Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan Klien dengan Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
telah dilaksanakan pada tanggal 07 Januari 2017 di Ruang Neonatus/Perinatologi
RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Pembimbing Akademik
( .......... )
Mengetahui,
Kepala Ruangan,
( ......................................... )
: Neonatus/Perinatologi
: 06 Januari 2017/12.20 WIB
: Meconium Aspiration Syndrom (MAS)
: 1039177/26.94.61
: 07 Januari 2017/13.45 WIB
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama
Nama Panggilan
Umur / Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
2.
: By. R
: By. R
: 2 hari / 06 Januari 2017
: Laki-Laki
Nama Ibu
Umur
Agama
Suku
Bahasa
: Ny R
: 32
: Islam
: Jawa
: Jawa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: SD
: IRT
:-
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
: SD
: IRT
:-
Alamat
: LempeniTempeh
Alamat
: Lempeni-Tempeh
B. KELUHAN UTAMA
Bayi R mengalami sesak nafas dan tidak menangis spontan saat lahir.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Bayi R lahir tanggal 06 Januari 2017 pukul 12.20 WIB di RS Haryoto dengan
usia kehamilan 36 minggu. Ny.R diprediksikan melahirkan pada tanggal 19
Januari namun pada tanggal 06 Januari 2017 Ny.R mengalami tanda-tanda
kontraksi mulai pukul 06.00 WIB. Pada awalnya Ny.R dibawa ke Puskesmas
Tempeh pada pukul 06.00, namun hingga pukul 11.00 bayi tidak kunjung
keluar. Ny.R mengatakan saat di Puskesmas Ny.R dibantu oleh 3 bidan
dengan mendorong perut dari atas namun bayi tidak kunjung keluar. Bayi R
merupakan putra kedua Ny R (32 tahun). Bayi lahir dengan vacum ekstrasi
atas indikasi partus lama, penyulit terlilit tali pusat dan ketuban bercampur
mekonium. Bayi lahir dalam keadaan tidak menangis spontan dan BB lahir
2800 gram, anus (+), Penis (+), tidak terdapat tanda kecacatan. Keadaan
umum Bayi R lemah, mengalami sesak nafas, APGAR score 5-6-7, sianosis
serta ujung kaki dan tangan teraba dingin. Saat lahir ketuban berwara hijau
bercampur mekonium.
Upaya yang telah dilakukan:
1. Ny.R dirujuk ke RSUD dr.Haryoto karena bayi terlilit tali pusat dan partus
lama.
Terapi yang diberikan:
1. Oksigen 1 Lpm dengan nasal kanula
2. Extra lampu untuk thermoregulasi
3. Injeksi Vit.K dan injeksi cinam 150 mg
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita
Ibu Bayi R tidak memiliki riwayat penyakit berat yang pernah diderita.
Bayi tidak menangis spontan saat dilahirkan dan sianosis
2. Riwayat operasi
Ny R tidak pernah memiliki riwayat operasi dan ini merupakan kelahiran
putra keduanya dengan proses vacum ekstrasi.
3. Riwayat Alergi
Bayi R tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, ASI, plester dan
sebagaianya selama dirawat di Rumah Sakit
4. Riwayat Imunisasi
Bayi R belum melakukan imunisasi.
E. Riwayat Perinatal
1. Antenatal
Ny.R mengatakan saat hamil pasien rutin melakukan pemeriksaan selama
2 minggu sekali di bidan setempat. Saat pasien mengeluhkan lemas dan
muntah-muntah pada trimester pertama. Ny R datang ke RS Haryoto
berdasarkan rujukan dari Puskesmas Tempeh dengan UK 36 minggu. Ny. R
mengeluhkan sakit perut pada hari Jumat tanggal 06 Januari 2016.
2. Intranatal
Ny R melahirkan bayi R melalui proses vacum ekstraksi pada hari Jumat
06 Januari 2017 pukul 12.20 WIB. Penyulit persalinan berupa pemanjangan
kala 2 dengan penyulit terlilit tali pusat. Bayi R lahir tanggal 06 Januari 2017
pukul 12.20 WIB di RSUD dr.Haryoto dengan usia kehamilan 36 minggu.
Bayi R merupakan putra kedua Ny R (32 tahun). Bayi lahir melalui vacum
ekstraksi dengan penyulit terlilit tali pusat dan ketuban keruh bercampur
mekonium. Bayi lahir dalam keadaan tidak menangis spontan, BB lahir 2800
gram, anus (+), penis (+), tidak terdapat tanda kecacatan. Keadaan umum
Bayi R lemah, mengalami sesak nafas, APGAR score 5-6-7, sianosis serta
ujung kaki dan tangan teraba dingin.
= Perempuan
= tinggal bersama
= Laki-laki
= hubungan keluarga
= pasien
d. Bahasa
Bayi R mulai dapat menangis melengking atau keras meskipun pada
saat lahir memiliki riwayat tidak dapat menangis spontan.
H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit
Bayi R masih rentan terhadap infeksi sehingga perlu menerapkan prinsip
aseptik karena mekonium yang ada pada saluran nafasnya. Suhu infant
warmer box juga perlu dimonitor karena saat ini bayi rentan mengalami
hipotermi dan hipertermi. Observasi suhu bayi di boxtiap 30 menit sekali, saat
suhu pasien mencapai > 37,5 C maka matikan infant sementara dan tetap
observasi suhu bayi.
I. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Ny R sudah memahami cara merawat bayi seperti menggendong dengan
benar, makanan yang baik dikonsumsi pada saat aktif menyusui, cara
mengganti baju dan pampers bayi. Ny.R sudah memiliki pengalaman
memiliki bayi sebelumnya, Bayi R merupakan anak ke-2 dan anak
pertamanya berumur 14 tahun.
2. Pola Nutrisi & Metabolisme
Bayi R selama berada di dalam infant warmer box hingga dipindahkan ke
dalam box bayi hanya memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan susu
formula, infus dilepas pada hari ke2, pasien hanya terpasang fenflon, dan
tidak terpasang NGT.
3. Pola eliminasi
BAK bayi normal dan BAB bayi normal 2x sehari.
4. Pola aktifitas / bermain
Bayi R hanya beraktifitas di dalam box bayi, padi hari pertama pengkajian
bayi rewel karena terdapat luka di bagian kepala akibat vacum.
5. Pola Istirahat tidur
Pada hari pertama pengkajian bayi sedikit rewal karena terdapat luka pada
kepala.
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pola konitif dan sensori bayi R belum terkaji.
Pola kognitif ibu masih terbatas karena pendidikan ibu juga masih
tergolong rendah atau masih lulusan SD.
7. Pola konsep diri
Segala keputusan yang diambil menurut hasil diskusi bersama suami.
4. Pola Hubungan - Peran
Bayi R telah dapat berinteraksi dengan ibunya 3 hari setelah masuk
perinatologi karena ibu pasien masih berada di ruang rawat inap
aspargasebelumnya.
5. Pola Seksual - seksualitas
Bayi R mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, hal ini terlihat dari
keluarga yang selalu siaga di luar ruang perinatologi. Ibu pasien
mengunjungi pasien pada saat tiba waktunya untuk menyusui..
6. Keadaan punggung
Inspeksi: terdapat lanugo tipis di seluruh lapang punggung dan warna kulit
sama dengan sekitarnya
Palpasi: tidak terdapat benjolan, tulang puggung simtris, tidak terdapat
bentuk tulang abdormal, punggung bayi simetris kanan-kiri
7. Ekstremitas:
Inspeksi: ekstremitas lengkap kanan/kiri-atas/bawah tidak ada kelainan
CTEV, tidak terdapat polidaktil
Palpasi: tidak terdapat bejolan, turgor kulit normal, terdapat tahanan yang
lemah dari bayi
8. Genetalia & Anus: testis (+), anus (+), secara umum normal dan tidak ada
kelainan
Inspeksi: ukuran penis normal
Palpasi: testis teraba kanan dan kiri
9. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek rooting (-)
b. Palmar (+)
c. Moro (+)
d. Babinski (+)
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Lab pada tanggal 06 Januari 2017
No Jenis Pemeriksaan
Nilai Normal
1.
Hemoglobin
P: 13-0-18,0 mg/dl
L: 14,0-18,0 mg/dl
2.
Leukosit
3.500-10.000/cmm
3.
Eritrosit
L: 4,5-6,5 juta/cmm
P:3,0-6,0 juta/cmm
4.
Hematoktrit
L 40-54%
P 35-47%
5.
Trombosit
150.000-450.000
6.
Diffcount
1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7
7.
Gula darah acak
63-115 mg/dl
8.
CRP kualitatif
<6 mg/l
Hasil
16,3
27.670
4,84
48
258.000
1/0/0/61/28/10
154
Negatif
L. TERAPI
1. Oral: susu formula dan ASI
2. Oksigen: 1 Lpm dengan nasal kanula
3. Pemerian cairan infus D5
4. Extra lampu untuk thermoregulasi
5. Injeksi cinam 2x150 mg
6. Salep gentamisin
Mahasiswa,
ANALISA DATA
Tanggal
No
Data Fokus
Problem
Etiologi
07/01/17
DS:
- Keluarga pasien
mengatakan saat
pertama lahir
pasien tidak
menangis
DO:
- TTV Bayi G: HR:
142 x/menit, RR: 62
x/menit, Suhu: 36,4
o
C
- Bayi R tampak
menggunakan otot
bantu pernafasan
- Suara nafas
tambahan (ronki)
- Sianosis pada awal
MRS
DS:
Ibu pasien mengatakan
kepala pasien terluka
terkena vacum
Ketidakefe
ktifan
bersihan
jalan nafas
(00031)
Aspirasi
cairan
amnion
07/01/17
DO:
- Pasien terlihat
rewel
- Terdapat luka pada
kepala sisi kanan
Kedalam
luka
sekitar 1 mm, lebar
2x3 cm
Obstruksi
jalan nafas
Ketidakef
ektifan
bersihan
jalan nafas
Kerusakan
integritas
kulit
(00046)
Partus
lama
Proses
persalinan
dengan
vacum
ektraksi
Luka pada
kepala
Kerusakan
integritas
kulit
Nama &
TTD
Mahasiswa
07/07/17
Ds : Do :
- pasien terlihat lemah
dan
- refleks hisap pasien
lemah,
- selama 2 hari pertama,
ibu pasien masih
dirawat di ruang rawat
inap asparaga
Ketidakefe
ktifan
pemberian
ASI
(00104)
Gangguan
pernafasan
Pasien
lemah
Refleks
hisap
menurun
DIAGNOSA KEERAWATAN
Tanggal
No
Diagnosa Keperawatan
07/01/17
07/01/17
07/01/17
Nama &
TTD
11/10/16
N
o
D
x
1
Rencana Tindakan
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam,
bersihan jalan nafas
pasien menjadi efektif
dengan kriteria hasil:
a. Tidak
terdapat
suara
nafas
tambahan
b. RR normal yaitu
30-50 x/menit
c. Tidak
terdapat
sianosis
d. Tidak terdapat otot
bantuan pernafasan
NIC:
Monitor Pernafasan (3350)
1. Monitor
TTV,
status
pernafasan
meliputi
frekuensi,
kecepatan,
irama, dan kedalaman
pernafasan.
2. Catat adanya penggunaan
otot bantu pernafasan
3. Monitor saturasi oksigen
Manajemen Jalan Nafas
(3140)
4. Atur posisi bayi sperti
memberikan
bantal
penyanga
5. Catat
adanya
tanda
sianosis
Terapi Oksigen (3320)
6. Pastikan kepatenan jalan
nafas
7. Berikan terapi oksigen
sesuai indikasi
8. Bersihkan rongga mulut
dan hidung menggunakan
suction (k/p)
11/10/16
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
integritas
kulit
kembali
normal
dengan kriteria hasil :
a. Tidak terdapat luka
b. Tidak
terdapat
kemerahan
11/10/16
Setelah
NIC
Perawatan Luka (3584)
1. Observasi keadaan luka,
warna, kedalaman luka,
dan tanda-tanda infeksi
2. Mengurangi
penekanan
pada area luka
3. Bersihkan area luka
4. Berikan obat topikal pada
area luka
dilakukan NIC:
Nama
& TTD
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
peberian ASI efektif
dengan kriteria hasil:
1. Pasien
dapat
menghisap dengan
baik
2. Tidak
terdapat
penurunan BB
IMPLEMENTASI
No
Dx
1
Tanggal
Jam
Implementasi
07/01/17
14.00
14.05
2.
07/01/17
14.10
Nama &
TTD
14.15
3.
07/01/17
15.00
16.30
1.
08/01/17
08.00
08.30
2.
08/01/17
09.00
09.30
09.40
3.
08/01/17
07.30
11.00
1.
09/01/17
09.00
09.30
2.
09/01/17
08.00
08.10
08.15
3.
09/01/17
07.30
09.00
10.00
EVALUASI
No
Dx
1.
Tanggal
Jam
Evaluasi (SOAP)
07/01/17
19.00
S: O:
- RR 57x/menit, irama reguler, S : 36,5 C,
HR : 137 x/menit
- Suara nafas tambahan (+) ronki
- Otot bantuan pernafasan menurun
- Sianosis (-)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
a. Monitor TTV status pernafasan meliputi
frekuensi, kecepatan, irama, dan kedalaman
pernafasan.
b. Kaji adanya penggunaan otot bantu
pernafasan
c. Monitor saturasi oksigen
d. Atur posisi bayi sperti memberikan bantal
penyanga
Nama &
TTD
e.
f.
g.
h.
2.
07/01/17
19.10
3.
07/01/17
19.15
1.
08/01/17
13.00
S:O:
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Kedalam luka sekitar 1 mm, lebar 2x3 cm
- Luka bersih
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
a. Observasi keadaan luka, warna, kedalaman
luka, dan tanda-tanda infeksi
b. Kurangi penekanan pada area luka
c. Bersihkan area luka dengan kasa dan NaCl
d. Berikan obat topikal (gentamisisin) pada
area luka
S: O:
- BB pasien tetap yaitu 2500 g
- Tidak terdapat tanda-tanda alergi terhadap
susu formula
- Pasien sedikit minum, reflek rooting (-)
- Ibu pasien masih berada di ruang asparaga
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
a. Timbang BB pasien tiap hari
b. Monitor refleks hisap pasien
c. Rangangsang kemampuan menghisap
pasien
d. Berikan minuman susu formula pada
pasien
e. Ajari ibu pasien menyusui dan mengajari
ibu pasien merangsang refleks hisap pada
pasien
S: O:
- RR 53 x/menit, irama reguler, S : 36,7 C, HR
: 128 x/menit
- Suara nafas tambahan (-)
- Otot bantuan pernafasan (-)
- Sianosis (-)
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan
a. Lakukan aff nasal
b. Lakukan observasi RR
c. Kaji adanya tanda-tanda sianosis
2.
08/01/17
13.15
3.
08/01/17
13.20
09/01/17
13.00
S:O:
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Kedalam luka sekitar 1 mm, lebar 2x3 cm
- Luka bersih
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi dengan
a. Observasi keadaan luka, warna, kedalaman
luka, dan tanda-tanda infeksi
b. Kurangi penekanan pada area luka
c. Bersihkan area luka dengan kasa dan NaCl
d. Berikan obat topikal (gentamisisin) pada area
luka
S: ibu pasien mengatakan bahwa pasien hanya
sedikit menghisap susu
O:
- BB pasien tetap yaitu 2500 g
- Pasien sedikit minum, reflek rooting (-)
- Pasien mampu menghabiskan 20 cc susu
formula
- Saat ibu pasien datang, pasien hanya minum
ASI sebentar dan setelah itu tidur kembali
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan
a. Timbang BB pasien tiap hari
b. Monitor refleks hisap pasien
c. Rangangsang kemampuan menghisap
pasien
d. Berikan minuman susu formula pada
pasien
e. Ajari ibu pasien menyusui dan mengajari
ibu pasien merangsang refleks hisap pada
pasien
S :O:
- Suara nafas tambahan (-)
- Sianosis (-)
- RR 52 x.menit
A :masalah teratasi
09/01/17
13.15
09/01/17
13.40