Mencit Kelompoik C1.2
Mencit Kelompoik C1.3

Larutan Larutan
CMC Na CMC
0,5%Na 0,5 %
CMC
+ Herbal
Na 0,5Sambiloto
%+Larutan
4%
Glibenklamid 5 mg
%,0,45 mg /kg BB

Ukur kadar gula darah tiap tikus tiap 30 menit selam 2


jam
Hitung persen daya Anti Diabetic dengan rumus:

% Daya Anti Diabetic


AUC (kn) - AUC (p) X 100%
AUC (kn)

Analisa ANOVA

V.

HASIL
Volume pemberian glukosa da herbal sambiloto
Obat dan Stock

Dosis

Volume

Pemberian
Tikus I

Glukosa 20%

2 g / kg BB

2,6 ml

258,2 g

Sambiloto 4%

400 mg / kg BB

2,6 ml

Tikus II

Glukosa 20%

2 g / kg BB

2,3 ml

234,3 g

Sambiloto 4%

400 mg / kg BB

2,3 ml

Tikus III

Glukosa 20%

2 g / kg BB

1,7 ml

165,7 g

Sambiloto 4%

400 mg / kg BB

1,7 ml

Tikus IV

Glukosa 20%

2 g / kg BB

2,2 ml

221,7 g

Sambiloto 4%

400 mg / kg BB

2,2 ml

Data Kadar Gula Darah Sewaktu


OBAT

CMC Na 0,5 ml

GLIBENCLAMID
E
5mg %
0,45mg/kgBB

EKSTRAK
SAMBILOTO 4%
400mg/kg BB

RE
P

0-30

30 - 60

60 - 90

90-120

217

318

173

159

867

116

415

210

200

941

130

239

245

230

844

132

482

132

240

986

148,75

363,5

190

207,25

909.5

114

93

115

119

441

112

107

103

108

430

101

130

114

115

460

104

130

126

130

490

107,75

115

114,5

118

455,2
5

169

203

469

367

1208

130

506

453

440

1529

237

161

325

325

1058

152

217

291

257

917

172

271,75

387

347,25

1178

Data AUC ( Area Under Curve )


OBAT

CMC Na 0,5 ml

GLIBENCLAMID
E
5mg %
0,45mg/kgBB

EKSTRAK
SAMBILOTO 4%
400mg/kg BB

RE
P

AUC
0-30

AUC
30 - 60

AUC
60 - 90

% DH

AUC
0 - 120

8025

7365

4980

20370

7965

9375

6150

23490

5535

7260

7125

19920

9210

9210

5580

24000

7683,75

8302,5

5958,75

21945

3105

3120

3510

52,21%

9735

3285

3150

3165

59,13%

9600

3465

3660

3435

46,99%

10560

3510

3840

3840

53,38%

11190

3341,25

3442,5

3487,5

52,93%

10271,2
5

5490

10080

12540

-38,00%

28110

9540

14385

13395

-58,88%

37320

5970

7440

9900

-17,02%

23310

5535

7620

8220

10,94%

21375

6633,75

9881,25

11013,75

-25,74%

27528,7
5

PERHITUNGAN DATA AUC


CMC-Na
Replikasi 1

1
a. AUC0-30= 2 x(217+318)x30 =8025
1
b. AUC30-60= 2 x(318+173)x30=7365
1
c. AUC60-90= 2 x(173+159)x30=4980
Jumlah : 8025+7365+4980= 20370

Replikasi 2

1
a. AUC0-30= 2 x(116+415)x30 =7965
1
b. AUC30-60= 2 x(415+210)x30=9375
1
c. AUC60-90= 2 x(210+200)x30=6150
Jumlah : 7965+9375+6150= 23490

Replikasi 3

1
a. AUC0-30= 2 x(130+239)x30=5535
1
b. AUC30-60= 2 x(239+245)x30=7260
1
c. AUC60-90= 2 x(245+230)x30=7125
Jumlah : 5535+7260+7125= 19920

Replikasi 4

1
a. AUC0-30= 2 x(132+482)x30=9210
1
b. AUC30-60= 2 x(482+132)x30=9210
1
c. AUC60-90= 2 x(132+240)x30=5580
Jumlah : 9210+9210+5580= 24000

Glibenclamid
Replikasi 1

1
a. AUC0-30= 2 x(114+93)x30=3105
1
b. AUC30-60= 2 x(93+115)x30=3120
1
c. AUC60-90= 2 x(115+119)x30=3510
Jumlah : 3105+3120+3510= 9735

Replikasi 2

1
a. AUC0-30= 2 x(112+107)x30=3285
1
b. AUC30-60= 2 x(107+103)x30=3150
1
c. AUC30-60= 2 x(103+108)x30=3165
Jumlah : 3285+3150+3165= 9600

Replikasi 3

1
a. AUC0-30= 2 x(101+130)x30=3465
1
b. AUC30-60= 2 x(130+114)x30=3660
1
c. AUC60-90= 2 x(114+115)x30=3435
Jumlah : 3465+3660+3435= 10560

Replikasi 4

1
a. AUC0-30= 2 x(104+130)x30=3510
1
b. AUC30-60= 2 x(130+126)x30=3840
1
c. AUC30-60= 2 x(126+130)x30=3840
Jumlah : 3510+3840+3840= 11190

Sambiloto
Replikasi 1

1
a. AUC0-30= 2 x(169+203)x30=5490
1
b. AUC30-60= 2 x(203+469)x30=10080
1
c. AUC60-90= 2 x(469+367)x30=12540
Jumlah : 5490+10080+12540= 28110

Replikasi 2

1
a. AUC0-30= 2 x(130+506)x30=9540
1
b. AUC30-60= 2 x(506+453)x30=14385
1
c. AUC60-90= 2 x(453+440)x30=13395
Jumlah : 9540+14385+13395= 37320

Replikasi 3

1
a. AUC0-30= 2 x(237+161)x30=5970
1
b. AUC30-60= 2 x(161+335)x30=7440
1
c. AUC60-90= 2 x(335+325)x30=9900
Jumlah : 5970+7440+9900= 23310

Replikasi 4

1
a. AUC0-30= 2 x(152+217)x30=5535
1
b. AUC30-60= 2 x(217+291)x30=7620
1
c. AUC60-90= 2 x(291+257)x30=8220
Jumlah : 5535+7620+8220= 21375

Perhitungan %DH
Rumus %DH = AUC kontrol-AUC perlakuan x 100%
AUC kontrol
Glibenclamid
Replikasi 1
%DH = 20370-9735 x 100% = 52,21%

20370
Replikasi 2
%DH
Replikasi 3
%DH
Replikasi 4
%DH

= 23490-9600 x 100% = 59,13%


23490
= 19920-10560 x 100% = 46,99%
19920
= 24000-11190 x 100% = 53,38%
24000

Rata-rata
X = 52,21%+59,13%+46,99%+53,38% = 52,93%
4
Sambiloto
Replikasi 1
%DH = 20370-28110 x 100% = - 38,00%
20370
Replikasi 2
%DH = 23490-37320 x 100% = - 58,88%
23490
Replikasi 3
%DH = 19920-23310 x 100% = - 17,02%
19920
Replikasi 4
%DH

= 24000-21375 x 100% = 10,94%


24000

Rata-rata
X= -38,00% + -58,88% + -17,02% + 10,94%
4

VI.

= - 25,74%

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan uji diabetes mellitus. Tujuan

praktikum kali ini adalah untuk mengetahui efek anti diabetes suatu sediaan
farmasi. Pada praktikum kali ini menggunakan hewan uji tikus jantan. Diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin.
Diabetes mellitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula
normal. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi horman insulin

oleh kelenjar pankreas. Mekanisme glukosa, secara langsung merangsang sekresi


insulin. Pertama, berdasarkan teori reseptor glukosa sel beta pankreas mempunyai
reseptor spesifik yang dapat mengikat glukosa dan memberi respon dengan gejala
meningkatkan sintesa dan sekresi insulin melalui aktivitas second messenger.
Kedua, teori metabolisme glukosa juga menghambat sekresi insulin.
Pada praktikum kali ini,dibagi menjadi 3 kelompok dimana masingmasing kelompok mendapatkan 4 tikus, pertama-tama dilakukan penimbangan
berat masing-masing hewan uji yang sebelumnya telah diberi tanda untuk
membedakan hewan uji yang satu dengan lainnya. Digunakan hewan uji tikus
jantan, karena tikus betina mengalami fase estrus dimana pada fase ini terjadi
peningkatan hormon estrogen dan hormon pertumbuhan yang akan mempengaruhi
sekresi insulin. Penimbangan berat tiap hewan uji bertujuan untuk menghitung
dosis individual masing-masing hewan uji sehingga dapat dihitung volume
pemberian obat masing-masing hewan uji yang mempunyai berat badan yang
berbeda-beda karena dosis yang diberikan tergantung dari berat badan hewan uji,
kemudian dilakukan perhitungan dosis pemberian.
Sebelum pemberian obat antidiabetes hewan uji terlebih dahulu
diinduksikan glukosa 20 % hal ini bertujuan agar kadar glukosa hewan uji
meningkat sehingga mudah diuji dengan obat-obat antidiabetes dan dapat dilihat
efek terapi dari obat-obat antidiabetik oral yang digunakan. Setelah hewan uji
diinduksi dengan glukosa 20 % masing-masing hewan uji diukur kadar glukosa
DM, kemudian diberi obat, yaitu :
1. Kelompok C1.1 hewan uji disayat ekornya untuk diukur kadar gula dalam
darah sebelum dilakukan perlakuan, setelah itu tikus diberi glukosa 2
g/kgBB secara per oral kemudian diberi CMC Na 0,5 % dan Glibenklamid
5 mg% dengan dosis 0,45 mg/kgBB.
2. Kelompok C1.2 hewan uji disayat ekornya untuk diukur kadar gula dalam
darah sebelum dilakukan perlakuan, setelah itu tikus diberi glukosa 2
g/kgBB secara per oral kemudian diberi CMC Na 0,5 % dan herbal
Sambiloto 4% dengan dosis 400 mg/ kgBB.
3. Kelompok C1.3 hewan uji disayat ekornya untuk diukur kadar gula dalam
darah sebelum dilakukan perlakuan, setelah itu tikus diberi glukosa 2

g/kgBB secara per oral kemudian diberi CMC Na sebanyak 2 ml. CMC Na
digunakan sebagai kontrol.
Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan menyayat vena ekor tikus
kemudian dimasukkan ke dalam alat untuk mengukur kadar glukosa dalam darah
yaitu glukometer. Cara penggunaan glukometer yaitu penyiapan alat dan strip
glukotest kedalam bagian ujung glukometer, diteteskan darah pada tempat reagen
strip glukotest, kemudian dibaca kadar gula yang tertera pada layar glukometer.
Mekanisme kerja dari alat glukometer yaitu dalam strip terdapat enzim
glukooksigenase yang jika sampel darah mengenai strip maka akan langsung
terbaca oleh glukometer. Pada praktikum kali ini digunakan glukometer karena
merupakan alat yang otometik memudahkan dalam memperoleh hasil glukosa
darah. Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini memerlukan waktu yang relatif
singkat, akurat, waktu tesnya minimal 30 detik. Akan tetapi glukometer juga
memiliki beberapa kelemahan yaitu hasil kurang akurat, bagian optik perlu
dibersihkan secara berkala selain itu jika baterai mulai habis tingkat keakuratan
dari alat ini juga mulai berkurang.

Perlakuan Hewan Uji Kelompok C1.1


Sebelum hewan uji diberi perlakuan ( pada menit ke 0 ), diukur terlebih
dahulu kadar glukosanya dengan menggunakan glukometer . Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah sebelum

diberi perlakuan.

Kemudian hewan uji diberi glukosa 2 g/kgBB secara per oral kemudian diberi
CMC Na 0,5 % dan Glibenklamid 5mg% dosis 0,45 mg/kgBB. Glukosa
digunakan untuk meningkatkan kadar glukosa hewan uji sehingga mudah diuji
dengan obat-obat antidiabetes, dan dapat dilihat efek terapi dari obat-obat
antidiabetik oral yang digunakan. Glibenklamid merupakan obat diabetes
golongan Glinid. Kerja utama dengan sulfonilurea adalah meningkatkan
pengeluaran produksi insulin dari pankreas. Kerjanya meningkatkan reseptor
sulfonilurea di sel beta dan mendorong sekresi insulin. Mekanisme kerja obat
golongan sulfonilurea adalah menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan
( stored insulin ),menurunkan ambang sekresi insulin dan meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.

Perlakuan Hewan Uji Kelompok C1.2


Pada kelompok kami ini , sebelum hewan uji diberi perlakuan, diukur terlebih
dahulu kadar glukosanya dengan menggukan alat ukur glukometer. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah sebelum diberi
perlakuan. Kemudian hewan uji diberi glukosa 2 g/kgBB secara per oral lalu
diberi CMC Na 0,5 % dan herbal Sambiloto 4% dengan dosis 400 mg/ kgBB.

Perlakuan Hewan Uji Kelompok C1.3


Sebelum hewan uji diberi perlakuan, diukur terlebih dahulu kadar glukosanya
dengan menggukan alat ukur glukometer. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kadar glukosa dalam darah sebelum diberi perlakuan. Kemudian hewan uji
diberi glukosa 2 g/kgBB secara per oral dan diberi CMC Na sebanyak 2 ml.
Pada hewan uji kelompok C1.3 ini tidak diberi obat anti diabetes pada hewan
uji karena hanya digunakan sebagai pembanding. CMC Na merupakan serbuk
atau butiran ;putih atau kuning gading; tidak berbau atau hampir tidak berbau ;
higroskopik. Kelarutan: Mudah mendispersi dalam air,membentuk suspensi
koloidal; tidak larut dalam etanol (95 %)P, dalam eter P dan dalam pelarut
organik lain.
Setelah masing-masing hewan uji diberi perlakuan yang berbeda, selang

30 menit kemudian dilakukan pengukuran terhadap kadar glukosa pada hewan uji.
Pengukuran dilanjutkan hingga menit ke 90, dengan interval waktu pemengukuran
30 menit. Hasil pengukuran rata-rata kadar glukosa darah.

140
120
100
tikus 1

80

tikus 2
60

tikus 3
tikus 4

40
20
0
t0

t30

t60

t90

Grafik Hubungan waktu dan kadar gula kelompok C1.1 (Glibenclamid)

600
500
400
tikus 1
tikus 2

300

tikuis 3
tikus 4

200
100
0
t0

t30

t60

t90

Grafik Hubungan waktu dan kadar gula kelompok C1.2 (Sambiloto)

600
500
400
tikus 1
tikus 2

300

tikus 3
tikus 4

200
100
0
t0

t30

t60

t90

Grafik Hubungan waktu dan kadar gula kelompok C1.3 (CMC-Na)

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa Glibenclamide memiliki


efek antidiabetes, terbukti dengan grafik yang lebih rendah daripada control.
Sedangkan ekstrak Sambiloto tidak memiliki efek antidiabetes, hal ini dapat
dilihat dari grafik lebih tinggi dari control. Dalam hal ini seharusnya ekstrak
Sambiloto memiliki efek antidiabetes yang baik, karena memiliki zat khasiat
Andrografolida yang memiliki kemampuan untuk menurunkan aktivitas
pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa nonkarbohidrat seperti piruvat dan
laktat. Tapi hal ini tidak terjadi, bahkan nilainya masih diatas CMC-Na yang
berfungsi sebagai control.
Langkah selanjutnya adalah menghitung % daya hipoglikemik. Setelah
dilakukan perhitungan % DH kemudian dibuat grafik hubungan % DH dengan
obat yang digunakan. Pada percobaan kali ini membandingkan efek obat dari obat
anti diabetes mellitus golongan sulfonilurea yaitu Glibenklamid dan herbal
Sambiloto.

40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0

Glibenclamid
CMC-Na
Sambolito

Gambar 4. Grafik AUC 0-90


Dari grafik tersebut, terlihat bahwa daya hipoglikemik dari Glibenklamid
lebih tinggi dari pada daya hipoglikemik herbal Sambiloto
Berdasarkan praktikum diperoleh % Daya Hipoglikemik Glibenclamide
untuk empat kali replikasi yaitu berturut turut 52,21%; 59,13%; 46,99%;
53,38% sehingga diperoleh rata rata 52,93%%, sedangkan % Daya
Hipoglikemik untuk Ekstrak Sambiloto berturut turut

-38,00%; -58,88%;

-17,02%; 10,94% dengan rata rata -25,74%.

VII.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

glibenclamide dengan % DH sebesar 52,93% memiliki efek penurunan kadar


glukosa yang lebih baik dibandingkan ekstrak sambiloto dengan % DH sebesar
-25,74% dan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,003 ( <0,05 ) yang artinya
glibenclamide dan ekstrak sambiloto memberikan efek yang berbeda nyata.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes


RI
Depkes.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes
RI
Katzung,G.Bertram.2002.Farmakologi:Dasar

dan

Klinik.Penerbit Salemba Medika.Jakarta.


Reinauer,H,P.D.Home,A.S.Kanagasabapathy,
C.C.Heuck.2002.LaboratoryDiagnosis

and

Monitoring

Of

Diabetes Melitus.World Health Organization.Geneva.


Adam,J.M.F.2000.Klasifikasi dan kriteria diagnosis diabetes
melitus yang baru.Cermin Dunia Kedokteran No.127.
Kee,J.L. dan Hayes E. R.1996.Farmakologi: Pendekatan Proses
Keperawatan.Alih bahasa : Dr Peter Anugrah.Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
Depkes.2005.Pharmaceutical
Mellitus.Dirktorat

Bina

Care untuk Penyakit Diabetes

Farmasi

Komunitas

dan

Klinik.

Jakarta.
Herman,F.1993.Penggunaan obat

hipoglikemik

penderita diabetes melitus.Pharos Bulletin no.1.

oral

pada

Group Statistics
Perlakuan
AUC

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Glibenclamid

10271.2500

745.12163

372.56082

Sambiloto

27528.7500

7115.07598

3557.53799

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means


95% Confidence Interval
of the Difference
Sig.
(2-

F
AU

Equal

variance
s

Sig.

5.66

df
-

tailed

Mean

Std. Error

Difference

Difference

.003

- 3576.9928

Lower

Upper
-

4 055 4.82

17257.5000

9 26010.0862 8504.9137

- 3576.9928

assumed
Equal
variance
s not
assumed

- 3.06
4.82
5

.016

17257.5000
0

9 28504.1202 6010.8797
2

Vous aimerez peut-être aussi