Vous êtes sur la page 1sur 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. N DENGAN (KEJANG KONVERSI+DYSPEPSIA SYNDROM)


I.
A.

Pengkajian

Identitas
Nama

: Ny. D

TTL/Umur

: Jakarta, 23-06-1975/ 41Tahun

No. RM

: 103896

Alamat

: JL Kapuas 3 no 147 Abodijaya Depok

Tgl MRS

: 09-12-2016

Pukul : 12.30 WIB

Tgl Pengkajian

: 12-12-2016

Pukul : 08.00 WIB

Diagnosa Medis : CHF


B.

Riwayat Keperawatan
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di daerah perut kanan atas
P

= nyeri timbul akibat luka

= Tajam

= perut kanan atas

= skala sedang (4-6)

= terus menerus

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Keluarga mengatakan di rumah klien sesak nafas. klien dari
kemarin hanya makan sedikt saja. klien masuk IGD dengan
keluhan lemas,sesak nafas, nyeri di daerah perut karena ada luka,
mual-mual. Saat pengkajian pada tanggal 12/12/2016 di ruang
kemuning klien mengeluh nyeri di daerah luka di bagian atas perut
dan dada luka diatas kemaluan.

3) Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di ruang teratai


karena DM dan HT.

4) Riwayat Penyakit Keluarga


Suami klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah
menderita penyakit yang sama seperti klien dan juga didalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kencing manis,
tekanan darah tinggi, yang mungkin dapat memperparah penyakit
istrinya.
5) Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
a) Pola respirasi
Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan tidak ada masalah
saat bernafas
Saat sakit : keluarga klien mengatakan tidak ada masalah saat
bernafas
b) Pola nutrisi
Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan menghabiskan 1-1,5
porsi makanan yang disediakan dan minum 7-8 gelas/hari
Saat sakit : keluarga klien mengatakan saat ini sudah mau
makan dan menghabiskan 1-1,5 porsi makanan yang disediakan
dan minum 7-8 gelas/hari.
c) Pola eliminasi
Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan BAB rutin 1-2
kali/hari. Sedangkan BAK 3-4 kali/hari
Saat sakit : keluarga klien mengatakan saat ini BAB dan BAK
lancar, dan terpasang kateter.
d) Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan tidak ada masalah


dalam pola tidurnya, 7-8 jam/hari
Saat sakit : keluarga klien mengatakan tidak ada masalah dalam
pola tidurnya, 7-8 jam/hari.
C.

Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum

Kesadaran

TTV (Tanda-Tanda Vital)

TD
: 140/90 mmHg
Nadi
: 89 X/menit, regular
Suhu
: 36,9 C
RR
: 20 X/menit
Tinggi Badan
: 155 cm
Berat Badan
: 44 kg
Indeks Massa tubuh : 18,3 ( berat badan kurang)

: Composmentis, GCS: 4-5-6

B. Head to toe
1. Kepala & Leher
-

Kepala
Inspeksi : bentuk simetris, Rambut hitam.
Palpasi : tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut

lebat dan kuat/tidak rapuh, tidak terdapat nyeri tekan di


-

area kepala
Mata:
Inspeksi : bentuk simetris, warna konjungtiva pucat, tidak

ada perdarahan mata.


Palpasi : tidak ada penonjolan /pembengkakan, tidak

terdapat nyeri tekan.


Hidung:
Inspeksi : kebersihan baik, pembengkakan tidak ada, tidak

ada peradangan, fungsi penciuman baik, tidak ada sekret.


Mulut & tenggorokan:
Inspeksi : bentuk simetris, mukosa mulut kering,

kebersihan kurang
Palpasi : tidak ada penonjolan /pembengkakan, tidak

terdapat nyeri tekan.


Telinga:

Inspeksi : bentuk simetris, daun telinga elastis, tidak ada

penumpukan serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan di area telinga
klien mengatakan pendengaran sebelah kiri terasa budek
- Leher:
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada pembesaran vena
jugularis
Palpasi : tidak ada penonjolan /pembengkakan, tidak
terdapat nyeri tekan.
2. Thorak & Dada:
- Jantung

Inspeksi: batas jantung kiri ics 2 sternal, ics 4 sternal batas


kanan ics 2 dan ics 5 mid axila

Palpasi: tidak terdapat pembesaran jantung

Perkusi: dullnes

Auskultasi: BJ I, II tunggal, gallop tidak ada, murmur tidak ada,


CRT > 2 dtk

Paru

Inspeksi: tampak bersih, simetris, frekuensi pernafasan 20


x/menit

Palpasi: tidak ada nyeri tekan, taktil vokal fremitus kuat

Perkusi: bunyi resonan

Auskultasi: suara nafas vesikuler

3. Payudara & Ketiak


Tampak simetris, tidak ada benjolan, ada nyeri tekan dibawah
payudada karena ada luka
4. Punggung & Tulang Belakang
Tampak normal, tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
5. Abdomen
Inspeksi: bentuk datar dan simetris, terdapat luka luka dan tidak
ada edema
Auskultasi: bising usus 14 x/menit
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: suara sonor

6. Genetalia & Anus


Inspeksi: tidak terkaji

Palpasi: tidak terkaji

7. Ekstermitas
Atas: bentuk simetris, terpasang infus tangan kanan, tampak ada oedema.
Bawah:

bentuk simetris, tampak ada oedema, tidak ada varises

Kekuatan otot

8. Sistem Neorologi
E4 V5 M6

9. Kulit & Kuku


Kulit: sawo matang, pucat, simetris
Kuku: tampak kotor

10. Pemeriksaan Penunjang


Hasil lab Tanggal 09-12-2016

Pemeriksaan
Sgot
SGPT
UREUM
Kreatinin
HB
Leukosit
LED
Trombosit
Hematokrit
Natrium
Kalium
Cl

Hasil
19,67
17,27
7,21
0,48
9,6
10.040
25
456.000
29,6
140
2,5
102

Nilai normal
<31U/I
<31 U/I
20-40mg/dl
<1,3mg/dl
12,3-15,3 gr%
4.4-11.3 X10 3
0-20 mm/jam
150-450X 10 3
34,0-47,0%
138-146 mm0l/l
3,5-4,9 mm0l/l
98-108 mm0l/l

Hasil pemeriksaan kimia klinik Tanggal 09-12-2016


Pemeriksaan
Gula
darah
puasa

Hasil
-

Gula
darah
sewaktu
SGOT

148
19,7

SGPT

21,1

Bilirubin Total
Bilirubun direk
Bilirubin
indirek
Total protein
Albumin
Globulin
Ureum
Creatinin
Asam urat

3,63
1,80
1,83
151
8,03
8,44

Cholestrol

12,5

Nilai normal
Healty : <100,
diagnosis : <126
mg/dl
<200 mg/dl
Pr <31 u/l lk <37
u/l
Pr <31 u/l lk <41
u/l
0,3-1,2 mg/dl
0,0-0,2 mg/dl
0,0-1,0 mg/dl
6,00-8,30 mg/dl
3,2-5,5 g/dl
1,20-3,40 g/dl
20-40 mg/dl
<1,3 mg/dl
Pr : 2,3-6,0 mg/dl
Lk : 3,4-7,5 mg/dl
<200 mg/dl

Hasil pemeriksaan kimia klinik Tanggal 10-12-2016


Pemeriksaan
Gula
darah
sewaktu

Hasil
253

Nilai normal
<200 mg/dl

Hasil pemeriksaan chek up askes Tanggal 15-12-2016


Pemeriksaan
Gula
darah
sewaktu
Albumin

Hasil
-

Nilai normal
<200 mg/dl

2,20

3,20-5,5 g/dl

Hasil pemeriksaan ECG tanggal

Terapi obat

Jenis obat
infus NS
Omeprazol
Ondansentron
Santagesik
Candasertan
Amlodipin
Citicolin
Tramadol
Paracetamol

Betahistin
Dulcolax

Dosis
20 tpm
1x40 mg
3x4mg
3x500mg
0-8 mg
5 mg
2x250 mg
1 amp dlm
100 ns
2x1 tab

3x1mg
1x1

Rute
Iv
Iv
Iv
Iv
p.o
p.o
Iv
Iv
Iv

p.o
supositoria

Analisa data
No
1.

Data
DS : klien mengatakan
nyeri

di

daerah

Etiologi
cedera biologis

perut

kanan bagian atas karena


ada luka

kerusakan
itegritas kulit

DO :
-

Klien

tampak

meringis-ringis
-

kesakitan
Tampak gelisah saat
nyeri tumbul
TD : 150/90
Nadi : 78
RR : 20
S : 35,8
PQRST

P= luka perut
Q= nyeri tajam seperti
tertusuk-tusuk
R=perut kanan atas
S =skala nyeri sedang (46)

T = klien mengatakan
nyeri
terasa
terusmenerus

pelepasan
mediator kimia

sensori nyeri

Masalah
Nyeri

Ds:

cedera biologis

-klien

mengatakan

Kerusakan
integritas kulit

mual muntah kalau


makan minum

luka terbuka

-keluarga

klien

mengatakan

klien

tidak

makan

dari

semalam

terputusnya
jaringan

Do:
-Klien tampak lemah
-makanan

tidak

kerusakan kulit

habis
-klien
3

tampak

muntah
Ds:
-klien

cedera biologis
mengatakan

lemah
-klien
kaki

mengatakan
nyeri

luka terbuka

kalau

digerakan
Do:

terputusnya

-klien tampak lemah


-klien

jaringan

beraktivitas

dibantu keluarga
kerusakan kulit

infeksi

II.

Diagnosa Keperawatan

Infeksi

1.

Nyeri b/d agen cedera biologis

2.

Kerusakan

integritas

kulit

cedera biologis

3.

Infeksi b/d terputusnya jaringan


kulit

b/d

III.

N
O
1.

Intervensi Keperawatan

Intervensi
NOC
NIC
Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan a Manajemen Nyeri
selama 5 x 24 jam, pasien
1 Lakukan pengkajian nyeri secara
Definisi: pengalaman sensorik dan
menunjukkan pengendalian nyeri,
emosional tidak menyenangkan dengan
dibuktikan dengan indikator:
komprehensif termasuk lokasi,
kerusakan jaringan ktual atau potensial, atau
a Tingkat Nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
digambarkan sebagai suatu kerusakan
dan faktor presipitasi
Indikator:
awitan yang tiba- tiba atau lambat dengan
1 Tidak ada ekspresi nyeri pada
intensitas dari ringan hingga berat dengan
2 Observasi reaksi nonverbal dari
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
wajah
ketidaknyamanan
Diagnosa Keperawatan

Batasan Karakteristik:
a Bukti nyeri dengan menggunakan
standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tiak dapat
mengungkapkannya
b

Diaforesis

Dilatasi pupil

Ekspresi wajah nyeri (mis: mata kurang


bercahaya, tampak kacau, gerakan mata

Tidak ada gelisah atau tidak


tenang

Tidak ada ketegangan otot

4
5
6

Gunakan teknik komunikasi terapeutik


untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien

Tidak ada kehilangan selera


makan

Kaji kultur yang mempengaruhi respon


nyeri

Tidak ada episode nyeri yang


lama

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan tim


kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau

Pasien tidak mondar- mandir

berpencar atau tetap pada satu fokus,


meringis)
e

Fokus pada diri sendiri

Laporan tentang perilaku/ nyeri


perubahan aktivitas (mis: anggota
keluarga, pemberian asuhan)

7
b

Mengekpresikan perilaku (misalnya


gelisah,merengek, menangis, waspada)

Perilaku distraksi

Putus asa

Dapat melaporkan jika nyeri


terkontrol

Dapat memonitor tanda dan


gejala nyeri

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari


dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat


mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Kontrol Nyeri
Indikator:
1 Dapat mengakui timbulnya
nyeri dan menggambarkan
penyebab, dan faktor nyeri

Keluhan tentang intesitas dan


karakteristik nyeri menggunakan
standar skala nyeri (mis: skala Wong
Baker FACES dan McGill Pain
Questionnaire)

Pasien menunjukkan kefokusan

Menyatakan secara verbal


pengetahuan
tentang
cara
alternatif untuk redakan nyeri

Tingkat Kenyamanan

Perubahan posisi untuk menghindari


nyeri

Melaporkan kesejahteraan fisik


dan psikologis.

Sikap melindungi tubuh

Reaksi obat

Otonomi pribadi

10 Pilih dan lakukan penanganan nyeri


(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
11 Kaji dan tipe sumber nyeri
menentukan intervensi

untuk

12 Ajarkan tentang teknik non farmakologi


13 Berikan
nyeri

analgetik

untuk

mengurangi

14 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri


15 Tingkatkan istirahat
16 Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Faktor yang berhubungan dengan:


1 Agens cedera biologis (mis: neoplasma,
infeksi, iskemia)
2

Agens cidera fisik (mis: abses,


amputasi, terpotong, luka bakar,
mengangkat
berat,
prosedur
pembedahan,
trauma,
olahraga
berlebihan)
Agens cidera kimiawi (mis; luka bakar,
kapsaisin, metilen klorida, agens
mustard).

Relokasi adaptasi

Lingkungan yang aman

17 Monitor penerimaan
manajemen nyeri
b

pasien

tentang

Administrasi Analgesik

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,


dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat,


dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi obat

Pilih analgesik yang diperlukan atau


kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung


tipe dan beratnya nyeri

Tentukan
analgesik
pilihan,
pemberian dan dosis opimal

Pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk


pengobatan nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah

rute

pemberian analgesik pertama kali


9

Berikan analgesik tepat waktu terutama


saat nyeri hebat
Evaluasi ktivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping

2.

Kerusakan integritas kulit


Definisi
Perubahan epidermis dan dermis
Factor yang berubungan
Eksternal (lingkungan)
Zat kimia
Kelembaban
Hipertermia
Hipotermia
Factor mekanik (terpotong,
tertekan, akibat restrain)
Obat
Kelembaban kulit
Imobilisasi fisik
Radiasi
Internal (somatic)
Perubahan status cairan
Perubahan pigmentasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 5 x 24 jam, pasien
menunjukkan
keseimbangan
nutrisi,
dibuktikan
dengan
indikator:
1 Suhu, elastisitas, hidrasi dan
sensasi
2 Perfusi jaringan
3 Keutuhan kulit
4 Luka berbau busuk

Pengkajian
kaji fungsi alat-alat, seperti alat
penurunan tekanan
perawatan area insisi (NIC):
inspeksi
adanya
kemerahan,
pembengkakan
atau
tanda-tanda
dehisensi atau eviserasi pada area insisi
perawatan luka (NIC): inspeksi
luka pada setiapmengganti balutan
kaji luka terhadap karakteristik
tersebut:
Lokasi, luas dan kedalaman
Adanya dan karakter eksudat,
termasuk kekentalan, warna dan bau
Ada atau tidaknya granulasi atau
epitelialisasi
Ada
atau
tidaknya
jaringan
nekrotik. Deskripsikan warna, baud an
banyaknya
Ada atau tadaknya tanda-tanda

Perubahan turgor
Factor perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi
Deficit imunologis
Gangguan sirkulasi
Gangguan status metabolic
Gangguan sensasi
Penonjolan tulang

infeksi luka setempat


Ada atau tidaknya perluasan luka
kejaringan
dibawah
kulit
dan
pembentukan saluran sinus
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Ajarkan Perawatan Luka Insisi
Pembedahan, Termasuk Tanda Dan
Gejala Infeksi, Cara Mempertahankan
Luka Insisi Tetap Kering Saat Mandi, Dan
Mengurangi Penekanan Pada Area Insisi
tersebut
Aktivitas Kolaboratif
Konsultasikan pada ahli gizi
tentang
makanan
tinggi
protein,
mineral, kalori dan vitamin
Konsultasikan
pada
dokter
tentang
implementasi
pemberian
makanan dan nutrisi enteral atau
parenteral untuk meningkatkan potensi
penyembuhan luka
Rujuk
ke
perawat
terapi
enterostma
untuk
mendapatkan
bantuan dalam pengkajian, penemuan
derajat
luka,
dan
dokumentasi
perawatan luka atau kerusakan kulit
Perawatan luka (nic): gunakan

unit tens untuk meningkatkan proses


penyembuhan luka, jika perlu
Aktivitas lain
Evluasi tindakan pengobatan atau
pembalutan topika yang dapat meliputi
balutan hidrokoloid, balutan hidrofilik,
balutan absorgen dan sebagainya
Lakukan perawatan luka atau kulit
secara rutin seperti:
Ubah dan atur posisi pasien
secara sering
Pertahankan
jaringan
sekitar
terbebas dari drainase dan kelembaban
yang berlebihan
Lindungi pasien dari kontaminasi
feses atau urin
Lindungi pasien dari ekskresi luka
lain dan slang drain pada luka
Perawatan luka (NIC):
Lepaskan palutan dan plester
Bersihkan dengan salin normal
atau pembersih nontoksik, jika perlu
Tempatkan area luka pada bak
khusus, jika perlu
Lakukan perawatan ulkus kulit,

jika perlu
Atur posisi untuk mencegah
penekanan pada luka, jika perlu
Lakukan perawatan pada area
infuse iv, jalur hiskman atau jalur vena
sentral, jika perlu
Lakukan masase siarea sekitar
luka untuk merangsang sirkulasi
3.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Infeksi
selama 5 x 24 jam, pasien
Factor resiko
menunjukkan
keseimbangan
Penyakit kronis
nutrisi,
dibuktikan
dengan
Penekanan system imun
indikator:
Ketidak adekuatan imunitas
1. terbatas dari tanda dan gejala
dapatan
infeksi
Pertahanan
primer
yang
2. memperlihatkan hygiene personal
tidak adekuat
yang adekuat
Pertahanan lapis dua yang
3. mengindikasikan
status
GI,
tidak memadai
pernapasan, genitourinaria dan
Peningkatan
pemajanan
imun dalam batas normal
lingkungan terhadap pathogen
4. menggambarkan
factor
yang
Pengetahuan yang kurang
menunjang penularan infeksi
untuk
menghindari
pajanan
5. melaporkan tanda atau gejala
pathogen
infeksi serta mengikuti prosedur
Prosedur invasive
skrining dan pemantauan
Malnutrisi

Pengkajian
pantau tanda dan gejala infeksi
(suhu,
denut
jantung,
drainase,
penampilan luka, sekresi, penampilan
urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan
malaise)
kaji
factor
yang
dapat
meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi
pantau hasil laboratorium (hitung
darah
lengkap,
hitung
granulosit,
absolute, hitung jenis, protein serum,
albumin)
amati
penampilan
praktek
hygiene personal untuk perlindungan
terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien/keluarga

Agen farmasi
Pecah ketuban
Kerusakan jaringan
Trauma

jelaskan
pada
ppasien
dan
keluarga mengapa sakit atau terapi
meningkatkan resiko terhadap infeksi
instruksikan
untuk
menjaga
personal hygiene
jelaskan manfaat dan rasional
serta efek samping imunisasi
berikan pasien dan keluarga
metode untuk mencatat imunisasi
pengendalian infeksi (NIC):
ajarkan pasien tehnik mencuci
tangan yang benar
2.
ajarkan kepada pengunjung untuk
mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien
1.

Aktivitas kolaboratif
ikuti protocol institusi untuk
melaporkan suspek infeksi atau kultur
positif
pengendalian
infeksi
(NIC):
berikan terapi antibiotic, bila diperlukan

Nama Klien : Ny. D


No Reg
: 103896
Tgl
No.
Jam
Dx.
Kep.
12-121
2016

IMPLEMENTASI
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
Tindakan Keperawatan

:12-12-2016
: CHF

Manajemen Nyeri
1. melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. mengunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. mengevaluasi pengalaman nyeri masa lampau
5. mengevaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
6. mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
7. mengajarkan tentang teknik distraksi dan relaksasi
8. memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Respon Klien

TTD &
Nama
Terang

9. meningtingkatkan istirahat
10. memberikan obat secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara
teratur

IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny. D
No Reg
: 103896
Tgl
No.
Jam
Dx.
Kep.
12-12- 2
2016

Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
Tindakan Keperawatan
Pengkajian
1. mengobservasi perawatan area insisi (NIC): inspeksi

adanya kemerahan, pembengkakan atau tanda-tanda


dehisensi atau eviserasi pada area insisi, Lokasi, luas dan
kedalaman
2. mengkaji Adanya karakter eksudat, termasuk kekentalan,
warna dan bau, granulasi atau epitelialisasi, jaringan
nekrotik. tanda-tanda infeksi luka setempat
3. Mengkaji Ada atau tidaknya perluasan luka kejaringan
dibawah kulit dan pembentukan saluran sinus
4. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Aktivitas Kolaboratif
5. Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi
protein, mineral, kalori dan vitamin
6. Konsultasikan pada dokter tentang implementasi
pemberian makanan dan nutrisi enteral atau parenteral
untuk meningkatkan potensi penyembuhan luka
7. Melakukan perawatan luka atau kulit secara rutin

:12-12-2016
: CHF
Respon Klien

TTD &
Nama
Terang

IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny. N
No Reg
: 103896
Tgl
No.
Jam
Dx.
Kep.
12-12- 3
2016

Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
Tindakan Keperawatan

Pengkajian
1. memantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung,
drainase, penampilan luka, sekresi, penampilan urin,
suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
2. mengkaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi
3. memantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap,
hitung granulosit, absolute, hitung jenis, protein serum,
albumin)
4. mengamati penampilan praktek hygiene personal untuk
perlindungan terhadap infeksi
5. menjelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit
atau terapi meningkatkan resiko terhadap infeksi
6. menginstruksikan untuk menjaga personal hygiene
7. menjelaskan manfaat dan rasional serta efek samping
imunisasi
Aktivitas kolaboratif
8. megengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic

:12-12-2016
: CHF
Respon Klien

TTD &
Nama
Terang

Vous aimerez peut-être aussi